Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 33 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Cicih Opitasari
"ABSTRAK
Ketidaktepatan koding dan kelengkapan resume masih menjadi penyebab terbesar pengembalian berkas klaim dari BPJS. Hal tersebut berpotensi untuk menimbulkan kerugian bagi rumah sakit akibat pembayaran klaim yang tertunda atau tidak sesuai. Pencatatan yang baik dalam rekam medis sangat penting untuk meningkatkan ketepatan pengkodean. Penelitian ini bertujuan untuk melakukan analisis kelengkapan dan ketepatan koding diagnosis dan prosedur terhadap besaran klaim di RSUP Fatmawati. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif yang dilakukan dengan observasi rekam medis dan wawancara mendalam. Hasil penelitian menunjukkan pada 105 sampel rekam medis masih didapatkan ketidaklengkapan pengisian resume pada variabel pemeriksaan penunjang, ketidaksesuaian pengisian antara rekam medis dan resume medis dan ketidaktepatan koding diagnosis dan prosedur yang menyebabkan rumah sakit mendapatkan klaim lebih rendah dari yang seharusnya diterima dengan selisih klaim sebesar 4 . Pada faktor input masih banyak perilaku dokter yang tidak patuh dan tidak semua dokter mendapatkan pelatihan pengkodean. Pada faktor proses pencatatan rekam medis masih banyak didelegasikan kepada residen yang sering berganti-ganti. Pemeriksaan resume oleh verifikator dan pengkodean oleh koder masih kurang pemahaman tentang diagnosis dalam konsep INA-CBG. Upaya manajemen untuk mengurangi kerugian perlu melakukan pelatihan berkelanjutan, mengaktifkan kembali case manager, pengembangan rekam medis elektronik dengan alert system dan melibatkan peran komite medis untuk audit medis dan melaksanaan report klaim secara rutin.

ABSTRACT
Coding inaccuracy and inadequate physician documentation is still the major problem of BPJS claims. The hospital would suffer financially due to pending or inappropriate claim reimbursement. Complete medical records documentation are essential to improve coding accuracy. This study aims to analyze the completeness and accuracy of diagnosis and medical procedure codes on the number of claims at Fatmawati Hospital. This qualitative study was conducted through medical record review and in depth interview. The review of 105 medical record found incomplete documentation for supporting medical examination variable, inconsistency documentation of medical record and discharge summary, coding inaccuracy of diagnosis and procedures which caused lowering hospital revenue by an average 4 . The in depth interview revealed low physicians compliance on the documentation standard procedure and lack of coding training for physician as the input factors. The process of the documentation practice was still delegated to the resident physicians. The discharge summary review by verifier and coding by the coder was still lack of understanding of the diagnosis in the INA CBG rsquo s concept. Management needs to perform continuous training, reactivating the case manager, developing electronic medical records with alert systems, conducting clinical audit and reporting the claims at regular intervals. "
2018
T49593
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hutagalung, Dina Andriani
"Ketepatan identifikasi pasien termasuk dalam sasaran keselamatan pasien dan menjadi kompetensi yang harus dimiliki oleh semua perawat termasuk perawat baru. Di sisi lain perawat baru menghadapi masa transisi selama satu tahun pertama masa kerjanya sebagai proses adaptasi. Kegiatan mentoring selama masa orientasi dapat membantu perawat baru untuk melewati masa transisi dengan baik dan dapat mencapai target kompetensinya.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh kegiatan mentoring pada kompetensi perawat baru dalam ketepatan identifikasi pasien di rumah sakit. Metode penelitian ini menggunakan metode Quasi-experiment dengan pretest-posttest nonequivalent control group. Sampel mentor yang mengikuti penelitian ini sebanyak 6 orang. Sampel perawat baru yang diteliti sebanyak 20 orang pada kelompok intervensi dan 20 orang pada kelompok kontrol. Pada kelompok intervensi dilakukan intervensi berupa kegiatan mentoring dan pada kelompok kontrol tetap melakukan aktivitas tanpa kegiatan mentoring. Pengambilan data dilakukan sebelum dilakukan intervensi dan sesudah intervensi, menggunakan kuesioner pengetahuan, sikap, dan lembar observasi keterampilan perawat. Nilai rerata kompetensi mentor pascapelatihan mentor adalah 93,74 5,59 baik.
