Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Rohmat Setiawan
"ABSTRAK
Pada tahun 2020, Pemerintah melalui Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi mengeluarkan kebijakan bantuan biaya pendidikan atau yang disebut Kartu Indonesia Pintar Kuliah (KIP Kuliah) yang merupakan kelanjutan dari kebijakan Bidikmisi yang sudah ada sejak tahun 2010 untuk meningkatkan perluasan akses dan kesempatan belajar di Perguruan Tinggi bagi warga negara Indonesia yang kurang mampu secara ekonomi. Dalam implementasinya kebijakan ini masih dijumpai sejumlah permasalahan seperti ketidaktepatan sasaran, penyalahgunaan dana, hingga persoalan teknis keterlambatan pencairan dana. Berkaitan dengan hal tersebut, penelitian ini memiliki maksud dan tujuan untuk memberikan gambaran mengenai faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi implementasi kebijakan KIP Kuliah di Universitas Indonesia yang merupakan salah satu perguruan tinggi pelaksana kebijakan tersebut. Penelitian ini menggunakan pendekatan post-positivisme, teknik pengumpulan data melalui data primer dengan wawancara mendalam serta data sekunder melalui studi literatur, analisis melalui teknik triangulasi data, serta teori utama untuk analisis adalah Model Implementasi Kebijakan yang dikemukakan Paul A. Sabatier dan Daniel A. Mazmanian (1983). Adapun hasil penelitian ini mengungkapkan bahwa implementasi kebijakan KIP Kuliah di Universitas Indonesia belum sepenuhnya terlaksana dengan baik. Berdasarkan konsep model implementasi kebijakan Paul A. Sabatier dan Daniel A. Mazmanian (1983) beserta faktor-faktor yang mempengaruhi implementasi kebijakan di dalamnya membuktikan bahwa masih terdapat beberapa indikator yang perlu ditingkatkan kembali. Hal ini terlihat dari konteks formulasi kebijakan, aspek finansial, serta teknis pelaksanaan kebijakan yang belum sepenuhnya selaras dan perlu penataan kembali.

ABSTRCT
In 2020, the Government, through the Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi, issued a policy on education fee assistance or what is called the Kartu Indonesia Pintar Kuliah (KIP Kuliah) which is a continuation of the Bidikmisi policy that has existed since 2010 to increase the expansion of access and learning opportunities in Higher Education for Indonesian citizens who are economically disadvantaged. In implementing this policy, a number of problems are still encountered, such as inaccurate targets, misuse of funds, and technical problems with delays in disbursement of funds. In this regard, this research has the aim and objective of providing an overview of the factors that influence the implementation of the KIP Kuliah policy at the University of Indonesia, which is one of the universities implementing this policy. This research uses a post-positivism approach, data collection techniques through primary data with in-depth interviews and secondary data through literature study, analysis through data triangulation techniques, and the main theory for analysis is the Policy Implementation Model put forward by Paul A. Sabatier and Daniel A. Mazmanian (1983). The results of this research reveal that the implementation of the KIP Kuliah policy at the University of Indonesia has not been fully implemented well. Based on the policy implementation model concept of Paul A. Sabatier and Daniel A. Mazmanian (1983) along with the factors that influence policy implementation, it proves that there are still several indicators that need to be improved again. This can be seen from the context of policy formulation, financial aspects, and technical aspects of policy implementation which are not yet fully aligned and need to be reorganized."
Depok: Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Raafita Agustiana
"Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dampak program Bidikmisi atau Kartu Indonesia Pintar (KIP) Kuliah terhadap waktu tunggu dan penghasilan lulusan di Provinsi Jawa Barat. Penelitian menggunakan sampel data individu 3.627 lulusan perguruan tinggi di Provinsi Jawa Barat yang terlapor dalam Laporan Tracerstudy Pendidikan Tinggi Tahun 2023. Penelitian ini menggunakan metode Propensity Score Matching (PSM) untuk mengestimasi dampak program. Hasil analisis menunjukkan bahwa tidak ditemukan cukup bukti untuk menyatakan percepatan waktu tunggu lulusan dan peningkatan penghasilan lulusan benar-benar disebabkan oleh program Bidikmisi/KIP Kuliah, meskipun ada indikasi percepetan waktu tunggu dan peningkatan penghasilan lulusan penerima program di Provisi Jawa Barat. Sehingga sangat diperlukan analisis lebih lanjut untuk menguatkan keyakinan akan dampak yang robust dari program Bidikmisi/KIP Kuliah terhadap waktu tunggu dan penghasilan lulusan di Provinsi Jawa Barat.

