Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 11 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ratu Fathia Rahmadyani
Abstrak :
ABSTRAK
Telah dilakukan penelitian mengenai analisis sebaran kelimpahan kista Dinoflagellata penyebab HAB di lokasi budidaya kerang hijau (Perna viridis) Kamal Muara, Jakarta Utara, pada bulan Oktober 2014 di 9 titik stasiun. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui keberadaan serta kelimpahan kista Dinoflagellata penyebab HAB, memetakan sebaran spasial kista Dinoflagellata penyebab HAB, dan untuk mengetahui faktor lingkungan yang memengaruhi sebaran kista Dinoflagellata penyebab HAB. Pengambilan sampel sedimen dilakukan menggunakan Eijkman Grab, dan pemisahan kista dari sampel sedimen dilakukan menggunakan metode sieving technique. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat 8 genus kista Dinoflagellata di lokasi penelitian, yaitu Alexandrium, Cochlodinium, Diplopsalis, Gonyaulax, Gymnodinium, Polykrikos, Protoperidinium, dan Scrippsiella, dimana 5 diantaranya merupakan genus penyebab HAB, yaitu Alexandrium, Cochlodinium, Gonyaulax, Gymnodinium, dan Scrippsiella. Kelimpahan kista di sedimen lokasi penelitian memiliki kisaran antara 4--324 kista/ml. Kista dengan kelimpahan tertinggi adalah genus Alexandrium (324 kista/ml) dan terendah adalah genus Diplopsalis (4 kista/ml). Pola sebaran kista di lokasi penelitian menunjukkan bahwa kista terkonsentrasi pada stasiun-stasiun di wilayah timur. Faktor lingkungan yang paling memengaruhi sebaran kista di lokasi penelitian adalah arus, sedangkan faktor lingkungan yang memengaruhi germinasi kista adalah DO, cahaya, dan suhu.
ABSTRACT
Research on the distribution analysis on the cyst abundance of HAB causing Dinoflagellates at green mussel (Perna viridis) culture area in Kamal Muara, North Jakarta, has been conducted in October 2014 at 9 sampling stations. The objectives of the research were to determine the presence and abundance, mapping the spatial distribution, and to determine the environmental factors that influence the distribution of cysts from HAB causing Dinoflagellates. Sediment sampling was carried out using Eijkman Grab. Cyst sample preparation was carried out using the sieving technique. The results showed 8 genus of Dinoflagellate cysts, which were Alexandrium, Cochlodinium, Diplopsalis, Gonyaulax, Gymnodinium, Polykrikos, Protoperidinium, and Scrippsiella, in which 5 of them were HAB causing, namely Alexandrium, Cochlodinium, Gonyaulax, Gymnodinium, dan Scrippsiella. The abundance of cyst at sediments were ranged between 4--324 cysts/ml. Cyst with highest abundance was genus Alexandrium (324 cysts/ml) and the lowest was genus Diplopsalis (4 cysts/ml). Cyst distribution pattern at the study site showed that cysts were concentrated at stations located in the eastern region. Environmental factors that mostly influence the distribution of cysts in the study site was water current, whereas environmental factors that affect the germination of cysts was DO, light, and temperature.