Hasil penelitian menunjukkan ada pengaruh yang bermakna pelaksanaan kegiatan mentoring pada perubahan kompetensi perawat baru tentang ketepatan identifikasi pasien p=0,001. Hasil ini menunjukkan bahwa kegiatan mentoring yang dilaksanakan pada masa orientasi perawat baru dapat membantu perawat baru mencapai kompetensinya di masa transisi. Peneliti merekomendasikan agar kegiatan mentoring dijadikan program rutin pendampingan bagi perawat baru selama masa transisi 1 tahun pertama. Program mentoring dapat juga dilaksanakan untuk membantu perawat memasuki jenjang karir perawat klinis.
......
The accuracy of the identification of the patients is a part of patient safety goals and one of nurse competency that all nurse should have including new nurses. On the other hand new nurses facing a transition period during the first year of his tenure as the adaptation process. In order for new nurses could pass the transition period well and could hit the target competence, there was a mentoring activity from senior nurses mentor during the orientation phase.
The purpose of this study was to determine the effect of mentoring activity on the accuracy of patient identification competency by the new nurse in hospitals. This research was a Quasi experimental with pretest posttest nonequivalent control group design. The sample of mentor were six people. The samples of new nurse were 20 people in the intervention group and 20 people in the control group. Mentoring activity was held in intervention group and there was no treatment on control group. Data of new nurses competency were collected before and after intervention, using questionnaires of knowledge and attitude, and also using an observation sheet of nursing skill . The mean score of mentor's competency after training were 93,74 5,59.
The result showed there was a significant effect of mentoring activity toward new nurse's competence on the accuracy of patients identification p 0.001. This result indicated that mentoring activities undertaken in the orientation phase could help new nurses to achieve the competency in the transition period. Researcher recommends to use mentoring program for new nurses routinely assistance during the transition period 1st year . It also can be used to assist nurses entering the nurse's clinical career ladder. "
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2017
T46890
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Firmansyah Teguh Sugiarto
"ABSTRAK
Dalam pelayanan KRL Jabodetabek terdapat banyak faktor kualitas pelayanan, antara lain keselamatan, kenyamanan, keamanan, keteraturan dan informasi. Pembenahan dalam sektor perkeretaapian bukan hanya menyangkut pembangunan dan peningkatan infrastruktur fisik, tetapi faktor kualitas pelayanan khususnya ketepatan waktu perjalanan merupakan hal yang sangat penting. Faktor Ketepatan waktu mudah diukur dan mudah dikelola serta dari perspektif penumpang merupakan indikator penting pelayanan KRL. Namun tidak berarti faktor-faktor kualitas pelayanan lainnya tidak penting.
Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi faktor-faktor penyebab deviasi waktu perjalanan KRL Jabodetabek. Penelitian dilakukan di lintas Bogor dengan memperhatikan dampak pada lintas lainnya dan pertemuan antar lintas yaitu di stasiun Manggarai. Metode yang digunakan adalah analisa level risiko untuk mengetahui faktor yang paling berpengaruh dan analisa delphi untuk memvalidasi data oleh pakar. Hasil dari penelitian ini adalah variabel-variabel dominan penyebab deviasi waktu perjalanan KRL Jabodetabek dan rekomendasi tindakan untuk peningkatan kinerja ketepatan waktu perjalanan.

ABSTRACT
In the service of commuter electric train (KRL) of Jabodetabek, there are many factors of service quality, including safety, comfort, security, safety and information. Improvements in the railways sector is not only about the development and improvement of physical infrastructure, but the service quality factors, especially the punctuality is very important. The factor of punctuality is easily measured and easily managed as well as from the perspective of the passengers is an important indicator of service KRL. But it does not mean quality factors other services are not important.
