Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 26 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Jayapura: TSA Komunika, 2009
R 995.4 DOO
Buku Referensi  Universitas Indonesia Library
cover
Frida Federika Arwan
Abstrak :
ABSTRAK
Penelitian tentang "Sosialisasi Anak di Daerah Skouw, Kotamadya Jayapura" difokuskan pada 3 (tiga) desa yaitu : Desa Skouw Sae, Desa Skouw Mabu dan Desa Skouw Yambe di Kecamatan Muara Tami yang merupakan daerah perbatasan negara kesatuan Republik Indonesia dengan negara tetangga Papua New Guinea.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bentuk sosialisasi anak di daerah Skouw, kaitannya dengan latar belakang sosial budaya. Untuk mencapai tujuan dimaksud, digunakan metode penelitian kualitatif yang bersifat deskriptif. Pendekatan yang digunakan adalah holisme yang bersifat deskriptif dan prosesual.

Teknik penarikan sampel yang digunakan adalah "purposive sampling" dengan jumlah sampel sebanyak 30 kepala keluarga (KK) dari populasi yang ada. Teknik ini digunakan dengan,pertimbangan bahwa karakteristik populasi yang ada bersifat homogen, sehingga dapat dianggap representatif. Sementara itu pusat perhatian lebih difokuskan pada keluarga dalam suatu rumah tangga, khususnya yang telah mempunyai anak.

Aktivitas-aktivitas yang dilakukan seperti pengasuhan dan perawatan anak, serta penyampaian informasi kepada anak tentang nilai-nilai, normanorma dan aturan-aturan yang disepakati bersama dalam kebudayaan orang Skouw merupakan titik perhatian dari kajian ini. Melalui proses pembelajaran ini pula, sifat-sifat seperti bekerja sama (gotong royong), bertanggung jawab, patuh dan taat, sopan dalam pergaulan, minta dilayani dan sifat agresif dapat dikembangkan pada diri anak sesuai dengan lingkungan sosial budaya di mana anak lahir, tumbuh dan berkembang menjadi dewasa.
1998
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siti Roekayah, T.
Abstrak :
Mata pelajaran IPA dewasa ini merupakan pe1ajaran yang diidea1kan agar murid-murid mampu memanfaatkannya sebagai beka1 menghadapi kehidupan dan landasan i1mu pengetahuan dan tekno1ogi. Guru-guru merupakan faktor penge1o1a dan pengenda1i pembelajaran IPA, oleh karena itu sebagian terbesar keberhasi1an dan kegaga1an murid sangat tergantung pada kemampuan dan kebijakan mereka. Tujuan utama pene1itian ini ada1ah mempero1eh gamba- ran sikap guru-guru SD terhadap pe1ajaran IPA di Jayapu-ra, ditinjau dari jenis ijazah yang mereka mi1iki, kemampuan penguasaan materi, keterampi1an penggunaan a1at-a1at IPA, juga lama mengajar, banyaknya penataran yang mereka ikuti, jenis ke1amin, dan asa1 daerah guru-guru tersebut. Dari Studi kepustakaan baik teori maupun pene1itian-pene1itian sebetulnya, yang berkaitan dengan sikap, 1atar belakang pendidikan, kemampuan penguasaan materi, keterampilan penggunaan alat-a1at IPA, dipero1eh informasi bahwa rata-rata sikap guru-guru SD terhadap pe1ajaran IPA da1am kriteria ragu-ragu atau dengan skor sikap rata-rata 3,083. Pene1itian ini mengajukan empat hipotesis. Hipotesis pertama berbunyi: "Terdapat hubungan yang positif sorta bermakna antara 1atar be1akang pendidikan dan sikap guru-guru SD terhadap pe1ajaran IPA", diterima; yang kedua berbunyi: "Terdapat hubungan yang positif serta bermakna antara kemampuan penguasaan materi dan sikap guru-guru SD terhadap pe1ajaran IPA", dito1ak; yang ketiga berbunyi: "Terdapat hubungan yang positif Serta bermakna antara keterampi1an penggunaan alat-a1at dan sikap guru-guru SD terhadap pe1ajaran IPA", ditolak; dan yang keempat berbunyi: "Terdapat hubungan yang positif serta bermakna antara kemampuan penguasaan materi, keterampi1an penggunaan a1at-alat, dan sikap guru-guru SD terhadap pelajaran IPA", dito1ak. Metode penelitian untuk menguji keempat hipotesis tersebut adalah non-eksperimenta1. Sebagai sampe1 pene11tian yaitu guru-guru IPA SD, ke1as IV, V, dan VI di kecamatan Abepura, Jayapura, Irian Jaya. Teknik pengambi1an