Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 26 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Suwito Haryatno
Abstrak :
ABSTRAK
Kemajuan teknologi telah mengantar industri ke tahapan lebih lanjut yang dikenal sebagai industri 4.0. Revolusi ini tidak hanya berlaku bagi perusahaan manufaktur tetapi berdampak juga bagi industri jasa yang salah satunya bergerak dalam bidang manajemen investasi. Peranan teknologi akan membantu industri ini jauh lebih berkembang guna pemenuhan kebutuhan dari para nasabahnya dan mengakselerasi pertumbuhan ekonomi demi peningkatan kesejahteraan masyarakat secara merata dengan distribusi modal yang lebih optimal.
Jakarta: The Ary Suta Center, 2019
330 ASCSM 46 (2019)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Luthfi Olot Gigantara
Abstrak :
Pada penelitian ini, dilatarbelakangi oleh perubahan sosial yang terjadi akibat revolusi Industri 4.0, dimulai dari life style, e-commerce, dan financial technology yang dilakukan oleh masyarakat ternyata juga diikuti oleh peningkatan trend angka kejahatan cyber di masyarakat. Kepolisian sebagai salah satu institusi yang bertugas menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat memiliki tantangan baru dalam menghadapi perubahan era yang begitu cepat. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi kesiapan SDM Polri dalam menghadapi RI 4.0. Penelitian ini menggunakan pendekatan post positivist dengan metode pengumpulan data kualitatif yang selanjutnya dilakukan analisis data. Hasil penelitian menunjukkan bahwa berbagai kesiapan tengah dilakukan oleh organisasi Polri guna menghadapi RI 4.0. Dari 5 disiplin learning organization, pada disiplin Team Learning dan disiplin System Thingking, Polri sudah sesuai dengan karakteristik organisasi pembelajar. Sedangkan untuk disiplin Mental Model, disiplin Personal Mastery dan disiplin Shared Vision sudah ada penyesuaian namun belum optimal. Namun demikian, pembangunan SDM Polri merupakan faktor utama dalam menghadapi perubahan zaman yang begitu cepat. Dalam skenario pembangunan SDM Polri yang terdiri dari 2 faktor yaitu internal dan eksternal telah menghasilkan 4 alternatif skenario yaitu Polisi "Gaul", Polisi "Inisiatif", Polisi "Benalu" dan Polisi "Batu". ......Social changes due to the Industrial Revolution 4.0, leading to lifestyle, e-commerce, and financial technology changes. Unfortunately, this was followed by an increasing trend in cybercrime rates in the community. The police, with duties to maintain internal security and preserve public order, have new challenges in dealing with the fast changes of the era. This study examined the readiness of the Police HR in facing RI 4.0. Post positivist approach with qualitative data collection method was used as the assessment of the study. The results suggested that various preparations have been carried out by Polri to deal with RI 4.0. From the 5 learning organization disciplines, the Polri were in accordance with the Team Learning and the System Thinking discipline. As for the Mental Model, the Personal Mastery and the Shared Vision disciplines, adjustments had been made but were not yet optimal. However, the development of the Polri HR is a major factor in dealing with the changing times. In the Polri HR development scenario, which consists of 2 factors, internal and external, it has produced 4 alternative scenarios, namely the "Gaul" Police, "Inisiatif" Police, "Benalu" Police and "Batu" Police.
