Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 65 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Allgeier, Elizabeth Rice
Toronto: D.C. Heath and Company, 1984
616.69 All s
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Scheck, Florian
Amsterdam: North-Holland, 1983
539.72 SCH l
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Chichester: John Wiley & Sons, 1982
541.22 MOL
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Baranoski, Gladimir V. G.
Burlington, MA : Morgan Kaufmann, 2010
612.792 BAR l
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Hansten, Philip D.
Philadelphia: Lea & Febiger, 1985
615.7045 HAN d
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
New York: Pacific Basin Research Center Soka University, 1991
302 VAL
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
London : Taylor and Francis, 1996
570.1 BIO
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Anto Sulaksono
"ABSTRAK
Energi yang hilang dari neutrino matahari dihitung untuk interaksi dengan elektron dan nukleon melalui interaksi lemah dan elektromagnetik. Dipelajari efek massa dan osilasi neutrino pada energi yang hilang dan neutrino. Diperoleh energi yang hilang dan neutrino matahari terlalu kecil untuk menerangkan masalah neutrino matahari.
Dengan membandingkan hasil eksperimen Davis dan Kamiokande II, diprediksi momen dipol dan jari jari muatan neutrino. Dipelajari juga efek osilasi terhadap prediksi momen dipol dan jari jari muatan neutrino. Diperoleh µ dalam jangkauan sekitar (2,45 -3,14) xl0'1° p.B dan jarijari muatan neutrino dalam jangkauan sekitar (-110,0 < () < 73,63) x 10 'MeV-2. Dengan mengasumsikan neutrino -elektron berinteraksi-dengan elektron melalui interaksi lemah dan elektromagnetik, ditentukan batas bawah kontribusi laju penangkapan neutrino dari sumber B8 pada eksperimen Davis berdasarkan pengukuran Kamiokande LY'. Diperoleh laju penangkapan sebesar 1,6+0,4 SNU untuk Iv= 4 x 10''0 µB dan =0 dan laju penangkapan sebesar 1,6 ± 0,3 SNU untuk p,= 4 x 0'1° µ B dan =1,7 xlO "11 MeV. Keduanya lebih kecil dari hasil eksperimen Davis."
1996
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Suci Rahmawati
"Narkoba adalah zat yang berbahaya dan memiliki dampak yang bersifat multidimensi. Berdasarkan data Badan Narkotika Nasional, saat ini jumlah penyalahguna narkoba di Indonesia mencapai 3,6 juta jiwa. DKI Jakarta merupakan provinsi paling rawan penyebaran narkoba dengan Jakarta Pusat adalah kotamadya paling tinggi prevalensi narkobanya. Sebagian besar pengguna narkoba di Indonesia adalah pelajar dan mahasiswa. Keluarga merupakan benteng pertama untuk mencegah seseorang untuk jatuh ke lembah penyalahgunaan narkoba. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara keadaan keluarga dengan perilaku penggunaan narkoba pada siswa/i SMA Negeri 20 Jakarta. Penelitian ini merupakan penelitian non-eksperimental dengan jenis penelitian kuantitatif. Desain penelitian yang digunakan adalah potong lintang. Penelitian ini dilakukan pada 137 siswa kelas 2 SMA 20 Jakarta. Peneliti mengambil data dengan menggunakan angket. Penelitian menemukan adanya 33,6% responden pernah merokok, 13,1% responden pernah meminum minuman keras, dan 7,3% pernah menggunakan ganja. Paling banyak responden mengaku mencoba narkoba karena coba-coba. Empat faktor keadaan keluarga yang berhubungan dengan perilaku penggunaan narkoba pada siswa SMA, yaitu kerukunan keluarga, kekerasan psikis, pekerjaan orangtua, dan riwayat narkoba orangtua. Penggunaan narkoba pada pelajar ini sangat mengkhawatirkan. Orangtua harus menciptakan suasana yang harmonis, hangat, dan perhatian dalam keluarga. Walaupun sibuk, orangtua hendaknya meluangkan waktu untuk kumpul bersama-sama dengan putera puterinya. Orangtua yang masih menggunakan narkoba harus berhenti menggunakan narkoba jika tidak ingin anaknya menjadi pengguna narkoba. Pihak sekolah dapat bekerjasama dengan LSM, OSIS, atau komite sekolah untuk memberikan promosi kesehatan kepada siswa."