sampe1 adalah "purposive samp1ing". A1at pengumpu1 data berupa: (1) Kuesioner, yang disusun o1eh penulis; (2) Ska1a Sikap tipe Likert, disusun penu- 11s; (3) Tes kemampuan penguasaan materi; dan (4) Tes keterampiian penggunaan a)alat-a1at IPA Untuk nomor (3) dan (4) dipinjam dari Pus1itbangdikbud (Jakarta). ' Data yang dipero1eh dio1ah me1a1ui ana1isis frekuensi, uji-perbedaan, uji-kore1asi, dan regresi ganda. Ditinjau dari besarnya kontribusi antara tiga (3) variabe1 bebas dan satu (1) variabel terikat, ternyata variabe1 jenis pendidikan memberi kontribusi yang dominan terhadap sikap guru terhadap pe1ajaran IPA, kemudian diikuti oleh variabe1 kemampuan penguasaan materi dan keterampilan penggunaan a1at-a1at IPA. Temuan 1ain yang perlu mendapat perhatian adalah banyaknya penataran yang pernah dipero1eh mempunyai dampak positif terhadap kemampuan penguasaan materi. O1eh karena itu kesempatan da1am pemerataan mengikuti pena- taran wajib menjadi bahan pertimbangan demi peningkatan mutu guru. Saran yang diutarakan antara 1a1n bagi peneliti yang akan datang, hendaknya memperhatikan dan me1ibatkan aspek-aspek yang berkaitan dengan pribadi guru yaitu: potensi belajar, motivasi berprestasi, disiplin diri, dan minat para guru yang mengajar IPA, juga diupayakan agar sampe1 bervarias1, wi1ayah sampe1 diper1uas, agar pene1itian yang berhubungan dengan upaya peningkatan mutu guru pendidikan dasar (SD) mendapat wawasan yang 1ebih luas dan tepat.
Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 1997
T37849
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Arung Lamba
Abstrak :
Abstract. Irian Jaya study aims to analyse the flexibility and productivity of the urban informal sector of regional economy in Jayapura. The approach used is qualitative in nature. The findings of the study show that the informal sector in Jayapura is very flexible in recruiting human resources of varying backgrounds (gender, age, education, even capital). The study also finds that the productivity of the sector is very high as the profit gained by the informal sector actors is significantly higher than the cost. Factors attributing to the flexibility of the informal sector in Jayapura are labour and demand whereas factors attributing to productivity are labour and demand, which are positively correlated, and flexibility, which is negatively correlated.
2011
J-Pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Yayasan Pustaka Obor Indonesia, 2023
340.115 GEL
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Yarissetou, Wiklif
Abstrak :
Pengelolaan sumber daya alam laut yang selama ini bertumpu pada pemerintah (government based resource management) ternyata tidak efektif karena memang tidak sensitif dengan kondisi realitas lokal, dan membutuhkan biaya yang tinggi. Berbagai peran dengan berbagai pihak tentu akan mengurangi beban dan tanggung jawab pemerintah dan sekaligus akan meningkatkan efektivitas pelaksanaan usaha-usaha pengelolaan lingkungan (konservasi). Salah satu partner pemerintah yang paling potensial adalah komonitas masyarakat adat. Disamping komunitas ini akan menjaga lingkungan karena adanya ketergantungan atas kepentingan jangka panjang dengan lingkungan lokalnya, mereka juga sudah memiliki sistim pengetahuan, kearifan yang dalam dan Cara pengelolaan sumber daya alam laut secara tradisional. Bagaimanapun sistem pengetahuan lokal tentang laut dalam bentuk pandangan dan sikap penduduk lokal ini sudah matang dan terbukti mampu menyediakan kebutuhan mereka, misalnya pemberlakuan "sake," yang artinya mekanisme tradisional dalam pengelolaan sumber daya perikanan di masyarakat lokal Desa Pare Kabupaten Sangihe Talaud Propinsi Sulawasi Utara. Di masyarakat Maluku dikenal dengan Istilah "Saar. Model yang sama pula ditemukan di masyarakat Desa Senamai dan Desa Endokisi Kecamatan Demta Kabupaten Jayapura Propinsi Papua. Tesis ini berangkat dari upaya-upaya tersebut diatas, khusus yang