Jakarta: Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Indonesia, 2020
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Maheka Restu Araliz
Abstrak :
Pada masa ini telah masuk revolusi industri keempat atau yang disebut dengan Industri 4.0. Industri 4.0 merupakan sebuah proses atau alat yang terintegrasi dengan internet dimana semua obyek dilengkapi perangkat teknologi yang mampu berkomunikasi sendiri dengan sistem teknologi informasi. Untuk mengukur kesiapan sebuah perusahaan dalam menerapkan industri 4.0 di Jerman sudah diterapkan Industry 4.0 Readinness Index dari VDMA Jerman yaitu IMPULS. Begitupun di Indonesia juga sudah diterapkan Industry 4.0 Readinnes Index yaitu INDI 4.0. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat perbedaan antara standar penilain IMPULS dan INDI kemudian dari perbedaan tersebut dilakukan kalibrasi ulang. Untuk melihat keakuratan dari standar penilaian dikembangkan sebuah piranti assessment dengan menggunakan tool ADLI dari MBNQA. Malcolm Baldrige National Quality Award (MBNQA) merupakan salah satu tool yang digunakan untuk menilai kinerja perusahaan dengan system penilaian Approach, Deployment, Learning dan Integration (ADLI). Penelitian dilakukan di sebuah industri alat kesehatan yang ada di Indonesia. Hasil kalibrasi pada pilar Orang dan budaya serta Produk dan Layanan menggunakan IMPULS sebagai setting value. Hasil dari standar penilaian INDI dengan nilai 33.55% berada pada level 1 dan hasil dari standar penilaian IMPULS dengan nilai 35.6% berada pada level 2. Hasil dari piranti assessment untuk pilar Orang dan Budaya 39.79% berada pada level 1 dan untuk pilar Produk dan Layanan 33.75% berada pada level 0. ......At this time, the fourth industrial revolution or what is known as Industry 4.0 has entered. Industry 4.0 is a process or tool that is integrated with the internet where all objects are equipped with technological devices that are able to communicate on their own with information technology systems. To measure the readiness of a company to implement Industry 4.0 in Germany, the Industry 4.0 Readiness Index from VDMA Germany, namely IMPULS, has been implemented. Likewise, in Indonesia, the Industry 4.0 Readiness Index has also been implemented, namely INDI 4.0. The purpose of this study was to see the difference between the IMPULS and INDI assessment standards and then recalibrate from these differences. To see the accuracy of the assessment standards, an assessment tool was developed using the ADLI tool from MBNQA. The Malcolm Baldrige National Quality Award (MBNQA) is one of the tools used to assess company performance with the Approach, Deployment, Learning and Integration (ADLI) assessment system. The research was conducted in a medical device industry in Indonesia. The calibration results on the pillars of People and culture as well as Products and Services use IMPULS as the setting value. The results of the INDI assessment standard with a value of 33.55% are at level 1 and the results of the IMPULS assessment standard with a value of 35.6% are at level 2. The results of the assessment tool for the People and Culture pillar are 39.79% at level 1 and for the Products and Services pillar 33.75 % is at level 0.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Trio Kurnia Ryplida
Abstrak :
Dalam menyikapi indsutri 4.0, Indonesia sendiri juga telah menerapkan Industri 4.0 dari tahun 2018. Oleh karena itu untuk mengukur kesiapan industri 4.0 di indonesia pemerintah sedang menerapkan Indsutry 4.0 Redines Index (INDI 4.0). Perusahaan dapat menilai kesiapannya dengan melakukan self-assesment secara online kemudian dilakukan verifikasi oleh para ahli indsutri 4.0 dengan dilakukan kunjungan industri. Malcom Baldrige National Quality Award (MBNQA) menurapak salah satu tools yang digunakan untuk mengukur keefektifan kinerja organisasi secara menyeluruh. MBNQA memiliki metode penilaian, yaitu Approach, Deployment, Learning, Integration (ADLI). Penelitian ini dilakukan untuk mengembangkan tools untuk memverifikasi tingkat ke akuratan dari kesiapan peusahaan untuk transformasi menuju indutri 4.0. dengan menggabungkan metode penilaian yang ada pada INDI 4.0 dengan penilaian ADLI pada MBNQA. Hasil akhir dari penelitian ini akan dijadikan pedoman oleh perusahaan untuk menilai tingkat kesiapan menuju industri 4.0. Pada penelitian dilakukan metode wawancara dan observasi secara langsung ke lapangan, dsebelum dilakukannya dilakukan perancangan pertanyaan yang didasari dari state of the art masing-masing pilar yang ada pada INDI 4.0. metode penilaian yang dilakukan didasari dari penilaian ADLI pada MBNQA dan pelevelan pada INDI 4.0. Hasil dari penelaian yang dilakukan dengan metode penilaian ADLI diapatkan untuk pilar manajemen dan organisasi bahwa perusahaan yang diobservasi masih pada tahapan awal untuk perencanaan menuju industri 4.0 dan untuk metode INDI 4.0 masih belum adanya dukungan dari manajemen untuk bertransformasi menuju industri 4.0. Hasil dari penilaian dengan metode ADLI pada pilar teknologi dimana perusahaan masih belum mengarah menuju industri 4.0 sama dengan penilaian dengan metode INDI 4.0. ......In addressing industry 4.0, Indonesia itself has also implemented Industry 4.0 from 2018. Therefore, to measure the readiness of industry 4.0 in Indonesia, the government is implementing the Industry 4.0 Redines Index (INDI 