Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 6 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Lisa Fitriani
"Reduksi elektrokimia gas CO2 dengan menggunakan elektroda Cu pada larutan elektrolit anorganik NaHCO3 dan buffer fosfat telah dilakukan. Metode elektrolisis arus tetap dilakukan pada 36mA dengan rentang potensial berkisar dari -6 V sampai -10 V. Produk yang dihasilkan dianalisis dengan menggunakan GC-TCD dan GC-FID setelah elektrolisis selama 30 menit. CH4(g) dan C2H5OH(l) dihasilkan pada percobaan kali ini. Distribusi produk reduksi gas CO2 bergantung pada komposisi dan konsentrasi larutan elektrolit yang digunakan dimana CH4(g) cenderung terbentuk pada NaHCO3 pekat sedangkan C2H5OH(l) cenderung terbentuk pada NaHCO3 encer. Selektivitas produk juga dipengaruhi oleh ketersediaan hidrogen atau proton pada permukaan elektroda yang dikontrol oleh pH dekat elektroda. Pada pH asam, reduksi H+ (Hydrogen Evolution) lebih dominan terjadi pada permukaan elektroda sedangkan pada pH basa sumber hidrogen untuk reduksi gas CO2 cenderung terbatas. pH optimum untuk reduksi gas CO2 adalah pH 7. Efisiensi faraday tertinggi pada reduksi CO2 ini adalah 48.94 % dimana efisiensi faraday ini sangat dipengaruhi oleh preparasi larutan elektrolit, elektroda dan juga transfer masa.
......Electrochemical reduction of CO2(g) at Cu electrode in aqueous inorganic electrolytes (NaHCO3 and phosphate buffer) was studied. Constant current electrolysis were conducted at 36 mA with potential range from -6 V to -10 V. The electrolysis products were analysed by GC-TCD and GC-FID after 30 minutes electrolysis. CH4(g) and EtOH(l) were produced at ambient temperatures. The product distribution from CO2(g) depended strongly on the composition and concentration of electrolytes employed. The formation of CH4(g) was favoured in concentrated NaHCO3 whereas EtOH(l) is preferentially produced in dilute NaHCO3. The product selectivity depended on the availability of hydrogen or proton on the surface, which is controlled by pH at electrode. In acidic solution, the reduction of H+ (Hydrogen evolution) preferentially occurred whereas in basic solution, hydrogen availability is limited. The optimum condition for CO2(g) reduction is at pH 7. The highest Faradaic efficiency of CO2(g) reduction in this measurement was 49.6%. Faradaic efficiency was greatly affected by the preparation of electrolyte, the kind of electrodes and the mass transport."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2012
S1393
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Samosir, Leonardo Togar
"Dalam menghadapi masalah pencemaran udara dan kerusakan lingkungan, energi hidrogen dapat menjadi salah satu solusi energi terbarukan atas permasalahan tersebut. Berbagai cara dapat dilakukan dalam memproduksi hidrogen, salah satu metode yang umum digunakan adalah dengan pemecahan air elektrokimia. Pemanfaatan logam mulia untuk pemecahan air elektrokimia diketahui akan menghasilkan performa katalitik terbaik namun, biayanya yang mahal mendorong para peneliti untuk mencari alternatif bahan pengganti atas logam mulia. Melalui penelitian ini, kami berhasil mensintesis sampel MoS2 yang ditumbuhkan di atas kain karbon (MoS2/CC) pada suhu 200 selama 8 jam dengan metode hidrotermal. Sampel tersebut kemudian dimodifikasi dengan melakukan penyinaraan UV/Ozone di atas permukaan sampel. Melalui perlakuan tersebut, diperoleh hasil yaitu penyinaran UV/Ozone selama 50 menit dapat meningkatkan aktivitas katalitik Hydrogen Evolution Reaction (HER) di mana grafik linear sweep voltammetry (LSV) menunjukkan nilai onset potensial sebesar 122 mV. Nilai tersebut sangat meningkat bila dibandingkan dengan nilai onset potensial MoS2/CC tanpa penyinaran UV/Ozone, yakni hanya sebesar 193 mV. Kemudian, adanya penyinaran UV/Ozone selama 50 menit pada sampel juga menurunkan nilai resistansi transfer muatan (Rct) hingga tiga kali lipat bila dibandingkan dengan tanpa penyinaran UV/Ozone. Selain itu, adanya penyinaran UV/Ozone pada MoS2/CC juga mengindikasikan adanya perubahan struktur permukaan dengan potensi terbentuknya fasa baru di permukaan sampel, yaitu dari fasa 2H-MoS2 menjadi fasa α-MoO3.
