Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 6 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Japan : Asia-Japan Women's Resource Center
050 WAJ
Majalah, Jurnal, Buletin  Universitas Indonesia Library
cover
Hani Wahyuningtias
Abstrak :
Pandangan usia tepat untuk menikah (kekkon tekireiki) telah mengalami perubahan. Dewasa ini, perkawinan tidak terkonsentrasi pada batas usia yang sempit, dan usia rata-rata orang Jepang pertama kali menikah bertambah tinggi. Adapun orang-orang yang tidak ingin terikat dalam tugas dan tanggung jawab dalam kehidupan berkeluarga lebih memilih untuk terus melajang (single life) atau hidup bersama tanpa menikah (cohabitation). Sikap mereka tersebut didasari atas keinginan untuk tidak mau disusahkan oleh kewajiban hukum dan sosial. Penelitian ini mengkaji dan menganalisis pengaruh terbukanya peluang kerja di luar sektor tradisional dan tampilnya pekerja wanita dalam angkatan kerja terhadap usia dan minat berumah tangga, keinginan pasangan suami-istri untuk mempunyai anak, dan pola hubungan suami-istri serta sikap mereka terhadap kelangsungan rumah tangga. Adapun data yang digunakan dalam penelitian ini, berkisar antara tahun 1990-2003.
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2004
T13380
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ike Iswary Lawanda
Abstrak :
ABSTRAK
Kesimpulan penelitian ini, wanita Jepang khususnya wanita di zaman Meiji di dalam program industrialisasi pemerintah peran nya dianggap rendah dan tidak dihargai. Namun, tidak disangkal bahwa kondisi wanita menjadi lebih baik.

Pembagian kerja antara pria dan wanita serta patriarkat menjadi doktrin yang tidak dapat dihindari dalam masyarakat Jepang. Perubahan dalam lapangan pekerjaan memberikan akses kepada wanita untuk menerima upah sebagai tenaga kerja. Walaupun tekanan dalam pekerjaan terhadap wanita tidak dapat dihindari, upah sangat rendah yang diterima, dan pekerjaan wanita yang dianggap paruh waktu dengan waktu kerja yang panjang. Pendaya gunaan tenaga kerja wanita sangat tinggi dan perbedaan upah dibandingkan pria berada di tingkatan terbawah.

Jiyuminken menciptakan perundang undangan (Dainihon Teikokukenpo dan Meijiminpo) mengandung maksud memperbaiki status wanita, kenytaannya hanya pada hal tertentu dan terbatas. Penyebab dari rintangan bagi wanita perangkat hukum Meijiminpo mempertegas pembatasan kedudukan wanita dan sistem sebagai dasar dari Meijiminpo menekan pembagian kerja di dalam rumah tangga.

wanita dari shakaishugi (faham sosialis) menampilkan akibat dari sistem le dan kapitalisme yang membentuk kondisi tidak sama bagi wanita. Pria menerapkan sistem Ie pada pekerjaan di luar rumah tangga sehingga dapat menarik keuntungan dari kondisi tersebut. Wanita ditekankan memiliki sebagian besar tanggung jawab di lingkungan domestik dan pemeliharaan anak.