This study aims to identify the factors that cause deviation of travel time KRL of Jabodetabek. The study was conducted in Bogor line by considering the impact of other line and intersection in Manggarai station. The method used is the level of risk analysis to determine the factors most influential and Delphi analysis to validate the data by experts. The results of this study is the dominant variables causing deviation of travel time KRL Jabodetabek and recommendations for action to improve the performance of punctuality.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
T31958
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Fauziyah Dwi Utami
"Gastroenteritis akut merupakan peradangan pada saluran cerna yang dapat
disebabkan oleh infeksi bakteri. Adanya infeksi bakteri ini harus ditangani dengan
penggunaan antibiotik spesifik terhadap bakteri penyebab secara tepat. Penelitian
ini dilakukan untuk memperoleh data penggunaan antibiotik pada pasien
gastroenteritis akut di Ruang Perawatan Anak RSAL Dr. Mintoharjdo pada Tahun
2014. Evaluasi ketepatan penggunaan antibiotik dinilai dari ketepatan pasien,
ketepatan indikasi, ketepatan obat, ketepatan dosis dan tanpa interaksi obat.
Pengumpulan data dilakukan dengan pengambilan data penggunaan antibiotik
empiris dari rekam medis, laporan harian dan buku resep pasien gastroenteritis
akut dengan metode pengambilan data retrospektif. Pengambilan data dilakukan
dengan teknik total sampling. Sejumlah 120 pasien diterima sebagai sampel. Pada
penelitian terdapat pasien yang menerima terapi antibiotik 100% tepat pasien;
2,50% tepat indikasi; 1,67% tepat obat; 70,83% tepat dosis dan 99,17% tanpa
interaksi obat."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2015
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sylvie Dominic Teh
"ABSTRACT
Bipolar didefinisikan oleh ICD-10 sebagai sebuah gangguan mental afektif atau emosial. Dalam praktik klinik, tahap pertama dalam segala tindakan yang hendak diambil adalah diagnosis. Diagnosis krusial dalam menentukan ketepatan tahap penanganan selanjutnya. Dalam menyimpulkan diagnosis, salah satu metode penggalian informasi adalah dengan praktik anamnesis. Pada pasien anak dan remaja, metode alloanamnesis umum dipakai untuk melengkapi autoanamnesis, mempertimbangkan kompetensi anak dan remaja dalam memberikan informasi yang terpercaya. Penelitian ini secara spesifik mengkaji hubungan subjek alloanamnesis sebagai sumber informasi anamnesis dengan ketepatan diagnosis. Pengambilan data akan dilakukan dari rekam medis pasien, dan ketepatan diagnosis akan dinilai dengan cara membandingkan catatan dokter dalam rekam medis dengan kriteria diagnosis bipolar ICD-10. Pengambilan data dilakukan dengan cara total sampling pada keseluruhan populasi pasien bipolar berusia 0-24 tahun di Poli Jiwa Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo. Dari hasil penelitian, ditemukan bahwa mayoritas subjek alloanamnesis berupa keluarga inti. Selain itu, ditemukan pula bahwa masih terdapat diagnosis bipolar yang kurang tepat. Secara statistik, hasil uji menunjukkan bahwa hasil penelitian tidak signifikan, sehingga hubungan antara variabel subjek alloanamnesis dengan ketepatan diagnosis belum dapat disimpulkan, walaupun terlihat bahwa sebanyak 18 kasus dengan subjek alloanamnesis berupa keluarga inti di antara 26 subjek penelitian menunjukkan diagnosis yang tepat.

ABSTRACT
ICD-10 defined bipolar as an affective or emotional mental disorder. In clinical practice, the first step preceeding any action is diagnosis. Diagnosis is crucial in determining the next step needed. In concluding a diagnosis, acquiring information could be done by the practice of anamnesis. In children and adolescent, alloanamnesis method is usually used to complete information acquired from autoanamnesis, considering their competence in giving accountable information. This research studies the correlation between the alloanamnesis subject as the source of information with the accuracy of diagnosis. Data is taken from medical records, and the diagnosis accuracy is rated by comparing the doctors notes in the medical records with ICD-10s diagnosis criteria for bipolar. Data retrieval is conducted by total sampling the whole population of 0-24 years old bipolar patients in Cipto Mangunkusumo Hospitals Psychiatric Policlinic. The result shows that main family is the majority alloanamnesis subject. The result also shows the existance of inaccurate bipolar diagnosis. Statistically, the results are insignificant, and thus the correlation between alloanamnesis subject and diagnosis accuracy could not be concluded, although it is shown that 18 cases with main family as the alloanamnesis subject shows accurate diagnosis from the total study sample of 26."
