Hasil Pencarian

Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 4 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Nicolas
"Laporan Magang ini membahas mengenai analisis kinerja dari sistem informasi yang digunakan oleh PT Indonesian Capital Market Electronic Library (PT ICaMEL) dalam menyediakan data dan informasi pasar modal Indonesia bagi masyarakat luas, yang merupakan komitmen dari PT Bursa Efek Indonesia sebagai Self Regulatory Organization (SRO), dengan menggunakan pendekatan IT Balanced Scorecard (IT BSC). Secara keseluruhan, kinerja sistem informasi PT ICaMEL sebagai pusat informasi pasar modal Indonesia yang diukur berdasarkan IT BSC sudah menujukkan hasil yang sangat baik. Keempat perspektif dari IT BSC memiliki pencapaian target diatas 80%, yang termasuk dalam kategori sangat baik.

This internship report explains about performance analysis of information system that used by PT Indonesian Capital Market Electronic Library (PT ICaMEL) in providing Indonesian capital market data and information for wide community, which is the commitment of PT Bursa Efek Indonesia as Self Regulatory Organization (SRO), using the IT Balanced Scorecard (IT BSC) approach. Overall, the performance of Information system used by PT ICaMEL as referral source for Indonesian Capital Market information had shown good results. Each four of the IT BSC?s perspective?s achievement had reached more than 80%, which is categorized as very good."
Lengkap +
Depok: Universitas Indonesia, 2016
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Iding Pardi
"Pasar modal khususnya Bursa Efek merupakan industri yang rawan terhadap risiko sistemik dan crash yang dapat berdampak luas dan mengancam industri secara keseluruhan. Untuk itulah diperlukan berbagai perangkat atau prosedur untuk mencegah terjadinya risiko tersebut. Dana Jaminan Transaksi Bursa atau kadang disebut juga Dana Kliring merupakan salah satu sumber keuangan dalam rangka mencegah risiko sistemik. Di pasar modal Indonesia, dana ini dikumpulkan sebesar persentase tertentu dari nilai transaksi. Karena dana ini sudah terkumpul cukup besar, berbagai kalangan terutama Perusahaan Efek melalui Asosisasi Perusahaan Efek Indonesia (APEI) meminta agar tidak lagi dikenakan pungutan Dana Jaminan, karena dana ini telah dianggap cukup. Bapepam selaku pengawas pasar modal telah menugaskan KPEI selaku pengelola Dana Jaminan dan APEI untuk inendiskusikan hal tersebut. Untuk itu perlu dilakukan analisis terhadap kecukupan Dana Jaminan saat ini sehingga dapat digunakan sebagai dasar dalam pengambilan kebijakan.
Lembaga internasional BIS dan IOSCO telah memberikan rekomendasi terkait pengelolaan Dana Jaminan, termasuk di dalamnya adalah pengukuran kecukupannya. Beberapa rekomendasinya antara lain bahwa kecukupan Dana Jaminan diukur dengan menggunakan stress testing. Stress resting harus mencakup periode paling ekstrim yang pernah dialami oleh pasar. Stress testing juga harus mempertimbangkan kemungkinan kegagalan (default) beberapa partisipan pada saat yang bersamaan. Berbagai rekomendasi tersebut dijadikan dasar dalam pemodelan untuk mengukur kecukupan Dana Jaminan.
Dengan pertimbangan bahwa pengukuran kecukupan Dana Jaminan melibatkan banyak faktor risiko dan dengan mempertimbangkan periode ekstrim yang pernah Saialami, maka dalam penelitian ini digunakan stress testing dengan teknik multifactor dan scenario analysis dengan inontecarlo simulation, Simulasi akan dibangkitkan dari pola dan paramctcr distribusi faktor-faktor risiko dari periode ekstrim yang dipilih. Secara garis besar langkah-langkah dalam penelitian ini meliputi:
- Identifikasi faktor-faktor risiko.
- Mengembangkan model perhitungan dengan memasukkan variabel-variabel risiko. - - - Menentukan jenis dan parameter distribusi dari faktor-faktor risiko dengan mengacu pada periode ekstrim.
- Menganalisis model dengan melakukan simulasi dan stress analysis.
Dalam rangka memberikan keleluasaan dalam pengambilan kebijakan, dalam penelitian ini digunakan dua alternatifstress analysis, yaitu :
1. Stress testing yang hanya didasarkan pada pola dan parameter distribusi periode yang ekstrim.
2. Stress resting yang ditentukan dengan melakukan stressed atas faktor-faktor pendorong risiko yang didasarkan pada pola dan parameter distribusi periode ekstrim.
Alternatif perhitungan pertama lebih moderat dan menghasilkan angka kebutuhan Dana Jaminan Transaksi Bursa sebesar 405 miliar rupiah. Sedangkan altematif kedua lebih konservatif dan menghasilkan angka kebutuhan Dana Jaminan Transaksi Bursa sekitar 1,487 triliun rupiah.

