Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 19 dokumen yang sesuai dengan query
cover
cover
Youana Henryani Jabiera
Abstrak :
Gas alam dapat dimanfaatkan sebagai bahan bakar pada pembangkit listrik tenaga mesin bensin skala kecil karena harganya yang lebih murah, ketersediaannya relatif banyak, dan menghasilkan sedikit emisi gas buang. Namun, dibutuhkan peralatan tambahan seperti regulator, konverter kit, dan alat pencampur udara dan gas agar dapat digunakan pada generator set bensin. Dengan latar belakang dan potensi tersebut, pengujian dilakukan untuk mengetahui kinerja dari gas alam pada generator set bensin. Metode yang digunakan yaitu membandingkan kinerja mesin dengan menggunakan bahan bakar bensin pertalite dan gas alam terkompresi dan metode variasi kapasitas pembebanan sebesar 0%, 25%, 50%, 75%, dan 90% dari kapasitas maksimum generator set. Hasil dari pengujian ini adalah bahwa generator set bensin dapat bekerja dengan menggunakan gas alam terkompresi. Tegangan dan frekuensi yang dihasilkan relatif stabil yaitu sebesar 216-230 Volt untuk tegangan dan 49,1-53,5 Hz untuk frekuensi, konsumsi bahan bakar spesifik (SFC) dengan nilai 0,38-0,64 kg/kWh, suhu gas buang sebesar 161,5-307,6 derajat celcius, dan tingkat kebisingan di luar ruangan sebesar 66,9-68,3 dB.
Natural gas can be used as fuel in small scale gasoline engine power plants due to its cheaper price, high availability, and less exhaust gas emissions. However, additional equipment such as regulators, converter kits and air gas mixers are needed to be used in the gasoline generator set. Because of this background, a test was carried out to determine the performance of natural gas in a gasoline generator set. The method used is to compare the performance of the engine using pertalite gasoline and compressed natural gas by variating the load about 0%, 25%, 50%, 75%, and 90% from the maximum capacity of generator set. The results of this test are generator sets that can work with compressed natural gas as the fuel. The output voltage and frequency are relatively stable with range value of 216-230 Volts for voltage and 49,1-43,5 Hz for frequency. Specific fuel consumption SF) with a range value of 0,38-0,64 kg/kWh. The exhaust gas temperatures with a range value of 161,5-321,5 celcius degree and noise level in the outside room with a value of 66,9-68,3 dB.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kembaren, Jocelyn Almeda Br Sembiring
Abstrak :
Penggunaan halal kit komersial dan qPCR dalam mendeteksi kehalalan produk pangan masih minim dilakukan di Indonesia. Hal ini dikarenakan sebagian besar kit deteksi berbasis PCR masih diimpor sehingga pendeteksian kehalalan pangan belum ekonomis. Selain itu, gen referensi untuk uji kehalalan suatu produk yang ditetapkan dalam International Organization for Standardization (ISO) juga masih sangat terbatas. Oleh karena itu, diperlukan adanya gen alternatif dalam mendeteksi kehalalan pangan, seperti gen COI. Gen tersebut digunakan karena bersifat sensitif, stabil, serta memiliki laju mutasi dan variabilitas yang rendah. Tujuan penelitian ini adalah merancang primer gen COI secara in-silico dengan nilai spesifisitas dan sensitivitas yang baik, serta dapat digunakan sebagai gen alternatif ISO. Tahapan desain primer yang dilakukan menghasilkan sepasang primer dan probe terbaik, yaitu primer forward 5’- GTA ACT GAC TCG TAC CGC TAA TAA -3’, primer reverse 5’- GTA ATA GGA AGG ATG GTG GAA GT -3’, dan probe 5’- AGC TCC CGA TAT GGC CTT TCC ACG TA -3’. Ekstraksi dan purifikasi DNA sampel ayam, sapi, babi domestik, dan babi hutan dilakukan menggunakan GenEluteTM-E Single Spin Blood DNA Kit. DNA yang telah diisolasi selanjutnya dikuantifikasi menggunakan Nanodrop Spectrophotometer. Hasil kuantifikasi DNA yang dilakukan pada keempat sampel menunjukkan nilai kemurnian pada absorbansi A260/A280 berada pada rentang nilai 1,136—2,000 dan nilai konsentrasi DNA berada pada rentang nilai 70—1060 μg/mL. Suhu annealing optimal yang diperoleh adalah 57oC. Uji spesifisitas primer COI dan ACTB menggunakan metode qPCR menunjukkan bahwa kedua primer masih dapat mengamplifikasi sekuens DNA ayam dan persentase spesifisitas kedua primer yang didapatkan melalui perhitungan adalah 50%. Hasil uji sensitivitas primer COI menunjukkan nilai limit of detection (LoD) sebesar 1 pg/µL, nilai efisiensi (E) sebesar 