Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Siregar, Tagor M.
Abstrak :
Penelitian ini benujuan untuk mengetahui penyimpangan yang teljadi terhadap kondisi yang diperkirakan (diproyeksikan) dalam penyusunan rencana kota Cirebon. Penyirnpangan yang teljadi diketahui berdasarkan evaluasi terhadap Rencana Induk Kota (RIK). Evaluasi dilakukam terhadap beberapa variable penentu, yaitu Struktur pemanfaatan mang, stmktur utama tingkat pelayanan kota, system utama jaringan transportasi dan system utamajadngan utilitas kota. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif berdasarkan data sekunder yang diperoleh dari instansi terkait. Hasil penelitian menunjukkan terdapat penyimpangan dari kondisi yang diperkirakan (diproyeksikan) dalam penyusunan Rencana Induk Kota Cirebon Nilai penyimpangan rata-rata (%) dari Evaluasi Rencana Induk Kota Cirebon adalah 80,61 Berdasarkan ketentuan Departemen Dalam Negeri cq Dirjen Pembangunan Daerah No. 850/803/BANGDA Maret 1993, tentang penilaian evaluasi RIK -yaitu apabila penilaian evaluasi PJK menghasilkan angka > 50, maka RIK tersebut harus ditinjau kembali.
Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2000
T16800
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Abdurrazaq
Abstrak :
ABSTRAK
Tujuan penuiisan ini adalah untuk mengetahui struktur dan tingkat perkembangan Kotamadya Cirebon sehubungan. dengan adanya peraeseram batas pada uilayah yang barsifat perkotaan, peralihan dan pedesaan dari tahun 1571 sampai dengan tahun 1983, Adapu.n kriteria untuk uilayah bsrsifat perkotaan , peralihan. dan pedesaan dibuat atas dasar klasifikasi dari beberapa faktor yang meliputi t kepadatan penduduk , persentase penduduk non tani , ksrapatan rumah tinggal , ksrapatan jalan aspal , kualitas bangunan. keberadaan bangunsn bertingkat , keberadaan fasiiitas jalan aspal, listrik, air minum, telepon, saiuran pembuangan air dan" persentase luas uilayah sudah dibangun, Dari uilayah bersifat perkotaan,"per alihan dan pedesaan tersebut dapat diketahui struktur kotanya, Oalam hal ini umumnya struktur kota-kcta besar pada dasrah dataran (seperti halnya Cirebon) tsrdiri dari bagian pusat usaha , bagiart kota yang terencana baik , bagian kota yang tidak ada perencanaan dan bagian kota dengan kehidupan pedesaan, Kemudian., akibat adanya pergeseran batas pada uilayah bersifat perkotaan , peralihan dan pedesaan selama periode 12 tahun akan mempengaruhi struktur dan tingkat perkembangan Kotamadya C-j^rebon. Dengan demikian masalah yang akan dibahas adalah : Dimanakah batas uilayah bersifat perkotaan, peralihan dan pedesaan dalam Kotamadya Cirebon pada tahun 1971 dan tahun 1983 ? Bagaimanakah struktur Kotamadya Cirebon sehubungan dengan batas uilayah tersebut ? Dimanakah terjadi pergeseran batas uilayah bersifat perkotaan , peralihan dan pedesaan dari tahun 1971 sampai dengan tahun 1983 ? Kenapa ? Bagaimanakah tingkat perkembangan Kotamadya Cirebon sehubungan dengan pergeseran batas uilayah tersebut ? Untuk dapat menjauab permesalahan di atas , digunakan metode grid system (jaringan segi empat) untuk memudahkan penunjukan letak dan. batas suatu uilayah pada peta serta untuk menghitung luas dan jarak pada peta maupun untuk menunjang korelasi peta. Kesimpulan yang didapat adalah ; Ternyata batas-batas uilayah ber sifat oerkotaan , peralihan dan pedesaan pada tahun 1971 dan tahun 1983 didapati dalam Kotamadya Cirebon. Sehubungan dengan batas uilayah tersebut , struktur Kotamadya Cirebon pada tahun 1971 dan tahun 19B3 tidak berubah. Adapun yang Lerubah adalah pada luas bagian-bagian struktur kotanya. Selama periode 12 tahun itu di dapati 3 jenis pergeseran batas uilayah , yaitu dari peralihan ke perkotaan , dari pedesaan ke perkotaan dan dari pedesaan ke per alihan. Umumnya bergeser ke arah barat ., barat daya serta selatan. dalam batas administrasi Kotamadya Cirebon, Terjadinya pergeseran batas uilayah dikaranakan adanya faktor perubahan pada jumlah penduduk , jumlah penduduk non tani , jumlah rumah tinggal , luas tanah perumahan dan panjang jalan aspal. Dalam hal ini tingkatan pengaruh dari setiap faktor perubahan tersebut tidak sama terhadap ketiga jenis pergeseran batas uilayah di atas. Akhirnya sehubungan dengan pergeseran batas uilayah didapati 2 tingkat perkembangan, yaitu tingkat perkembangan tinggi terdapat pada uilayah bersifat perkotaan dan peralihan serta tingkat perkembangan rendah terdapat pada uilayah bersifat pedesaan,
Depok: Universitas Indonesia, 1987
S33312
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library