Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Faiz Ainur Rofiq
Abstrak :
Know Your Customer secara umum merupakan suatu proses atau mekanisme yang dilakukan oleh institusi untuk mengetahui dan memastikan identitas dari mitra bisnis. Dalam dunia perbankan, mekanisme ini diterapkan untuk mengetahui identitas nasabah, memantau kegiatan transaksi nasabah termasuk pelaporan transaksi yang mencurigakan. Namun, sistem yang sudah berjalan ini memiliki beberapa kekurangan yang dapat mengganggu kegiatan bisnis yang dilakukan. Salah satunya adalah keharusan nasabah untuk mengumpulkan dokumen fisik setiap inisiasi hubungan bisnis dengan pihak bank. Proses duplikasi dokumen ini dapat membutuhkan waktu yang lama yang membuat keseluruhan proses menjadi tidak efisien. Kekurangan lain yang ditemui adalah sistem yang saat ini digunakan memiliki sifat terpusat dimana sistem tersebut dikelola dan dikontrol oleh satu pihak, dalam hal ini adalah Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Penggunaan model sistem terpusat ini membuat sistem tersebut menjadi lebih rawan terhadap serangan siber, dimana jika server dari sistem tersebut mengalami serangan, ini dapat membuat keseluruhan sistem tidak dapat berjalan dengan baik. Dalam penelitian ini, peneliti mengimplementasi mekanisme Know Your Customer dengan membangun sistem informasi nasabah yang memanfaatkan teknologi blockchain dan Interplanetary File System (IPFS) yang disesuaikan untuk proses pengajuan Kredit Usaha Rakyat (KUR). Sistem ini memiliki fitur untuk merekam data pribadi dan dokumen nasabah yang diperlukan untuk disimpan di internet, dengan demikian nasabah tidak perlu untuk melakukan proses duplikasi dokumen fisik setiap kali memulai hubungan bisnis dengan bank. Dari hasil pengujian yang dilakukan terhadap sistem yang telah dikembangkan, dapat disimpulkan bahwa performa dari sistem bergantung pada spesifikasi komputer yang digunakan dalam sistem. Semakin baik spesifikasi yang digunakan, maka semakin bagus performa dari sistem. ......Know Your Customer in general is a process or mechanism done by an institution to identify and verify the identity of a business partner. In the banking industry, this mechanism is implemented to identify a customer and monitoring the transaction activities of a customer which includes reporting suspicious transactions to the authority. the aim of implementing Know Your Customer is to avoid criminal acts such as money laundering activities that occur in the banking industry. However, the existing system has several shortcomings that can disrupt business activities. One of them is the requirement for customers to collect physical documents for each initiation of a business relationship with the bank. This document duplication process can take a long time which makes the whole process inefficient. Another drawback encountered is the incumbent system uses a centralized system model where the system is managed and controlled by a single institution. This model has a critical problem affecting the security of the system caused by the nature of the centralized system that makes the system more vulnerable to cyber- attacks. In this research, the researcher builds a system using blockchain technology and the Interplanetary File System (IPFS) that implements the Know Your Customer (KYC) mechanism, to provide a more efficient system to the banking industry. From the results of tests carried out on the system, it can be concluded that the performance of the system depends on the specifications of the computer used in the system. The better the specifications used, the better the performance of the system.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Walangadi, Dennis Al Baihaqi
Abstrak :
Aplikasi kolaboratif adalah jenis perangkat lunak yang dirancang untuk memfasilitasi kerja sama dan komunikasi antara pengguna secara daring. Umumnya, aplikasi kola- boratif dirancang dengan menggunakan arsitektur yang terpusat. Namun, arsitektur ini memiliki beberapa isu seperti rentan terhadap penyensoran dan menjadi titik tunggal terjadinya serangan yang bisa berakibat pada kebocaran data pengguna. Arsitektur peer-to-peer bisa menjadi solusi untuk isu tersebut. Implementasi arsitektur peer-to-peer perlu memenuhi kebutuhan menyimpan dan memuat data pengguna tanpa adanya otoritas terpusat. IPFS bisa menjadi salah satu alternatif untuk menyimpan data pengguna secara terdistribusi. Namun, data yang disimpan di IPFS bersifat publik sehingga memerlukan adanya lapisan keamanan untuk menjaga kerahasiaan data yang disimpan. Dilatarbelakangi oleh permasalahan tersebut, penelitian ini memperkenalkan sebuah arsitektur terdistribusi yang aman berbasis IPFS. Terdapat 3 aspek yang dievaluasi yaitu aspek latensi pada waktu nyata, aspek kinerja transfer data pada tempat penyimpanan, dan aspek kerahasiaan pada saat sesi kolaborasi serta pada data yang diunggah ke IPFS. Penelitian ini menemukan bahwa implementasi WebRTC berbasis IPFS memiliki kinerja latensi yang lebih baik apabila dibandingkan dengan arsitektur terpusat. Selain itu, dalam arsitektur peer-to-peer, algoritma CRDT dibuktikan mampu untuk menangani resolusi konflik pada sebuah sesi kolaborasi dengan banyak peer. Penelitian ini juga menunjukan bahwa IPFS mampu mendukung kebutuhan aplikasi kolaboratif untuk menyimpan, memuat, dan berbagi dokumen secara peer-to-peer. Kinerja transfer data pada IPFS cenderung lebih baik daripada solusi terpusat, baik dengan jumlah data yang berbeda maupun jumlah node yang terhubung. Selain itu, penggunaan enkripsi mampu menjaga aspek kerahasiaan data yang diunggah ke IPFS. Selain itu, UUID sebagai identitas sebuah ruangan dalam aplikasi kolaboratif mampu memberikan lapisan kerahasiaan untuk pengguna aplikasi. ......Collaborative apps are a type of software designed to facilitate cooperation and commu- nication between users online. Generally, collaborative applications are designed using a centralized architecture. However, this architecture has several issues such as being vulnerable to censorship and being a single point of attack that can result in the leakage of user data. Peer-to-peer architecture can be a solution to these issues. The implementation of peer-to-peer architecture needs to meet the needs of storing and loading user data without a centralized authority. IPFS can be one of the alternatives to store user data in a distributed manner. However, the data stored in IPFS is public so it requires a security layer to maintain the confidentiality of the stored data. Against this background, this research introduces a secure distributed architecture based on IPFS. There are 3 aspects evaluated, namely the latency aspect in real time, the data transfer performance aspect on the storage, and the confidentiality aspect during collaboration sessions as well as on data uploaded to IPFS. This research found that IPFS-based WebRTC implementation has better latency performance when compared to centralized architecture. In addition, in a peer-to-peer architecture, the CRDT algorithm is proven to be able to handle conflict resolution in a collaboration session with multiple peers. This research also shows that IPFS is able to support the needs of collaborative applications to store, load, and share documents on a peer-to-peer basis. Data transfer performance on IPFS tends to be better than centralized solutions, both with different amounts of data and the number of connected nodes. In addition, the use of encryption is able to maintain the confidentiality aspect of the data uploaded to IPFS. In addition, UUID as the identity of a room in a collaborative application is able to provide a layer of confidentiality for application users.
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library