Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 4 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2003
S8101
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rangga Kusumo
"ABSTRAK
Studi ini menganalisis fenomena Aksi Bela Islam ldquo;411 rdquo; dan ldquo;212 rdquo; tahun 2016 oleh Gerakan Pengawal Fatwa Majelis Ulama Indonesia GNPF-MUI dalam perspektif populism. Argumentasi dalam penelitian ini adalah Aksi Bela Islam oleh GNPF-MUI merupakan gerakan populisme dalam bentuk strategi politk dan termasuk dalam varian populisme Islam. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode studi kasus case study . Adapun instrumen penelitian yang akan digunakan untuk mendapatkan data adalah melalui wawancara dan pemberitaan seputar GNPF-MUI di berbagai media massa. Temuan dari penelitian ini didapatkan penjelasan bahwa penyebab kemunculan Aksi Bela Islam oleh GNPF-MUI adalah adanya konteks Ahok menjadi kontestan Pilkada DKI Jakarta tahun 2017, sentiment anti-Ahok, dan penistaan agama yang dilakukan Ahok. Aksi Bela Islam GNPF-MUI merupakan pupulisme dalam bentuk strategi politik Jansen, 2011 karena mampu memobilisasi massa yang berasal dari kalangan yang terpinggirkan dari sektor sosial dan berbagai ormas Islam, diajak untuk melakukan tindakan politik dalam Pilkada DKI Jakarta 2017 untuk tidak memilih Ahok anti Ahok . Di dalam Aksi Bela Islam GNPF-MUI juga terdapat elemen populisme Islam Vedi R. Hadiz , yaitu koalisi multi kelas yang terbentuk dari berbagai ormas Islam, disatukan oleh identitas bersama yang sengaja dibentuk yaitu sebagai pembela Islam Islamic Defender dengan seruan ldquo;Bela Quran rdquo; sebagai pemersatu.Kata kunci : penyebab kemunculan, strategi politik, mobilisasi massa, populisme Islam.

ABSTRACT
This study analyzes the phenomenon of Aksi Bela Islam 411 and 212 in 2016 by the Gerakan Nasional Pengawal Fatwa Majelis Ulama Indonesia GNPF MUI in the perspective of populism. The argument in this research presents that the Aksi Bela Islam by GNPF MUI is a populist movement in the form of political strategy and included into one of Islamic populism. This research uses qualitative approach with case study method. The data obtained by interviewing and researching news about GNPF MUI in various mass media. This study finds that the cause of the emergence of Aksi Bela Islam by GNPF MUI are the existence of Ahok related to his status as candidate of Jakarta rsquo s Governor elections in 2017, anti Ahok sentiment, and the blasphemy of Ahok. The Aksi Bela Islam of GNPF MUI is a populism in the form of political strategy Jansen, 2011 because it is able to mobilize people from various background such as the marginalized, Islamic mass organizations, who were invited to take political action not to vote Ahok anti Ahok in Jakarta elections 2017. In the Aksi Bela Islam of GNPF MUI there is also an element of Islamic populism Vedi R. Hadiz , a multi class coalition formed from various Islamic mass organizations, united by a commonly formed identity of the defender of Islam Pembela Islam with the call Bela Quran as a unifier.Keywords causes of emergence, political strategy, mass mobilization, Islamic populism"
2017
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ade Kusumaningrum
"
ABSTRAK
Sinema merupakan salah satu bidang seni yang meskipun baru tumbuh sekitar seratus taham, namun perkembangannya sangat pesat Sinema juga sangat menarik karena ia merupakan media audio sekaligus visual sehingga sangat mendekati realitas. Kedekatan dengan realitas itulah yang membuat sinema merapunyai pengarnh yang kuat terhadap masyarakat. Tidak jarang sinema lah yang memulai suatu trend seperti misalnya trend gaya rambut ataupim gaya berpakaian.
Dalam sejarahnya, perfilman Francis mengalami masa naik-turun. Berbagai aliran pun muncul silih berganti. Nouvelle Vague merupakan sebuah aliran yang muncul pada akhir 50-an dan berkembang pada tahun '60-an. Nouvelle Vague merupakan fenomena yang menarik karena ia sangat berkaitan erat dengan kondisi masyarakat pada masa itu. Nouvelle Vague berbicara tentang realitas masyarakat Francis yang sedang berada dalam proses transformasi, realitas khas periode '60-an. Selain itu, Nouvelle Vague bukan hanya bagian dari perubahan yang sedang terjadi tetapi juga aktor perubahan yang memunculkan alternatif-alternatif barn dalam perfilman Francis baik dari segi etik maupun estetik.
"
1997
S14386
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Devi Argina Fitriyani
"Eksistensi norma internasional dalam studi hubungan internasional memiliki perkembangannya yang signifikan. Konstruktivis memiliki banyak penjelasan untuk penciptaan, difusi dan sosialisasi norma internasional. Kelompok ini berpikir bahwa norma-norma internasional tidak berhenti ada hanya karena ketidakpatuhan terjadi. Sehingga, mereka menaruh sedikit perhatian pada bagaimana hilangnya norma-norma internasional dan berapa lama norma-norma itu akan bertahan. Kajian literatur ini meninjau lebih dari lima belas literatur berbahasa inggris yang terakreditasi internasional untuk menganalisis perkembangan literatur yang membahas siklus hidup norma internasional dari awal kemunculannya hingga kepunahannya. Literatur tersebut akan dikaji berdasarkan metode taksonomi ke dalam tiga tema bahasan yaitu (1) kemunculan norma internasional, (2) respons kepatuhan terhadap norma internasional, dan (3) respons penolakan terhadap norma internasional yang diikuti dengan perubahan dan/atau kepunahan norma internasional. Kajian literatur ini berusaha untuk menemukan konsensus, perdebatan, dan kesenjangan dalam bahasan tersebut. Kajian literatur ini menunjukkan adanya tren terpusat pada kajian kemunculan norma internasional dan sedikit yang mencurahkan perhatian pada bagaimana norma kehilangan efektivitas statusnya. Berdasarkan berbagai literatur yang sudah dikaji, kajian literatur ini berpendapat bahwa dalam siklus hidup norma internasional secara keseluruhan, komitmen suatu aktor seringnya dipengaruhi oleh faktor yang berbasis pada self-interest yang menentukan tujuan dan kepentingan aktor internasional. Komitmen ini yang nantinya menentukan berapa lama norma internasional bertahan dalam siklus hidupnya.

The existence of international norms in the study of international relations have experienced significant development. Constructivists have differing and numerous explanations for the creation, diffusion, and socialisation of international norms. The group advocates the idea that international norms does not stop existing based on non-compliance. Therefore, little focus seem to be directed towards the disappearance of norms and the length of their existence. This study covers over fifteen (15) internationally accredited literatures in English to analyse the development of literature that explores the life cycle of international norms from its creation to its termination. This study are classified through the taxonomy method into three main themes of discussion which are (1) the emergence of international norms, (2) the responses of compliance towards international norms, and (3) the responses of non-compliance towards international norms that results in changes and/or the extinction of international norms. This study aims to discover the consensus, debates, and gaps within the discussions. This study is able to exhibit the existence of a centralised trend in the research of the emergence of international norms and less on the research of how norms lose the status of its effectivity. Based on the differing literatures that have been reviewed, this study is able to hypothesise that in the whole life cycle of international norms, commitment of an actor is often affected by factors that is based on self-interest which defines the purpose and importance of international actors. This commitment later defines how long the international norms will survive in its life cycle."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2021
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library