Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Angling Yunanto
"Pendahuluan dan Tujuan: Transplantasi ginjal telah menjadi terapi pengganti ginjal pilihan untuk penyakit ginjal kronis stadium akhir. Di Indonesia, belum ada penelitian yang pernah membahas mengenai kualitas hidup resipien transplantasi ginjal pasca operasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada perbedaan yang signifikan dalam kualitas hidup resipien sebelum dan sesudah operasi transplantasi ginjal. Metode: Ini adalah studi prospektif yang menggunakan kuesioner KDQoL-SF sebelum dan sesudah operasi (pada bulan ke-1, 3, dan 6). Sampel diambil secara berurutan sejak bulan Januari hingga Mei 2016 dan dilanjutkan sampai Desember 2016. KDQoL-SF telah divalidasi dalam bahasa Indonesia dan sudah banyak digunakan untuk menilai kualitas hidup resipien (cronbach alfa> 0,6). Data dianalisis dengan menggunakan software statistik SPSS versi 21.0. Dalam penelitian ini, repeated Anova dengan perbandingan post hoc Bonferroni digunakan. Hasil: Terdapat 33 pasien yang disertakan dalam penelitian ini yaitu dari Januari - Desember 2016. Usia rata-rata pasien adalah 44,6 ± 12,88 tahun. Mayoritas pasien adalah laki-laki (n = 24; 72,7%). Rata-rata IMT pasien adalah 23,8 ± 3,74 kg/m2. Komorbid yang paling sering terjadi adalah hipertensi (n = 32; 97%) kemudian diikuti oleh diabetes melitus (n = 11; 33,3%), dan dislipidemia (n = 5; 15,2%). Biaya operasi transplantasi ginjal dan pengobatannya sebagian besar menggunakan biaya pribadi (n = 14; 42,4%) (n = 14; 42,4%) kemudian diikuti oleh asuransi swasta (n = 8; 24,2 %) (n = 10; 30,3%), dan asuransi pemerintah (n = 6; 18,2%) (n = 5; 15,2%). Hampir semua resipien tidak mengeluh dengan biaya biaya tersebut ketika dan setelah operasi (n = 29; 87,9%). Dibandingkan dengan kondisi awal, kualitas hidup pada penerima meningkat pada bulan pertama, ketiga, dan keenan setelah operasi. Perubahan utama pada kualitas hidup terlihat diantara tahap pra operasi (median: 50%, IQR: ±20) dan 1 bulan setelah operasi (median: 90%, IQR: 0), sedangkan pada tahap berikut tidak ada peningkatan yang signifikan pada skor median pada bulan ketiga (median: 90%, IQR: ± 7,5) dan bulan keenam (median: 90%, IQR: ± 10) setelah operasi. Terdapat perbaikan signifikan secara statistik pada gejala, efek penyakit ginjal, beban penyakit ginjal, status kerja, fungsi kognitif, kualitas interaksi sosial, kualitas tidur, kepuasan pasien, fungsi fisik, peran fisik, kesehatan umum, kesejahteraan emosional, peran emosional, dan perbaikan pada kondisi kelelahan, skor sebelum dan sesudah transplantasi ginjal (p <0,01). Penelitian ini juga menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan signifikan dalam dukungan sosial (p = 0,656), nyeri (p = 0,274), fungsi seksual (p = 1), dan skor fungsi sosial (p = 0,01) sebelum dan sesudah operasi. Angka keberhasilan transplantasi ginjal di RSCM sama dengan pusat transplantasi ginjal lainnya di dunia, yaitu sekitar 95%. Kesimpulan: Studi ini menunjukkan bahwa ada perbaikan yang signifikan pada hampir semua aspek kualitas hidup resipien setelah transplantasi ginjal. Kualitas hidup pasien setelah transplantasi ginjal di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo Indonesia sama baiknya dengan di negara lain. Ini bisa menjadi database untuk studi lebih lanjut di pusat transplantasi ginjal. ……Introduction and Objectives: Kidney transplantation has become the chosen kidney replacement therapy for end stage chronic kidney disease. In Indonesia, no study about quality of life in kidney transplantation recipient after surgery has been done. This study aims to determine whether there is a significant difference in the recipient’s quality of life before and after kidney transplantation surgery. Methods:This was a prospective study KDQoL-SF questionnaire before and after surgery (1st, 3rd, and 6th month). Samples were consecutively taken from January until May 2016 and followed up to December 2016. KDQoL-SF has been validated in Indonesian language and widely used to assess recipient’s quality of life (Cronbach alfa >0,6). The data were analyzed using SPSS statistical software 21.0 version. In this study, repeated Anova with post hoc comparison Bonferroni was used. Results: There were 33 patients included in this study from January–December 2016. The average age of patients was 44,6 ± 12,88 years old. The majority of patients were males (n=24; 72,7%). Mean BMI of the patients was 23,8 ± 3,74 kg/m2. The most frequent comorbid of the patients was hypertension (n=32;97%) then followed by diabetes mellitus (n=11;33,3%), and dyslipidemia (n=5;15,2%). The cost fee of kidney transplantation surgery and its following medication mostly covered by