2015
S60949
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Alek Purnawibawa
Abstrak :
Penelitian ini merupakan sebuah upaya untuk menggambarkan proses penguatan civil society masyarakat perkotaan yang menggunakan pendekatan community organizing, yaitu sebuah pendekatan yang mengutamakan penumbuhan kesadaran kritis, partisipasi aktif, pendidikan berkelanjutan, pembentukan dan penguatan organisasi rakyat. Penelitian ini dilakukan di RW 03, Kampung Belakang, Kelurahan Kamal, Kecamatan Kalideres Jakarta Barat-sebuah kampung yang terpisah dari wilayah lain di Jakarta Barat karena pembangunan jalan tol Bandara Soekarno Hattadengan menggunakan metode penelitian kualitatif. Pokok-pokok permasalahan yang dibahas dalam penelitian ini adalah pertama, mencari gambaran mengenai model penguatan civil society di wilayah perkotaan, kedua, memberikan gambaran bagaimana penggunaan metode community organizing (pengorganisasian masyarakat) dalam mencapai hasil dari suatu program pemberdayaan masyarakat yang dilakukan oleh LSM. Ketiga, merumuskan jawaban sejauhmana program penguatan civil society sebuah LSM memberikan kontribusi terhadap keberdayaan masyarakat kelompok sasaran di lokasi program. Dari hasil pengamatan di lapangan dan informasi dari berbagai sumber, hasil yang telah dicapai dalam pengorganisasian di wilayah Kamal dalam upaya penguatan civil society diantaranya: Pertama, munculnya kesadaran masyarakat untuk mengikuti diskusi-diskusi dan pertemuan forum warga yang membahas persoalan mereka, sehingga penyelesaian masalah warga dilakukan secara bersama-sama dan melalui proses diskusi teriebih dahulu; Kedua, meningkatnya kesadaran politik warga untuk menentukan sikap atas hak-haknya dengan melakukan desakan baik melalui surat atau pun aksi demonstrasi, sehingga mendapatkan tanggapan yang positif dari pihak terkait untuk memenuhi tuntutan warga Kampung Belakang. Disamping itu, mereka berhasil melakukan advokasi kepada seorang buruh PT. Milenia Muliti Makmur yang di PHK untuk mendapatkan hak-haknya. Hal ini menandakan bahwa bargaining position warga meningkat. Ketiga, terbentuknya banyak local association, sebagai tempat masyarakat berkumpul untuk mendiskusikan dan memutuskan persoalan-persoalan yang menyangkut kepentingan bersama. Keempat, terbentuknya jaringan kerja antar organisasi, hal ini ditandai dengan berdirinya Gabungan Organisasi (GORS) RW 03, sebagai forum bersama 12 organisasi di RW 03 dan sebagai media menjalin kerjasama antar organisasi di RW 03. Di sisi lain, Kelompok Buruh RW menjalin jaringan kerja dengan organisasi di luar RW 03, yaitu Serikat Buruh Karya Utama Pokja Kapuk. Kelima, munculnya dukungan dan kepercayaaan warga kepada para pemuda untuk terus melakukan pengorganisasian dan diskusi-diskusi di masyarakat. Keenam, terbentuknya tim inti pengorganisasian, yaitu leader lokal pengorganisasian, yang mampu melaksanakan dan memfasilitasi pertemuan dan melakukan kegiatan-kegiatan pengorganisasian tanpa bantuan dari community organizer dan LSM pendamping. Dalam konteks yang lebih luas, gerakan pengorganisasian masyarakat ini merupakan sebuah guliran awal untuk memulai akumulasi gerakan yang mendorong terjadinya perubahan sistem perencanaan pada tingkat makro (nasional). Perjalanan pergerakan pengorganisasian masyarakat Kamal yang beraliansi dengan berapa LSM ini masih cukup panjang. Gerakan yang digambarkan masih pada tahap mendorong terjadinya perubahan kultur warga melalui proses pengorganisasian diri dengan berbagai langkah nyata dalam menyelesaikan permasalahan-permasalahan yang dihadapi oleh Masyarakat Kampung Belakang. Walaupun sudah dimulai dengan berbagai upaya, sepertinya perubahan pada sistem yang lebih struktural masih menjadi pekerjaan rumah tersisa. [ix, 134 halaman, Bibliografi 53 buku, 4 Jurnal, 14 Artikel, (1969-2003)]
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2004
T13736
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Shasa Chairunnisa
Abstrak :