4.0). Companies can assess their readiness by conducting online self-assessments and then verifying them with industry 4.0 experts by conducting industrial visits. The Malcolm Baldrige National Quality Award (MBNQA) marks one of the tools used to measure the overall effectiveness of an organization's performance. MBNQA has an assessment method, namely Approach, Deployment, Learning, Integration (ADLI). This research was conducted to develop tools to verify the level of accuracy of the company's readiness for transformation towards Industry 4.0. by combining the existing assessment methods on INDI 4.0 with the ADLI assessment on MBNQA. The final results of this study will be used as a guideline for companies to assess the level of readiness towards Industry 4.0. In the research, interview methods and direct observations were carried out in the field, before designing questions based on the state of the art of each pillar in INDI 4.0. the assessment method used is based on ADLI's assessment on MBNQA and leveling on INDI 4.0. The results of the assessment carried out using the ADLI assessment method were obtained for the management and organizational pillars that the companies observed were still in the early stages of planning towards industry 4.0 and for the INDI 4.0 method there was still no support from management to transform towards industry 4.0. The results of the assessment using the ADLI method on the technology pillar where the company is still not heading towards industry 4.0 are the same as the assessment using the INDI 4.0 method.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Eka Lutfiyatun
Abstrak :
Pembelajaran di era revolusi industri 4.0 bertujuan untuk meningkatan literasi digital. Salah satunya adalah kompetensi menulis di media digital atau digital writing. Tugas-tugas sekolah pun sudah mulai beralih ke penugasan konten di media digital. Permasalahannya adalah bagaimana menumbuhkan dan mengembangkan minat dan kreativitas serta meningkatkan kompetensi menulis peserta didik menulis di media digital. Tujuan kajian ini adalah mendeskripsikan bagaimana optimasi kompetensi menulis di media digital. Metode yang digunakan dalam penulisan artikel ini adalah analisis deskriptif atau kajian literatur yang menghasilkan data deskriptif dari berbagai hasil penelitian tentang pengalaman guru dalam optimasi kompetensi menulis peserta didik di media digital. Hasil kajian ini menunjukkan bahwa pengalaman parapendidik di kelas dalam menggunakan berbagai media penunjang latihan digital writing melalui Edmodo, Wattpad,Blog, dan Wordpress untuk membuat konten berupa ulasan, essai, dan tanggapan dapat menumbuhkan dan mengembangkan sikap kreatif dan produktif peserta didik sehingga dapat meningkatkan kompetensi dalam menulis dimedia digital. Selain itu, menurut peserta didik, menulis di media digital lebih menyenangkan dan dapat dilakukan lebih efektif, serta menumbuhkan minat menulis. Namun, pelaksanaannya menuntut peserta didik untuk aktif dan pendidik berperan sebagai fasilitator. Sarannya adalah bahwa para pendidik harus selalu menggali potensi peserta didik dengan memanfaatkan berbagai media digital yang ada
Jakarta: Pusat Data dan Teknologi Informasi, 2020
371 TEKNODIK 24:2 (2020)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Alphasius Omega Dixon
Abstrak :
Penelitian tentang dampak inovasi terhadap competitive advantage telah banyak dibahas. Salah satu variabel inovasi yang relevan adalah business process innovation. Inovasi tidak muncul secara tiba-tiba dalam sebuah organisasi. Diperlukan beberapa faktor pendukung, seperti iklim yang mendukung inovasi dan structural empowerment. Membahas lebih lanjut tentang structural empowerment, beberapa penelitian secara khusus menguji pengaruhnya terhadap innovative behaviour. Hubungan antara structural empowerment dan organizational performance juga telah diamati. Dalam konteks industri saat ini, perusahaan dituntut untuk lebih agile dan kreatif dalam menghadapi persaingan pasar yang ketat dan cepat. Selain itu, tren industri 4.0 juga membawa banyak perubahan pada pola persaingan di pasar. Perusahaan harus mampu beradaptasi dengan proses bisnis baru, terlepas dari industrinya. Structural empowerment merupakan salah satu hal terpenting yang diperlukan untuk meningkatkan efisiensi organisasi dan daya pemecahan masalah. Studi ini mengkaji hubungan antara structural empowerment, innovative behaviour dan business process innovation, yang pada akhirnya mengarah pada tingkat competitive advantage suatu organisasi. Ini menghubungkan teori structural empowerment dan inovasi, yang selalu dilihat sebagai sesuatu yang terpisah dalam pengaruhnya terhadap competitive advantage. Dalam melakukan uji empiris, diambil data dari 97 manajer atau ketua tim melalui survei online. Metode SEM-PLS digunakan untuk melihat hubungan yang terjadi antar konstruk. Hasil penelitian menunjukkan adanya pengaruh positif antara structural empowerment, innovative behaviour, business process innovation, dan competitive advantage. ......Research on the impact of innovation on competitive advantage has been widely discussed. One of the relevant innovation variables is business process innovation. Innovation does not appear suddenly in an organization. Several supporting factors are needed, such as a climate that supports innovation and structural empowerment. Discussing more about