personal financial support (n=14;42,4%), (n=14;42,4%) then followed by private insurance (n=8;24,2%), (n=10;30,3%), and governmental insurance (n=6;18,2%), (n=5;15,2%). Almost all the recipients did not complain with those cost fee during and after surgery (n=29; 87,9%). Compared to baseline, the quality of life in recipients increased at 1st, 3rd, and 6th month after operation. Major changes in the perceived QOL were noted only between the preoperative stage (median: 50%, IQR: ±20) and 1 month after operation (median: 90%, IQR: 0), while in the following stage there was no significant improvement in median score at 3 month (median: 90%, IQR: ± 7,5) and 6 month (median: 90%, IQR: ± 10) after operation. There were statistically significant improvements in symptoms, effect of kidney disease, burden of kidney disease, work status, cognitive function, quality of social interaction, quality of sleeping, patient satisfaction, physical functioning, role-physical, general health, emotional well-being, role-emotional, and improvement in fatigue, score before and after kidney transplantation (p<0,01). This study also showed that there were no significant differences in social support (p=0,656), pain (p=0,274), sexual function (p=1), and social function score (p=0,01) before and after surgery. Successful rate of kidney transplantation in Indonesia was about 95%, it was equal to transplantation in other countries. Conclusions: This study showed that there were significant improvements in almost all aspect in recipient’s quality of life after kidney transplantation. Patient’s quality of life after kidney transplantation in Cipto Mangunkusumo Hospital Indonesia is as good as in other country. It could become the database for further studies in kidney transplantation centers."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2019
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Rendy Andika
"Latar Belakang: Penderita penyakit ginjal kronik akan mengalami berbagai stressor dalam kehidupan sehari-hari yang dapat menurunkan kualitas hidupnya. Kualitas hidup yang buruk berkorelasi dengan peningkatan mortalitas dan morbiditas. Penelitian ini bertujuan untuk mengadaptasi kuesioner KDQOL-SF ke dalam bahasa Indonesia dan mengevaluasi reliabilitas dan validitas kuesioner pada subjek sehat di Indonesia.
Metode: Kuesioner KDQOL-SF yang sudah diterjemahkan sebelumnya diberikan kepada 33 subjek sehat di RSUP Dr. Cipto Mangunkusumo. Responden berusia di atas 18 tahun dan mampu berbahasa Indonesia secara lisan dan tulisan. Reliabilitas diukur dengan menggunakan koefisien korelasi intraclass Alpha Cronbach dan reliabilitas konsistensi internal. Validitas dievaluasi menggunakan uji korelasi Pearson.
Hasil: Dari 33 responden, mayoritas subjek berjenis kelamin laki-laki (81%) dengan rerata usia 47,4 13,7 tahun. Skor tertinggi pada aspek dukungan sosial dengan skor rata-rata 99,48 2,95, sedangkan skor terendah adalah aspek vitalitas dengan skor rata-rata 63,28 ± 11,61. Nilai Alpha Cronbach antara 0,580-0,999 dan koefisien korelasi Pearson antara 0,405 0,976 dengan P < 0,05.
Kesimpulan: Kuesioner KDQOL-SF yang diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia valid dan reliabel untuk digunakan dalam menilai kualitas pasien sebelum transplantasi ginjal di Indonesia.

Background: Patients with chronic kidney disease will endure various stressors in daily living which may decrease their quality of life. Poor quality of life correlates with increased mortality and morbidity. This research aims to adapt the KDQOL-SF questionnaire into Indonesian and to evaluate the reliability and validity of the questionnaire in healthy subjects in Indonesia.
Methods: Previously translated (into Indonesian) KDQOL-SF questionnaire was given to 33 healthy subjects at Dr. Cipto Mangunkusumo General Hospital. Respondents were over 18 years old and were able to speak Indonesian orally and in written form. Reliability was measured using Alpha Cronbach’s intraclass correlation coefficient and internal consistency reliability. Validity was evaluated using Pearson’s correlation test.
Results: Out of 33 respondents, majority of subjects were male (81%) with mean age 47.4 ± 13.7 years old. Highest score was in social support aspects with mean score 99.48 ± 2.95, while the lowest score was vitality aspect with mean score 63.28 ± 11.61. Alpha Cronbach’s score was between 0.580-0.999 and Pearson’s correlation coefficient between 0.405-0.976 with P <0.05.
Conclusions: KDQOL-SF questionnaire, which was translated into Indonesian, was valid and reliable to be used in evaluating patients’ quality of before kidney transplantation in Indonesia.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library