This study aims to analyse the impact of the Bidikmisi or Kartu Indonesia Pintar (KIP) Kuliah programme on the waiting time and earnings of graduates in West Java Province. The study uses a sample of 3,627 individual data of college graduates in West Java Province reported in the 2023 Higher Education Tracerstudy Report. This study uses the Propensity Score Matching (PSM) method to estimate the impact of the programme. The results of the analysis show that there is not enough evidence to suggest that the acceleration of graduates’ waiting time and the increase in graduates’ income are actually caused by the Bidikmisi/KIP Kuliah programme, although there are indications of accelerated waiting time and increased income of graduates receiving the programme in West Java Province. Therefore, further analysis is needed to strengthen confidence in the robust impact of the Bidikmisi/KIP Kuliah programme on the waiting time and income of graduates in West Java Province."
Jakarta: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2025
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sabrina Khoirunnisa
"
Penelitian ini membahas pengaruh tekanan dari media sosial terhadap subjective well- being mahasiswa penerima Kartu Indonesia Pintar (KIP) Kuliah di Universitas Indonesia. Subjective well-being, yang mencakup evaluasi kehidupan dan keseimbangan afeksi, rentan terhadap ekspektasi sosial yang dibentuk di media sosial. Tekanan muncul ketika mahasiswa merasa harus menyesuaikan diri dengan standar ideal yang ditampilkan di ruang digital, termasuk cibiran publik terhadap status sebagai penerima bantuan. Berbeda dari studi sebelumnya yang menyoroti dukungan sosial atau keluarga, penelitian ini fokus pada media sosial sebagai faktor eksternal yang memengaruhi subjective well-being mahasiswa. Menggunakan pendekatan kuantitatif yang didukung oleh wawancara dan studi literatur. Data dikumpulkan melalui kuesioner online kepada mahasiswa penerima KIP Kuliah, dengan pengukuran subjective well-being menggunakan Satisfaction With Life Scale (Diener, 1985) dan Positive and Negative Affect Schedule (Watson et al., 1988). Analisis dilakukan berdasarkan dimensi norma yang diinternalisasi, perbandingan sosial, dan pengawasan sosial. Hasil menunjukkan bahwa perbandingan sosial merupakan bentuk tekanan paling signifikan yang memengaruhi subjective well-being. Mahasiswa juga menunjukkan strategi coping seperti menerima perbedaan dan membatasi eksposur. Penelitian ini menekankan pentingnya literasi digital dalam menjaga kesejahteraan mahasiswa penerima bantuan pendidikan.

This study explores the influence of social media pressure on the subjective well-being of Kartu Indonesia Pintar Kuliah (KIP Kuliah) recipients at the University of Indonesia. Subjective well-being, which includes life evaluation and emotional balance, is vulnerable to external factors, particularly social expectations shaped through digital platforms. Pressure emerges when students feel the need to conform to idealized online standards, including criticism linked to their scholarship status. Unlike prior studies that emphasize family or peer support, this research focuses on social media as an external factor affecting students’ psychological well-being. A quantitative method was used, supported by literature review and in-depth interviews. Data were collected through an online questionnaire distributed to KIP Kuliah recipients and measured using the Satisfaction With Life Scale (Diener, 1985) and the Positive and Negative Affect Schedule (Watson et al., 1988). The analysis examined the relationship between social media pressure and subjective well-being through three dimensions: internalized social norms, social comparison, and social surveillance. Results show that social comparison is the most influential pressure on students’ well-being. Students also reported coping strategies such as accepting differences and reducing social media exposure. This study emphasizes the need for digital literacy to help students from disadvantaged backgrounds maintain their well-being."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2025
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library