82,55%, dan linearitas (R2) sebesar 0,9855. Hasil uji sensitivitas primer ACTB menunjukkan nilai limit of detection (LoD) sebesar 5 pg/µL dengan nilai efisiensi (E) sebesar 92,22%; dan linearitas (R2) sebesar 0,9951. Hasil uji sensitivitas primer COI dan ACTB menunjukkan nilai persentase sensitivitas yang sama, yaitu sebesar 100%, namun primer COI dinilai lebih sensitif dalam mendeteksi gen target karena menunjukkan nilai LoD yang lebih rendah daripada primer ACTB, yaitu sebesar 1 pg/µL. Berdasarkan keseluruhan hasil yang diperoleh, diperlukan adanya penelitian lebih lanjut terhadap primer gen COI untuk meningkatkan spesifisitasnya dalam mendeteksi kandungan babi domestik (Sus scrofa domesticus) dan babi hutan (Sus scrofa) pada produk pangan agar dapat digunakan sebagai primer alternatif untuk pengembangan halal kit berbasis qPCR di Indonesia. ......The use of commercial halal kits and qPCR in detecting halal food products is still minimal in Indonesia. This is because most of the PCR-based detection kits are still imported so the detection of halal food is not yet economical. In addition, the reference gene for the halal test of a product specified in the International Organization for Standardization (ISO) is still very limited. Therefore, it is necessary to have alternative genes in detecting food halalness, such as the COI gene. The gene is used because it is sensitive, stable, and has a low mutation rate and variability. This study aimed to design an in-silico primer for the COI gene with good specificity and sensitivity, which could be used as an alternative gene for ISO. The primer design phases were carried out to produce the best primer and probe pair, namely forward primer 5’- GTA ACT GAC TCG TAC CGC TAA TAA -3’, reverse primer 5’- GTA ATA GGA AGG ATG GTG GAA GT -3’, and probe 5’- AGC TCC CGA TAT GGC CTT TCC ACG TA -3’. DNA extraction and purification of chicken, cattle, domestic pig, and wild boar samples were carried out using the GenEluteTM-E Single Spin Blood DNA Kit. The isolated DNA was then quantified using a Nanodrop Spectrophotometer. The results of DNA quantification performed on the four samples showed that the purity values for the absorbance of A260/A280 were in the range of 1.136-2.000 and the DNA concentration values were in the range of values of 70—1060 μg/mL. The optimal annealing temperature obtained is 57oC. The specificity test of COI and ACTB primers using the qPCR method showed that both primers were still able to amplify chicken DNA sequences and the percentage specificity of the two primers obtained by calculation was 50%. The results of the COI primary sensitivity test showed a limit of detection (LoD) value of 1 pg/µL, an efficiency value (E) of 82.55%, and a linearity (R2) of 0.9855. The ACTB primary sensitivity test results showed a limit of detection (LoD) value of 5 pg/µL with an efficiency value (E) of 92.22%; and linearity (R2) of 0.9951. The results of the COI and ACTB primer sensitivity tests showed the same sensitivity percentage value, which was 100%, but the COI primer was considered more sensitive in detecting target genes because it showed a lower LoD value than the ACTB primer, which was 1 pg/µL. Based on the overall results obtained, further research is needed on the COI gene primer to increase its specificity in detecting domestik pork (Sus scrofa domesticus) and wild boar (Sus scrofa) content in food products so that it can be used as an alternative primer for developing qPCR-based halal kits in Indonesia.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Juise Fennia Putri
Abstrak :
Kualitas mikrobiologi untuk bahan obat dan produk jadi merupakan salah satu persyaratan yang diperlukan untuk mencapai cara pembuatan obat yang baik dan benar. Salah satu hal yang dilakukan dalam pemeriksaan mikrobiologi adalah identifikasi bakteri. Dengan mengidentifikasi dan mengkarakerisasi mikroba, perusahaan farmasi dapat mengambil langkah yang diperlukan untuk mencegah kontaminasi dan menjaga produk tetap aman bagi konsumen. Tujuan dari protokol validasi adalah untuk menentukan skrip pengujian yang harus diikuti untuk menjamin bahwa proses dan peralatan siap untuk memproduksi produk akhir yang aman dan efektif. Metode pengambilan data yang dipakai dalam laporan ini adalah prospektif yang diperoleh dari PT Mahakam Beta Farma. Data tersebut berupa manual