Reklamasi di Teluk Jakarta merupakan salah satu alternatif dalam upaya pembangunan kota. Namun, ternyata reklamasi memberikan perubahan pada aktivitas perikanan tangkap di sepanjang Teluk Jakarta, salah satunya di Kamal Muara. Perubahan tersebut mencakup perubahan pada kondisi ekologi maupun ekonomi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis perubahan ekologi dan ekonomi yang terjadi pada nelayan sero dan sondong di Kamal Muara setelah adanya reklamasi pulau buatan dan mensintesa hubungan antara aspek ekologi dan ekonomi nelayan sero dan sondong di Kamal Muara. Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kuantitatif dengan metode kuesioner, observasi, wawancara dan dokumentasi. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa kondisi ekologi dan ekonomi nelayan sero dan sondong di Kamal Muara mengalami perubahan setelah adanya reklamasi. Perubahan ekologi meliputi penurunan kecepatan arus permukaan laut, perubahan komposisi hasil tangkapan, dan semakin jauhnya letak daerah penangkapan ikan sero dan sondong. Perubahan ekonomi nelayan sero meliputi penurunan pada volume hasil tangkapan, biaya operasional, dan keuntungan yang didapatkan nelayan sero. Perubahan ekonomi nelayan sondong meliputi peningkatan volume hasil tangkapan dan biaya operasional. Namun, terjadi penurunan pada keuntungan nelayan sondong. Usaha perikanan tangkap sero dan sondong masih tergolong layak untuk dijalankan. Kemudian hasil penelitian juga menunjukkan bahwa variasi jarak daerah penangkapan ikan mempengaruhi besarnya biaya operasional. ......Reclamation in Jakarta Bay is an alternative in the city development effort. But, reclamation change the capture fishery activities along the Jakarta Bay, one of them is in Kamal Muara. These changes include changes in ecological and economic conditions. The purpose of this study are to analyze the ecological and economic changes that occur in sero and sondong fishermen in Kamal Muara after the reclamation of artificial islands and synthesize the correlation between ecological and economic aspects of sero and sondong fishermen in Kamal Muara. This research uses a descriptive quantitative approach with questionnaire, observation, interview and documentation methods. The results of the study showed that the ecological and economic conditions of sero and sondong fishermen in Kamal Muara changes after reclamation. Ecological changes include a decrease in the speed of sea surface current, changes in the composition of the catch, and the further away the location of fishing ground of sero and sondong fisheries. Economic changes of sero fishermen include decrease in the volume of catches, operational costs, and the profit. Economic changes of sondong fishermen include increase in the volume of catches and operational costs. However, there was a decrease in the profits of sondong fishermen. Sero and sondong capture fisheries business is still considered feasible to run. Then the results of the study also showed that variations in the distance of the fishing ground affect the operational costs.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2020
T54878
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ikin Fathoniah
Abstrak :
Penelitian bertujuan untuk mengetahui kelimpahan mikroplastik pada kerang hijau Perna viridis berbagai ukuran, mengetahui organ tubuh kerang hijau yang paling banyak menyimpan mikroplastik, serta mengetahui korelasi antara kelimpahan mikroplastik pada kerang hijau, air, dan sedimen. Sampel kerang hijau, air, dan sedimen diambil dari 3 stasiun berbeda dengan jarak masing-masing sekitar 500 m. Analisis kelimpahan mikroplastik dilakukan dengan cara mengisolasi mikroplastik pada setiap sampel. Isolasi pada sampel kerang dilakukan dengan melarutkan kerang di dalam larutan HNO3 65, sementara sampel air dan sedimen dilakukan dengan cara pemisahan berdasarkan ukuran dan massa jenis dengan perendaman dalam larutan NaCl jenuh. Hasil yang didapatkan, yaitu rata-rata kelimpahan mikroplastik pada kerang hijau ukuran 3, 6, dan 9 cm, yaitu 5,35; 24,99; dan 39,00 partikel/gram. Mikroplastik kelompok fiber dominan pada sampel kerang. Rata-rata kelimpahan mikroplastik di air dan sedimen, yaitu 13,15 partikel/L air laut dan 0,92 partikel/g