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lina Astuti
"Efek obat dalam tubuh ditentukan oleh beberapa faktor
antara lain adalah kedapat-an hayatinya di dalam jaringan atau
cairan tubuh. Obat dsngan dosis yang sama dapat berbeda
kedapatan hayatinya, tergantung dari cara formulasinya, serta
faktor farmakokinetik individunya, Untuk mendapatkan data
kedapatan hayati suatu obat perlu ditetapkan . kadar obat
tersebut dalam darah pada waktu-waktu tertentu.
Dalgim cairan biologis, . obat selalu bersama-sama dengan
metabolitnya. Struktur kimia metabolit obat pada umumnya hampir
sama dengan struktur kimia obat dalam bentuk utuh, sehingga
sering mengganggu prosedur penetapannya. Untuk itu diperlukeih
metode analisa yang mempunyai kepekaan dan kekhususan yang
tinggi. Metode yang sekarang banyak dipakai adalah metode
Kromatografi Cair Penampilan Tinggt (KCPT).
Spiramisin termasuk golongan antibiotik yang penggunaannya
dapat menyelamatkan penderita dari infeksi oleh bakteri. Karena
itu diperlukan dosis obat yang tepat dan efektif. Sehingga
pemeriksaan kedapatan hayaiti spiramisin sangat diperlukan. Sebagai
langkah awal untuk menentukan kedapatan hayati, terlebih
dahulu dilakukan pengembangan kadar spiramisin dalam serum.
Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan metode yang spesifik
dan akurat pada penetapan kadar spiramisin dalam serum.
Metode yang dikembangkan merupakan metode dari Dow. J dkk
yang dimodifikasikan sebagai berikut:
A
Sampel serum (2 ml) setelah ditambahkan spiramisin-2 sebagai standar dalam, diekstraksi dengan campuran pelarut kloroform :
isopropanol (1:1) dalam suasana basa. Hasil ekstraksi
dikeringkan diabas penangas air pada suhu 40°C dengan dialiri
gas Nitrogen hingga kering, lalu dilarutkan kembali dalam
campuran eluen asetonitril : larutan 0,1 M Kalium dihidrogen
fosfat (7:23) dan disuntikan langsung ke kolom analitik dengan
menggunakan detektor UV, dilengkapi dengan integrator
komputerisasi.
Kecermatan metode pengukuram kadar spiramisin dinyatakan
dalam koefisien variasi (CV) dalam sehari adalah 0,89 - 17,24 %
dan CV yang diukur dari hari kehari adalah 8,53 - 20,00 % ,
Ketepatan metode pengukuran kadar spiramisin dalam serum
dinyatakan dalam d dalam sehari adalah 0,75 - 26,80 % dan d
yang diukur dari hari kehari adalah 2,70 - 27,00 % . Metode ini
linier untuk kisaran kadar 0,25 - 2,00 mcg/ml."
Depok: Universitas Indonesia, 1987
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rut Eva Febrina
"Manajemen klaim menjadi hal yang sangat penting dalam bisnis asuransi dan berperan dalam mebangun citra perusahaan. Dimana TPA X sebagai administrator Asuransi dituntut untuk memberikan analisis klaim kepada peserta secara tepat. Penelitian ini dilakukan dengan desain kuantitatif dan kualitatif, dengan menggunakan teknik pengumpulan data meliputi wawancara mendalam, dan telaah dokumen.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa sumber daya yang mempengaruhi ketepatan proses analisis klaim TPA X pada PT. Asuransi adalah perubahan ketentuan polis, kurangnya beberapa sarana dan prasarana juga sistem informasi yang menunjang ketepatan proses analisis klaim.
......Claims management becomes very important in the business of insurance and reestablished role in the company's image. As an administrator Insurance, PT TPA X required to guarantee proper claim to all members. This research is quantitative and qualitative design, using the techniques of data collection includes in-depth interviews, and a review of documents.