book Remel RapID System, dan buku uji biokimia dengan RapId System Laboratorium Mikrobiologi PPOMN BPOM Tahun 2014. Protokol validasi identifikasi bakteri oleh laboratorium QC mikrobiologi PT Mahakam Beta Farma dilakukan berdasarkan validasi yang telah dilakukan oleh Laboratorium Mikrobiologi Pusat Pengujian Obat dan Makanan Nasional BPOM dengan metode uji biokimia dengan kit system menggunakan software ERIC sudah dinyatakan valid/ benar dari hasil validasi uji biokimia dengan RapID System dari 3 kali pengulangan dengan RapID system. ...... Microbiological quality for medicinal ingredients and finished products is one of the requirements needed to achieve good and correct drug manufacturing methods. One of the things carried out in a microbiological examination is the identification of bacteria. By identifying and characterizing microbes, pharmaceutical companies can take the necessary steps to prevent contamination and keep products safe for consumers. The purpose of a validation protocol is to determine the test script that must be followed to guarantee that the process and equipment are ready to produce a safe and effective final product. The data collection method used in this report is prospective, obtained from PT Mahakam Beta Farma. The data is in the form of a Remel RapID System manual book, and a biochemical test book with the 2014 PPOMN BPOM Microbiology Laboratory RapId System. The validation protocol for bacterial identification by the PT Mahakam Beta Farma microbiology QC laboratory was carried out based on validation carried out by the Microbiology Laboratory of the National Food and Drug Testing Center of BPOM with a biochemical test method with a kit system using ERIC software which was declared valid/correct from the results of biochemical test validation with RapID System of 3 repetitions with the RapID system.
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
PR-PDF
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Dimas Nadrianto Suseko
Abstrak :
Parasit oportunistik Toxoplasma gondii telah menjadi perhatian para ilmuwan dewasa ini karena T. gondii menginfeksi hampir sepertiga dari penduduk dunia. Penyakit yang disebabkan oleh dampak klinis toksoplasmosis telah menjadi masalah kesehatan di seluruh dunia. Di negara berkembang seperti Indonesia, diagnosis T. gondii yang relatif mahal menjadi masalah utama pencegahan toksoplasmosis. Subkloning gen T29 T. gondii ke dalam yeast shuttle vector pYES2/CT merupakan penelitian awal yang bertujuan untuk mengembangkan alat diagnostik T. gondii. Pada penelitian ini gen T29 telah dipindahkan dari plasmid pMAL-p2X melalui restriksi dengan enzim EcoR I dan ligasi ke dalam yeast shuttle vector pYES2/CT linier. Transformasi hasil ligasi ke dalam sel Escherichia coli DH5Į menghasilkan delapan belas koloni yang resisten terhadap ampisilin dan kemungkinan mengandung plasmid rekombinan. Dari verifikasi semua koloni dengan isolasi plasmid dan pemotongan plasmid dengan enzim EcoR I, diduga dua plasmid rekombinan mengandung gen T29.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2005
S32494
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bove, Mary
Chicago: Keats Publishing, 2001
618.92 BOV e
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Bove, Mary
Chicago: Keats Publishing, 2001
618.92 BOV e
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Bove, Mary
Chicago: Keats Publishing, 2001
618.92 BOV e
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Isnaini
Abstrak :
Kontaminasi mikroba di industri farmasi adalah suatu permasalahan serius yang dapat membahayakan kualitas dan keamanan produk obat. Faktor - faktor yang dapat menyebabkan kontaminasi mikroba di industri farmasi meliputi Lingkungan produksi yang tidak sesuai, Bahan baku yang terkontaminasi, Peralatan dan mesin yang tidak bersih, Karyawan yang tidak terlatih, serta Gangguan dalam rantai pasokan. Pembersihan dapat dilakukan dengan sanitasi dan hygiene. Namun kemampuan mikroorganisme untuk dapat bermutasi dan menjadi resisten perlu diwaspadai. Oleh karena itu, mapping dan identifikasi mikroorganisme harus secara rutin dilakukan untuk mengetahui kemungkinan adanya mutasi mikroorganisme untuk mengetahui hasil mutasi tersebut masih dapat dikontrol dengan cara pembersihan yang ada. Identifikasi ini dapat dilakukan dengan mengisolasi mikroorganisme yang dan dilanjutkan