dilakukan oleh masyarakat desa Senamai dan desa Endokisi yang langsung bersentuan dan hidup di wilayah pesisir Teluk Tanah Merah. Memilih lokasi ini adalah didorong oleh keunikan sistim pengetahuan lokal yang ada pada mereka sangat abstrak yang sulit bagi orang luar bisa memahaminya. Karena pengetahuan lokal yang satu ini bersifat pandangan dan sikap bisa terwujud kalau melalui wadah lembaga adat yang melaksanakan norma-norma atau aturan-aturan baik secara tertulis maupun tidak tertulis. Hampir sebagian dari hasil penelitian ini menunjukan data tentang aturan adat di desa Senamai dan desa Endokisi tidak tertulis. Bicara soal pandangan dan sikap adalah sesuatu yang tidak tertulis, ini menunjukan sebagian dari bentuk pengetahuan local dituangkan dalam bentuk aturan-aturan adat yang ditaati dan dilaksanakan, yang bagi orang luar sulit untuk di mengerti. Apalagi taut adalah sesuatu wilayah yang terbuka, disana tidak di temukan batas-batas yang menurut orang luar desa, siapa saja berhak mencari di wilayah laut sekitarnya. Nyatanya tidak demikian, sebab masyarakat di wilayah ini mempunyai cara Pandang terhadap laut sangat berbeda dengan orang luar. Mereka mengetahui bahwa laut adalah Ciptaan Tuhan Yang Maha Kuasa. Sehingga perlu dijaga dan dirawat dari kerusakan. Pemahaman semacam ini soda lama dimiliki yang tertuang dalam Pandangan dan Sikap mereka yang mengalir dalam suatu sistem nilai budaya yang mencermikan pandangan terhadap laut diibaratkan sebagai seorang wanita (ibu) yang memberi makan kepada mereka. Secara langsung mempengaruhi sikap melindungi laut dari kerusakan. Untuk mengulas permasalahan ini dipilih metode Descriptive Research, guna menjelaskan permasalahan terfokus pada obyek yang dikaji dari empat pertanyaan utama masalah, yaitu ; (1) bagaimana wujud gagasan alam pikir masyarakat tentang pengelolaan/pemanfaatan sumber daya pesisir dan laut di Desa Senamai dan Desa Endokisi,? (2) bagaimana wujud alam pikir masyarakat tentang pemanfaatan dan pelestarian sumber daya laut di Desa Senamai dan Desa Endokisi,? (3) bagaimana wujud fisik pemanfaatan dan pelestarian lingkungan pesisir dan laut Desa Senamai dan Desa Endokisi,? (4) bagaimana melestarikan pengetahuan lokal tentang pemanfaatan dan pelestarian di masyarakat Desa Senamai dan Desa Endokisi?. Berdasar empat pertanyaan tersebut menghasilkan tujuan penulisan Tesis ini adalah untuk mengetahui alam pikir dan perlakuan atau tindakan nyanta pengetahuan lokal menyangkut pengelolaan dan pelestarian sumber daya laut dan pesisir pada masyarakat ini. Dengan demikian, perlu perhatian semua pihak (stakeholder) mengelola dan memanfaatkan sumber daya laut sesuai dengan kebutuhan lokal. Untuk mencapai hal tersebut, tidak hanya dapat dicapai dengan suatu bentuk pendekatan dalam hal tulisan ini atau peraturan, juga program bantuan pemerintah, tetapi perlu ada keterbukaan antara pihak masyarakat lokal dan pemerintah menyadari akan keterbatasan yang perlu saling diisi, berdasar pendekatan pemberdayaan pengetahuan local secara kontiniu tents berpartisipasi melindungi wilayah laut dan pesisir dari kerusakan. Akhir dari pemberdayaan dan partisipasi pengetahuan lokal tidak lain merupakan tujuan dari paradigma baru yang dikembangkan melalui konsep Otonomi Daerah. Ini sangat berpeluang meningkatkan kesejahteraan masyarakat lokal. Dengan demikian Pemerintah Daerah bertanggung jawab terhadap pengelolahan sumber daya yang dimilikinya, untuk memenuhi kebutuhan lokal, dan harapan hidup di lingkungan pesisir ini tetap terlestari.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2003
T12234
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fautngil, Christ
Abstrak :
