Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 4 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Nyimas Adella Gustina
Abstrak :
Pada tahun 2020, teknologi jaringan generasi terbaru (5G) telah digunakan di enam puluh negara di seluruh dunia. Namun, Indonesia secara resmi menyambut era 5G pada tahun 2021, yang relatif terlambat dibandingkan dengan beberapa negara lain. Makalah ini bertujuan untuk menyelidiki penerimaan pengguna terhadap layanan 5G di Indonesia. Penelitian ini mengembangkan kerangka kerja Technology Acceptance Model (TAM) yang diperluas dengan memasukkan faktor eksternal. Pengumpulan data melibatkan penyebaran kuesioner berupa Google Form kepada pengguna 5G di seluruh Indonesia, dan data kuesioner yang diperoleh telah melalui pengolahan data dilakukan dengan memanfaatkan metode Partial List Square – Structural Equation Modelling (PLS – SEM). Hasil dan temuan dalam penelitian ini adalah Perceived Skill Readiness (PSR), Perceived Enjoyment (PEN), Perceived Interactivity (PI) tidak memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap Intention to Use 5G (INT). Tetapi untuk variable Perceived Ease of Use (PEoU), Perceived Usefulness (PU), dan Perceived Resources (PRe) memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap Intention to Use 5G (INT). Untuk variable Perceived Risk (PRi) tidak memiliki pengaruh negatif dan signifikan terhadap Intention to Use 5G (INT), hal ini dapat diartikan bahwa persepsi pengguna terhadap adanya resiko dalam menggunakan jaringan 5G, seperti masalah keamanan, privasi, atau efek pemborosan kuota dan daya tidak secara signifikan mempengaruhi atau menghambat niat mereka dalam mengadopsi dan menggunakan jaringan 5G. Menurut hasil pengamatan penulis, pengguna 5G lebih cenderung melihat manfaat dan kegunaan teknologi 5G dibandingkan dengan risikonya. Operator seluler dapat memperhatikan persebaran infrastruktur, memperhatikan untuk selalu menyediakan layanan 5G dengan faktor-faktor seperti kecepatan internet yang lebih tinggi, latensi rendah, konektivitas yang andal, dan kemampuan untuk mendukung aplikasi dan layanan yang canggih dapat meningkatkan persepsi kegunaan dan mempengaruhi niat pengguna untuk menggunakan jaringan 5G. ......By 2020, next-generation network technology (5G) will have been deployed in sixty countries around the world. However, Indonesia officially welcomed the 5G era in 2021, which is relatively late compared to some other countries. This paper aims to investigate user acceptance of 5G services in Indonesia. This research develops an extended Technology Acceptance Model (TAM) framework by incorporating external factors. Data collection involved distributing questionnaires in the form of Google Forms to 5G users across Indonesia, and the questionnaire data obtained has been through data processing conducted by utilizing the Partial List Square - Structural Equation Modeling (PLS - SEM) method. The results and findings in this study are Perceived Skill Readiness (PSR), Perceived Enjoyment (PEN), Perceived Interactivity (PI) do not have a positive and significant influence on Intention to Use 5G (INT). But for the variables Perceived Ease of Use (PEoU), Perceived Usefulness (PU), and Perceived Resources (PRe) have a positive and significant influence on Intention to Use 5G (INT). For the Perceived Risk (PRi) variable, it does not have a negative and significant effect on Intention to Use 5G (INT), this can be interpreted that users' perceptions of the risks involved in using the 5G network, such as security, privacy, or the effects of wasting quota and power do not significantly affect or hinder their intention to adopt and use the 5G network. According to the author's observations, 5G users are more likely to see the benefits and usefulness of 5G technology compared to the risks. Mobile operators can pay attention to infrastructure deployment, paying attention to always providing 5G services with factors such as higher internet speeds, low latency, reliable connectivity, and the ability to support advanced applications and services can increase perceived usefulness and influence users' intention to use 5G networks.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hermawanto Tjoa
Abstrak :
Penggelaran jaringan 5G perdana menjadi wujud percepatan transformasi digital di Indonesia yang sesuai dengan arahan Presiden Joko Widodo terkait Akselerasi Transformasi Digital Nasional serta termasuk ke dalam lima prioritas kerja dari Presiden. Melalui Kementerian Kominfo, pemerintah merumuskan Peta Jalan (Roadmap) kebijakan implementasi 5G di Indonesia untuk menghasilkan strategi kebijakan implementasi teknologi 5G yang komprehensif. Serta dengan ditetapkannya Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja, kebijakan terkait spectrum sharing yang berupa skema kerja sama penggunaan spektrum frekuensi radio dapat dilakuakn. Pemutakhiran regulasi ini diharapkan semakin mendorong efisiensi dan percepatan implementasi 5G di Indonesia. Penelitian ini bertujuan membangun model ilustrasi adopsi jaringan 5G menggunakan metode sistem dinamis, sehingga dapat diketahui stretagi kebijakan yang telah dibuat apakah dapat mempercepat implementasi 5G. Model ini juga dikembangkan untuk melihat keterkaitan antar faktor-faktor dan faktor kunci yang berdampak pada proses implementasi jaringan 5G di Indonesia. Hasil dari penelitian yang dilakukan memperlihatkan bahwa kebijakan spectrum sharing dan kebijakan penetapan harga paket 5G