Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Efly Rasyidin
Abstrak :
Instalasi rawat nginap B adalah suatu unit rawat nginap di RSUPN DR. Cipto Mangunkusumo dengan sistem pelayanan terpadu yang berkapasitas 339 tempat tidur. Pada saat ini di Irna B kurang tersedianya informasi mengenai formularium RSCM Edisi,-V di ruang rawat, sehingga banyak dokter menulis resep obat tidak sesuai dengan formularium yang harganya relatif mahal. Penelitian ini bertujuan untuk melihat apakah terdapat hubungan antara penulisan resep yang tidak sesuai dengan formularium rumah sakit dengan beberapa faktor yaitu pengetahuan dokter, kepemilikan buku formularium pengertian dokter dan sikap dokter terhadap buku formularium tersebut. Untuk mencapai tujuan tersebut, seluruh lembaran resep dikumpulkan dari tanggal 1 sampai 31 Agustus 1997. Dari lembaran resep tersebut dihitung jumlah resep dan dihitung pula berapa persen resep yang tidak sesuai dengan formularium. Kemudian dilakukan wawancara dengan dokter penulis resep untuk mengetahui beberapa faktor yang berhubungan dengan penulisan resep tersebut. Sebagai unit analisis selanjutnya adalah dokter, kemudian dilakukan analisis bivariat dan multivariat terhadap faktor-faktor tersebut. Hasil pengertian adalah sebagai berikut : Ditemukan 7034 resep yang ditulis oleh 121 dokter. Penulisan resep yang tidak sesuai dengan formularium RSCM edisi-V adalah 35. Ternyata faktor yang berhubungan secara bermakna dengan ketidak sesuaian penulisan resep dengan formularium adalah pengetahuan dokter tentang formularium RSCM edisi-V. Disamping itu diduga faktor pengertian dokter dan pemilikan buku formularium berperanan pula secara bermakna. ...... Irna B (Instalasi Rawat Nginap B) is an integrated services ward in cipto mangunkusumo hospital with 339 bed capacity which provides variety of specialities and subspecialities health care. It has been assumed that hospital formulary currently available is not informed well to the medical staffs in the ward result in a high frequency of non formulary drugs prescribing. The purpose of the study was to know if there was a relationship between non formulary prescribing and some factors, namely the awereness, the ownership of the book, understanding and the attitude of the prescribers to wards the hospital formulary. All prescription sheets were collected from August. I until August 31, 1997. Total prescriptions and precentage of non formulary prescriptions and precentage of non formualry prescriptions were calculated, followed by interviewing the prescribers with regards to the factors associated with such prescribing. The prescribers were used as the analysis unit, then bivariate and multivariate analysis were performed to wards those factors. The result showed that 2462 (35%) of 7034 prescriptions prescribed by 121 physicians, were non formulary drugs. The only factor that related to prescribing was the awareness of the physicians to wards the hospital formulary. Besides, the ownership of the formulary book and the prescriber's understanding to wards the hospital formulary were assumed to play a role.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 1998
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Deswita
Abstrak :
Obat merupakan salah satu sumber daya yang panting dalam memberikan pelayanan kesehatan dasar di Puskesmas. Dalam praktek pelayanan pengobatan sering dijumpai adalah penggunaan obat yang tidak sesuai dengan pedoman pengobatan dasar di Puskesmas. Dari beberapa penelitian yang telah dilakukan menunjukkan bahwa sebagian besar penderita ISPA non-pnemonia mendapatkan terapi antibiotika yang seharusnya tidak perlu. Penggunaan obat yang tidak rasional akan menimbulkan dampak buruk baik dari segi ekonomi yang berupa pemborosan anggaran daerah, segi kesehatan yaitu berupa meningkatnya resiko efek samping dan resistensi serta dari segi psikososial berupa ketergantungan masyarakat kepada obat tertentu misalnya antibiotika. Penelitian ini bertujuan untuk melihat proporsi penggunaan obat yang tidak sesuai pada ISPA non-pnemonia dan faktor-faktor apa saja yang berhubungan dengan ketidaksesuaian penggunaan obat pada ISPA non-pnemonia di Puskesmas di Kabupaten Tanggamus. Total sampel dalam penelitian ini berjumlah 96 orang petugas BPI petugas penulis resep di sembilan Puskesmas yaitu Puskesmas Wonosobo, Kotaagung, Gisting, Rantau Tijang, Pulau Panggung, Sukoharjo, Adiluwih, Gading Rejo dan Pardasuka. Pemilihan lokasi penelitian didasarkan pada keterwakilan wilayah. Penelitian ini menggunakan desain potong lintang dan dilaksanakan pada bulan Pebruari sampai Maret 2004. Sebagai variabel terikat adalah ketidaksesuaian penggunaan obat pada ISPA non-pnemonia dengan buku pedoman pengobatan dasar dan sebagai variabel bebas adalah variabel individu berupa pendidikan, pelatihan, pengetahuan dan lama masa kerja, variabel psikologis berupa sikap terhadap pengobatan ISPA non-pnemonia dan sikap terhadap buku pedoman pengobatan, dan variabel organisasi berupa ketersediaan buku pedoman pengobatan dasar, ketersediaan obat setiap bulan, monitoring, evaluasi dan supervisi. Hasil penelitian