ABSTRAK Penelitian ini memiliki dua tujuan pokok, yaitu pemetaan dan sebaran unsur-unsur leksikal bahasa-bahasa daerah di Lima wilayah kecamatan Kotamadya Jayapura dan sekitarnya. Pendekatan yang digunakan ialah perhitungan jarak kosa kata yang dikemukakan Seguy dengan persentase yang disarankan Guitar. Perhitungan ini diperkuat pula dengan penarikan garis-garis isoglos sebagaimana digunakan oleh Chambers & Trudgill. Interpretasi dipakai unsur-unsur bahasa, yaitu gejala-gejala kebahasaan, baik fonologis maupun morfologis dan latar belakang sejarah, geografi, dan sosial budaya. Hasil yang diperoleh antara lain (1) terdapat tujuh bahasa dalam lima wilayah kecamatan itu, (2) terdapat saling pengaruh antara bahasa-bahasa itu, (3) bahasa-bahasa yang ada sekarang ini merupakan hasil asimilasi dan hasil perkembangan bahasa-bahasa pada masa lalu. Dalam kaitan dengan tujuh bahasa itu, penelitian terdahulu menyatakan bahwa antara Kayu Pulau dan Tobati merupakan bahasa tersendiri, demikian halnya Kemtuk di Sabron dan Moi di Dosai-Hasil perhitungan jarak kosa kata dalam penelitian ini hanya sebesar 511 untuk Sabron-Dosai dan 54% untuk Kayu Pulau-Tobati. Terdapatnya rumpun bahasa Austronesia di Teluk Yos Sudarso, menurut penelitian terdahulu (yakni Orru, Kayu Pulau, dan Tobati), diasumsikan sebagai akibat pengaruh yang kuat dari sebelah barat, yakni pengaruh Ternate-Tidore melalui Raja Ampat dan Biak. Dengan pengaruh-pengaruh kuat tersebut, bahasa-bahasa di teluk itu yang dulunya diperkirakan serumpun dengan bahasa-bahasa di batik gunung Dobonsolo (yakni bahasa-bahasa Irian), akhirnya didominasi oleh rumpun Austronesia. Sebaran penduduk berdasarkan sejarah dimulai dari bagian timur, selatan, dan barat- Sebaran tersebut diperkirakan dalam dua tahapan besar, yakni kelompok timur, selatan, dan barat (dekat --> Demta) merupakan kelompok pertama dan kelompok yang datang dari daerah barat dan jaLinan kembali hubungan timur-barat seperti dikemukakan di atas sebagai kelompok kedua. Hubungan timur dan barat yang dekat masih berjalan terus hingga sekarang.
ABSTRACT This study has two main objectives: the mapping and distribution of lexical elements in five districts in Jayapura and the neighboring areas. This study used the technique created by Seguy for counting word distance, and word percentage created by Guiter (dialectometry). The dialectometry is also supported by techniques for drawing isglossis as used by Chambers and Trudgill. The interpretation of the results was based on linguistic phenomena both phonologically and morphologically, as well as and historical, geographical, and socio-cultural background. The results of the study are: (1) there are seven languages in the five districts, (2) there are linguistic influences among these languages, (3) the existing languages now are the results of the distribution of languages and the migration of the people in the past. In relation to seven languages, earlier studies claimed that the languages in Kayu Pulau and Tobati are separate languages and so are the Kemtuk language in Sabron and the Moi language in Dosai- The calculation and percentage of dialectometry is 51% for Sabron-Dosai and 64% for Kayu Pulau-Tobati. The languages in the Yos Sudarso Bay, that is, the Ormu language, the Kayu Pulau Language, and the Tobati language, according to earlier studies, belong to the Austronesian group because of the influences from western languages, like the Ternate-Tidore languages, which came through the Raja Ampat and Biak. Because of these strong influences, these languages around the bay, which were once the same group as those at the other side of Mount Dobonsolo namely the Papuan Languages, then changed to belong to the Austronesian group. The migration of people, according to history, began from the east, the south, and the west- This migration is thought to occur twice: the first group which is called the east, south, west group (Demta); the second group migration from the west and east as described above. The contact between east and west still exists today.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1995
T 1857
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Keiluhu, Henderina J.