di frekuensi middle band dapat mempercepat implementasi jaringan 5G di Indonesia. ......The deployment of a 5G network is a form of accelerating digital transformation in Indonesia following President Joko Widodo's directives regarding the Acceleration of National Digital Transformation and is included in the five priorities of the President's work. Through the Ministry of Communication and Informatics, the government formulated a Roadmap for 5G implementation policies in Indonesia to produce a comprehensive 5G technology implementation policy strategy. Furthermore, with the enactment of Undang-Undang No.11 Tahun 2020 about Cipta Kerja, policies related to spectrum sharing in the form of a cooperation scheme for the use of radiofrequency spectrum can be implemented. This regulation update is expected to encourage further the efficiency and acceleration of 5G implementation in Indonesia. This study aims to build an illustrative model of 5G network adoption using the dynamic system method to see whether the policy strategy that has been made can accelerate 5G implementation. This model was also developed to see the interrelationships between critical factors and factors that impact the 5G network implementation process in Indonesia. The research results show that the spectrum sharing policy and the policy of pricing 5G packages at the middle band frequency can accelerate the implementation of 5G networks in Indonesia.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fauzan Dzimar Rizqi
Abstrak :
Munculnya teknologi 5G telah membuat teknologi tertentu dapat dicapai yang sebelumnya tidak dapat dicapai oleh 4G. Komunikasi Latensi Rendah Ultra-Reliable, sesuai dengan namanya adalah koneksi komunikasi dengan keandalan tinggi dan latensi rendah, Komunikasi Latensi Rendah Ultra-Reliable adalah bagian dari jaringan 5G yang mendukung aplikasi sensitif latensi seperti otomatisasi pabrik, mengemudi otonom, dan smart grid. Salah satu fitur utama Komunikasi Latensi Rendah Ultra-Reliable adalah latensi rendah, latensi rendah memungkinkan transmisi data dalam jumlah besar dalam waktu sesingkat-singkatnya. Komunikasi Ultra-Reliable Low Latency memiliki perbedaan yang signifikan dengan teknologi 4G atau LTE, hal ini dikarenakan jaringan 4G sampai saat ini memiliki latency paling rendah yaitu 4 milidetik sedangkan Ultra-Reliable Low Latency Communication memiliki latency 1-milidetik yang artinya empat kali lebih cepat atau empat peningkatan efisiensi seratus persen. Dengan persyaratan latensi sangat rendah, Komunikasi Latensi Rendah Ultra-Reliable hanya dapat dimulai dengan teknologi 5G. Namun, kondisi ideal untuk komunikasi latensi rendah yang sangat andal belum tercapai. Oleh karena itu, diusulkan metode reservasi sumber daya untuk memenuhi kebutuhan teknologi Komunikasi Latency Rendah Ultra-Reliable dimana akan dibuat algoritma untuk cadangan sumber daya yang dimiliki oleh komponen jaringan 5G seperti BTS dan peralatan pengguna. Algoritme akan mengelola reservasi pembukaan dan sumber daya lainnya sehingga lalu lintas jaringan Komunikasi Latensi Rendah Ultra-Reliable dapat memenuhi kriteria penundaan yang diharapkan. Dari hasil algoritma yang dibuat menunjukkan keberhasilan pada aspek delay namun untuk aspek reliabilitas masih terdapat kendala dimana jumlah perangkat pengguna masih terbatas. walaupun belum dapat memenuhi visi yang ingin dicapai, penelitian ini diharapkan dapat membantu pengembangan penelitian Komunikasi Ultra-Reliable Low Latency lainnya di masa yang akan datang. ......The advent of 5G technology has made certain technologies achievable that were previously unattainable by 4G. Ultra-Reliable Low Latency Communication, as the name implies is a communication connection with high reliability and low latency, Ultra-Reliable Low Latency Communication is part of a 5G network that supports latency sensitive applications such as factory automation, autonomous driving and smart grids. One of the main features of Ultra-Reliable Low Latency Communication is that low latency, low latency enables the transmission of large amounts of data in the shortest amount of time. Ultra-Reliable Low Latency Communication has a significant difference with 4G or LTE technology, this is because the 4G network to date has the lowest latency of 4 milliseconds while Ultra-Reliable Low Latency Communication has a 1-millisecond latency which means four times faster or faster. four hundred percent efficiency improvements. With ultra-low latency requirements, Ultra-Reliable Low Latency Communication can only start with 5G technology. However, the ideal conditions for highly reliable low-latency communication have not yet been achieved. Therefore, a resource reservation method is proposed to meet the needs of Ultra-Reliable Low Latency Communication technology where an algorithm will be created to reserve resources owned by 5G network components such as BTS and user equipment. The algorithm will manage opening reservations and other resources so that the Ultra-Reliable Low Latency Communications network traffic can meet the expected delay criteria. From the results of the algorithm made, it shows success in the delay aspect, but for the reliability aspect there are still obstacles where the number of user devices is still limited. although it has not been able to fulfill the vision to be achieved, this research is expected to help the development of other Ultra-Reliable Low Latency Communication research in the future.