The results showed that the resources that affect the precision of the analysis process claims TPA X at PT Asuransi Y is a change of policy provisions, lack of some facilities and infrastructure information sistems also support the accuracy of the analysis process claims."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2016
S65343
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Shabrina Nabila Kiasati
"Skripsi ini membahas teknik penerjemahan yang digunakan dalam menerjemahkan novel 'Emil und die Detektive' ke dalam novel terjemahan Emil dan Polisi-Polisi Rahasia r. Dalam skripsi ini dianalisis ketepatan hasil terjemahan dalam novel terjemahan tersebut yang menggunakan tiga teknik penerjemahan, yaitu teknik penambahan, pengurangan, dan alterasi dan kemudian dianalisis berdasarkan makna leksikal, makna kontekstual dan makna sosiokultural. Penelitian ini menggunakan metode kualititatif. Hasil penelitian menyatakan bahwa dari 97 data yang menggunakan tiga teknik penerjemahan, terdapat 61 data yang menggunakan teknik penerjemahan secara tidak tepat dan 36 data yang menggunakan teknik penerjemahan secara tepat.
......
The focus of this research is the translation techniques used in translating the novel 'Emil und die Detektive' into the translation novel 'Emil dan Polisi Polisi Rahasia' . In this research is analyzed the accuracy of translation result in that translation novel which uses three translation techniques, that is addition technique, subtraction and alteration then analyzed based on lexical meanings, contextual meanings and sociocultural meanings. This research uses qualitative method. The results of the study revealed that of 97 data using three translation techniques, there are 61 data using inaccurate translation techniques and 36 data using appropriate translation techniques."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Febriana Savitri
"Resume medis merupakan ringkasan dari seluruh masa perawatan dan pengobatan pasien yang wajib diisi lengkap oleh Dokter Penanggung Jawab Pasien (DPJP) dalam 1x24 jam setelah pasien pulang. Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis kelengkapan dan ketepatan waktu pengisian resume medis menggunakan pendekatan sistem. Jenis penelitian kualitatif digunakan untuk mendapatkan gambaran input dan transformasi melalui wawancara mendalam serta telaah dokumen, yang kemudian diperkuat dengan penelitian kuantitatif untuk mendapatkan gambaran output, melalui observasi dan telaah formulir. Terdapat 61 sampel formulir resume medis dengan menggunakan perhitungan total sampling. Hasil penelitian menunjukkan bahwa persentase resume medis yang termasuk ke dalam kategori terpenuhi lengkap hanya 16,4%, sedangkan dari segi ketepatan waktu ditemukan hanya 45,9% pengisian resume medis yang termasuk ke dalam kategori tepat waktu. Rata-rata waktu pengisian resume medis yaitu 32,3 jam. Kelompok item identitas pasien dan data perawatan memiliki distribusi keterisian terendah, sedangkan distribusi keterisian tertinggi terdapat pada kelompok item data medis dan data autentikasi. Masih terdapat perbedaan pengetahuan dalam pengisian resume medis, kurangnya motivasi dokter, evaluasi format formulir yang belum rutin dilaksanakan, adanya inkonsistensi kebijakan rumah sakit, belum ada sistem reward dan punishment untuk dokter, belum ada diklat khusus resume medis, terdapat perbedaan persepsi mengenai alur pengisian resume medis, serta konflik dalam komunikasi interpersonal.
.......Discharge summary is a resume of all patient care and treatment periods that must be filled in completely by the doctor in charge within 1x24 hours after the patient was declared discharged. This study discuss about the completeness and the timeliness of filling in discharge summary by using the system approach. This research is a qualitative study to obtain input and transformation through in-depth interviews and review of hospital documents, then reinforced with quantitative research to get an overview of the output, through observation and study of discharge summary forms. Obtained 61 discharge summary forms used as research samples by using the calculation of total sampling. The results showed that the percentage of discharge summary included in the category fulfilled was only 16.4%, while in terms of timeliness it was found that only 45.9% of filling discharge summary were included in the appropriate time accuracy category. The average time needed for a doctor to get a discharge summary is 32.3 hours. The patient identity and the nursing data items group had the lowest filling distribution, while the highest filling distribution was in the medical data and data authentication group. There are still differences in knowledge in filling out discharge summary, lack of motivation of the doctors, form formats evaluation that have not been carried out routinely, there is no reward system, punishment system and special training for discharge summary, differences in perceptions regarding the flow of the discharge summary filling process, and the discovery of conflicts related to communication."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
<<   1 2 3 4   >>