Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Sarwoto Kertodipoero
Bandung: Sumur, 1963
306.598 3 SAR k
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Marko Mahin
"ABSTRAK
Kaharingan adalah nama agama masyarakat Dayak Ngaju di Kalimantan Tengah. Menurut masyarakat Dayak Ngaju, Kaharingan telah ada beribu-ribu tahun sebelum datangnya agama Hindu, Budha, Islam dan Kristen. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik, pada tahun 2007, di Kalimantan Tengah (yang terdiri dari 13 Kabupaten dan 1 Kotamadya) terdapat 223.349 orang penganut agama Kaharingan (Kalimantan Tengah Dalam Angka 2008). Karena kebijakan Negara yang hanya mengakui 5 agama resmi, maka Kaharingan di lihat sebagai ?adat?, ?kebudayaan?, atau ?aliran kepercayaan?. Dengan demikian, para penganut agama Kaharingan secara tidak langsung diklasifikasikan sebagai orang-orang yang ?belum beragama?, atau ?tidak beragama?. Stigmatisasi itu memposisikan masyarakat Dayak Kaharingan menjadi target proselitisasi baik oleh Pekabar Injil Kristen maupun oleh Pendakwah Islam. Karena mereka dipandang tanpa agama, maka dalam iklim politik Indonesia yang khas mereka bisa dengan mudah dituding komunis, pemberontak dan musuh negara. Agar dapat eksis sebagai entitas sosial, politik, budaya dan agama di panggung kehidupan masyarakat Kalimantan Tengah dan Indonesia, para aktivis Kaharingan (baca aktor sosial) dengan sadar melakukan praktik-praktik sosial tertentu. Beberapa strategi dan siasat dibangun dan terbangun untuk memperoleh relasi dan posisi yang menguntungkan secara sosial, ekonomi, politik dan kebudayaan.
Tulisan ini memperlihatkan bagaimana politik kultural dan keagamaan terbangun dan dibangun oleh para penganut agama Kaharingan ketika berhadapan dengan struktur-struktur objektif yang ada di sekitar mereka. Dalam tulisan ini para penganut Kaharingan dilihat sebagai individu-individu yang aktif, atau sebagai subjek yang menjalani proses dialektika kehidupan yang terus menerus melakukan dialog dengan agen-agen yang lain. Mereka dipandang sebagai satu kelompok masyarakat yang memiliki teori tentang dunia dan tempat mereka di dalamnya.

ABSTRACT
Kaharingan is a name for Dayak Ngaju religion?s in Central Kalimantan. According to Dayak Ngaju people, Kaharingan has already existed thousand years before Hindu, Buddha, Islam and Kristen came. Based on the data from Central Statistic Body in 2007, in Central Kalimantan (which consist of 13 Kabupaten and 1 Kotamadya), there were 223.349 Kaharingans (Central Kalimantan in Number 2008). Because state policy only recognize 6 official religions, Kaharingan considered as ?tradition?, ?culture?, or ?belief?. A Kaharingan person classified as ?less religious? or even ?does not have religion?. Communist phobia in Indonesia made them easily accused as communist (does not have religion = atheist = communist), they are enemy of the state and insurgent. This stigma made Dayak Kaharingans as proselytization target by Christian Missionary or Islamic preacher. In order to exist as a social, political, cultural, and religion entity among the Central Kalimantan people and Indonesia, Kaharingans activists (: social actors) consciously did some certain social practices. Some strategies and tactics were developed to gain relation and position that give them social, economical, political, and cultural advantages.
This writing will describe how the politic of culture and religion built by Kaharingans when they faced objective structures around them. Kaharingans viewed as active individuals or as a subject which carry out dialectic process, continuously doing dialog with other agents. They seen as a group that has worldview about the place where they belong."
Depok: 2009
D00631
UI - Disertasi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Diana H. Sofyan
"Tesis ini merupakan suatu kajian tentang agama dan pengobatan dengan meneliti secara khusus kebudayaan suku Dayak Ngaju Kalimantan Tengah, yang bermukim di kota Palangkaraya. Kebudayaan yang diteliti adalah pengobatan tradisional suku Dayak Ngaju di Kalimantan Tengah. Data temuan yang didapat menunjukkan adanya 2 sifat umum dari pengobatan ini, yaitu :
Pertama pengobatan tradisional yang dilakukan dengan upcara menurut agama Kaharingan, dimana para pengobat adalah juga para pemuka agama ini yang merupakan pemimpin kelompok, sementara pasiennya terdiri pemeluk agama Kaharingan dan juga pemeluk agama lainnya. kedua, pengobatan tradisional yang dilakukan oleh orang-orang yang mendapatkan keahlian itu dengan cara belajar dan mewarisinya dari generasi pendahulunya. Pengobatan jenis ini dapat dibagi atas klasifikasi menurut prakteknya yaitu :
1. Dengan menggunakan ramuan tumbuh-tumbuhan
2. Dengan menggunakan ramuan dan melakukan pengurutan serta pembacaan mantra
3. Dengan menggunakan mantra dan ramuan
4. Dengan menggunakan mantra dan melakukan peniupan kearah bagian tubuh yang sakit.
Pada kedua jenis pengobatan ini terdapat adanya suatu keterkaitan, yaitu kesamaan konsep dalam melakukan pengobatan, konsep tentang penyakit serta konsep tentang alat-alat pengobatan yang digunakan, yaitu kesemuanya berdasarkan konsep kosmologi serta konsep nilai atau teologi agama Kaharingan.
Konsep nilai, konsep teologi serta konsep kosmologi agama Kaharingan melekat erat pada masyarakat ini dan mampu bertahan ditengah-tengah perubahan sehingga nilai-nilai kepercayaan, ke Tuhanan serta kosmologi agama Kaharingan tetap dipercaya meskipun masyarakat sudah memeluk agama yang baru, yaitu Kristen dan Islam.
Kepercayaan terhadap pengobatan tradisional yang sangat erat dengan agama ini menjadi kuat pula. Pengobatan tradisonal yang dipraktekkan saat ini merupakan pengobatan asli yang sudah dimodifikasi dengan memasukkan unsur-unsur agama baru, yaitu Islam. Penggunaan agama Islam sebagai alat legitimasi, merupakan faktor yang mempengaruhi kepercayaan masyarakat terhadap pengobatan ini."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1997
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library