Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 61 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Emil Budianto
"ABSTRAK
Kromatografi cair berkinerja tinggi merupakan suatu tehnik yang berasal dari pemakaian teori kromatografi cair dan instrumentasi kromatografi gas. Pada kromatografi cair klasik, kolom diisi dengan adsorben, kemudian dielusi dengan fasa gerak yang sesuai. Campuran yang akan dipisahkan dimasukkan melalui bagian sebelah atas dari kolom, komponen yang teradsorpsi lebih kuat akan bergerak lebih lambat dibandingkan dengan komponen yang teradsorpsi dengan lemah, sehingga komponen itu akan keluar dari kolom kemudian. Metode ini dikenal sebagai kromatorafi adsorpsi atau kromatografi padat-cair. Mekanisme yang sama dapat juga terjadi pada kromatografi cair berkinerja tinggi tergantung pada jenis kolom yang digunakan, tetapi pada kromatografi cair berkinerja tinggi proses pemisahan dipercepat dengan tekanan yang tinggi."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1999
LP-Pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Johnson, Edward L.
Bandung: ITB Press, 1991
543.089 4 JOH b
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Kristulovic, Ante M.
New York: John Wiley & Sons, 1982
574.192.85 KRI r
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Johnson, Edward L.
Bandung : ITB Press, 1991
543.84 JOH d
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Nurrotul Fajriyah
"ABSTRAK
Perkembangan makanan kesehatan atau suplemen makanan didorong oleh kebutuhan masyarakat yang cenderung mengonsumsi zat gizi tidak seimbang sehingga berisiko terkena penyakit degeneratif. Lutein berguna untuk mencegah penyakit AMD (Aged-related Macular Degeneration) dan banyak dijual dalam bentuk suplemen makanan. Suplemen makanan yang diedarkan harus memenuhi persyaratan keamanan, mutu dan khasiat untuk melindungi masyarakat dalam mengonsumsi suplemen makanan.
Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh metode analisis lutein dengan kondisi yang optimal dan tervalidasi serta menetapkan kadar lutein dalam satu sampel suplemen makanan untuk kesehatan mata dengan menggunakan kromatografi cair kinerja tinggi (KCKT). Analisis dilakukan secara kromatografi cair kinerja tinggi dengan menggunakan kolom fase terbalik (C18) Kromasil™ ( 25 cm x 4,6 mm), fase gerak metanol-diklormetan (60:40) dengan kecepatan alir 2,1 ml/menit. Lutein dalam standar dan sampel diekstraksi terlebih dahulu dengan pelarut campuran metanol-petroleum eteretil asetat (1:1:1) sebelum disuntikkan ke KCKT.
Hasil uji validasi menunjukkan bahwa metode ini telah memenuhi syarat uji presisi (koefisien variasi < 2%), koefisien korelasi (r) sebesar 0,9992, dan akurasi (99,94 ± 0,00135)% serta dengan menunjukkan batas deteksi dan batas kuantitasi berturut-turut sebesar 0,0094 μg/ml dan 0,0314 μg/ml. Hasil analisis terhadap satu sampel menunjukkan kadar rata-rata lutein (100,60 ± 0,00026)%.

ABSTRACT
Healthy food or dietary supplement blooming which is urging by people's need which tend to consume unbalanced-nutrient food substances that could make degeneration deseases. The efficacy of lutein is preventing AMD (Aged-related Macular Degeneration) which is sold freely in form of dietary supplements. The dietary supplements must fill the requirement of safety, quality, and efficacy to protect people in consuming dietary supplement.
The purposes of this research were to get the optimum analysis method of lutein and its validation and lutein concentration determination in one sample of dietary supplements for eye health by high performance liquid chromatography. The systems of high performance liquid chromatography consisted of a (C18) reversed-phase column Kromasil™ (25 cm x 4,6 mm), with methanol-dichlorometan (60:40) as mobile phase and flow rate 2,1 ml/minute. Standard and sample of lutein were extracted with solvents of metanol-petroleum eter-etil asetat (1:1:1) before injected to HPLC.
