Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 4 dokumen yang sesuai dengan query
cover
cover
Albertus Barca
"Sudah banyak sekali percobaan pengaplikasian gas hydrogen pada pembakaran di mesin sepeda motor ataupun mobil yang berhasil dan benar benar terbukti. Tak terhitung, dari Departemen Teknik Mesin Universitas Indonseia sendiri hal ini bukan merupakan hal baru atau asing. Pada dasarnya, penggunaan gas hydrogen memang dapat membuat lebih irit konsumsi bahan bakar yang digunakan.
Pada kesempatan kali ini, penulis ingin menyampaikan sedikit variasi percobaan yang telah dilakukan yang juga berhubungan dengan penggunaan gas hydrogen. Penulis ingin menunjukan bahwa variasi pada 4 buah manifold yang dimana masing masing manifold yang digunakan memiliki model pitot tube yang berbeda beda untuk injeksi gas hydrogen.
Hasil uji konsumsi bahan bakar dan gas buang yang didapatkan ternyata menghasilkan suatu analisa yang cukup menarik. Bahwa pada ke empat model manifold juga masing masing memiliki pengaruh yang besarnya berbeda beda pada penggunaan gas hydrogen pada system pembakaran.
Hasil efisisensi dan hasil uji kendaraan membuktikan bahwa modifikasi model pitot tube yang dipasang di manifold untuk injeksi hydrogen membuat konsumsi bbm yang lebih irit lagi daripada percobaan menggunakan hydrogen yang sebelumnya sudah pernah dilakukan dan diuji coba.
Variabel yang digunakan hanyalah untuk membandingkan konsumsi bbm dan gas buang hasil emisi terhadap variasi model manifold yang digunakan untuk injeksi gas hydrogen.
......
It's a lot of trial application of hydrogen in the combustion gas in a car or motorcycle engine works and truly proven. Countless, from the Department of Mechanical Engineering University Indonseia itself this is not a new or foreign things. Basically, the use of hydrogen gas can indeed make more efficient consumption of fuel used.
On this occasion, the author wanted to convey a slight variation experiments that have been done which is also associated with the use of hydrogen gas. The author wanted to show that the variation in 4 pieces manifolds where each manifold is used has a model that is different pitot tube for the injection of hydrogen gas.
The test results of fuel consumption and exhaust gas be obtained turned out to produce an analysis that is quite interesting. That in the four models each manifold also has a big influence on the use of different different hydrogen gas in the combustion system.
The results and the efficiency of the vehicle test results prove that the modification of the model Pitot tube mounted on the manifold for injection of hydrogen make a more efficient fuel consumption more than the previous experiment using hydrogen already been done and tested.
Variables that are used only to compare the fuel consumption and exhaust gas emissions to variations of the model results are used for manifold injection hydrogen gas."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
S53411
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Mulyono
"Sejalan dengan perkembangan kebutuhan bahan bakar minyak di dalam negeri, maka permasalahan dalam suplai dan distribusi bahan bakar minyak akan semakin komplek, karena besar dan luasnya jangkauan distribusi yang harus dilayani. Mengingat Indonesia negara kepulauan, maka peranan armada tanker (transportasi laut) dalam suplai dan distribusi BBM dalam negeri, memegang peranan yang sangat vital dan strategis, hal ini terlihat hampir 70% kebutuhan BBM disuplai dan didistribusikan dengan armada tanker/tongkang.
Pola suplai distribusi BBM yang menitik-beratkan terjaminnya ketersediaan BBM dengan jumlah, kualitas dan waktu yang tepat atau dikenal dengan "security of supply", dimana mendatang tentu tidak dapat dipertahankan. Untuk itu, diperlukan evaluasi dan kajian (optimasi) atas pola suplai distribusi yang diterapkan, untuk mencapai pola suplai yang optimum.
Optimasi pola suplai distribusi BBM dalam negeri terpusat pada pemilihan rute pengiriman produk (BBM) dari sumber ke tujuan dalam jaringan distribusi, sehingga total biaya transportasi dapat diminimumkan. Optimasi dimulai dengan melihat gambaran verbal pola suplai distribusi yang ada, menentukan tujuan yang hendak dicapai, memperhatikan kendala yang dihadapi (variabel transportasi), kemudian diterjemahkan kedalam matrik transportasi dan diselesaikan dengan bantuan perangkat lunak (program komputer) Quantitative System For Business (QSB). Pola suplai distribusi BBM dalam negeri akan selalu berubah secara dinamis mengikuti perubahan yang terjadi pada variabel transportasi yaitu suplai BBM kilang, permintaan dari depot, kapasitas tangki timbun, kapasitas dermaga, jarak antara supply point dan discharges point, kondisi geografis dan lokasi dummy (lokasi floating storage untuk menampung BBM impor).
