Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 4 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Aliana Dewi
"

Disertasi Keperawatan, 20 Juni 2019

Aliana Dewi
Pengembangan Instrumen Pengkajian Psikososial Pasien Di Intensive Care Unit
(ICU)
Abstrak
Pasien di ruang Intensive Care Unit (ICU) mengalami masalah kesehatan baik fisik
maupun psikososial. Pengkajian psikososial merupakan aspek yang penting dalam
mengetahui kebutuhan dan masalah pasien sehingga memudahkan dalam memberikan
terapi dan perawatan pada pasien di ICU. Sampai saat ini belum ada instrumen untuk
mengukur psikososial pasien. Tujuan penelitian ini adalah tersusunnya pengembangan
instrument pengkajian psikososial pasien di Intensive Care Unit. Penelitian ini
menggunakan desain operational research dengan 3 tahapan. Tahap pertama yaitu dari 15
partisipan didapatkan 5 aspek psikososial dengan 25 item pernyataan yaitu ansietas,
depresi, keputusasaan, ketidakberdayaan dan deprivasi. Tahap kedua melakukan
konsultasi dengan 11 pakar didapatkan 25 item pernyataan. Selanjutnya dilakukan uji
validitas dan reliabilitas berdasarkan uji alpha cronbach didapatkan hasil untuk bahasa
0, 997 dan untuk konten 0,976. Tahap ketiga dilakukan uji coba instrumen oleh 100 orang
perawat dan didapatkan hasil 66% pasien mengalami masalah psikososial. Tersusun
instrumen pengkajian psikososial dengan 25 item pernyataan sehingga disarankan
instrumen pengkajian ini dapat menjadi instrumen dalam mengkaji pasien di ruang ICU.


Disertasi Keperawatan, 20 Juni 2019

Aliana Dewi
Developing Psychosocial Assesment Instrument in Intensive Care Unit (ICU)
Abstract
Intensive Care Unit patients experience physical and psychosocial health problem.
Psychosocial assessment is an important aspect to understand the need and patient
problems thus management and treatment in ICU are delivered easily. Nowdays, there is
lack of psychosocial assessment tools for ICU patients in Indonesia. The aim of this
research is to develop a psychosocial assessment tools for the intensive car unit
patients. This research used operational research design with 3 stages. First stage found 5
(five) psychosocial aspect from 15 respondents including anxiety, depression, hopeless,
powerlessness and deprivation. On the second stages, the aspect were reviewed by 11
experts and found 25 items for psychosocial assessment tools. The validity and realibility
of the instrumenwere checked with alpha cronbach’s 0.997 and
0.976 respectively for languages and content analysis.Furthermore, the instrumenwas used
to assess psychosocial aspect of ICU patient. Total of 100 nurses carry out the
assessment and found that 100% patients were experienced psychosocial problems. The
instrumenconsisted of 25 items statement to be used as a mean to assess psychosocial
aspect of ICU patients.

"
2019
D2679
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Angywa Nadhira
"Perkembangan teknologi diharapkan dapat menjadi salah satu solusi untuk mengurangi tingkat kelelahan para tenaga medis ICU dengan mempermudah mereka dalam memberikan pelayanan yang lebih efektif dan efisien kepada pasien di ICU. Internet of Things (IoT) sebagai suatu tren baru dalam teknologi dapat membantu tenaga medis dalam memberikan pelayanan kesehatan. Penerapan IoT khususnya di ICU memberikan kemudahan untuk melakukan pengamatan pasien berkelanjutan, mengurangi terjadinya error, dan meningkatkan komunikasi antar tenaga medis yang lebih efisien. Penerapan IoT di ICU membutuhkan beberapa pertimbangan yang dilakukan oleh pihak rumah sakit seperti dari segi kemampuan teknologi, keamanan, kemampuan organisasi, dan lingkungan pendukung. Penelitian ini menggunakan metode ANP (Analytical Network Process) berbasis DEMATEL (Decision-Making Trial and Evaluation Laboratoy)
\ untuk melihat secara lebih jelas pengaruh dan prioritas dari faktor-faktor pertimbangan penerapan Internet of Thing (IoT) di ICU pada rumah sakit di Jakarta dan Depok. Selain itu, metode COPRAS (Complex Proportional Asessment) digunakan untuk mengetahui prioritas teknologi yang dapat diterapkan. Hasil dari penelitian ini ditemukan bahwa teknologi pemantauan infus pintar berbasis IoT merupakan prioritas teknologi pertama untuk diterapkan di ICU rumah sakit di Jakarta dan Depok.