sedimen kering. Mikroplastik kelompok film dominan pada sampel air dan sedimen. Sementara, kelompok pelet tidak ditemukan pada ketiga sampel. Terdapat korelasi antara kelimpahan mikroplastik dengan ukuran cangkang kerang, maupun dengan kelimpahan mikroplastik kelompok film dan fiber pada air dan sedimen. ......Research on abundance of microplastic in green mussel Perna viridis, water and sediments in Kamal Muara, North Jakarta has been done. The research determined the abundance of microplastic in green mussel of various sizes, the organ of the green mussels most storey microplastic, and the correlation between abundance of microplastic in green mussel, water, and sediment. Samples of green mussel, water and sediments were taken from 3 different stations with a distance of about 500 meters each. Analysis of abundance of microplastic was done by isolating microplastic in each sample. The isolation of the green mussel samples was done by dissolving the mussels in the HNO3 solution, while the water and sediment samples were performed by separation by size and density by immersion in a saturated NaCl solution. The results obtained were, on average, abundance of microplastic in green mussel size 3, 6, and 9 cm ie, 5.35 24.99 and 39,00 particles gram. Microplastic fiber was dominant in mussel sample. The average abundance of microplastic in water and sediment are 13.15 particles L of sea water and 0.92 particles gram of dry sediment. Microplastic film was dominant in water and sediment samples. Meanwhile, pellet was not found in all three samples. There was a correlation between abundance of microplastic with green mussel size, as well as with abundance of microplastic of film and fiber in water and sediment.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2017
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mulyani
Abstrak :
Telah dilakukan penelitian tentang sebaran spasiotemporal spesies HAB di lokasi budidaya kerang hijau (Perna viridis), Kamal Muara, Jakarta Utara pada bulan Mei-Oktober 2011. Sampel diambil secara vertikal di sembilan stasiun dengan plankton-net, dan dilakukan pula pengukuran parameter lingkungan. Spesies HAB yang ditemukan berasal dari kelas Raphidophyceae, Bacillariophyceae, dan Dinophyceae, didominasi oleh Ceratium furca, Chaetoceros spp., Gonyaulax polygramma, Nitzschia spp., Prorocentrum micans, Skeletonema costatum, dan Thalassiosira spp. Berdasarkan peta isoplank diketahui bahwa sebaran terpadat terjadi pada bulan Mei dan Oktober, yaitu di stasiun dekat muara. Berdasarkan Analisis Komponen Utama (AKU) dan Analisis Faktorial Korespondensi (AFK), diketahui bahwa terdapat perbedaan faktor lingkungan penciri di setiap bulan pengamatan yang menyebabkan perbedaan sebaran spesies HAB tertentu. Research on spatiotemporal distribution of HAB species at green mussel (Perna viridis) farming area, Kamal Muara, North Jakarta has been conducted in May to October 2011. Samples were taken vertically at nine stations using plankton-net, and environmental parameters were also measured. The classes of HAB species found in this research were Raphidophyceae, Bacillariophyceae, and Dinophyceae, dominated by Ceratium furca, Chaetoceros spp., Gonyaulax polygramma, Nitzschia spp., Prorocentrum micans, Skeletonema costatum, and Thalassiosira spp. Based on isoplank map, the densest distribution was at stations near river mouth, especially in May and October. Based on the Principle Component Analysis (PCA) and Correspondence Analysis (CA) results, there were differences in environmental factor characterized each month, which will cause differences in the distribution of certain HAB species.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2012
S1298
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Amroussy Djaja Teruna Marsis
Abstrak :