Dari hasil optimasi, terlihat bahwa pola suplai distribusi yang diterapkan saat ini masih belum optimal, maka untuk tahap pertama perlu segera diterapkan pola suplai distribusi existing dimana potensi efisiensi yang dapat dilakukan sebesar US $ 21,933,222 atau Rp. 175.465.776.000,- per tahun tanpa adanya investasi. Mengingat pola suplai distribusi existing bukan merupakan pola suplai distribusi optimum, maka langkah selanjutnya adalah merubah dari pola suplai distribusi existing ke pola suplai distribusi optimum (diperlukan investasi), dimana potensi efisiensi sebesar US $ 32,997,862 atau Rp. 263.982.896.000,- per tahun.
Lokasi dummy (floating storage) di Tlk. Semangka dan Kalbut, masih dapat dipertahankan apabila total biaya sewa lebih kecil atau sama dengan US $ 14,130,040.0 per tahun. Bila biaya sewa floating storage lebih besar dari US $ 14,130,040.0 per tahun, maka fungsi floating storage tersebut dapat digantikan oleh transit terminal Tanjung Gerem dan transit terminal Manggis (diperlukan investasi untuk mengembangkan kedua transit terminal tersebut).

The trend of oil Fuel's demand in domestic always increases, hence the problem in supply and distribution of oil fuel will become more complex because of the scope of area which must be served. Indonesia is an archipelago country, so sea transportation has significant contribution in supply and distribution of oil fuel. It can be seen that almost 70% oil fuel's demand is supplied and distributed by tanker.
The model of oil fuel's supply and distribution, which based on security of supply, in the future will be obsolete. It needs to be evaluated to get optimum model.
Optimizing process will be focused in choosing route for distributing oil fuel from supply points to discharge points, to get minimum total transportation cost. Optimizing will be started with evaluating existing model, set up the objective, considering constrains (transportation variables), transfer it into transportation matrix, and will be solved by Quantitative System for Business (QSB). The optimum model always change following the change of transportation variables for instance supply from refinery, demand from depot, storage capacity, jetty capacity, distance between supply point and discharge point, geography condition, and dummy location (floating storage location for import oil fuel).
The existing model has not fully applied (uses tramper model). Subsequently the first step is doing fully applied existing model which has potential efficiency about US$ 21,933,222 or Rp 175.465.776.000,- per year without any investment. The existing model is not an optimum one; therefore it will be followed by second step that is change the existing model into optimum model (it needs investment), which has potential efficiency around US$ 32,997,862 or Rp 263.982.896.000,- per year.
Floating storage location in Teluk Semangka and Kalbut still optimum if its total rent cost is US$ 14,130,040 or less per year. On the other hand, if total rent cost of floating storage is more than US$ 14,130,040 per year, floating storage must be changed by expansion of Transit Terminal Tanjung Gerem and Transit Terminal Manggis.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2000
T4809
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Zulian Ismail Dewandanu
"Sayap belakang (SB) merupakan salah satu pesawat aerodinamika yang paling terkemuka, sehingga melahirkan banyak studi serta analisis terhadapnya. Namun, banyak dari studi tersebut tidak menyinggung efek terhadap dinamika kendaraan dari SB tersebut. Studi ini bertujuan untuk mengukur peningkatan performa pada sebuah mobil balap karena penggunaan SB melalui simulasi CFD dan analisa empirik. Studi ini dilakukan pada model CAD Williams F1 FW42, di mana pada pengujian CFD dibuat 7 juta meshing cells. Simulasi ini menggunakan model turbulensi K-Ɛ untuk mendapatkan data gaya angkat dan hambat. Performa mobil, seperti kurva traksi dan rasio gigi, diperoleh dengan menggunakan data telemetri pada Sirkuit Autódromo José Carlos Pace (Interlagos), yang juga digunakan untuk memodelkan performa mobil hasil simulasi di dunia nyata. Dari hasil studi, didapatkan bahwa penggunaan SB berkontribusi terhadap 27.3% total gaya angkat, 28.5% total gaya hambat, dan meningkatkan 20.9% kelajuan maksimum pada sebuah tikungan. Hasil-hasil tersebut berakumulasi sehingga, secara teoretis, penggunaan SB dapat memangkas waktu putaran hingga 1.745 detik walaupun meningkatkan penggunaan bahan bakar hingga 2.13%.
......The rear wing (RW) is one of the most iconic aerodynamic devices to be put on a car, spawning many analyses and examinations. However, most of those studies on the aerodynamics of a RW do not relate its effects to the vehicular dynamics. This study aims to gauge the performance gains of a race car due to the utilization of the RW, via CFD simulation and empirical analysis. This study is done on a Williams FW42 Formula 1 car, on which CFD testing was conducted using a full-scale CAD model of the car, meshed to 7 million cells. The simulation used K-Ɛ turbulence model to find lift and drag figures. The car’s performance, such as gear ratios and traction band, was approximated using telemetry footage data from a qualifying lap at Autódromo José Carlos Pace (Interlagos) circuit, on which the model car is simulated to run as well. From the study, it was found that on average, the RW contributes to 27.3% of the total downforce generated, 28.5% of the drag, and 4.33% increase in limiting cornering velocity. These results culminate in a theoretical 1.745 second faster lap time for the car equipped with the RW, though with a worse fuel efficiency as seen by a 2.13% increase in fuel consumption."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library