......In the face of air pollution and environmental damage, hydrogen energy is considered one of the renewable energy solutions to address these issues. There are various methods for hydrogen production, and one commonly used method is electrochemical water splitting. The utilization of noble metals in electrochemical water splitting is known to provide the best catalytic performance, but the high cost of these metals has driven researchers to seek alternative materials. Through this research, we successfully synthesized MoS2 that grown on a carbon cloth (MoS2/CC) at 200℃ for 8 hours by hydrothermal method. The sample was then modified by UV/Ozone irradiation on the surface of the sample. As a result, the UV/Ozone irradiation for 50 minutes improved the catalytic activity of the material for the Hydrogen Evolution Reaction (HER), as evidenced by the linear sweep voltammetry (LSV) graph showing an onset potential value of 122 mV. This value significantly increased compared to the onset potential of MoS2/CC without UV/Ozone irradiation, which was only 193 mV. Furthermore, the UV/Ozone irradiation for 50 minutes on the sample also reduced the charge transfer resistance (Rct) value by up to three times compared to the sample without UV/Ozone irradiation. Additionally, the UV/Ozone irradiation on MoS2/CC indicated a change in surface structure, with the potential formation of a new phase on the sample surface, transitioning from the 2H-MoS2 phase to α-MoO3 phase."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Chandra Beixon
"Produksi energi hidrogen yang bersih dan berkelanjutan, memerlukan elektrokatalis yang ekonomis, serbaguna, dan memiliki performa yang baik dalam water splitting. MXenes, sebuah kelompok material dua dimensi (2D) yang baru dikembangkan memiliki karakteristik fisik dan kimia yang khas serta memiliki berbagai aplikasi. Namun, penerapannya dalam sel elektrokatalitik untuk menghasilkan hidrogen terhambat dikarenakan aktivitas Kimia Intrinsik yang Rendah, densitas situs aktif yang terbatas, dan transpor elektron yang tidak memadai. Pada percobaan ini, telah dilakukan sintesis MWCNT/V2CTx dimana dengan memasukkan karbon nanotube (CNT) ke dalam lembaran V2CTx MXene, menciptakan saluran jaringan konduktif yang meningkatkan difusi ion dan aktivitas elektrokimia. MWCNT/V2CTx yang telah disintesis kemudian dikarakerisasi menggunakan XRD, TEM, FTIR, dan spektroskopi Raman. Lalu diuji performanya dengan pengujian LSV, CV, EIS, dan kronoamperometri. Dari hasil penelitian didapatkan nilai onset potential dan overpotential dari MWCNT/V2CTx sebesar 443 mV dan 549 mV dimana nilai tersebut merupakan nilai paling kecil dibandingkan dengan material penyusunnya. Melalui uji ECSA, dan uji EIS diketahui bahwa MWCNT/V2CTx memiliki luas permukaan aktif paling tinggi dan hambatan transfer muatan sebesar 2869 Ω. Dari hasil pengujian kronoamperometri diketahui bahwa MWCNT/V2CT­x memiliki kestabilan yang cukup baik sebagai elektrokatalis pada reaksi evolusi hidrogen.
......
