Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 50 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Suwati Kartiwa
Jakarta: Djambatan, 1989
746.140 9 SUW t
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Therik, Jes A.
Jakarta: Pustaka Sinar Harapan, 1989
R 746.1 THE t
Buku Referensi  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Roojen, Pepin van, compiler
Amsterdam: Pepin Press, 2004
746ROOI001
Multimedia  Universitas Indonesia Library
cover
Krismayadi
"Memprediksikan jumlah bahan pengikat optimal dalam suatu formula berdasarkan daya ikatiiya adalah penting diketahui, karena sangat mempengaruhi kualitas granul dan tablet produksi. Pada penelitian ini telah dilakukan perbandingan daya ikat beberapa pengikat polimer terhadap sifat-sifat granul dan tablet yang dihasilkannya, yang dibuat dengan metode granulasi basah. Pengikat polimer tersebut adalah : Amilum Maydis dan Amilum Manihot sebagai sampel dari bahan pengikat alam, yang digunakan dengan konsentrasi 13%, 14%, dan 15% ; CMC dan PVP sebagai sampel dari bahan pengikat semi sintesis dan sintesis, yang digunakan dengan konsentrasi 2%, 3%, dan 4%. Sebagai zat berkhasiat digunakan parasetamol dengan dosis 600 miligram pertablet. Pengikat tersebut ditambahkan kedalam formula dalam bentuk gel atau larutan, dicampur dengan bahan lain, dibuat menjadi granul dan tablet, serta dievaluasi sifat-sifat keduanya. Dari sifat-sifat granul dapat diketahui bahwa gaya kohesi internal pengikat Amilum Manihot mempunyai nilai terbesar diikuti PVP, Amilum Maydis dan CMC, tetapi untuk keseragaman distribusi ukuran granul dan jumlah serbuk halus yang berimbang, maka pengikat PVP memberikan basil yang lebih baik diikuti Amilum Manihot, CMC, dan Amilum Maydis. Hasil penelitian sifat-sifat tablet menunjukkan bahwa pengikat PVP menghasilkan tablet dengan sifat terbaik, diikuti Amilum Manihot dan CMC, sedangkan granul dengan pengikat Amilum Maydis tidak dapat dicetak menjadi tablet.

Predicting the amount of optimal binder in a formula based on bonding force is important to know, because it has more influences on the quality of granule and tablet productions. This study is comparing the bonding force of some polymer binders to the granule and tablet characteristic which are produced by wet granulation method. The polymer binders are Maize starch and Manihot starch as natural binder samples, which are used in 13%, 14%, and 15% concentration. CMC and PVP as semi synthetic and synthetic binder samples, which are used in 2%, 3%, and 4% concentration. As the main drug, parasetamol is used with dosage of 600 mg for each tablet. Those binders are added into the formula in the form of gel or solution, then mixed with other ingredients, form into granule and tablet, and then evaluate both of their characteristic. From the granule characteristic, it can be seen that the internal cohesive force of Manihot starch binder has the highest grade, followed by PVP, Maize starch, and CMC, but for the uniformity of granule size distribution and the amout of fines, the PVP binder gives better result, followed by Manihot Starch, CMC, and Maize starch. The study of tablet characteristic shows that PVP binder produce the best tablet, followed by Manihot starch and CMC. Whereas granule with Maize starch binder can not be compressed to become tablet."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1996
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lucky Arifandi
"Kopolimerisasi merupakan salah satu cara untuk mendapatkan polimer dengan sifat swelling lebih baik. Sintesis hidrogel kopoli(N-vinilpirrolidon/N-vinilkaprolaktam) menggunakan variasi jenis dan konsentrasi agen pengikat silang serta waktu reaksi. Hidrogel hasil polimerisasi dikarakterisasi dengan FTIR, DSC, SEM serta diuji melalui analisa gravimetri. Didapatkan hasil sintesis hidrogel dengan agen pengikat silang MBA mempunyai derajat ikat silang yang lebih baik dibandingkan dengan EGDMA dalam waktu 24 jam reaksi. Derajat silang hidrogel dengan MBA 5% yang didapat sebesar 84.81% memiliki persen swelling yang rendah. Persen swelling maksimal sebesar 87.04% didapatkan pada hidrogel dengan agen pengikat silang EGDMA 3% dan waktu reaksi 8 jam. Derajat ikat silang berbanding terbalik dengan hasil kemampuan mengembang atau menyerap air (swelling). Hidrogel yang tersintesis dengan waktu reaksi semakin lama, konsentrasi agen pengikat silang semakin tinggi, maka derajat ikat silang hidrogel semakin tinggi mengakibatkan semakin menurunnya kemampuan hidrogel menyerap air. Hasil karakterisasi hidrogel dengan DSC menunjukkan hanya terdapat satu nilai Tg 180 oC dan terjadi pergeseran nilai Tg dari nilai Tg secara teoritis 151 oC karena pengaruh agen pengikat silang. Hidrogel kopoli(N-vinilpirrolidon/N-vinilkaprolaktam) terikat silang telah berhasil disintesis.

