Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 10 dokumen yang sesuai dengan query
cover
"Dunia boleh makin modern, tapi tradisi dan adat-istiadat harus terus di lestarikan. Kalau bukan oleh kita, oleh siapa lagi. Orang sudah mengenal tenun Songket dari Palembang atau Ulos dari Sumatera Utara, juga Buya Sabe di Donggala, Sulawesi Tengah. Tapi jika menyebut Ivo tau vuya,orang akan bertanya-tanga. Apa itu gerangan?...."
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Rumagit, Ricky F. S.
Jakarta: Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata, 2011
391.4 RIC k
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Museum Seni Jakarta, 2016
701.18 JAK b
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Museum Seni, 2016
701.18 JAK b
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
"Boiler rentan mengalami korosi akibat adanya air umpan (feed-water) yang mengandung gas CO2 terlarut, O2 terlarut, dan ion-ion sadah seperti Ca2+ dan Mg2+. Salah satu upaya pencegahan korosi yang banyak dikembangkan adalah inhibitor organik dari bahan alam karena mudah didegradasi dan tidak bersifat toksik. Pada penelitian ini digunakan kulit kayu akasia (Acacia mangium) sebagai alternatif inhibitor korosi pada feed-water boiler karena mengandung polifenol alam terutama tanin. Ekstraksi tanin dari kulit kayu akasia dilakukan dengan cara refluks menggunakan aquades dengan perbandingan 1: 20. Selanjutnya, pengujian potensi ekstrak tanin sebagai inhibitor dilakukan dalam media EDTA jenuh gas CO2 menggunakan metode spekstroskopi impedansi elektrokimia (EIS) dan polarisasi potensiodinamik (Tafel). Hasil ekstraksi kulit kayu akasia diperoleh tanin sebesar 29,22 %. Analisis UV-Vis dan FTIR dari produk ekstraksi menunjukan adanya kesesuaian spektra serapan dengan tanin. Berdasarkan hasil pengujian Tafel diketahui bahwa baja karbon terkorosi secara signifikan dan penambahan ekstrak tanin ke dalam media dapat menurunkan laju korosinya. Pada suhu 65oC ekstrak tanin memiliki efisiensi sebesar 36,1% pada konsentrasi 80 ppm. Interaksi antara permukaan logam dengan ekstrak tanin adalah adsorpsi secara fisik yang mengikuti asumsi isoterm adsorpi Temkin dengan nilai ?Gads sebesar -13,383 kJ/mol."
541 JSTK 2:2 (2011)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Fadhilatul Ikromah Karunianingsih
"Resistensi antibiotik terus mengalami peningkatan dan menjadi permasalahan kesehatan. Hal ini memicu perkembangan dan penemuan antibakteri baru, salah satunya berasal dari tanaman. Secara tradisional, kulit kayu masoyi digunakan untuk mengobati penyakit seperti diare, tuberkulosis, pneumonia, dan bronkitis. Tujuan penelitian ini untuk mengidentifikasi golongan senyawa antibakteri dari ekstrak n-heksana dan minyak atsiri kulit kayu masoyi terhadap bakteri patogen S. aureus, S. epidermidis, K. pneumoniae, S. marcescens, dan P. aeruginosa serta melakukan karakterisasi minyak atsiri berdasarkan indeks bias dan berat jenis. Penelitian ini mengacu pada penelitian sebelumnya bahwa ekstrak n-heksana kulit kayu masoyi menunjukkan potensi lemah hingga kuat (1,05-10,33 mm) berdasarkan uji difusi cakram kertas terhadap bakteri S. aureus, S. epidermidis, dan P. aeruginosa. Sedangkan minyak atsiri kulit kayu masoyi menunjukkan potensi lemah terhadap K. pneumoniae serta kuat terhadap S. marcescens dan S. epidermidis. Perolehan nilai indeks bias dan bobot jenis minyak atsiri kulit kayu masoyi masing-masing sebesar 1,467 dan 0,975 g/mL. Pada penelitian ini, dilakukan konfirmasi aktivitas antibakteri terlebih dahulu dengan metode difusi cakram kertas dan terkonfirmasi ekstrak serta minyak atsiri memiliki aktivitas antibakteri. Identifikasi golongan senyawa antibakteri dilakukan menggunakan uji KLT bioautografi kontak. Pada uji KLT bioautografi diperoleh spot-spot yang menghasilkan zona bening dan diduga dari golongan senyawa terpenoid. Hal ini membuktikan bahwa golongan terpenoid memiliki aktivitas penghambatan terhadap bakteri S. aureus, S. epidermidis, K. pneumoniae, S. marcescens, dan P. aeruginosa.