structural empowerment, several studies specifically examine its effect on innovative behavior. The relationship between structural empowerment and organizational performance has also been observed. In the current industrial context, companies are required to be more agile and creative in facing fierce and fast market competition. In addition, the industry 4.0 trend also brings many changes to the competition patterns in the market. Companies must be able to adapt to new business processes, regardless of the industry. Structural empowerment is one of the most important things needed to increase organizational efficiency and problem solving agility. This study examines the relationship between structural empowerment, innovative behavior and business process innovation, which ultimately leads to an organization's level of competitive advantage. This links the theory of structural empowerment and innovation, which have always been seen as separate things, especially in regards to their effect on competitive advantage. In conducting the empirical test, data were taken from 97 managers or team leaders through an online survey. The SEM-PLS method is used to see the relationship between constructs. The results showed a positive influence between structural empowerment, innovative behavior, business process innovation, and competitive advantage.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2021
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Desi Likman Daniyasti
Abstrak :

Memimpin pasar mobil di kawasan ASEAN dan Asia Tenggara, industri otomotif Indonesia menjadi salah satu pilar penting sektor manufaktur yang memberikan kontribusi signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi nasional. Seiring dengan kehadiran revolusi industri baru, Industri 4.0 telah menciptakan katalis bagi pemerintah Indonesia untuk mendorong pertumbuhan industri manufaktur otomotif dalam meningkatkan kontribusinya pada pertumbuhan ekonomi lebih lanjut. Namun, kompleksitas proses yang terdapat di industri manufaktur otomotif telah menimbulkan pertanyaan, aspek atau faktor apa yang bisa mempercepat upaya adopsi teknologi Industri 4.0? Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi dampak kebijakan pemerintah Indonesia terhadap upaya akselerasi adopsi teknologi Industri 4.0 di industri otomotif Indonesia. Eksplorasi kebijakan dilakukan melalui perancangan model konseptual kualitatif, yang dikembangkan dengan pendekatan pemodelan sistem dinamis, untuk memberikan pemahaman tentang dinamika hubungan antara faktor-faktor yang terlibat di dalam penciptaan ekosistem Industri 4.0 di Indonesia.


Leading the car market in ASEAN and Southeast Asia region, the Indonesian automotive industry is being considered as one of the manufacturing sector important pillars that significantly contributes to national economic growth. Along with the presence of the next wave industrial revolution, Industry 4.0 creates the catalyst for the Indonesian government to stimulate the growth of the automotive manufacturing industry to boost its contribution on further national economic growth. However, the complexity or process that exists in automotive manufacturing industry has raised a question, what aspects or factors that could accelerate the Industry 4.0 technology adoption process? Hence, this research aims to explore the policy impact towards the growth of Industry 4.0 technology adoption in Indonesian automotive industry. The policy exploration will be done through a qualitative conceptual model, developed within system dynamics modeling approach, to provide an understanding of the relationship dynamics between factors included in the fourth industrial ecosystem creation in Indonesia.

Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rahmat
Abstrak :

Mahasiswa sebagai cikal bakal penerus bangsa perlu mempersiapkan diri untuk bekerja di era revolusi industri 4.0. Revolusi industri 4.0 membuat setiap manusia harus memiliki beberapa kemampuan agar siap untuk menghadapi revolusi industri 4.0, seperti pemecahan masalah kompleks, berpikir kritis, kreativitas, kerja sama/berkoordinasi dengan orang lain, memiliki kecerdasan emosional, dan memiliki kemampuan menilai dan mengambil keputusan. Setelah lulus kuliah, mahasiswa harus mempersiapkan diri untuk bekerja di era revolusi industri 4.0. Agar siap menghadapi era revolusi industri 4.0, perlu diketahui faktor-faktor yang menjelaskan kesiapan dalam menghadapi era revolusi industri 4.0. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang menjelaskan kesiapan mahasiswa FMIPA UI dalam menghadapi era revolusi industri 4.0. Faktor-faktor yang diduga menjelaskan kesiapan mahasiswa dalam menghadapi era revolusi industri 4.0 adalah jenis kelamin, tujuan penggunaan internet, pengalaman kerja, pengalaman organisasi/kepanitiaan, uang saku, kecocokan  jurusan kuliah, departemen, kepribadian ekstrovert, dan kepribadian introvert. Metode yang digunakan adalah regresi linear berganda. Data yang digunakan merupakan data primer dengan sampel sebanyak 523 mahasiswa FMIPA UI yang diambil dengan metode quota sampling. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa faktor yang menjelaskan kesiapan mahasiswa FMIPA UI dalam menghadapi era revolusi industri 4.0 adalah jenis kelamin, tujuan penggunaan internet, pengalaman kerja, kecocokan jurusan kuliah, dan kepribadian ekstrovert.