This method has passed the requirement of precision (coefficient variation < 2%), coefficient corelation (r) 0,9992, and accuration (99,94 ± 0,00135)% that showed limit of detection and quantitation 0,0094 μg/ml and 0,0314 μg/ml respectively. The result of analysis showed the average concentration of lutein in one sample of dietary supplement was (100,60 ± 0,00026)%.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2009
S32962
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Ahmad Mulyana
"Sediaan sirup multivitamin banyak beredar di pasaran dewasa mi; dan digunakan untuk inengobati penyakit yang disebabkan oleh kekurangan vitamin,, mencegah defisiensi vitamin dan untuk merangsang perturnbuhan.
Komponen-komponen yang umumnya terdapat dalam sirup multivitamin adalab : vitamin Bi, vitamin B2, vitamin B6, nikotinarnid, vitamin A, vitamin B12, vitamin C, Vitamin D, Ca-panthotenat dan asarn amino. Sulit untuk nienetapkan ka dar beberapa koinponen tersebut serempaR tanpa melakukan pemisahan terlebih dahulu. Metoda krointografi cair kinerja tinggi digunakan untuk rnemisahkan komponen-kornponen yang terdapat dalam sirup multivitarnin.
Tujuan penelitian mi adalah untuk memperoleh kondisi analisa yang optimum untuk penetapan kadar vitamin Bi, vitamin 32, vitamin 36 dan nikbtinamid secara serepac, yang terdapat dalam sirup multivitamin.
6 sampel sirup multivitamin (A,B,C) Droduk PMDN dan (D',.E,.F) produk PMA, telah ditetapkan kadar vitamin Bi, vi tamin B2, vitamin B6 dan nikotinamid-nya; dengan kondisi analisa : fasa gerak campuran metanol-air yang mengandung 5 mN Na-oktansulfonat, 1,36% YB2PO4: pH 3,5 ( 3:7 ); kecepatan aliran. 0,5 ml per menit; dan deteksi UV (270 nm.).
Dari 6 sampel tersebut, kadar vitamin B2 cderung rendah ( 20,41-47,44% ) cian pada tiga sampel (L, .E F) ka dar nikotinamid juga cenderung rendab ( 86,29-88,30% ).
......There are a lot of multivitamin syrup preparations On the market to day, they are used in therapy of avitaminosis diseases, preventing vitamin deficiency and stimulatinggrowth.
The common componentst of multivitamin syrup are vitamin Bi, vitamin B2, vitamin B6, niacinamide, vitamin A, vitamin B12, vitamin C, vitamin D, Ca-panthotenate and amino acid. The simultaneous determination of--the components without preceeding separation are complicated. The method of high performance liquid chromatography is used to separa te the components of multivitamin syrup.
The purpose of this study is to find an optimal condition, for simultaneous determination of vitamin Bi, vitamin B2, vitamin B6 and niacinamide in multivitamin syrup.
6 sample of multivitamin syrups .( A,B,C from PJ4DN 1 s ma nufacture and D,L,F from PMA's manufacture); vitamin Bl, vi tamin B2, vitamin B6 and nia,cinamide concentration have been- determinated. The conditions mobile phase are 30% inetha nol-70% 5:mN sodium octanesulfonate in 1,36% KH 2PO4 pE 3,5; flow rate 0,5 ml per minute and detection by UV at 270 rim.