2008
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Ita Afriani
"Penggunaan kombinasi obat pada resep racikan dapat beresiko menimbulkan interaksi obat. Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan pola resep, interaksi obat dan ketepatan dosis resep racikan di tiga apotek di Jakarta. Penelitian dilakukan dengan metode cross sectional deskriptif. Sampel yang dianalisis adalah resep racikan periode Januari 2009 di apotek X,Y dan Z. Hasil penelitian menunjukkan proporsi racikan di apotek X 4,3% (n=2410 lembar), di apotek Y 5,0% (n=3930 lembar) dan di apotek Z 24,5% (n=273 lembar). Resep racikan yang mengandung obat lebih dari 4 bervariasi, di apotek X 1,0% (n=103 resep), di apotek Y 2,5% (n=198 resep) dan di apotek Z 6,0% (n=67 resep). Golongan obat saluran nafas merupakan obat yang paling sering diresepkan sebagai obat racikan di ketiga apotek. Penggunaan obat generik sebagai obat racikan bervariasi, di apotek X 78,5% (n=177 obat), di apotek Y 93,6% (n=496 obat) dan di apotek Z 34,0% (n=139 obat). Jumlah interaksi farmakokinetika yang ditemui pada resep racikan di apotek X 66,7%, di apotek Y 7,2% dan di apotek Z 60,0%. Jumlah interaksi farmakodinamika yang ditemui pada resep racikan di apotek X 33,3%, di apotek Y 92,8% dan di apotek Z 40,0%. Ketepatan dosis pada resep racikan di ketiga apotek baik (95,1%-100,0%). Tidak ada perbedaan dalam pola peresepan, masalah interaksi obat dan ketepatan dosis pada resep racikan di tiga apotek. Ada hubungan antara jumlah obat dalam satu racikan dengan jumlah interaksi obat yang terjadi.

Using drugs combination of compounded prescription causes risk of drug interactions. The objective of this study is to compare prescription pattern, drug interactions, and dose accuracy of compounded prescription in three pharmacies in Jakarta. A cross sectional descriptive method has been done. The analyzed samples were compounded prescription within the period of January 2009 in X, Y and Z pharmacies. The result showed that proportion of compounded prescription in X pharmacy was 4,3% (n=2410 sheets), in Y pharmacy was 5,0% (n=3930 sheets) and in Z pharmacy was 24,5% (n=273 sheets). Compounded prescription containing more than 4 drugs was varied, in X pharmacy was 1,0% (n=103 prescriptions), in Y pharmacy was 2,5% (n=198 prescriptions), and in Z pharmacy was 6,0% (n=67 prescriptions). Respiratory system drugs was most often prescribed as compounded drug in three pharmacies. The use of generic drugs as compounded drug was varied, in X pharmacy was 78,5% (n=177 drugs), in Y pharmacy was 93,6% (n=496 drugs) and in Z pharmacy was 34,0% (n=139 drugs). Amount of pharmacokinetic interactions found of compounded prescriptions in X pharmacy was 66,7%, in Y pharmacy was 7,2% and in Z pharmacy was 60,0%. Amount of pharmacodynamic interactions found of compounded prescription in X pharmacy was 33,3%, in Y pharmacy was 92,8% and in Z pharmacy was 40,0%. The dose accuracy of the compounded prescription at the three pharmacies is good (95,1-100,0%). There was no difference of prescription pattern, drug interactions and dose accuracy of compounded prescriptions in three pharmacies. There was a correlation between amount of drugs at one compounded prescription with amount of drugs interactions."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, 2009
S32696
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7   >>