The production of clean and sustainable hydrogen energy requires economical, versatile electrocatalysts with good performance in water splitting. MXenes, a newly developed group of two-dimensional (2D) materials, possess unique physical and chemical characteristics and have various applications. However, their application in electrocatalytic cells for hydrogen production is hindered by low intrinsic chemical activity, limited active site density, and inadequate electron transport. In this experiment, MWCNT/V2CTx was synthesized by incorporating carbon nanotubes (CNT) into V2CTx MXene sheets, creating conductive network channels that enhance ion diffusion and electrochemical activity. The synthesized MWCNT/V2CTx was characterized using XRD, TEM, FTIR, and Raman spectroscopy. Its performance was then tested using LSV, CV, EIS, and chronoamperometry. The research results showed that the onset potential and overpotential values of MWCNT/V2CTx were 443 mV and 549 mV, respectively, which are the lowest values compared to its constituent materials. Through ECSA and EIS tests, it was found that MWCNT/V2CTx has the highest active surface area and a charge transfer resistance of 2869 Ω. Chronoamperometry tests revealed that MWCNT/V2CTx has good stability as an electrocatalyst in the hydrogen evolution reaction."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ahmad Nabil Faiz Hidayat
"Magnesium telah dikembangkan sebagai material untuk implan tulang yang mampu luruh karena memiliki kemiripan nilai modulus elastisitas dengan tulang. Namun magnesium memiliki ketahanan korosi dan kekuatan yang terlalu rendah. Pada penelitian kali ini, ditambahkan gadolinium untuk meningkatkan ketahanan korosinya, dan dilakukan pencanaian untuk meningkatkan kekuatannya karena penghalusan butir. Pencanaian dingin menghasilkan butir yang halus. Namun, karena magnesium memiliki sifat yang mampu membentuk yang buruk, maka dilakukan canai hangat dengan suhu 247-375. Karakterisasi dilakukan menggunakan Mikroskop Optik, Scanning Electron Microscope (SEM) dan Energy Dispersive Spectrometry (EDS).
Mekanisme korosi Mg-Gd diamati menggunakan pengujian Polarisasi dan Electrochemical Impedance Spectroscopy (EIS) dalam larutan SBF Kokubo untuk mensimulasi kondisi tubuh. Hasil pengujian polarisasi menyatakan bahwa sampel pencanaian menyilang memiliki nilai E yang tinggi dengan 0,15 dan -0,048 V sehingga menjadi sampel yang paling sulit untuk mengalami reaksi korosi. Hal ini disebabkan oleh lebih meratanya persebaran Gd pada pencanaian menyilang. Namun pengujian EIS menyatakan sampel pencanaian searah memiliki nilai tahanan lapisan pasif yang lebih tinggi. Hal ini disebabkan oleh ukuran butir pencanaian searah cenderung lebih kecil, yang menyebabkan ruang tegangan kompresi sehingga lapisan pasif yang terbentuk lebih kuat dengan 116 dan 126. Pembentukan gas Hidrogen juga diamati menggunakan pengujian Imersi."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Salsabila Amanda
"Energi terbarukan merupakan solusi bagi umat manusia untuk mengganti bahan bakar fosil dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari. Gas hidrogen dapat menjadi sumber energi terbarukan karena sifatnya yang memiliki kepadatan tinggi serta ramah lingkungan. Pada penelitian ini dilakukan sintesis oksida grafena (GO) terdekorasi NiFe2O4 nanopori yang dideposisi pada glassy carbon electrode (GCE) sebagai elektrokatalis pada reaksi evolusi gas hidrogen. NiFe2O4 memiliki rata-rata ukuran kristal 10,5 nm yang didekorasi ke permukaan GO yang berukuran 46,34 nm. Kemurnian fase dan penggabungan GO/NiFe2O4 telah diuji melalui XRD dan FTIR. Variasi elektroda yang dimodifikasi dengan GO/NiFe2O4 menunjukkan aktivitas HER yang lebih diunggul dibandingkan GO dan NiFe2O4 saja. Dihasilkan onset potensial -1,45 V vs Ag/AgCl dengan luas permukaan aktif elektrokimia 0,082 cm2 dan kestabilan reaksi selama 33 menit. Nyquist plot menunjukkan konduktivitas yang paling baik dengan tidak adanya kurva semi-sircular.