Abstrak :
Yotefa Bay, lying on the north coast of Jayapura, was established as a Tourist Park in 1978, based on the Minister of Agriculture's Decree No.: 372/KptslUm/6/1978 dated 9"? June 1978, Mangrove forest, which spreads out from the north part to southeast part of Yotefa Bay, is dominated by Rhizophora spp. Research on pattern of litter production of Rhizophora mucronata in Yotefa Bay Tourist Park, Jayapura-Papua, was conducted from June - September 1999. This research was experimental research using vegetation analysis transect method, and the data analysis to know the community srtucture was conducted using quantitative parameters, i.e.: diameter at breast high (dbh); density and bassal area. Litterfall was collected according to the methods describes by Brown (1984), using a spesilic litter traps- All materials acumulated in the traps were collected once per week during the sampling period. Estimated of litterfall rates were using the formulas by Chansang and Poovachiranon (1990), and estimated of production of litterfall using the statistical porcedures by Walpole (1985). The results showed that total of R. mucronata litter production ranged between 18.8120 tons ha"year" to 78.84 tons ha"year". The largest component of litter obtained was leaves: 52.04%, followed by component of fruits 34.34%, flowers 9.91% and skin-branches 3.78% respectively. There is not a tendency that pattern of leave litter production in the mangrove forest in Yotefa Bay follows rainfall fluctuation, and did not tend to be greater during rainy season. lt is necessary to conduct similar research in other mangrove forest of Yotefa Bay Tourist Park. It is hoped that in th next research, besides the use of more spesific supporting parameters, the location for observation will be wider, with many more litter traps and longer time for observation. Research on decomposition rate of R. mucronata leave litter was conducted in 16 weeks, starting from June to September 1999. This research was also a factorial experiment with two factors. Data was analyzed using ANOVA with two-way classification in order to know whether the time-length of soaking and immersion, and the location of decomposition have any influence on the rate of decomposition. Analysis was also done to determine the rate of decomposition value (k value). Chemical analysis was done in the laboratory to know the content of Carbon, Nitrogen, Phosphor and Potassium elements in the leave litter of the R. rnucronafa of the decomposition remnants. The results showed that decomposition rate of leave litter of R. mucronata was influenced by the time-length of soaking and immersion and the decomposition location. The rate of decomposition value (k value) average was 1.19; this value showed that decomposition worked well. Average contents of element of Carbon, Nitrogen, Phosphor and Potassium were respectively 14,135, 1,27%, O,100% and O,212%. The existence of those elements in the decomposed mangrove leave litter has effected the rate of decomposition value. lt is necessary to conduct a similar research in the other part of mangrove forest in the Yotefa Bay Tourist Park, Jayapura. lt is expected that the next research will be focused more on microorganism activities (fungi and bacteria) and the influence of other abiotic factors, which have not been done in this research, in order to know the influence of those factors onthe rate of decomposition.
Depok: Universitas Indonesia, 2000
T3705
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fautngil, Christ
Abstrak :
Penelitian ini memitiki dua tu.juan pokok, yaitu peme¬taan dan sebaran unsur-unsur leksikal bahasa-bahasa daerah di lima wilayah kecamatan Kotamadya Jayapura dan sekitar¬nya. Pendekatan yang digunakan ialah perhitungan jarak kosa kata yang dikemukakan Seguy dengan persentase yang disaran¬kan Guiter. Perhitungan ini diperkuat puler dengan penarikan garis-garis isoglos sehagai rnan.Y digunakan oteh ChaffiberE Trudgill. Interpretasi dipakai unsur-unsur bahasa, yaitu gejala-gejala kebahasaan, baik fonologis maupun morfologis dan Tatar belakang sejarah, geografi, dan social budaya. Hasil yang diperoLeh antara Lain (1) terdapat tujuh bahasa dalam lima wilayah kecamatan itu, (2) terdapat saling pengaruh antara bahasa-bahasa itu, (3) bahasa-bahasa yang ada sekarang ini merupakan basil asimilasi dan basil perkembangan bahasa-bahasa pada mass lalu. Dalam kaitan dengan tujuh bahasa itu, penelitian terdahulu menyatakan bahwa antara Kayu Pulau dan Tobati merupakan bahasa tersen¬diri, demikian halnya Kemtuk di Sabron dan Moi di Dosai. Hasil perhitungan jarak kosa kata dalam penelitian ini hanya sebesar 