Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Bagus Adi Luthfi
"Matrik IPA (importance performance analysis matrix) merupakan alat diagnosis yang sangat popular untuk menentukan prioritas program dan strategi pengelolaan sumber daya manusia. Meskipun matrik IPA ini banyak digunakan secara luas, beberapa penelitian sebelumnya telah berhasil mengidentifikasi kelemahannya baik dari sisi konseptual maupun dari sisi teknis. Hal yang paling krusial adalah temuan mengenai adanya adanya hubungan asimetris antara kinerja atribut dan kepuasan kerja secara keseluruhan. Matrik IPA mengabaikan adanya fenoma ini, sehingga penggunaan matrik IPA dalam survei kepuasan kerja sangat memungkinkan mengakibatkan keputusan yang tidak tepat mengenai atribut mana yang perlu diperhatikan dan ditingkatkan kinerjanya guna meningkatkan kepuasan secara keseluruhan. Lebih lanjut, akibat dari keterbatasan tersebut dapat mengakibatkan bahaya yang serius berupa misalokasi sumber daya. Berdasarkan temuan mengenai pola hubungan asimetris tersebut, tesis ini ditujukan untuk menawarkan model pengembangan model revisi matrik IPA (matrik IPM) berdasarkan teori Kano Model dan Three Factor Theory. Hasil uji hipotesis menunjukkan bahwa pola hubungan asimetris antara tingkat kinerja atribut dan kepuasan kerja secara keseluruhan dapat diterima. Lebih lanjut, uji model diagnosis berhasil menunjukkan bahwa matrik IPM merupakan model yang lebih baik dibandingkan dengan matrik IPA sebagai alat analisis dalam strategi peningkatan kinerja atribut dan alokasi sumber daya di dalam menunjang kepuasan kerja pegawai.
......
Importance performance analysis matrix (IPA Matrix) is a popular diagnostic tool to identify priority of employee management programs and strategy. Despite the widespread use of IPA, previous studies have identifies specific deficiencies of this model, conceptually or technically.The crucial things is evidence of asymmetric relationship between attributes performance and overall job satisfaction. IPA matrix ignore this issue, so the use of IPA matrix on the job satisfaction survey potentially causing mislead decisions about which performance of attributes need to be improved and give more attention. Furthermore, limitation of IPA matrix, consequently causing serious negative effect on resource allocations. Based on evidence of those asymmetric relationship, this thesis try to propose revised model of IPA matrix (IPM matrix) based on Kano Model Theory and Three Factor Theory. Hypothesize test show that asymmetric relationship between attributes performance and overall job satisfaction can be accepted. Furthermore, diagnostic model test show that IPM matrix perform better than IPA matrix as analytic tool on develop improvement attributes performance and resource allocation strategy in managing job satisfaction."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2014
T41695
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Janita Rahma Budiasih
"Perkembangan teknologi dan penggunaan keceerdasan buatan yang pesat menekankan pentingnya mempertahankan pelanggan dalam menghadapi persaingan yang ketat, khususnya di sektor telekomunikasi. Salah satu penerapan utama kecerdasan buatan yang sudah banyak diterapkan adalah chatbot untuk layanan pelanggan. Namun, dalam implementasinya masih terdapat kesenjangan antara kualitas layanan chatbot yang dikembangkan dan harapan pelanggan, yang dapat menyebabkan keraguan dalam melanjutkan penggunaan teknologi tersebut. Penelitian ini menggunakan Technology Acceptance Model (TAM) untuk memprediksi faktor-faktor yang mempengaruhi niat keberlanjutan penggunaan chatbot sebagai saluran pelayanan pelanggan pada perusahaan operator seluler. Hasil analisis dengan menggunakan PLS-SEM terhadap 303 responden pelanggan operator seluler di Indonesia menunjukkan bahwa terdapat tiga prediktor utama keberlanjutan penggunaan chatbot, yaitu persepsi kebergunaan, kepercayaan, dan norma subjektif. Berdasarkan hasil analisis hipotesis, disusun 10 rangkaian strategi menggunakan model integrasi IPA-Kano. Strategi-strategi yang diprioritaskan kemudian direkomendasikan untuk diterapkan oleh perusahaan operator seluler di Indonesia dalam mendukung keberlanjutan penggunaan teknologi chatbot dari sisi pelanggan.
......The rapid development of technology and the use of artificial intelligence underscore the importance of retaining customers in the face of fierce competition, particularly in the telecommunications sector. One of the main applications of artificial intelligence that has been widely implemented is chatbots for customer service. However, in its implementation, there remains a gap between the quality of chatbot services developed and customer expectations, which can lead to doubts about continuing to use the technology. This study uses the Technology Acceptance Model (TAM) to predict the factors influencing the continuous intention to use chatbots as a customer service channel in cellular operator companies. The results of the analysis using PLS-SEM on 303 respondents of cellular operator customers in Indonesia show that there are three main predictors of continuous use of chatbots, which are perceived usefulness, trust, and subjective norms. Based on the hypothesis analysis results, 10 series of strategies using the IPA-Kano integration model is developed. The prioritized strategies are then recommended to be implemented by cellular operator companies in Indonesia to support the continuous use of chatbot technology from the customer's perspective."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library