As a main part of capital market, stock exchange is obviously vulnerable to crash and systemic risk which could widely affect and threaten the industry as a whole. For that reason, it is necessary to set up various tools or procedures to prevent such risk. Stock Exchange Guarantee Fund or sometimes is called Clearing Fund is one of procedures to prevent such risks. In Indonesian capital market, this fund is collected as a certain percentage amount of stock brokerage companies trading value. Currently, there is an initiative to stop collecting the fund due to its total amount. This initiative to Bapepam comes from the Indonesia Securities Company (APED). In the point of view APED the current total amount of the fund is huge enough to cover the risk. Bapepam, as capital market supervisor has already asked KPEI to study the issue. Therefore, measuring the adequacy of guarantee fund becomes an urgent matter in order to formulate appropriate policy base on scientific reason.
International organizations such as BIS and IOSCO have published recommendations concerning guarantee fund management, including the assessment of the adequacy of fund. The recommendations indicate the using of stress testing techniques to assess the adequacy of fund. Stress testing should include the most volatile periods that have been experienced by the markets for which KPEI as CCP provides its services. Stress testing should also evaluate the potential of defaults by two or more participants (particularly related group members or affiliates). Therefore the modeling for assessing the adequacy of guarantee fund takes into account the recommendation published by them. The recommendation is used in this paper in modeling for assessing the adequacy of guarantee fund.
Not only the measurement of guarantee fund adequacy involves many risk factors but also time period factor that include the extreme periods that have been experienced by the markets. Therefore the study in this paper chooses to use stress testing, multifactor analysis, and scenario analysis with Monte Carlo simulation as methods or techniques to determine the adequacy of guarantee fund. The simulation data will be generated through distribution pattern and parameter from extreme period selected. Basically the steps in this study cover :
- Identifying risk factors.
- Develop calculation Model by applying the risk factors which have been identified.
- Define the distribution type and parameter of risk factors referring to extreme period.
- Analysis the model by simulation and stressing the risk factors.
In order to give alternatives for rule making rule process, this study uses two alternatives of stress analysis:
1. Stress testing which is only based on pattern and parameter of distribution of extreme period.
2. Stress testing which is not only based on pattern and parameter of distribution of extreme period, but also based on stressing of risk factors simultaneously.
The first alternative is more moderate and come up with the adequacy of fund only at amount of 405 billions rupiah, whereas the second alternative is much more conservative. The second method comes up with a quite large amount of fund needed that is 1,487 billions rupiah.
"
Lengkap +
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2006
T18302
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ema Sri Redjeki
"ABSTRAK
KPEI merupakan suatu lembaga nirlaba yang menjalankan fungsi sebagai Central Counterparty di lingkungan pasar modal Indonesia. Peranan yang dimiliki KPEI antara lain adalah sebagai fasilitalor untuk jasa penjaminan dan penyelesaian transaksi bursa. Terkait dengan fungsi tersebut, KPEI melakukan aktivitas pemantauan dan pengendalian risiko yang terjadi akibat adanya transaksi bursa. Pemantauan dan pengendalian risiko yang dilakukan oleh KPEI bertujuan untuk memantau risiko KPEI atas aktivitas perdagangan yang dilaksanakan Anggota Kliring di Bursa dan mengantisipasi kemungkinan risiko yang akan timbul. KPEI dapat melakukan antisipasi terhaiap risiko dengan cara melakukan penghitungan berkala terhadap agunan dan akan meminta tambahan agunan jika sudah tidak mencukupi. Untuk dapat memenuhi prasyarat di atas, KPEI memerlukan agunan dari Anggota Kliring ke KPEI. Salah satunya adalah agunan dalam bentuk saham. Manfaat agunan yang diterima KPEI antara lain adalah sebagai alat penanggulangan kegagalan pemenuhan kewajiban penyelesaian Transaksi Anggota Kliring, apabila : Anggota Kliring yang bersangkutan tidak dapat memenuhi kewajibannya kepada KPEI secara permanen (Bankruptcy risk) dan Mengatasi risiko fluktuasi harga (Market Risk/LiquidityRisk) pada kondisi Anggota Kliring mengalami kebangkrutan (pailit).
Penentuan haircut atas agunan saham sudah dilaksanakan dan diimplementasikan oleh KPEI. Penulisan karya akhir ini bertujuan memberikan alternatif lain dalam metode penghitungan haircut saham di KPEI. Dalam penulisan karya akhir ini, berdasarkan perhitungan dengan pendekatan standar deviasi normal dan pendekatan ARCHIGARCH, terdapat tiga saham yang berpotensi risiko kenaikan atau penurunan nilai agunan yang besar pada periode 2004-2005 adalah BNBR (haircut 6%), BUMI (haircut 2%) dan BNII (haircut 3%). Untuk periode 2006-2007, saham-saham yang berpotensi risiko kenaikan atau penurunan nilai agunan adalah PGAS (haircut 4%), KIJA (haircut 5%) and BUMI (haircut 3%).
Hasil uji validasi dengan penuujian backtesting yang dilakukan terhadap masingmasing return harga-harga saham sampel yang dijadikan agunan KPEI dengan metode Kupiec Test, diperoleh hasil bahwa perhitungan haircut dengan menggunakan rnetode peramalan standar deviasi dapat diimplementasikan karena.jumlah penyimpangan antara nilai return hasil estimasi model dengan nilai return actual masih berada dalam batas toleransi. Upaya-upaya mitigasi risiko akibat pergerakan harga saham di pasar yang perlu dilakukan KPEI antara lain adalah dengan melakukan review nilai haircut secara periodik (dalam hal ini bulanan) dan pembatasan volume saham yang diterima KPEI.