menunjukkan proporsi penggunaan obat yang tidak sesuai dengan buku pedoman pengobatan sebesar 33,3%. Pelayanan pengobatan sebagian besar dilakukan oleh perawat yaitu 85,4%. Dari analisa bivariat diketahui beberapa variabel yang memiliki hubungan bermakna dengan ketidaksesuaian penggunaan obat pada ISPA non-pnemonia yaitu pendidikan (p= 0,030), sikap terhadap pengobatan ISPA nonpnemonia (p=0,000), sikap terhadap buku pedoman pengobatan (p= 0,001) dan monitoring (p=0,011). Pada hasil analisa multivariat didapat faktor yang paling behubungan dengan ketidaksesuaian penggunaan obat pada ISPA non-pnemonia adalah sikap terhadap pengobatan ISPA non-pnemonia dan sikap terhadap buku pedoman pengobatan (p=3,001). Saran dari penelitian ini adalah optimalisasi peran dokter sebagai tenaga medis yang berkompeten dalam melakukan pelayanan pengobatan di Puskesmas. Transfer ilmu dari dokter kepada perawat juga amat diperlukan. Peran Dinas Kesehatan sebagai instansi pembina juga harus lebih ditingkatkan misalnya dengan memberikan pelatihan yang lebih aplikatif untuk Puskesmas. Kepala cabang divas yang sekarang dijabat oleh tenaga yang kurang tepat sebaiknya diganti dengan tenaga yang lebih baik dan lebih berpengalaman. ......Drug represents one of the important resources in providing primary health service in Health Center. The medication service that often met is inappropriate usage of drug with the guidance of basic medication for Health Center. From previous some studies showed that most of Non-pneumonia Respiratory Infection patient got unnecessary antibiotic therapy. Usage of irrational drug will result negative effect either from economic side such as wastefulness of district budget, health side that is the increase of side effects risk and of resistance, and also psychosocial side such as depended society to the certain drug i.e. antibiotic. This study aimed to get the proportion of inappropriate drug usage for non-pneumonia respiratory infection and factors related to it at Health Center in the District of Tanggamus. Total sample in this study was 96 BP officers/prescription writers from nine Health Centers namely Wonosobo Health Center, Kotaagung Health Center, Gisting Health Center, Rantau Tijang Health Center, Pulau Panggung Health Center, Sukoharjo Health Center, Adiluwih Health Center, Gading Rejo Health Center, and Pardasuka Health Center. The choice location of study relied on the representative of region. This study used cross sectional design and conducted during February until March 2004. Dependent variable in the study was inappropriateness of drug usage for non-pneumonia respiratory infection with the guidance book for basic medication, while as independent variable consisted of individual variables (education, training, knowledge, and duration of work span), and psychological variables (attitude to the medication of Non-pneumonia respiratory infection and attitude to the guidance book for medication), and organizational variables (availability of guidance book for basic medication, availability of drugs in each month, monitoring, supervision and evaluation). Dependent variable in the study was inappropriateness of drug usage for non-pneumonia respiratory infection with the guidance book for basic medication, while as independent variable consisted of individual variables (education, training, knowledge, and duration of work span), and psychological variables (attitude to the medication of non-pneumonia respiratory infection and attitude to the guidance book for medication), and organizational variables (availability of guidance book for basic medication, availability of drugs in each month, monitoring, supervision and evaluation). The study showed that proportion of drug usage in which inappropriate with the book guidance for medication equal to 33.3%. The most of medication service was conducted by nurse (85.4%). Bivariate analysis showed variables that had significant relationship with the inappropriateness of drug usage for non-pneumonia respiratory infection were education (p'.03), attitude to the medication of non-pneumonia respiratory infection (p=0.001), attitude to the guidance book for medication (p=0.001), and monitoring as well (p=1.011). Multivariate analysis showed the most dominant factors in the study about the inappropriateness of drug usage for non-pneumonia were attitude to the medication of non-pneumonia respiratory infection and attitude to the guidance book for medication (p=0.001). Recommendation from this study was to increase the role of doctor optimally as competent medical staff in conducting the medication service in health center. Transfer of knowledge from doctor to nurse also very needed. Role of Health Office as an assistance institution also should be improved, for example by giving more applicative training for the Health Center's staffs. The head of branch of Health Office in which now taken hold by unqualified person should be changed by qualified and experienced one.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2004
T 12796
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library