ABSTRAK Didapatkan informasi dari hasil penelitian ini inflasi harga rata-rata bahan makanan di RSU Al-Kamal baru mencapai 9,97 % setelah 2 tahun 3 bulan. Sedangkan dampak inflasi harga rata-rata tersebut memberikan kontribusi kenaikan total biaya pada periode akhir penelitian ini besarnya 11,33 % total biaya periode basis . Sementara kewajaran harga dengan substitusi harga survai RS Benchmarking - nya RSU Al-Kamal yaitu RSUD PR, ternyata harga RSU Al-Kamal lebih menghemat total biaya sebesar 6.57 % total biaya basis dibandingkan dengan menggunakan substitusi harga RSUD PR. Sayangnya pada peneltian ini tidak dilakukan substitusi harga dengan RS Benchmarking dari swasta dengan kriteria terbaik berdasarkan Neraca dan Laporan Sisa Hasil Usaha / Rugi Laba. Dengan substitusi harga berbagai sumber pasar ternyata harga " Makro " memang lebih hemat dari harga RSLT Al-Lanni dengan perbedaan senilai - 18.63 % total biaya basis, pasar tradisional lebih hemat dengan perbedaan senilai - 15.76 % total biaya basis, dengan " Tip Top " lebih hemat dengan perbedaan senilai -9.17 %, dengan "Ramayana" lebih hemat senilai -8.46 %. Sayangnya pada penelitian dengan substitusi harga survai Pasar ini tidak memperhitungkan perbedaan biaya pemesanan satu sama lainnya. Bervariasinya nilai efisiensi kontribusi penggunaan terhadap total biaya belanja bahan, terhadap produksi pelayanan makanan dan sasaran pelayanan makanan pada tiap periode : Pada Juli Agustus September 1996 nilai efisiensi penggunaan bahan makanan untuk produksi inefisien dengan nilai 0.64 % total biaya basis sementara sasaran keseluruhan naik 2.67 % sasaran periode basis. Sedangkan pada periode Juli Agustus September 1996 lebih efisien dengan nilai - 8.1 % total biaya sementara sasaran pelayanan makanan keseluruhan turun - 4.09 %. Sedangkan pada periode April Mei Juni 1997 lebih efisien namun nilainya cuma - 0.06 % sementara sasaran pada waktu itu naik 0.06 %. Dapat diinterpretasikan adanya kecenderungan dalam penggunaan bahan makanan Instalasi Gizi RSU Al-Kamal lebih cost efissien dalam situasi penurunan jumlah sasaran pelayanan. Sebagai saran penggunaan metode indeks harga ini dilanjutkan dan dilakukan pada keseluruhan bahan belanja operasional lainnya seraya melengkapi keterbatasan pada penelitian ini. Hasil pengukuran hendaknya didiskusikan dengan segenap karyawan untuk meningkatkan Cost Awareness segenap karyawan rumah sakit untuk meningkatkan efisiensi rumah sakit termasuk efisiensi belanja bahan operasional rumah sakit dengan tanpa mengurangi mutu dan penerimaan pelayanan rumah sakit oleh karyawan rumah sakit. Agar kelak rumah sakit dapat meraih keunggulan kompetitif dengan dukungan segenap karyawannya bagi kemajuan rumah sakit dan kemajuan mereka.
ABSTRACT
Average of inflation rate of food supply purchasing price in this research to Al-Kamal Hospital below 9.97 % as long as two years three months since the base period or the first quarter of 1995. The contribution of the current inflation of total cost in the same period are 10.19 % of total cost in the base period. Meanwhile the level price in the current period with the substitution of survey benchmarking Al-Kamal Hospital with Pasar Rebo Jakarta Public Hospital (Pasar Rebo Hospital), actually Al-Kamal Hospital food supply price more efficient around of 6.57 % of the total cost Al-Kamal Hospital for dietary purchasing supply in the base period if compared with the substitution price of Pasar Rebo Hospital in the same current period. Unfortunately in this research did not applied price substitution with benchmarking private hospital with the best criteria that shown in the financial statement (balance sheet and profit or loss statement). It is recommended for the next time survey to the other surveyor. Substitution price of several market showed that "Makro" price more efficient than the Al-Kamal Hospital food supply price, the difference around .-18,63 % of total cost in the base period. The Traditional Market price more efficient than the Al-Kamal food supply purchasing price, the difference around ? 