Copolymerization is one of the ways to get better swelling properties of the polymer. Synthesis of hidrogel copoly(N-N-vinilpirrolidon/vinilkaprolaktam) using a variety of types of binding agent and concentration of Crosslinker and time of reaction. Hidrogel characterized by FTIR, DSC, SEM as well as tested through analysis of gravimetric analysis. Synthesis of the results obtained with the crosslinking agents hidrogel MBA has degree of crosslinking is better compared to EGDMA within 24 hours of the reaction. Degree of Crosslinking hidrogel with MBA 5% earned 84.81% has a low percent swelling. Percent of maximum swelling 87.04% obtained on crosslinking agents with hidrogel EGDMA 3% and the time of reaction of 8 hours. Degree of Crosslinking is inversely proportional to the results the ability expands or absorb water (swelling). Hydrogel was synthesized with longer time of reaction and high concentration of crosslinker, it makes degree of crosslinking have increase and the swelling ability of hydrogel was decrease. Characterization of hidrogel with DSC indicates there is only one value of Tg is 180 oC and Tg values shift from Tg value theoretically 151 oC due to the influence of the crosslinking agents. Hydrogel crosslinked copoly(N-N vinilpirrolidon/vinilkaprolaktam) has been successfully synthesized."
Depok: Universitas Indonesia, 2014
S53576
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Nusa Tenggara Timur terkenal memiliki kekayaan tenun ikat dengan beraneka ragam motif dan ragam hias. Demikian juga dengan Pulau Adonara di Kabupaten Flores Timur memiliki Ienunan khas yang Iebih dikenal dengan Nowing dan Kwatek. Nowing merupakan sarung khusus untuk kaum Iaki-laki, sedangkan kwatek adalah kain sarung tenun untuk kaum perempuan. Kedua jenis tenunan ini memiliki berbagai motif khas yang membedakannya dengan jenis tenun ikat yang ada di wilayah Nusa Tenggara Timur. Berbagai motif tenun ikat Adonara antara lain kebukak, lako dowa, ile hurun, kolon matan dan kau nepi. Kwatek dan nowing sampai saat ini masih tetap berkembang, hanya saja bahan yang dipergunakan untuk pembuatan tenun ikat di daerah Adonara sudah beralih ke benang pabrik. Menenun bagi perempuan Adonara mercka wariskan secara turun temurun."
JPSNT 20:2 (2013)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Pangerapan, Elizabeth
"ABSTRAK
Restorasi amalgam sampai sekarang masih digunakan oleh
dokter gigi. untuk memperbaiki struktur gigi belakang yang
rusak atau hilang karena cara kerjanya mudah, kebaikan sifat
fisiknya dan harganya relatif murah.