The development of technology is expected to give a solution to reduce the level of difficulty on medical staff in the ICU by facilitating them in providing more effective and efficient services for patients in the ICU. Internet of Things (IoT) as a new trend in technology can help medical staff in providing health services. The application of IoT especially in the ICU makes it easy to conduct continuous patient observation, reduce
the occurrence of errors, and improve communication between medical staff more efficiently. The implementation of IoT in ICU requires several considerations carried out by the hospital such as in terms of technological capability, security, organizational capability, and supporting environment. This study uses DEMATEL (Decision-Making
Trial and Evaluation Laboratory) based ANP (Analytical Network Process) method to see more clearly the influence and priority of the factors considering the implementation of the Internet of Thing (IoT) in hospital ICUs at Jakarta and Depok. In addition, the COPRAS (Complex Proportional Assessment) method is used to determine technological priorities that can be applied. The results of this study found that IoTbased smart infusion monitoring technology is the first technology priority to be applied in hospital ICUs at Jakarta and Depok.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nabila Naura Vathania
"ABSTRAK
Infeksi nosokomial dapat meningkatkan morbiditas dan mortalitas pasien, terutama di ruang operasi dan ICU, di mana terdapat aktivitas yang tinggi. Perlu adanya pemantauan dan penjagaan kualitas udara secara bakteriologi sebagai cerminan dari kondisi kebersihan di rumah sakit. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui kualitas udara secara bakteriologi di ruang operasi di beberapa rumah sakit di Jakarta dan sekitarnya sebagai salah satu langkah pencegahan infeksi nosokomial. Desain penelitian ini adalah retroprospektif dengan menggunakan data yang bersumber dari UKK PPM LMK FKUI. Data diperoleh dari 217 pemeriksaan di ruang operasi dan 5 pemeriksaan di ICU yang dilakukan di 17 rumah sakit selama Januari 2018-Juni 2019. Pada tahun 2018, dari 137 pemeriksaan di ruang operasi, 120 (87,59%) di antaranya memenuhi standar baku mutu dan dari 4 pemeriksaan di ICU, 1 (25%) di antaranya memenuhi standar baku. Pada tahun 2019, dari 80 pemeriksaan di ruang operasi, 70 (87,50%) di antaranya memenuhi standar baku dan dari 1 pemeriksaan di ICU, 1 (100%) memenuhi standar baku. Mayoritas ruang operasi di rumah sakit di Jakarta dan sekitarnya memiliki kualitas udara secara bakteriologi yang sudah baik, tetapi ICU memiliki kualitas udara yang tidak memenuhi standar baku mutu.

ABSTRACT
Nosocomial infection is known to increase morbidity and mortality of patients, especially in operating room (OR) and intensive care unit (ICU) as they have high rate of activities that may risk in infection. Monitoring and maintenance of bacteriological quality of air are needed as they can reflect the actual condition of hygiene in hospital. The aim of this study is to know the bacteriological quality of air in several hospitals in Jakarta and the greater area of Jakarta. It is expected that the results of this study can become a basis in taking preventive measures against nosocomial infection. The design of this study was retroprospective. Data were collected from 217 examinations in OR and 5 examinations in ICU done in 17 hospitals between January 2018 and June 2019 by UKK PPM LMK FKUI. In 2018, among 137 results collected in OR, 120 (87,59%) fulfilled the requirement of bacteriological quality of air and among 4 examinations done in ICU, 1 (25%) also fulfilled the requirement. In 2019, among 80 examinations done in OR, 70 (87,50%) fulfilled the requirement and among 1 check done in ICU, 1 (100%) also fulfilled the requirement. It is concluded that the bacteriological quality of air in majority of OR in hospitals in Jakarta and its greater area is good, but that in ICU is not."
2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sanyadwia Ghinasnizen
"Keterlambatan deteksi kesehatan pasien Intensive Care Unit (ICU) yang memburuk dapat menyebabkan kecacatan permanen atau bahkan kematian. Oleh karena itu, pemantauan pasien adalah proses terpenting di ICU. Pemantauan manual oleh manusia adalah sering kali menyebabkan keterlambatan deteksi kondisi pasien ICU yang memburuk. Beban kerja yang lebih tinggi di ICU menyebabkan pekerja kesehatan kelelahan dan dapat mengakibatkan kualitas perawatan kesehatan yang buruk. Penerapan Internet of Things (IoT) dalam proses pemantauan ICU diharapkan dapat mengurangi beban kerja tenaga kesehatan dan waktu proses pemantauan pasien. Penilitian ini bertujuan untuk memperbaiki proses operasional pemantauan ICU melalui implementasi IoT dengan pendekatan Business Process Reengineering (BPR) di salah satu rumah sakit swasta Jakarta. Metode Complex Proportional Assessment (COPRAS) digunakan untuk memprioritaskan risiko dari proses pemantauan saat ini untuk memilih IoT yang sesuai. Penelitian ini mengusulkan tiga model proses bisnis yang memanfaatkan pemantauan pasien berbasis IoT, Intelligent Monitoring Analytics, dan kombinasi keduanya. Kombinasi pemantauan pasien berbasis IoT dan Intelligent Monitoring Analytics menghasilkan pengurangan waktu proses terbesar yaitu 37.10%. Intelligent Monitoring Analytics menghasilkan pengurangan waktu proses terkecil sebesar 11.56%

A small delay of the Intensive Care Unit (ICU) patient deterioration recognition can cause a permanent disability or even death. Therefore, patient monitoring is the most critical process in ICU. Human-related monitoring failures mostly cause delayed recognition of ICU patients. A higher workload in ICU leads to health professional burnout that could result in lousy healthcare quality. Internet of Things (IoT) implementation in the ICU monitoring process is expected to reduce the health workforce’s workload and patient monitoring process time. This paper aims to improve the operational process of ICU monitoring through IoT implementation with the Business Process Reengineering (BPR) approach in one of Jakarta’s private hospitals. The Complex Proportional Assessment (COPRAS) method is used to prioritize the risks of the current monitoring process to select the suitable IoT. This research proposes three business process models that utilize IoT-Based Patient Monitoring, Intelligent Monitoring Analytics, and a combination of both. A combination of IoT-Based Patient Monitoring and Intelligent Monitoring Analytics results the greatest process time reduction at 37.10%. Intelligent Monitoring Analytics results the smallest process time reduction at 11.56%"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library