Concentration of vitamin Bi in all sample are low (20,41-47,44%) and concentration of niacinamide in three sample (L',E & F) are low as well (86,29-88,90%)."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1990
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ajeng Yuanita
"Akrilamida diketahui dapat menyebabkan kanker pada sekitar 2 % kasus tiap tahun (di Swedia), ditemukan pada makanan yang diproses menggunakan suhu tinggi (di atas 120oC). Pada penelitian ini dilakukan analisis akrilamida dalam kopi instant secara kromatografi cair kinerja tinggi. Kondisi analisis menggunakan kolom C18 dengan detektor UV-Vis pada panjang gelombang 210 nm, fase gerak 3,5 mM asam fosfat 85% dalam asetonitril-air (5:95), laju alir 0,5 ml/menit. Waktu retensi yang dibutuhkan akrilamida 6,7 menit. Sampel diekstraksi menggunakan diklorometana dan etanol dengan perbandingan 1:20, kemudian ditarik kembali menggunakan air. Hasil penelitian ini menunjukkan presisi <2% dan akurasi antara 80- 110%. Kurva kalibrasi dilakukan pada rentang 0,0250-0,4000 μg/ml menghasilkan linieritas 0,999956 dengan batas deteksi 0,0047 μg/ml; dan batas kuantitasi 0,0155 μg/ml. Kadar akrilamida dari 3 sampel kopi instant, dua diantaranya mengandung akrilamida dengan kadar masing-masing sebesar 6,5570 ng/g dan 2,3628 ng/g.

Acrylamide is known to be the caused of cancer about 2% cases per year (in Sweden), found in food processed using the high temperature (above 120oC). In this experiment, acrylamide analysis was conducted in instant coffee using High Performance Liquid Chromatography. The analysis condition was performed by using C18 column with UV-Vis detector at the wavelength of 210 nm, the mobile phase was 3.5 mM phosphoric acid 85% in acetonitrile-water (5:95) with flow rate of 0,5 ml/minute. The retention time of acrylamide was 6.7 minutes. Sample was extracted with dichloromethane and ethanol, and re-extracted with water. This experiment showed lower than 2% precision and accuracy between 80-110%. Calibration curve was performed in the range of 0.025-0.4000 μg/ml, resulting good linearity 0.999956, limit of detection 0.0047 μg/ml; and limit of quantitation 0.0155 μg/ml. Two out of three samples of instant coffee, contained 6.5570 ng/g and 2.3628 ng/g level of acrylamide."
Depok: Departemen Farmasi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2007
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Norma Andriyani
"ABSTRAK
Lerkanidipin adalah antihipertensi generasi ketiga dari penghambat kanal kalsium
(antagonis kalsium) golongan dihidropiridin. Obat ini efektif dalam pengobatan pasien
dengan hipertensi ringan sampai sedang tanpa mempengaruhi denyut jantung. Sebagai obat
yang digunakan dalam kondisi serius, obat ini perlu dilakukan uji bioekivalensi sehingga
perlu dikembangkan metode bioanalisis yang handal, cepat, dan memiliki sensitivitas yang
tinggi. Oleh karena itu penelitian ini bertujuan untuk memperoleh metode yang optimum
dan tervalidasi untuk menganalisis lerkanidipin dalam plasma menggunakan Kromatografi
Cair Kinerja Ultra Tinggi tandem Spektrometri Massa (KCKUT-SM/SM). Pemisahan
dilakukan menggunakan kolom Waters AcquityTM UPLC C18 1,7 μm (2,1 x 100 mm)
dengan fase gerak berupa campuran asam format 0,1% - metanol (20:80 v/v) dengan elusi
isokratik, suhu kolom 30 oC, laju alir 0,2 mL/menit dan menggunakan amlodipin sebagai
baku dalam. Deteksi massa dilakukan dengan Waters Xevo TQD tipe Electrospray
Ionization (ESI) positif pada mode Multiple Reaction Monitoring. Lerkanidipin terdeteksi
pada nilai m/z 612,11 > 280,27 dan amlodipin terdeteksi pada nilai m/z 409,1 > 238,15.
Metode preparasi sampel yang optimum adalah metode ekstraksi cair-cair dengan 5 mL
campuran n-heksana ? etil asetat (50:50 v/v) sebagai pengekstraksi, pengocokan dengan
vorteks selama 3 menit, pemutaran dengan sentrifugasi 4000 rpm selama 20 menit,
evaporasi dengan gas nitrogen suhu 50 oC selama 30 menit, serta direkonstitusi dengan 100
μl fase gerak. Metode ini linear pada rentang 0,025 ? 10 ng/mL dengan r ≥ 0,9986. Akurasi
dan presisi secara intra hari dan antar hari memenuhi persyaratan dengan nilai % diff dan %
KV tidak melebihi ± 15% dan tidak lebih dari ± 20% untuk konsentrasi LLOQ. Selain itu,
metode ini memenuhi persyaratan selektivitas, carry over, stabilitas, integritas pengenceran,
dan efek matriks sesuai Guideline on Bioanalytical Method Validation oleh European
Medicines Agency tahun 2011.