......Antibiotic resistance continues to increase and become a health problem. This triggers the development and discovery of new antibacterial, one of which is derived from plants. Traditionally, masoyi bark is used to treat ailments such as tuberculosis, diarrhea, pneumoniae, and bronchitis. This research aims to identify a class of antibacterial compounds from n-hexane extract and essential oil from masoyi bark against pathogenic bacteria such as S. aureus, S. epidermidis, K. pneumoniae, S. marcescens, and P. aeruginosa while also characterizing essential oil through refractive index and density. Base on the previous research, n-hexane extract showed weak to strong potency (1,05- 10,33 mm) based on paper disc dissfusion method against S. aureus, S. epidermidis, dan P. aeruginosa. Meanwhile, the essential oil of masoyi bark showed weak potency against K. pneumoniae and strong potency against S. marcescens and S. epidermidis. The measured refractive index of essential oil was 1,467 and the density was 0,975 g/mL. In this research, confirmation of antibacterial activity was carried out using paper disc diffusion method, and it was confirmed that extract and essential oil of masoyi bark had antibacterial activity. Identification of a class of antibacterial compounds was carried out using contact TLC bioautography assay. Spots were obtained that produced clear zones and were suspected to be the terpenoid compound group. Spots identified as terpenoid compounds showed the presence of an inhibitory zone against S. aureus, S. epidermidis, K. pneumoniae, S. marcescens, and P. aeruginosa bacteria."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anggita Dwi Suryani
"Resistensi antibiotik menjadi salah satu permasalahan kesehatan yang telah mengancam kesehatan dunia. Perkembangan resistensi antibiotik juga mengakibatkan meningkatnya permintaan agen antimikroba baru. Beberapa tahun terakhir, tanaman obat telah banyak dieksplorasi oleh para peneliti sebagai langkah awal dalam penemuan obat antimikroba baru. Bahkan, sebanyak 50% agen antibakteri yang disetujui oleh FDA berasal dari produk alami. Tujuan penelitian ini dilakukan untuk menguji potensi daya antibakteri dari ekstrak kulit kayu masoyi yang diperoleh dengan metode Ultrasound-Assisted Extraction menggunakan pelarut n-heksana, etil asetat, dan etanol 96% terhadap bakteri patogen yaitu Staphylococcus aureus, Staphylococcus epidermidis, serta Pseudomonas aeruginosa. Berdasarkan penelitian sebelumnya, ekstrak etanol, etil asetat, dan n-heksana kulit kayu masoyi menunjukkan adanya aktivitas antibakteri terhadap bakteri patogen seperti E. coli, S. typhimurium, B. cereus, dan S. aureus. Uji aktivitas antibakteri dilakukan dengan menggunakan dua metode yaitu metode difusi cakram kertas dan metode makrodilusi. Hasil dari uji difusi cakram kertas menunjukkan bahwa ekstrak n-heksana memiliki aktivitas antibakteri lebih baik dengan potensi lemah hingga kuat (1,05-10,33 mm) dibandingkan dengan ekstrak etil asetat (0,82-4,63 mm) dan etanol 96% (0,5-3,81 mm) yang hanya berpotensi lemah terhadap bakteri S. aureus, S. epidermidis, dan P. aeruginosa. Konsentrasi hambat minimal ditentukan dengan metode makrodilusi. Hasil uji makrodilusi menunjukkan bahwa ekstrak n-heksana, etil asetat, dan etanol 96% semuanya menunjukkan aktivitas antibakteri yang lemah dengan nilai KHM > 1.000 µg/mL terhadap bakteri S. aureus, S. epidermidis, dan P. aeruginosa.
