Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
Ari Ardiansyah
"Kapitalisme yang mempengaruhi nilai-nilai olahraga saat ini. Olahraga digunakan untuk memperkuat ketimpangan sistem kapitalis dan membiasakan masyarakat untuk mengikuti kehidupan material. Olahraga di media sosial menjadi era baru kapitalisme menyebarkan pengaruhnya melalui konten yang oleh penggunanya. Influencer salah satu sosok yang berpengaruh dalam membangun konten di media sosial. Konten yang dibuat influencer bukanlah pesan yang bebas dan netral melainkan mengandung makna-makna ideologis tertentu. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis ideologi pada influencer yang terkandung dalam video “Bagaimana Liga Kampus Bisa Hype?” yang terdapat pada media sosial youtube. Metode yang digunakan dalam penelitian ini ialah teori tanda Roland Barthes. Roland Barthes membagi pemaknaan tanda menjadi dua yakni denotasi dan konotasi. Denotasi merupakan makna sebenarnya, sedangkan konotasi merupakan makna baru yang diberikan yang berkaitan terhadap kepentingan pemberi makna. Selain itu, peneliti ini melakukan analisa terhadap terhadap faktor yang mempengaruhi influencer dalam pembuatan tanda pada video tersebut. Penelitian menggunakan paradigma kritis, dengan studi deksriptif eksploratif untuk memberikan gambaran mengenai ideologi yang dimiliki oleh influencer pada video “Bagaimana Liga Kampus Bisa Hype?”. Hasil penelitian ini menunjukan video yang diproduksi oleh influencer bukan sebatas penyampaian informasi bebas tanpa kepentingan tetapi mengandung makna ideologis didalamnya yang dimaknai dari tanda-tanda dalam video. Ideologi pada influencer olahraga bola basket ditemukan memiliki makna yang mengarah pada nilai kapitalisme. Influencer dan masyarakat Indonesia memiliki persepsi yang homogen mengenai bola basket, hal tersebut disebabkan karena adanya struktur yang telah mempengaruhi bola basket di Indonesia yaitu kapitalisme global.
......Capitalism that influences of sport today. Sport is used to the inequality of the capitalist system and accustom society to following material life. Sports on social media is becoming a new era of capitalism through its influence through the content provided by its users. Influencers are influential in building content on social media. The content created by influencers is having an ideological meanings. The purpose of this research is analysis the ideology of influencers in the video "Bagaimana Liga Kampus Bisa Hype?" on the youtube social media. The method used in this research is Roland Barthes's sign theory. Roland Barthes divides the meaning of signs into two, denotation and connotation. Denotation is the real meaning, while connotation is a new meaning related to the interests of the giver of meaning. In addition, researchers conducted an analysis of the factors that influencers in making signs on the video. This research uses a critical paradigm, with an exploratory descriptive study to provide an overview of the ideology possessed by influencers in the video "Bagaimana Liga Kampus Bisa Hype?". These results is the videos produced by influencers have an ideological meanings which are interpreted by the signs in the video. The ideology of basketball influencers was found to have a meaning that leads to the value of capitalism. Influencers and Indonesian society have a homogeneous perception of basketball, this is due to the existence of a structure that has global capitalism influenced basketball in Indonesia."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2020
T-pdf
UI - Tesis Membership Universitas Indonesia Library
Kurniawan Dwi Saputra
"
ABSTRAKTesis ini berusaha meninjau permasalahan terorisme kontemporer dengan kerangka pemikiran Slavoj Zizek. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengevaluasi pemahaman umum simplifikatif yang menganggap terorisme sebagai masalah yang hanya disebabkan oleh fundamentalisme beragama, sebagaimana penelitian ini, berusaha menguak kekerasan tersembunyi dalam operasi ideologi hari ini melalui wacana terorisme. Dalam klasifikasi kekerasan menjadi subjektif dan objektif, Zizek menganggap terorisme sebagai kekerasan subjektif ndash;sebuah usaha untuk menguak kekerasan yang lebih sistematis namun tak terlihat dalam kapitalisme global. Pemikiran ini pada dasarnya berlandaskan kepada teori ideologi Zizek. Ide Zizek sangat bermanfaat untuk melihat terorisme dengan perspektif yang kritis, meski demikian, Zizek tidak menyajikan panduan moral dan praktikal yang cukup dalam menyikapi aksi-aksi teror yang mengerikan. Lebih buruk lagi, ajakannya untuk menarik diri dari tindakan merupakan ide yang tidak dapat bertanggungjawab serta kontraproduktif dalam penganggulangan terorisme.
ABSTRACTThis thesis tries to review the problem of contemporary terrorism with the framework of Slavoj Zizek rsquo s thought. The aim of this research is to evaluate the widespread simplified opinion that regards terrorism as problem solely caused by religious fundamentalism, as it is to reveal the hidden violences within today rsquo s ideological operation through the discourse of terrorism. In his classification of violence into subjective and objective, Zizek regards terrorism as subjective violence ndash an attempt to unveil more systematic but obscure violence that lies in global capitalism. This idea is basically grounded on Zizek theory of ideology. However, while Zizek rsquo s idea is useful to observe terrorism from critical perspective, Zizek does not provide adequate moral and practical clue on how to deal with horrendous terror acts. Worse still, his incitement to withdraw from actions is irresponsible and conterproductive idea in combating terrorism. "
2018
T49641
UI - Tesis Membership Universitas Indonesia Library
Muhammad Topan Nixon
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2010
S5967
UI - Skripsi Open Universitas Indonesia Library