Search Result  ::  Save as CSV :: Back

"Tujuan dari tesis ini adalah untuk mengetahui bagaimana proses peredaan ketegangan yang terjadi antara Republik Kroasia dan Republik Serbia selama periode 2010-2013. Ketegangan bermula dari ketegangan etnis Kroasia dan Serbia yang sudah terjadi semenjak kedua negara berada di bawah Republik Sosialis Federal Yugoslavia. Proses peredaan kedua negara kemudian menjadi semakin tampak dengan adanya Uni Eropa sebagai institusi supranasional yang mengharuskan negara anggota maupun kandidat negara anggota mengikuti proses Eropanisasi. Dengan menggunakan pola dari perspektif konstruktivis, penelitian ini berhasil memunculkan pola kebijakan luar negeri, identitas nasional, dan kepentingan nasional sebagai bagian-bagian penting dalam penerapan konsep konstruktivis dalam analisis penelitian ini. Penelitian ini juga berhasil memunculkan konsep mentalite untuk melihat hasil dari seperangkat persyaratan keanggotaan Uni Eropa terhadap proses peredaan ketegangan kedua negara. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode studi kasus dengan melihat ketegangan Kroasia dan Serbia sebagai objek penelitian. Lalu, penggunaan historical content analysis juga digunakan untuk membantu melakukan analisis.

---

The aim of this thesis is to determine the de-escalation process of tensions between the Republic of Croatia and the Republic of Serbia, for the 2010-2013 period. The tension stems from Croatian and Serbian ethnic tensions that have occurred since both countries are parts of the Republic of Yugoslavia. The de-escalation process has become more obvious with the European Union, as a supranational entity, that requires member states and candidate countries to follow the process of Europeanization. By using patterns from a constructivist perspective, this thesis successfully gave rise to foreign policy, national identity and national interests as important parts in the application of constructivist concept in this research. This research also raises the concept of mentalite, particularly in seeing the results of EU's requirements towards the tensions of Croatia and Serbia. The method use in this study is case study method, with Croatia and Serbia's de-escalation process of tensions as the object of research. The use of historical content analysis is also used for analyzing."

"Jembatan Pelješac adalah perangkat infrastrukur transportasi yang dibangun Kroasia dalam rangka menghubungkan wilayah Dubrovnik-Neretva pada daratan utama negara tersebut. Pembangunan jembatan ini melibatkan Uni Eropa sebagai pemberi dana dan Tiongkok sebagai pihak kontraktor. Dibangunnya Jembatan Pelješac di wilayah laut sengketa mengindikasikan Uni Eropa inkonsisten dalam menerapkan prinsip taat hukum pada pendanaan pembangunan proyek tersebut. Skripsi ini bertujuan mengungkap penyebab dari inkonsistensi Uni Eropa dengan menggunakan teori foreign policy analysis Wallace dan Wallace. Melalui teori tersebut, keputusan Uni Eropa untuk mendanai pembangunan Jembatan Pelješac dapat dilihat sebagai hasil dorongan kepentingannya menghadapi variabel sistemik, politik regional, domestik, dan individu dalam pembangunan jembatan ini. Pada level sistemik, ketidak-terlibatan Amerika Serikat di kontestasi power pembangunan infrastruktur mendorong Uni Eropa untuk melihat keterlibatan Tiongkok pada pembangunan Jembatan Pelješac sebagai hal menguntungkan. Pada level politik regional, kondisi politik Semenanjung Balkan Barat membentuk persepsi Uni Eropa bahwa tidak ada aktor yang menentang pembangunan Jembatan Pelješac. Pada level domestik, kepentingan konektivitas kawasan Schengen dan perluasan Jaringan Trans-Eropa mendorong Uni Eropa untuk menanggapi kegunaan pembangunan Jembatan Pelješac secara positif. Pada level individu, latar belakang pribadi aktor-aktor kunci dalam Komisi Eropa mendorong Uni Eropa untuk menanggapi peran dan kontribusi mereka di pembangunan Jembatan Pelješac secara positif. Alhasil, implikasi gabungan dari keempat variabel mendorong Uni Eropa untuk mendanai pembangunan Jembatan Pelješac. Hasil skripsi ini berkontribusi pada pemahaman atas inkonsistensi normative power Uni Eropa.

---

The Pelješac Bridge is a transportation infrastructure project built by Croatia as a means to connect the Dubrovnik-Neretva region with the Croatian mainland. The construction of this bridge involves the European Union as the financier and China as the contractor. The construction of the Pelješac Bridge over disputed waters suggests that the European Union was inconsistent in applying its rule of law principle during the bridge’s funding process. This thesis aims to unearth the causes behind this inconsistency by utilising Wallace and Wallace’s foreign policy analysis theory. Based on this theory, the European Union's decision to fund the construction of the Pelješac Bridge can be seen as a result of its interests when responding to systemic, regional, domestic, and individual variables in the project’s construction. At the systemic level, the United States' absence from global power contestations in infrastructure development encouraged the European Union to perceive China's involvement in the construction of the Pelješac Bridge as beneficial. At the regional level, the political conditions of the Western Balkans shaped the European Union's perception that no single actor opposes the construction of the Pelješac Bridge. At the domestic level, the European Union’s interests on the Schengen area’s connectivity and the expansion of the Trans-European Network encouraged it to respond positively towards the planned functions of the Pelješac Bridge. At the individual level, the personal backgrounds of the European Commission’s key actors encouraged the European Union to respond positively to their roles and contributions in the construction of the Pelješac Bridge. Therefore, the combined implications of all four variables motivated the European Union to fund the construction of the Pelješac Bridge. The findings of this thesis contribute towards a better understanding of the inconsistencies in the European Union's normative power."