Usaha menempatkan wanita sama dengan pria dilakukan dengan pandangan sosialis, namun pada kenyataannya gender merupakan faktor penentu di dalam hubungan sosial masyarakat. Wanita terbagi menurut gender dan startifikasi masyarakat. Menjadi wanita ryosaikenbo sangat penting, semua wanita diperlakukan sebagai isteri yang baik dan ibu yang bijaksana di dalam rumah tangga, tempat kerja dan masyarakat. Dalam kenyataan kehidupan wanita Jepang direndahkan tidak dihargai.
1995
T3923
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Diddah Annissaa`atul Shalihah
Abstrak :
Internet di Jepang memiliki banyak peran penting dalam kehidupan sosial masyarakat Jepang pada umumnya. Salah satu perannya adalah menjadi media untuk menuliskan pengalaman aborsi yang dilakukan beberapa wanita Jepang. Aborsi adalah pengalaman yang sulit diceritakan di depan publik. Dengan menggunakan identitas lain dan anonim, mereka dapat menceritakan pengalamannya tanpa khawatir tindakannya mempengaruhi kehidupan mereka di dunia nyata. Digunakan satu situs, www.chuzetu.com yang merupakan situs portal untuk wanita Jepang yang ingin mengkomunikasikan pengalaman aborsinya dengan orang yang memiliki kesamaan pengalaman, dan pengunjung lainnya yang berniat akan melakukan aborsi. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dan tipe penelitiannya adalah fenomenologi. Teori yang digunakan adalah masyarakat jaringan yang difokuskan pada gerakan sosial oleh Manuell Castells, dan teori Japanese Behaviour oleh Takie Sugiyama Lebra untuk membantu menjelaskan fenomena menjadikan www.chuzetu.com sebagai media alternatif dalam mengkomunikasikan pengalaman aborsi. Dalam penelitian ini, ditemukan faktor yang mendorong mereka melakukan aborsi, yaitu pendidikan, ekonomi, psikologis, pertimbangan sosial, dan kesehatan. Sedangkan tiga peran media sebagai tempat wanita Jepang mengkomunikasikan pengalaman aborsinya, yaitu membuat gerakan sosial di internet, media alternatif dalam mengkomunikasikan pengalaman aborsi, dan pemberi motivasi bagi wanita Jepang yang pernah melakukan aborsi. Dari kedua temuan itu, fenomena menjadikan www.chuzetu.com sebagai tempat mengkomunikasikan pengalaman aborsi adalah bagian dari tindakan kampanye #MeToo.
Internet in Japan has many important roles in the social life of Japanese society in general. One of its roles is to become a media to write about the experiences of abortions performed by several Japanese women. Abortion is an experience that is difficult to tell in public. By using another identity and anonymous identity, they can share their experiences without worrying about their actions will affect their lives in the real world. One site is used, www.chuzetu.com which is a portal site for Japanese women who want to communicate their abortion experience with people who have similar experiences, and other visitors who intend to have an abortion. This study uses qualitative methods and the type of research is phenomenology. Using network society theory to focus on social movements by Manuell Castells, and Japanese Behavior theory by Takie Sugiyama Lebra to help explain the phenomenon of making www.chuzetu.com as an alternative media in communicating abortion experiences. In this study, three factors founded that encourage them to have an abortion, they are (1) education, economics, psychology, (2) social considerations, (3) and health. Moreover, three media roles as places for Japanese women communicate their abortion experiences, first is making social movements on the internet, second is as an alternative media in communicating abortion experiences, and third is to motivate Japanese women who had had an abortion. From these two findings, the phenomenon of making www.chuzetu.com as a place to communicate the experience of abortion is part of the MeToo campaign action.
Jakarta: Sekolah Kajian Stratejik dan Global Universitas Indonesia, 2019
T53949
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Apsari Amanda Putri
Abstrak :
Penelitian ini membahas mengenai domestikasi yang dialami oleh tenaga kerja wanita Jepang melalui fenomena matahara. Matahara adalah penindasan atau perlakuan diskriminatif di tempat kerja yang dilakukan terhadap tenaga kerja wanita yang sedang hamil. Berdasarkan data-data yang didapat, korban matahara menerima anjuran atau paksaan untuk berhenti bekerja supaya dapat menjadi ibu sepenuhnya. Keberadaan sosok suami yang dianggap mampu memberikan nafkah juga menjadi salah satu alasan pelaku dalam melakukan matahara. Kedua hal ini menunjukkan adanya indikasi pandangan masyarakat Jepang mengenai pembagian kerja seksual yang memunculkan domestikasi berupa matahara. Domestikasi yang tercermin dalam fenomena matahara ini menunjukkan bahwa tenaga kerja wanita Jepang merupakan korban kekerasan simbolik berupa dominasi wacana yang sarat akan pembagian kerja seksual. ...... This study focuses on the domestication experienced by Japanese women workers observed through the phenomenon of matahara. Matahara is the oppression or discriminatory treatment at work done towards pregnant workers. Based on the data obtained, the matahara victims received suggestion or coercion to stop working in order to become full time mother. The existence of a husband who is considered capable of providing a living is also seen to be a reason for the perpetrators in doing matahara. Both of these points indicate the Japanese society 39 s view toward sexual division of labor which encourage the domestication through matahara. The domestication reflected in matahara phenomenon shows that Japanese women workers are victims of symbolic violence in the form of domination of discourse which is full of sexual division of labor.
Jakarta: Sekolah Kajian Stratejik dan Global Universitas Indonesia, 2017
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Shoko Matsuoka
Abstrak :
Kejadian teror pada bulan Oktober tahun 2002 telah menewaskan 202 korban jiwa dan memberikan dampak yang sangat signifikan terhadap industri pariwisata di Bali, sebagai industri utama di wilayah setempat. Kejadian teror tersebut telah menyebabkan turunnya jumlah kunjungan para wisatawan asing karena mayoritas dari korban teror tersebut adalah wisatawan mancanegara. Namun demikian, khusus para wisatawan atau orang Jepang terus berdatangan ke Bali. Dalam tesis ini, penulis meneliti tentang latar belakang dan alasan mengapa jumlah wisatawan dan warga negara Jepang yang datang ke Bali pada periode 2002 -2004 meningkat. Tesis ini membahas faktor-faktor Internal dan eksternal yang mendorong para wisatawan Jepang terus berkunjung ke Bali dan warga negara Jepang terus menetap di Bali. Faktor-faktor internalnya adalah: A. Daya tarik Bali bagi turis Jepang, B. Ketidaknyamanan situasi pariwisata di Jepang, C. Ketidaksetaraan jender antara laki-laki di Jepang. Sedangkan faktor-faktor eksternalnya adalah A. Hubungan bilateral yang baik di antara Indonesia dan Jepang, B. Keputusan perempuan Jepang untuk menikah dengan penduduk lokal dan bermukim di Bali, C. Peningkatan infrastruktur penerbangan dan komunikasi, semakin memfasilitasi arus pergerakan manusia dari satu negara di negara lain. Orang Jepang terus datang ke Bali setelah kejadian teror pada tahun 2002 dan hal itu mendorng peningkatan jumlah perempuan Jepang menikah dengan laki-laki Bali dan menetap di Bali.
Bali Terror Bomb case which occured in year 2002 had killed 202 inocent people and had a big influence on tourism industry in Bali. Tourism industry in Bali has long been the main industry in the region. Bom incident in Bali had decreased the number of the foreign tourists to Bali because the most of the people who were killed in the incident were tourists from all over the world. However, as for the Japanese tourists to Bali, the number had not decreased. In this thiesis, the writer will research about the background and the reason why numbers of the Japanese tourists to Bali did not decrease during the period of 2002-2004. This thesis will also examine internal and external facotors that pushed Japanese touris to Bali even after the Bomb incident in 2002. There are 3 internal factors as the following. A. Bali`s own attraction for the tourists B. The bad condition of the tourism inside Japan C. Jender unequality in Japan There are also 3 external factors as the following. A. Bilateral relationship between Indonesia and Japan which is relatively in good condition. B. Japanese women?s choice to settle down in Bali C. Advance on infrustructure, transportaion and comunication which enable more people to move across the borders.
Depok: Universitas Indonesia, 2007
T 19266
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library