Ditemukan 4 dokumen yang sesuai dengan query
Pramoedya Ananta Toer, 1925-2006
Yogyakarta: Hasta Mitra, 2002
899.22132 PRA a
Buku Teks Universitas Indonesia Library
Tjahyaningtyas
Abstrak :
buku ini membahas kisah cinta ken arok dan ken dedes yang sedarah dalam zaman terdahulu kala.
Surabaya: Gramatical Publishing, 2015
899.222 TJA t
Buku Teks Universitas Indonesia Library
Novita Dewi
Abstrak :
Tulisan ini mengkaji interpretasi-interpretasi ulang alas cerita Ken Arok dan Ken Dedes dalam drama yang ditulis oleh Muhammad Yamin, Ken Arok dan Ken Dedes (1928) dan Pramoedya Ananta Toer novel Arok Dedes (1999). Kedua teks ditafsirkan dengan berlatarbelakang masalah-masalah di Indonesia saat ini, yaitu pelestarian ideologi nasional yang dirumuskan berdasarkan prinsip bhinneka tunggal ika. Pembahasan berkisar seputar alasan-alasan reproduksi narasi tersebut untuk melihat apakah beragam representasi yang terkandung di dalamnya merefleksikan ketegangan dalam sejarah, masyarakat, dan politik Indonesia. Yamin menjadikan kebudayaan Jawa sebagai dasar dari karyanya, sedangkan Pramoedya menggunakan bahan yang sama dengan beberapa pemikiran baru. Sementara fokus drama Yamin adalah pada kesatltan nasional, A rok Dedes karya Pramoedya menekankan pada sikap kritisnya terhadap kondisi politik. Dalam hal ini jelaslah, wacana seringkali mengabaikan kenyataan bahwa ide-ide lokal dibentuk sebagai tanggapan terhadap berbagai bentuk otoritas.
2003
AIIJ-XXVII-72-SeptDes2003-131
Artikel Jurnal Universitas Indonesia Library
Acep Iwan Saidi, 1969-
Abstrak :
Di dalam tesis ini dibahas roman Arok Dedes karya Pramoedya Ananta Toer dalam perbandingan dengan karya sastra klasik, Serat Pararaton. Analisisnya didasrkan pada teori semiotika dan resepsi. Semiotika yang digunakan adalah semiotika Ferdinand De Saussure yang dikembangkan Roland Barthes, sedangkan resepsi yang dimaksud teori yang dikembangkan Hans Robert Jauss tentang penerimaan yang dilakukan pengarang terhadap sastra klasik yang menjadi sumber penulisan romannya.
Dari analisis dengan menggunakan kedua teori ini ditemukan bahwa Arok Dedes merupakan sebuah roman yang melakukan rasionalisasi terhadap mitos Ken Arok dan Ken Dedes. Hal yang paling menonjol dirasionalisasi adalah masalah kekuasaan. Jika dalam mitos yang dikukuhkan Serat Pararaton kekuasaan merupakan masalah Dewa, dalam Arok Dedes tidaklah demikian. Kekuasaan bukanlah sesuatu yang sakral yang hanya bisa dimiliki atas kehendak Dewa, melainkan sesuatu yang dapat diraih oleh siapa saja dengan syarat memiliki kemampuan untuk mendapatkannya. Perasionalan yang dilakukan Pram tersebut ternyata dilatarbelakangi oleh kehidupan Pram dan ideologi yang dianutnya. Arok Dedes adalah representasi dari sikap Pram terhadap kekuasaan dan faham realisme sosialis yang dianutnya.
......This thesis is a comparative study between the Pramoedya Ananta Toer's novel Arok Dedes and a clasical literature Serat Pararaton. Analysis is based on theory of semiotics and reception. This thesis use the semiotics by Ferdinand de Saussure which is developed by Roland Barthes, and the reception by Hans Robert Jauss, is the understanding of the writer (Pram) towards the clasical literatur which inspiring his novel.
Based on these theories, the analysis shows that Arok Dedes is a novel that is rationalizing the myth of Ken Arok and Ken Dedes. The most prominent rationalization here is power. In Pararaton, power is related to divinity, while in Arok Dedes it isn't. Power is not sacred. Everyone can have it as long as the has ability be on power. Pram's rationalization of power evidently based on this life background and ideology. Arok Dedes is representation of Pram's understnading about power and his belief in realist socialism.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2002
T37149
UI - Tesis Membership Universitas Indonesia Library