Masalah yang sering terjadi pada restorasi amalgam
adalah terjadinya kanes sekunder akibat kebocoran mikro
maupun akibat pecahnya bagian tepi restorasi. Salah satu
usaha untuk mengatasi masalah tersebut adalah menggunakan
bahan bonding resin adhesif untuk mengikat amalgam dan
jaringan gigi secara kimiawi dan mekanik. Tehnik ini disebut
sebagai restorasi bonded amalgam.
Telah dilakukan penelitian secara in vitro mengenai
perbedaan kekuatan ikat resin adhesif pada restorasi
amalgam tembaga rendah dan restorasi bonded amalgan
tinggi. Penelitian ini dilakukan secara laboratorik
buah gigi premolar/molar permanen manusia. Bahan yang
digunakan adalah resin adhesif Panavia-Ex, amalgam tembaga
rendah dan amalgam tembaga tĂ­nggi yang mempunyai type
partikel yang sama, yakni ?lathe-cut?. Kekuatan ikat ?shear?
dan kekuatan ikat kompresi diuji dengan alat ui Instron dan
ciihitung dalam MPa.
Dari hasil uji kekuatan ikat shear dan kekuatan ikat
kompresi ternyata kekuatan ikat restorasi bonded amalgam
tembaga rendah lebih besar daripada amalgam tembaga tinggi.
Dengan pengkajian secara statistik menggunakan ANOVA TWO
WAYS, memberikan perbedaari yang bermakna. Ini menunjukkan
bahwa resin acihesif lebih kuat terikat pada amalgam tembaga
rendah danipada amalgam tembaga tinggi dan penggunaan resin
adhesif dapat rnenambah kekuatan tepi restorasi amalgam.
"
1992
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Mohamad Sadikin
"Pendahuluan
Masalah terpenting sekarang ialah, bagaimana mengembangkan suatu teknik kuantitatif untuk mengukur konsentrasi asam folat dalam darah, dengan menggunakan sarana yang ada di kebanyakan laboratorium diagnostik di Indonesia. Secara lebih spesifik, hal tersebut dapat dirumuskan sebagai berikut : bagaimana caranya mengukur kadar asam folat dalam derah secara spektrofotometris ?
Tujuan dari penelitian yang dikerjakan ini ialah mengembangkan suatu cara untuk mengukur kadar asam folat dalam darah secara spektrofotometris, dengan menggunakan teknik Competitive Enzyme Ligand Binding Assay, yang analog dengan teknik Competitive Radio Ligand Binding Assay. Hanya saja, dalam teknik yang akan dikembangkan ini, alih-alih senyawa radioaktif, digunakan enzim tertentu yang dapat diukur secara spektrofotometer biasa sebagai senyawa penanda, yang diikatkan ke suatu kompetitor yang berupa asam folat. Dengan demikian, secara teoritis pengukuran kadar asam folat dalam darah tidak lagi memerlukan peralatan dan keterampilan khusus dan karena itu mestinya dapat dilakukan oleh laboratorium diagnostik biasa.
Untuk mencapai tujuan tersebut, diperlukan adanya suatu protein khusus yang secara spesifik mampu mengikat asam folat. Dalam banyak hal, keperluan akan adanya protein seperti ini biasanya diselesaikan dengan cara membentuk antibodi spesifik terhadap senyawa yang akan diukur. Teknik ini sekarang secara luas dikenal dengan nama RIA (Radio Immuno Assay) bila menggunakan senyawa radioaktif sebagai penanda, dan EIA (Enzyme Immuno Assay) bila menggunakan enzim sebagai penanda. Dalam mengembangkan teknik pengukuran asam folat ini, keperluan akan adanya protein pengikat yang khan untuk asam folat ini dapat diselesaikan dengan cam yang lebih mudah. Antibodi untuk asam folat tidak perlu lagi dibua terlebih dahulu, oleh karena suatu protein pengikat folat ( PIF : Protein Butt Folat ) tersedia dalam susu sapi. Oleh karena itu, langkah pertama dalam penelitian yang dilaksanakan ini ialah memisahkan (isolasi) dan memurnikan (purilikasi) PIF dari susu sapi?.
"
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2000
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5   >>