......Renewable energy is a solution for mankind to replace fossil fuels in meeting their daily needs. Hydrogen gas can be a renewable energy source because it has a high density and is environmentally friendly. In this study, we synthesized graphene oxide (GO) decorated with nanoporous NiFe2O4 deposited on a glassy carbon electrode (GCE) as an electrocatalyst in the hydrogen gas evolution reaction. NiFe2O4 has an average crystal size of 10.5 nm decorated to the GO surface of 46.34 nm. The purity phase and the incorporation of GO/NiFe2O4 were tested by XRD and FTIR. The optional variety selected with GO/NiFe2O4 showed superior activity compared to bare GO and NiFe2O4. The resulting onset potential is -1.45 V vs Ag/AgCl with an electrochemically active surface area of 0.082 cm2 and the reaction stability is 33 minutes. The Nyquist plot shows the best conductivity in the absence of semicircular curves."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rajagukguk, Nathania Judith
"Sifat biokompatibilitas dan karakteristik Magnesium yang sesuai dengan tulang manusia meningkatkan penelitian pada Magnesium dan paduannya untuk aplikasi klinis khususnya implant mampu luruh. Laju pembentukan hidrogen dan degradasi yang terlalu cepat menghambat aplikasi Magnesiun sebagai implan secara lebih luas. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan memahami pengaruh dari berbagai kondisi deformasi berupa canai panas terhadap perilaku korosi dari AZ31B di dalam Simulated Body Fluid. Canai panas pada suhu 35oC dan 450oC dengan reduksi 20% dan 50% kepada paduan AZ31B. Paduan AZ31B yang sudah di canai kemudian diamati menggunakan metalografi, uji keras, XRD, SEM, dan ICP-MS. Terjadi perubahan mikrostruktur berupa grain refinement dan peningkatan nilai kekerasan pada AZ31B setelah dicanai. Pengujian imersi selama 14 hari serta pengujian polarisasi dilakukan untuk mengamati perilaku korosi secara in vitro dari paduan sebelum dan sudah di canai panas. Terjadi penurunan laju korosi pada sampel yang mengalami canai panas jika dibandingkan dengan paduan AZ31B as received. Perubahan tersebut ditunjukkan dengan evolusi hidrogen lebih sedikit, massa yang hilang lebih sedikit, dan Icorr semakin negatif. Dapat disimpulkan bahwa perlakuan canai panas pada paduan AZ31B meningkatkan ketahanan korosi nya sehingga menunjukkan potensial yang baik untuk aplikasi implan mampu luruh.
......Magnesium’s biocompatibility and similar characteristics to human bones have increased interest in the research of Magnesium and its alloys for clinical application mainly as biodegradable implants. Rapid hydrogen formation and degradation rate have hindered Magnesium to be applied widely as an implant. This research is done in order to understand the affect of various conditions of deformation like hot rolling to the corrosion behavior of AZ31B in Simulated Body Fluid. Hot rolling done in 350oC and 450oC with a 20% and 50% reduction is done to the AZ31B alloy. The AZ31B alloy that have been hot rolled was observed with metallographic examinations, Vickers Hardness test, XRD, SEM, and ICP-MS. A change in the alloy’s microstructure due to grain refinement and increase in hardness was observed after hot rolling. A 14 day immersion test and polarization was performed to evaluate the in vitro corrosion properties of the AZ31B alloy before and after hot rolling. A decrease in the deformed alloy’s corrosion rate was observed compared to the as received AZ31B. This change is demonstrated with less hydrogen gas evolved, reduced weight loss, and a more negative Icorr. From these results we can conclude that the hot rolling that was done to the AZ31B alloy increased its corrosion resistance and therefore showed great potential for it’s application as biodegradable implants."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library