Students as the prospective nation’s successors need to prepare themselves to work in the 4.0 industrial revolution era. 4.0 Industrial revolution causes peoples being must have some ability to be ready to face it, such as complex problem solving, critical thinking, creativity, team work/coordinate with others, have emotional intelligence, and could judge and take decisions. It is necessary to know the factors that explain readiness in facing 4.0 industrial revolution. The purpose of this research is to determine the factors that explain the readiness of FMIPA UI students in facing 4.0 industrial revolution. Presumption factors explained the readiness in facing 4.0 industrial revolution are gender, the purpose in using the internet, work experiences, organizations/committees experiences, pocket money, sense of match with majors, department, extrovert personality, and introvert personality. The method used in this research is multiple linear regression. The data of this research is primary data with a sample of 523 FMIPA UI students, collected by using quota sampling method. The results showed that the factors that explain the readiness of FMIPA UI students in facing the 4.0 industrial revolution era are gender, the purpose in using the internet, work experience, sense of match with majors, and extrovert personality.

Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kynanda Ivandi Ramadhan
Abstrak :
Sektor manufaktur merupakan penyumbang terbesar bagi perekonomian Indonesia. Melihat tren masa lalu di negara lain, mudah dipahami bahwa pengembangan sektor ini mampu menjadi kunci bagi suatu negara menjadi makmur. Meski demikian, guncangan yang diberikan oleh pandemi COVID-19 telah menunjukkan kelemahan resiliensi sektor. Perkembangan pesat dalam teknologi digital membawa perubahan baru ke sektor industri manufaktur. Perubahan ini acap kali dikaitkan dengan revolusi industri yang keempat, sehingga umum disebut sebagai Industri 4.0. Dalam beberapa studi yang sudah dilakukan, penerapan teknologi Industri 4.0 mampu meningkatkan ketangguhan sebuah perusahaan dalam menghadapi krisis. Resiliensi atau ketangguhan sendiri dapat diukur sebagai angka berdasarkan empat dimensi utama, yaitu robustness, resourcefulness, redundancy, dan rapidity. Dengan mencari indikator pengukur berdasarkan dimensi tersebut, maka tingkat resiliensi sebuah perusahaan pada suatu masa dapat ditentukan. Penelitian ini mengeksplorasi seberapa besar dampak yang diberikan oleh teknologi Industri 4.0 terhadap tingkat resiliensi perusahaan manufaktur untuk menghadapi guncangan atau krisis lainnya di masa depan. ......The manufacturing sector is one of the biggest contributors to Indonesian economy. By seeing the past trends from other countries, it is easy to understand that the development of the sector can be a key to a nation’s prosperity. However, the shocks provided by the COVID-19 pandemic has shown us the weakness of the sector’s resilience. The rapid development in digital technology brings new changes to the manufacturing industry. These changes are often associated with the fourth industrial revolution, and thus gained the name Industry 4.0. According to the studies that have been carried out, the implementation of Industry 4.0 technology is able to increase the resilience of a company when facing a crisis. Resilience itself can be quantifiably measured based on four dimensions, they are robustness, resourcefulness, redundancy, and rapidity. By making measuring indicators based on said dimensions, we can determine the resilience index of a company at a time. This study explores how much impact Industry 4.0 technology has on the resilience level of a manufacturing companies to face shocks or other crises in the future.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dhani Gunawan Idat
Abstrak :
ABSTRAK
Salah satu ciri era indutri 4.0 adalah digitalisasi di segala bidang, termasuk bidang ekonomi. Dalam nawacita sebagi visi yang dicanangkan oleh pemerintahan Presiden Jokowi terkait dengan cita ekonomi adalah mewujudkan kemandirian ekonomi melalui upaya menggerakkan sektor strategis ekonomi domestik.
Jakarta: Biro Humas Settama Lemhanas RI, 2019
321 JKLHN 38 (2019)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3   >>