ABSTRACT
As a central counterparty in Indonesian capital market, one of the roles of KPEI is to facilitate the guarantee and settlement transaction by monitoring and controlling the risk associated with the market transaction. This monitoring and controlling function is to counter the risk that might happen due to transaction activity performed by the Clearing Members. To perform this function, KPEI executes some periodical calculations to the collateral and recalculates them when insufficient, by collecting the collaterals from the Clearing Member in a form of stocks. KPEI uses these collaterals as a recovery tool when one of the members failed to fulfill the obligation of market transaction that is when Clearing Member unable to return the payment due to bankruptcy risk and market risk/liquidity risk. KPEI uses and implements the haircut calculation since 2004.
This paper tries to give an alternative to the calculation of the haircut by using the normal standard deviation and the approach of ARCH/GARCH. The top three stocks that potentially have a high increase/decrease risk of the collateral are: BNBR (haircut 6%), BUMI (haircut 2%) and BNII (haircut 3%) in the period of 2004-2005, and PGAS (haircut 4%), KIJA (haircut 5%) and BUMI (haircut 3%) for 2006-2007.
The back testing result from each sample returns of stock price collateral) by KPEI using Kupiec Test, shows standard deviation method forecast can be implemented since the deviation or estimated model is still within tolerance when compared to the actual return. However, KPEI needs to review the haircut value on periodic basis (monthly) and limit the stock volume that might posses risk mitigation associated with stock activity.
"
Lengkap +
2007
T19682
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Melvin Hade
"Penelitian ini bertujuan untuk menguji hubungan antara Arus Dana Investasi Asing NFF di pasar modal Indonesia dan tingkat return dari Indeks Harga Saham Gabungan IHSG dengan jangka waktu 15 tahun sejak 1 Januari 2000 sampai 1 Januari 2016, dengan frekuensi observasi per hari. Penelitian ini mencakup beberapa shock variables yang adalah variabel yang dapat mempengaruhi NFF dan variabel yang dapat mempengaruhi IHSG kembali untuk mengidentifikasi variabel lain yang mempengaruhi setiap variabel utama NFF dan IHSG kembali.
Vector Auto Regression VAR dan regresi OLS digunakan untuk model awal dan kemudian digunakan pendekatan GARCH. Selain itu, beberapa uji digunakan seperti Uji Kausalitas Granger Granger Causality Test digunakan untuk mengidentifikasi arah korelasi antara NFF dan tingkat return dari IHSG. Penelitian ini juga termasuk Uji White, Uji Breusch-Pagan, dan Uji Szroeter Rank untuk mendeteksi heteroskedastisitas dalam model tersebut.
Penelitian ini menghasilkan tiga hasil utama yaitu pertama, pengembalian IHSG memiliki korelasi yang signifikan dan positif terhadap tingkat NFF menuju pasar saham Indonesia. Kedua, penelitian ini menemukan bahwa Indeks Dow Jones Industrial Average, nilai tukar domestik, harga minyak mentah dunia dan harga emas dunia memiliki pengaruh yang signifikan terhadap Arus Dana Asing yang masuk ke IHSG. Terakhir, Krisis Subprime Mortgage di tahun 2008 tidak berpengaruh secara signifikan terhadap hubungan IHSG-NFF, yang berarti bahwa terlepas dari masa krisis atau periode non-krisis, IHSG secara konsisten memiliki dampak yang signifikan terhadap NFF.

This research examines the correlation between Net Foreign Fund flows NFF in the Indonesian equity market and the returns of the Jakarta Composite Index JCI from 1 January 2000 to 1 January 2016, which is a 15 year period with a daily frequency. The research includes several shock variables, which are external variables that may affect NFF and external variables that may affect the JCI returns. This was done to identify other variables that may affect each of the main variables, which are the NFF and JCI returns.
Vector Auto Regression VAR and OLS regression were used for the initial model and later the GARCH approach was used to address the heteroskedasticity issue. In addition, several tests was used such as the Granger Causality Test was used in order to identify the direction of correlation between the NFF and the returns of the JCI. The research also included the White Test, the Breusch Pagan Test, and the Szroeter rsquo s Rank Test in order to detect any heteroskedasticity in the model.
The research discovered that JCI returns have a significant and positive correlation towards the levels of NFF in the Indonesian equity market. Secondly, this research also founds out that the returns of the Dow Jones Industrial Average index, domestic exchange rate, world crude oil price and world gold price have a significant effect in relation to the Net Foreign Fund flows. Lastly, the 2008 Subprime Mortgage Crisis has no significant effect in relation to the JCI NFF relationship, meaning that regardless of the crisis period or non crisis period, the JCI returns have a significant and consistent impact towards NFF.
"
Lengkap +
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2016
S66256
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library