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Joshevan
Abstrak :
User Plane Function (UPF) adalah salah satu komponen utama dalam jaringan inti 5G. Komponen ini berfungsi untuk menangani data plane processing, seperti packet routing, forwarding, quality of service (QoS), dan mengirimkan data pengguna antara control plane dan user plane. UPF merupakan Network Function (NF) yang memiliki beban kerja paling berat dalam jaringan 5G karena harus menangani data pengguna dalam jumlah yang sangat banyak setiap detiknya. Oleh karena itu, improvisasi dari UPF sangatlah penting untuk meningkatkan jumlah data yang dapat ditangani oleh UPF. Salah satu cara untuk meningkatkannya adalah dengan Kubernetes. Kubernetes adalah open-source platform untuk mengelola aplikasi dan layanan dalam container. Dengan menggunakan kubernetes, jaringan 5G dapat menerapkan strategi Multi UPF, yaitu penggunaan lebih dari satu UPF dalam satu machine yang sama. Pada skripsi ini, strategi penerapan tersebut akan dibandingkan dengan penggunaan UPF secara konvensional untuk mengetahui seberapa besar peningkatkan jumlah data pengguna yang tertangani. Hasil percobaan menunjukkan bawha pada User Datagram Protocol (UDP) traffic, penggunaan Kubernetes untuk menerapkan Multi UPF dapat meningkatkan throughput hingga 7.37%, serta mencapai response time yang lebih rendah, meskipun menggunakan resource yang lebih besar, yaitu peningkatan CPU utilization hingga 44.91% dan peningkatan memory utilization hingga 14%. Sebaliknya, pada Transmission Control Protocol (TCP) traffic, hasil yang didapatkan adalah throughput dan response time yang hampir sama antara kedua metode, meskipun resouce utilization juga lebih besar. Hal ini disebabkan oleh adanya mekanisme reliability pada TCP yang membuat adanya bottleneck pada kernel saat pemrosesan paket. ......User Plane Function (UPF) is one of the key component in the 5G core network. This component responsible for data plane processing, such as packet routing, forwarding, quality of service (QoS), and transmitting user data between the control plane and user plane. UPF is a Network Function (NF) with the heaviest workload in the 5G network as it has to handle a significant amount of user data every second. Therefore, improving UPF performance is crucial to enhance the amount of data that can be handled by UPF. One way to improve UPF performance is by using Kubernetes. Kubernetes is an open-source platform for managing applications and services in containers. By utilizing Kubernetes, the 5G network can implement Multi UPF strategy, which involves using more than one UPF within the same machine. In this thesis, this implementation strategy will be compared with the conventional use of UPF to determine the extent of the increase in the amount of user data that can be handled. The experimental results show that for User Datagram Protocol (UDP) traffic, using Kubernetes to implement Multi-UPF can increase throughput by up to 7.37% and achieve lower response time, although it uses more resources, specifically an increase in CPU utilization by up to 44.91% and an increase in memory utilization by up to 14%. Conversely, for Transmission Control Protocol (TCP) traffic, the results show that the throughput and response time are almost the same between the two methods, even though resource utilization is also higher. This is due to the reliability mechanism in TCP that causes a bottleneck in the kernel during packet processing.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library