15,76 % of the total cost price in the base period. The `Tip Top' market price more efficient than the Al-Kamal food supply price, the difference around -9.17 % of the total cost price in the base period. The "Ramayana" market price more efficient than the Al-Kamal food supply price, the difference around - 8.46 % of the total cost price in the base period. Unfortunately, no order cost were included in substitution price in the market survey. It is recommended for the next survey to compare order cost too. The contribution of efficiency value are variance upon the total cost price for each period , such as : in July, August and September 1996 efficiency value of usage food compare with total value of production food were inefficiency around 0.64 % of total cost in the base period, meanwhile the objective of total consumer daily increased 2.67 % in the same period. Than in July, August and September 1996 efficiency value of usage food compare with total value of production food were efficiency around - 8.1 % total cost price in the base period, meanwhile the objective of total consumer daily decreased - 4.09 %. Than in April, May and June 1997 efficiency value of usage food compare with total value of production food were efficiency only - 0.06 % of total cost price in the base period, meanwhile the objective of total consumer daily increased 0.06 %. It could be interpreted that the use of total cost price in usage food supply for production food more cost efficiency in the decrease of total consumer daily than the increased of total consumer daily. The recommendation of the price index method in this survey could be continued not limited hut to all of the hospital purchasing material supply. The result of total cost, price, usage, production and consumer daily measurement with price index method have to be discussed to all employee involved in the hospital, to increase their Cost Awareness to the development of the hospital efficiency included efficiency in purchasing material supply without decrease in quality and delivery of hospital services by them self; to reach the best competitive advantage for them and their hospital, etc. References : 19 (1977 - 1996)
Depok: Universitas Indonesia, 1997
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Edwinsyah
Abstrak :
Sumber utama yang dapat mendukung penyusunan sejarah kuna Indonesia adalah sumber-sumber tertulis. Prasasti sebagai salah satu sumber tertulis merupakan sumber yang mengungkapkan informasi di berbagai hal yang ada pada kehidupan masyarakat jaman dahulu. Dengan mempelajari tulisan-tulisan kuna di dalamnya, informasi tentang masa lalu dapat diungkap. Isi dari prasasti biasanya memuat keterangan yang berkisar pada peringatan suatu kejadian. Ada beberapa macam prasasti seperti penetapan sima, jayapattra, jayasong, rajaprasasti dan suddhapattra. Pada umumnyya prasasti yang banyak ditemukan berupa penetapan sima. Prasasti jenis ini di masa lalu merupakan peristiwa yang sangat panting menyangkut status tanah yang dipertahankan terus secara turun temurun. Prasasti Kawambang Kulwan 913 S merupakan jenis prasasti penetapan sima. Prasasti ini ditemukan di desa sendang Kamal, kecamatan Maospati, Madiun dan kini tersimpan di Museum Nasional dengan nomor D.37. Prasasti ini telah dibaca oleh J.L.A. Brandes walaupun hanya 12 baris bagian awal pada sisi depan. Bentuk dasar dari prasasti Kawambang Kulwan ini berupa batu padas dengan bentuk blok berpuncak lancip dengan tinggi 187, lebar 105 dan tebal 92 cm. Huruf yang dipahatkan terdapat di seluruh sisi dengan huruf dan bahasa Jawa kuna dan pada bagian bawah dihiasi dengan pahatan hiasan bunga padma. Banyak kerusakan di beberapa bagian prasasti ini yang menyebabkan kesulitan dalam pembacaan dan sedikit mendapat informasi dari isi prasasti tersebut. Hasil pembacan Brandes yang hanya sebanyak 12 baris menjadi perhatian penulis untuk melakukan penelitian terhadap prasasti Kawambang Kulwan ini untuk diteliti lebih lanjut Riwayat dan isi prasasti ini sebagai berikut : sekitar 70 tahun setelah masa pemerintahan Sindok dari Mataram, diantara kurun waktu tersebut tidak didapat informasi mengenai pemerintahan raja-raja di rentang waktu tersebut, hingga munculnya pemerintahan raja Airlangga. Prasasti Kawambang Kulwan berada di kurun waktu yang kosong itu, dengan angka tahun 913 S. Walaupun nama raja pada prasasti ini tidak terbaca tetapi dari angka tahun dan sumber