51% untuk Sabron-Dosai dan 64% untuk Kayu Pulau-Tobati. Terdapatnya rumpun bahasa Austronesia di Tetuk Yos Sudarso, menurut penelitian terdahulu (yakni Ormu, Kayu Pulau, dan Tobati), diasumsikan sebagai akibat pengaruh 0 yang kuat dari sebelah barat, yakni pengaruh Ternate-Tidore melalui Raja Ampat dan Biak. Dengan pengaruh-pengaruh kuat tersebut, bahasa-bahasa di teluk itu yang dulunya diperki¬rakan serumpun dengan bahasa-bahasa di balik gunung Dobon¬solo (yakni bahasa-bahasa Irian), akhirnya didominasi oleh rumpun Austronesia. Sebaran penduduk berdasarkan sejarah dimulai dari bagian timur, selatan, dan barat. Sebaran tersebut di¬perkirakan dalam dua tahapan besar, yakni kelompok timur, selatan, dan barat (dekat --> Dem.ta) merupakan kelompok pertama dan kelompok yang datang dari daerah barat dan jalinan kembali hubungan timur-barat seperti dikemukakan di atas sebagai kelompok kedua. Hubungan timur dan barat yang dekat masih berjatan terus hingga sekarang. ......This study has two main objectives: the mapping and distribution of lexical elements in five districts in Jayapura and the neighbouring areas. This study used the technique created by Seguy for counting word distance, and word percentage created by Guiter (dialectometry). The dialectometry is also supported by techniques for drawing isglossis as used by Chambers and Trudgill. The interpreta¬tion of the results was based on Linguistic phenomena both phonologically and morphologically, as well as and histori¬cal, geographical, and socio-cultural background.The results of the study are: (1) there are seven Languages in the five districts, (2) there are Linguistic influences among these languages, (3) the existing languag¬es now are the results of the distribution of languages and the migration of the people in the past. In relation to seven languages, earler studies claimed that the languages in Kayu Pulau and Tobati are separate languages and so are the Kemtuk Language in Sabron and the Moi language in Dosai. The calculation and percentage of dialectometry is 51% for Sabron-Dosai and 64% for Kayu Pulau-Tobati.The languages in the Yos Sudarso Bay, that is, the Ormu language, the Kayu Pulau Language, and the Tobati language, according to earlier studies, belong to the Austronesian group because of the influences from western languages, Like the Ternate-Tidore Languages, which came through the Raja Ampat and Biak. Because of these strong influences, these languages around the bay, which were once the same group as those at the other side of Mount Dobonsolo namely the Papuan Languages, then changed to belong to the Austro¬nesian group. The migration of people, according to history, began from the east, the south, and the west. This migration is thought to occur twice: the first group which is called the east, south, west group (Demta); the second group migration from the west and east as described above. The contact between east and west still exists today.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1995
T38826
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Situmorang, Nina Zulida
Abstrak :
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara iklim organisasi dengan kepuasan kerja dosen PTN dan PTS. Kepuasaan kerja adalah sikap atau penilaian positif/negatif seseorang atau hasil pekerjaannya. Iklim suatu organisasi sebagai gambaran kualitas lingkungan suatu organisasi yang relatif tahan lama dialami anggotanya, mengambarkan nilai-nilai tertentu yang merupakan ciri-ciri seperangkat karakteristik organisasi yang bersangkutan dan mempengaruhi perilaku anggotanya. Penelitian ini bersifat ex post facto dengan subyek penelitian sebanyak 100 orang dosen Universitas Cenderawasih dan Sekolah Tinggi Teknik di Jayapura. Pengolahan dan analisis data menggunakan program SPSS/PC 7.5, untuk analisis regresi, analisis varians, uji t dan analisis korelasi. Hasil penelitian menunjukkan: 1. Iklim organisasi dan komitmen organisasi secara bersama memberi sumbangan efektif yang bermakna terhadap kepuasaan kerja dosen. Namun bila dilihat sendiri-endiri hanya iklim organisasi yg memberikan sumbangan signifikan terhadap kepuasaan kerja dosen, sedangkan komitmen organisasi tidak memberikan sumbangan signifikan. 2. Terdapat efek yang signifikan dari masa kerja dosen terhadap kepuasaan kerja dosen. 3. Tidak terdapat efek yang signifikan antara masa kerja dosen terhadap iklim organisasi dan komitmen organisasi. 4. Tidak ada perbedaan yang signifikan antara dosen laki-laki dan perempuan dalam hal dimensi gaji/pembayaran.
Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2000
T37897
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3   >>