Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Yulia Enggel
"World Health Organization (WHO) menetapkan bakteri ESKAPE (Enterococcus faecium, Staphylococcus aureus, Klebsiella pneumoniae, Acinetobacter baumannii, Pseudomonas aeruginosa, dan Enterobacter spp.) sebagai patogen prioritas untuk dapat ditangani secara tepat terkait tingginya tingkat resistansi antibiotik yang dimiliki. Seftriakson merupakan antibiotik golongan sefalosporin yang bekerja menghambat sintesis dinding sel bakteri dan merupakan antibiotik pilihan terakhir dalam menangani infeksi K. pneumoniae. Resistansi seftriakson pada K. pneumoniae telah banyak dilaporkan dan salah satu penyebabnya adalah diproduksinya enzim β-laktamase yang dikode oleh gen blaCTX-M, blaSHV dan blaTEM. Dalam penelitian ini, dilakukan karakterisasi gen gen blaCTX-M, blaSHV dan blaTEM pada 12 isolat klinis K. pneumoniae dan menganalisis kesesuaiannya dengan sifat fenotipenya terhadap seftriakson. Dari hasil penelitian diperoleh bahwa gen blaCTX-M dan blaTEM terdeteksi pada 11 isolat (91,67%) dan blaSHV terdeteksi pada 9 isolat (75%), dengan kombinasi terdeteksinya 3 gen ditemukan pada 8 isolat (66,67%) dengan nilai MIC resistan > 64 μg/mL yang lebih tinggi dibandingkan dengan isolat yang hanya memiliki kombinasi 2 gen saja (blaCTX-M dan blaTEM atau blaTEM dan blaSHV). Tipe TEM-1 (100%), CTX-M-15 (91,67%), SHV-1 (33,33%) dan SHV-28 (33,33%) merupakan tipe gen bla yang paling banyak ditemukan. Keseluruhan gen juga menunjukkan adanya perubahan asam amino dibandingkan dengan isolat standar dimana perubahan ini menurunkan jumlah ikatan hidrogen dan meningkatkan energi bebas Gibbs sehingga menurunkan afinitas molekul enzim β-laktamase yang dikode oleh antibiotik seftriakson.

The World Health Organization (WHO) has identified ESKAPE bacteria (Enterococcus faecium, Staphylococcus aureus, Klebsiella pneumoniae, Acinetobacter baumannii, Pseudomonas aeruginosa, and Enterobacter) as priority pathogens due to their high levels of antibiotic resistance. Ceftriaxone, a cephalosporin antibiotic, inhibits bacterial cell wall synthesis and is considered a last-resort antibiotic for treating K. pneumoniae infections. Resistance to ceftriaxone in K. pneumoniae has been widely reported, with one of the causes being the production of β-lactamase enzymes encoded by blaCTX-M, blaSHV, and blaTEM genes. In this study, we characterized the blaCTX-M, blaSHV, and blaTEM genes in 12 clinical isolates of K. pneumoniae and analyzed their relation with phenotypic resistance to ceftriaxone. Our findings revealed that blaCTX-M and blaTEM genes were detected in 11 isolates (91.67%), while blaSHV was detected in 9 isolates (75%). The combination of all three genes was found in 8 isolates (66.67%), exhibiting higher MIC values > 64 μg/mL compared to isolates with only two gene combinations (blaCTX-M and blaTEM, or blaTEM and blaSHV). The predominant gene types identified were TEM-1 (100%), CTX-M-15 (91.67%), SHV-1 (33.33%), and SHV-28 (33.33%). Furthermore, amino acid changes were observed in all genes compared to standard isolates. These changes reduced hydrogen bonding and increased Gibbs free energy, thereby decreasing the enzyme affinity for ceftriaxone molecules encoded by β-lactamase."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Savira Ratu Azzahra
"Dalam perkembangannya, ARB, bersama dengan resistansi patogen lainnya, ditetapkan WHO menjadi salah satu ancaman kesehatan global terbesar. Extended-spectrum β- lactamase (ESBL) adalah suatu enzim yang diproduksi oleh bakteri Gram-negatif yang dapat mengembangkan kemampuan resistansi bakteri terhadap kelompok antibiotik betalaktam. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis konsentrasi ESBL-Kp dan rasionya terhadap total K. pneumoniae serta menganalisis efisiensi penyisihan K. pneumoniae dan ESBL-Kp pada IPAL di beberapa fasilitas pelayanan kesehatan di Jakarta. Sampel diambil secara grab sampling dari inlet dan outlet IPAL RS X, RS Y, Pustu A, dan Pustu B. Konsentrasi rata-rata bakteri K. pneumoniae total dari sampel tiap inlet yang tertinggi pada RS Y, yakni sebesar 9,72 log CFU/100 mL. Sampel outlet RS X dan Pustu A memiliki jumlah bakteri K. pneumoniae yang sama, yakni sebesar 1,53 log CFU/100 mL. Rasio positif ESBL-Kp terhadap bakteri K. pneumoniae pada objek studi, secara berturutturut: inlet RS X sebesar 13,66%; inlet RS Y sebesar 23,74%; inlet Pustu B sebesar 6,39%; dan inlet Pustu A sebesar 19,04%. Efisiensi penyisihan total bakteri K. pneumoniae pada inlet setiap objek penelitian secara berturut-turut: RS X sebesar 6,69 log; RS Y sebesar 7,56 log CFU/100 mL; Pustu A sebesar 6,81 log; dan Pustu B sebesar sebesar 7,136 log. Efisiensi penyisihan ESBL-Kp untuk RSUP Pustu A dan Pustu B sebesar 100%. Ditemukannya konsentrasi bakteri K. pneumoniae dan ESBL-Kp pada air limbah fasilitas kesehatan menunjukkan adanya urgensi untuk mengurangi risiko penyebarannya.

Over time, ARB, along with other resistant pathogens, has been identified by WHO as one of the greatest global health threats. Extended-spectrum β -lactamase (ESBL) is an enzyme produced by Gram-negative bacteria that enables these bacteria to develop resistance to the beta-lactam group of antibiotics. This study aims to analyze the concentration of ESBL-Kp and its ratio to total K. pneumoniae, as well as the efficiency of K. pneumoniae and ESBL-Kp removal in WWTPs at several healthcare facilities in Jakarta. Samples were taken from the inlet and effluent of WWTPs at RS X, RS Y, Pustu A, and Pustu B using grab sampling. The highest average concentration of total K. pneumoniae bacteria from inlet samples was found at RS Y, at 9.72 log CFU/100 mL. In outlet samples, RS X and Pustu A had the same concentration of K. pneumoniae, at 1.53 log CFU/100 mL. The positive ESBL-Kp ratio to K. pneumoniae in the study subjects was as follows: RS X inlet at 13.66%; RS Y inlet at 23.74%; Pustu B inlet at 6.39%; and Pustu A inlet at 19.04%. The removal efficiency of total K. pneumoniae bacteria at each study site was as follows: RS X at 6.69 log; RS Y at 7.56 log CFU/100 mL; Pustu A at 6.81 log; and Pustu B at 7.136 log. The removal efficiency of ESBL-Kp for Pustu A and Pustu B is 100%. The presence of K. pneumoniae and ESBL-Kp concentrations in the wastewater of healthcare facilities underscores the urgency to reduce the risk of their spread."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library