data lain yang mendukung seperti kitab Wirataparwa yang ditulis tahun 918 S menyebut diantara tahun tersebut diperintah oleh raja Dharmmawangsa Teguh. Seperti telah diketahui bahwa raja ini tewas dibunuh dalam serangan raja Wurawun dalam suatu pralaya, kisah ini tertulis dalam prasasti Pucangan yang dikeluarkan oleh raja Airlangga. Prasasti yang dikeluarkan oleh raja Dharmmawangsa Teguh sedikit sekali dan banyak yang rusak sehingga sulit digambarkan bagaimana masa pemerintahan raja tersebut. Informasi yang didapat pada prasasti Kawambang Kulwan adalah berupa penetapan sima di desa Kawambang Kulwan yang berupa sima swatantra dari sri maharaja (Dharmmawangsa Teguh) yang diteruskan oleh Pu Dharmmasanggramawikranta dan diterima oleh Samgat Kanuruhan Pu Burung tentang pendirian bangunan suci untuk dewa Siwa dan adanya ajaran kitab Siwasasana. Upacara tersebut dihadiri oleh para samgat dari berbagai daerah di sekitar desa Kawambang Kulwan. Prasasti berhenti pada bagian pemberian hadiah, tidak tertutup kemungkinan terdapat kelanjutan dari isi prasasti ini di bagian batu yang lain. Penulis melihat masih banyak yang belum terungkap dari isi prasasti Kawambang Kulwan ini baik dari segi aspek kehidupan masyarakat, sosial, ekonomi dan sebagainya belum terjawab semua. Penelitian lebih lanjut masih terbuka untuk mengkaji lebih dalam prasasti Kawambang Kulwan ini
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2003
S11828
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Abstrak :
Teluk Jakarta merupakan kawasan perairan pesisir yang terletak di utara kota Jakarta. Kawasan pesisir merupakan tempat pemukiman padat penduduk yang banyak menyumbang bahan pencemar dari kegiatan di daratan maupun di perairan laut. Teluk Jakarta, khususnya Muara Kamal dan Cilincing banyak dijadikan sebagai lokasi budidaya kerang hijau (Perna viridis L.). Tingginya tingkat pencemaran dapat membahayakan manusia yang mengonsumsi kerang hijau dari perairan tersebut. Penelitian bertujuan untuk mengetahui kondisi pencemaran bakteri Escherichia coli dan koliform di kerang hijau pada musim peralihan I di Muara Kamal dan Cilincing, Teluk Jakarta. Penghitungan bakteri dilakukan pada sampel kerang hijau yang diambil pada bulan Mei 2010 di perairan Muara Kamal dan Cilincing dengan metode membran filter. Hasil penghitungan bakteri E. coli maupun koliform pada daging kerang menunjukkan bahwa perairan Muara Kamal dan Cilincing tidak layak dijadikan lokasi budidaya kerang hijau. Kepadatan bakteri E. coli dan koliform pada daging kerang yang berasal dari bagan budidaya di kedua lokasi tersebut terbukti melebihi baku mutu berdasarkan Standar Nasional Indonesia (SNI) dan Malaysia Food Act and Regulations. Hasil analisis bakteri di daging kerang menunjukkan bahwa rata-rata kepadatan bakteri E. coli dari perairan Muara Kamal dan Cilincing masing-masing 28 ribu dan 665 ribu kali lebih tinggi dari nilai yang diijinkan berdasarkan SNI. Sedangkan kepadatan koliform pada daging kerang dari Muara Kamal dan Cilincing masing-masing 462 ribu dan 9,1 juta kali lebih tinggi dari nilai baku mutu Malaysia Food Act and Regulations.
Universitas Indonesia, 2010
S31606
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mega Fajar Riska
Abstrak :
ABSTRAK
Di beberapa kata ferutama Jakarta, kita dapat menamukan baberapa bangunan yang memiliki nilai histons dan monumental. Salah satunya adafah Masjid Sunda Kelapa di daerah Menteng, Jakarta Pusat. Siapakah Arsileknya?

Sang arsitek temyata juga merupakan salah satu generasi awal arsitek Indonesia yang menempuh pendidikan arsitektur secara formal. Bersama dengan rekan-rekan sejamannia, tanpa terasa ia telah benkiprah di dunia afsitektur sefma hampir setengah abad dan ratusan karyanya yang tersebar di berbagai daerah te!ah menorehkan wama tersendiri bag! karya arsitektur modem di Indonesia.

Masjid Sunda Kelapa adalah safahsatu karyanya yang terkenal. Apa keistimewaan Masjid Sunda kelapa dan beberapa karyanya yang lain ? seperti apakah karakteristik perancangan sang arsiteK, GOESTAF ABAS?
2001
S48271
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>