ABSTRACT
For the past five years, China?s economic growth has been increased significantly.
However, public perception of the product from China is still not good. Based on
that problem, the objective of this research is to analyze the influence of the country
of origin towards the purchase intention. This research applied the quantitative
approach with 100 respondents who have the willingness to buy the Xiaomi?s
smartphone, as the sample. The result of this research indicates that the country of
origin has a significant effect towards the purchase intention."
2016
S65170
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ghina Ashiila Amalia
"ABSTRAK
Rifampisin RIF merupakan salah satu obat antituberkulosis anti-TB lini pertama yang penggunaannya dikombinasikan dengan isoniazid INH dalam bentuk fixed dose combination FDC selama 4 bulan. Rendahnya konsentrasi RIF dalam darah pasien dapat menyebabkan resistensi obat yang berujung pada kegagalan terapi, sehingga perlu dilakukan pemantauan terapi obat PTO . PTO dengan metode sampel darah kering DBS memberikan kenyamanan yang lebih pada pasien TB untuk meningkatkan keberhasilan terapi. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan metode analisis RIF dengan keberadaan INH dalam sampel DBS, mulai dari kondisi kromatografi optimum, metode preparasi sampel DBS optimum, dan validasi metode bioanalisis. Kondisi kromatografi optimum adalah menggunakan kolom C8 Waters, SunfireTM 5 m; 250 x 4,6 mm ; fase gerak dapar amonium asetat 50 mM pH 4,5 ndash; asetonitril ndash; metanol 40 : 30 : 30 ; laju alir 0,5 mL/menit; suhu kolom 40 C; deteksi pada panjang gelombang 261 nm; waktu analisis selama 16 menit; menggunakan cilostazol sebagai baku dalam. Preparasi sampel menggunakan metode pengendapan protein dengan pelarut pengekstraksi asetonitril-metanol 1:4 v/v . Hasil validasi terhadap metode analisis RIF dengan keberadaan INH yang dilakukan memenuhi persyaratan validasi berdasarkan EMEA pada tahun 2011. Metode yang diperoleh linear pada rentang konsentrasi 1,0 ndash; 30,0 g/mL dengan nilai r > 0,9984.

ABSTRACT
Rifampicin RIF is one of the first line antituberculosis anti TB drug combined with isoniazide INH in fixed dose combination FDC form which is consumed for 4 months. RIF has been associated with treatment failure in some patients because of a low blood drug concentrations. Therefore, TB patient using RIF is recommended to determine plasma concentrations of RIF. Biosampling method using dried blood spots DBS offers some advantages such as the patient comfort. Monitoring TB drug using DBS helps to improve effectiveness of therapy. This research objective is to develop an analytical method of RIF in presence of INH in DBS starting from optimum chromatography condition, optimum whole blood preparation method, and analytical method validation. The optimum chromatographic condition was obtained using C8 Waters, SunfireTM 5 m 250 x 4.6 mm the mobile phase contains buffer ammonium acetate 50 mM pH 4.5 ndash acetonitrile ndash methanol 40 30 30 flow rate was 0.5 mL min column temperature 40 C which was detected with UV at wavelength of 261 nm time of analysis 16 minutes and cilostazol as internal standard. The optimum preparation method was protein precipitation technique using acetonitrile and methanol 1 4 v v . The validation result of RIF in presence of INH analysis method fulfilled the validation requirement using EMEA Bioanalytical Guideline in the year 2011. The method was linear at concentration range of 1.0 30.0 g ml with r 0.9984. "
2017
S67574
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Agatha Corintias Winarti