dengan pengujian menggunakan ID Test mikroorganisme. Studi literatur ini dilakukan dengan melakukan perbandingan berdasarkan kelebihan dan kekurangan penggunaan antara BBL Crystal Kit dengan Remel RapID System. Pemilihan jenis ID Test Mikroorganisme sebaiknya dilakukan berdasarkan kebutuhan. Apabila kebutuhan suatu industri adalah waktu yang cepat, maka Remel RapID system merupakan pilihan yang tepat. Apabila jenis mikroba yang ingin diidentifikasi belum diketahui jenisnya dengan pasti, maka pemilihan BBL Crystal merupakan pilihan yang cukup memungkinkan dikarenakan jenisnya hanya terbagi 2 yaitu BBL Crystal untuk gram positif dan BBL Crystal untuk gram negatif. ...... Microbial contamination in the pharmaceutical industry is a serious issue that can jeopardize the quality and safety of drug products. Factors contributing to microbial contamination in pharmaceutical manufacturing include inadequate production environments, contaminated raw materials, unclean equipment and machinery, untrained personnel, and disruptions in the supply chain. Cleaning can be performed through sanitation and hygiene practices, but the ability of microorganisms to mutate and develop resistance needs careful consideration. Therefore, routine mapping and identification of microorganisms should be conducted to detect possible mutations, ensuring that these mutations can still be controlled through existing cleaning methods. Microorganism identification involves isolating the microorganism and conducting testing using microbial ID tests. This literature review compares the advantages and disadvantages of using the BBL Crystal Kit versus the Remel RapID System. The selection of microbial ID tests should be based on specific needs. If rapid results are required, the Remel RapID system is suitable. If the exact type of microorganism is uncertain, the BBL Crystal system is advantageous because it categorizes microorganisms into two groups: BBL Crystal for gram-positive and BBL Crystal for gram-negative bacteria.
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
PR-PDF
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Arva Pandya Wazdi
Abstrak :
Inspeksi visual manual adalah salah satu cara perusahaan farmasi dalam pemastian mutu keamanan obat terutama untuk sediaan injeksi. Hal ini penting karena dalam sediaan injeksi tidak boleh ada partikulat yang terkandung didalamnya karena dapat menyebabkan efek samping pada pasien . Hal ini diatur juga dalam farmakope dan USP dari segi persyaratan lux dari cahaya ketika ingin melakukan inspeksi visual manual. Selain persyaratan teknis untuk melakukan visual manual juga terdapat persyaratan personalia, hal ini bertujuan untuk membatasi dan sebagai data integrity yaitu hanya personel yang terkualifikasi yang dapat melakukan inspeksi visual manual. Oleh karena itu diatur untuk membuat Catridge Test Kit sebagai media kualifikasi personalia dalam melakukan inspeksi visual manual dengan test Knapp sehingga dapat dipastikan inspeksi visual manual yang sudah dilaksanakan dinyatakan valid dalam pelolosan produk dan sudah dipastikan mutunya sehingga tidak ada ataupun tidak berpotensi untuk menimbulkan efek samping pada pasien. ...... Manual visual inspection is one way for pharmaceutical companies to ensure the quality of drug safety, especially for injection preparations. This is important because injectable preparations there should be no particulates contained in them because they can cause side effects in patients. This is also regulated in the pharmacopoeia and USP in terms of lux requirements for light when carrying out manual visual inspections. Apart from the technical requirements for carrying out manual visual inspections, there are also personnel requirements, this aims to limit data integrity, namely that only qualified personnel can carry out manual visual inspections. Therefore, it has been arranged to create a Cartridge Test Kit as a medium for qualifying personnel in carrying out manual visual inspections with the Knapp test so that it can be ensured that the manual visual inspection that has been carried out is declared valid in product release and the quality has been confirmed so that it does not exist or has no potential to cause side effects on patient.
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
PR-PDF
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>