Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Brigita Widya Patria
"Masalah kesehatan mental merupakan salah satu tantangan Kota Bandung dalam rangka mempertahankan kualitas hidup penduduk. Kualitas hidup dipengaruhi oleh karakteristik spasial tempat tinggal sehingga kualitas hidup memiliki ketergantungan spasial. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan kepadatan penduduk sebagai fitur lingkungan dan ruang yang memengaruhi kualitas hidup. Oleh sebab itu, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ketergantungan spasial dari setiap domain kualitas hidup dihubungkan dengan angka kepadatan penduduk yang dilakukan pada 486 partisipan di atas 18 tahun yang berasal dari 151 kelurahan di Kota Bandung secara daring. Kualitas hidup diukur menggunakan alat ukur The World Health Organization Quality of Life - Bref (WHOQOL-Bref) versi Indonesia yang terdiri dari 26 item. Angka kepadatan penduduk, nama, dan jumlah kelurahan diperoleh dari Badan Pusat Statistik Kota Bandung.
Analisis yang dilakukan adalah analisis spasial seperti eksplorasi data dan autokorelasi spasial menggunakan GeoDa, serta regresi linear dan analisis deskriptif menggunakan IBM SPSS. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa domain kesehatan fisik (r = -0,064), domain hubungan sosial (r = -0,008), dan domain lingkungan (r = -0,022) pada kualitas hidup tidak memiliki ketergantungan spasial, kecuali domain keadaan psikologis (r = 0,02). Selain itu, hasil juga menunjukkan bahwa kepadatan penduduk tidak dapat memprediksi ketergantungan spasial tersebut (p-value domain kesehatan fisik = 0,12, p-value domain keadaan psikologis = 0,28, p-value domain hubungan sosial = 0,47, p-value domain lingkungan = 0,37).

Mental health issue is one of Bandung City’s challenges to maintan the quality of life. Quality of life is determined by spatial characteristics of residence, so that quality of life has spatial dependence. In this study, researcher used population density as an environmental and spatial features that affect quality of life. Hence, this study aims to see the spatial dependence of each domain of quality of life associated with population density which was conducted on 486 participants over 18 years from 151 Bandung City’s sub-district by spreading online questionnaires. Quality of life was measured using Indonesian version of The World Health Organization Quality of Life - Bref (WHOQOL-Bref) Scale which consists of 26 items. The data of population density, name, and number of sub-district was obtained from Badan Pusat Statistik Kota Bandung.
The analysis carried out is spatial analysis such as data exploration and spatial autocorrelation by using GeoDa, linear regression and descriptive analysis by using IBM SPSS. This study shows that physical domain (r = -0,064), social domain (r = -0,008), and environment domain (r = -0,022) of quality of life have not a spatial dependence, except for the psychological domain (r = 0,02). In addition to that, the results also show that population density cannot predict this spatial dependence (p-value physical domain = 0,12, p-value psychological domain = 0,28, p-value social domain = 0,47, p-value environment domain = 0,37).
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Candri Rania Auliani
"Penelitian bertujuan untuk melihat ketergantungan spasial kepuasan hidup (Life Satisfaction) dengan kepadatan penduduk (Population Density). Datapenelitian diperoleh melalui penyebaran kuesioner secara daring kepada penduduk kota Bandung berusia diatas 18 tahun (N= 486). Pengukuran kepuasan hidup menggunakan Satisfaction with Life Scale (SWLS), sedangkan jumlah kepadatan penduduk (Population Density) dalam unit analisis kelurahan didapatkan melalui portal resmi Badan Pusat Statistik (BPS) mengenai Kota Bandung Dalam Angka 2021. Analisis yang dilakukan adalah analisis deskriptif, analisis spasial menggunakan GeoDa, analisis regresi linear dan analisis korelasi menggunakan Pearson's Product Moment. Temuanpenelitian menunjukkan bahwa kepuasan hidup tidak memiliki ketergantungan terhadap kepuasan hidup dikota Bandung (r=-0.062 dengan p=0.34) dan analisis regresi linear (0.94>0.05) yang artinya kepadatan penduduk tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap variabel kepuasan hidup. Sehingga berdasarkan data tersebut disimpulkan bahwa tidak terdapat pola ketetanggan dan ketergantungan spasial pada variabel kepuasan hidup dankepadatan dari penduduk kota Bandung.

The aim of this research is to see the spatial dependence of life satisfaction with population density. The research data was obtained through the distribution of online questionnaires to residents of the city of Bandung aged over 18 years (N = 486). The measurement of life satisfaction uses theSatisfaction with Life Scale (SWLS), while the total population density in the kelurahan analysis unit is obtained through the official portal of the Central Statistics Agency (BPS) regarding the City of Bandung in Figures 2021. The analysis carried out is descriptive analysis, spatial analysis using GeoDa, linear regression analysis and correlation analysis using Pearson's Product Moment. The research findings indicate that life satisfaction has nodependence on life satisfaction in the city of Bandung (r=-0.062 with p=0.34) and linear regression analysis (0.94>0.05) which means that populationdensity does not have a significant effect on the life satisfaction variable. So, based on these data, it can be concluded that there is no pattern of neighbourhood and spatial dependence on the variables of life satisfaction and population density in Bandung city."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library