"Doksorubisin adalah antibiotik spektrum luas anthycycline glicoside yang dimilikinya aktivitas antineoplastik. Agen kemoterapi ini adalah agen yang paling banyak diberikan untuk mengobati tumor padat pada orang dewasa termasuk paru-paru, ovarium, dan kanker payudara juga limfoma ganas. Penggunaan jangka panjang dari agen kemoterapi ini terbatas karena pengembangan kardiomiopati tergantung dosis progresif yang berkembang secara ireversibel menuju gagal jantung kongestif. Efek kardiotoksik dari doxorubicin sangat tinggi ditentukan oleh akumulasi metabolit utamanya, doxorubicinol. Tujuan dari ini Penelitian adalah untuk mendapatkan metode analisis doxorubicin dan doxorubicinol yang divalidasi secara bersamaan dalam plasma dengan hexamethylphosphoramide sebagai standar internal menggunakan kromatografi cair-tandem spektrometri massa, oleh karena itu optimasi dan penuh validasi dilakukan dalam penelitian ini. Persiapan sampel dilakukan oleh protein presipitasi menggunakan metanol. Pemisahan dilakukan dengan menggunakan UPLC C-18 BEH (2.1 x 100 mm), kolom 1,7 μm, kolom suhu 450C. Fase seluler terdiri dari 0,1% asam asetat (eluen A) dan asetonitril (eluen B) pada 0,15 ml / menit dengan gradien elusi. Deteksi massa dilakukan pada Waters Xevo TQD menggunakan ESI positif (+) jenis MRM untuk doxorubicin, doxorubicinol, dan hexamethylphosphoramide
dengan nilai m / z: 544.22> 361.05; 546.22> 363.05; dan 180,03> 135,16, masing-masing. Ini Metode linier dalam kisaran konsentrasi 1-100 ng / mL untuk doxorubicin dengan nilai r = 0,9963; 0,5-50 ng / mL untuk doxorubicinol dengan nilai r = 0,9977. % diff dan% CV dari uji kurang dari 20% untuk LLOQ dan kurang dari 15% untuk konsentrasi lainnya. LLOQ untuk doxorubicin dan doxorubicinol masing-masing 1,0 ng / mL dan 0,5 ng / mL. Metode ini telah berhasil memenuhi persyaratan validasi mengacu pada EMEA Guidelines (2011) dan Pedoman FDA (2018).

Doxorubicin is a broad-spectrum anthycycline glicoside antibiotic that has antineoplastic activity. This chemotherapy agent is the agent most given for
treat solid tumors in adults including lung, ovary, and breast cancer as well as malignant lymphoma. The long-term use of this chemotherapy agent is limited because the development of cardiomyopathy depends on progressive doses that develop irreversibly towards congestive heart failure. The cardiotoxic effect of doxorubicin is very high determined by the accumulation of its main metabolite, doxorubicinol. The purpose of this study was to obtain the doxorubicin and doxorubicinol analysis methods that were validated simultaneously in plasma with hexamethylphosphoramide as an internal standard using liquid chromatography-tandem mass spectrometry, therefore optimization and full validation were carried out in this study. Sample preparation was carried out by precipitation proteins using methanol. Separation was carried out using UPLC C-18 BEH (2.1 x 100 mm), column 1.7 μm, column temperature 450C. The cellular phase consists of 0.1% acetic acid (eluent A) and acetonitrile (eluent B) at 0.15 ml / min with an elution gradient. Mass detection was carried out on Waters Xevo TQD using positive ESI (+) type MRM for doxorubicin, doxorubicinol, and hexamethylphosphoramide with m / z values: 544.22> 361.05; 546.22> 363.05; and 180.03> 135.16, respectively. This linear method is in the concentration range of 1-100 ng / mL for doxorubicin with a value of r = 0.9963; 0.5-50 ng / mL for doxorubicinol with a value of r = 0.9977. The% diff and% CV of the test are less than 20% for LLOQ and less than 15% for other concentrations. LLOQ for doxorubicin and doxorubicinol are 1.0 ng / mL and 0.5 ng / mL, respectively. This method has successfully met the validation requirements according to the EMEA Guidelines (2011) and FDA Guidelines (2018).
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7   >>