......Antibiotic resistance is one of the health problems that has threatened global health. The development of antibiotic resistance has also led to an increased demand for new antimicrobial agents. In recent years, medicinal plants have been extensively explored by researchers as a first step in the discovery of new antimicrobial drugs. As many as 50% of FDA-approved antibacterial agents are derived from natural products. This study aimed to test the antibacterial potential of masoyi bark extract obtained by ultrasound-assisted extraction using n-hexane, ethyl acetate, and ethanol 96% as solvents against pathogenic bacteria, i.e., Staphylococcus aureus, Staphylococcus epidermidis, and Pseudomonas aeruginosa. Previously, extracts of ethanol, ethyl acetate, and n-hexane from masoyi bark were reported for antibacterial activity against pathogenic bacteria such as E. coli, S. typhimurium, B. cereus, and S. aureus. The antibacterial activity test was carried out using two methods, which were the disc diffusion method and the macro dilution method. The results of the paper disk diffusion test showed that the n-hexane extract had a better antibacterial activity with weak to strong potency (1.05-10.33 mm) than the ethyl acetate extract (0.82-4.63 mm) and ethanol 96% extract (0.5-3.81 mm) which had only a weak potential against S. aureus, S. epidermidis, and P. aeruginosa. Minimum inhibition concentration was determined by a macro dilution method. The results showed that the extracts of n-hexane, ethyl acetate, and ethanol 96% all exhibited weak antibacterial activity with MIC values > 1,000 µg/mL against S. aureus, S. epidermidis, and P. aeruginosa bacteria."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
cover
Theresia P. G. Taa
"Prevalensi kematian akibat diare pada bayi dan balita yang tinggi dapat disebabkan oleh Serratia marcescens. Prevalensi kematian akibat pneumonia pada bayi dan balita dapat disebabkan oleh Klebsiella pneumoniae. Prevalensi penyakit endokarditis infektif dapat disebabkan oleh Staphylococcus epidermidis. Namun, resistensi antibiotik menjadi masalah yang serius sehingga dilakukan eksplorasi pada tanaman masoyi yang merupakan tanaman endemik dari Papua. Minyak atsiri dari kulit kayu masoyi yang diperoleh dengan metode distilasi uap dilaporkan berpotensi menghambat pertumbuhan bakteri Streptococcus mutans, Escherichia coli, Pseudomonas aeruginosa, Salmonella typhimurium, Staphylococcus aureus dan Bacillus cereus. Pada penelitian ini, dilakukan determinasi tanaman, pengumpulan dan penyerbukan simplisia kulit kayu masoyi, uji mikroskopik, ekstraksi minyak atsiri dengan metode distilasi air, uji fitokimia golongan terpenoid dan uji aktivitas antibakteri terhadap Klebsiella pneumoniae, Serratia marcescens dan Staphylococcus epidermidis. Minyak atsiri dibuat ke beberapa konsentrasi dengan melarutkan minyak atsiri dengan DMSO dan PEG 400. Uji aktivitas antibakteri menggunakan metode zona hambat (metode difusi cakram) dan metode konsentrasi hambat minimal (makrodilusi) terhadap Klebsiela pneumoniae, Serratia marcescens dan Staphylococcus epidermidis. Hasil metode zona hambat menunjukkan minyak atsiri dengan pelarut DMSO terhadap K.pneumoniae berpotensi lemah (1-1,25 mm) sedangkan, terhadap S.marcescens (10,625-13,25 mm) dan S.epidermidis (11,75- 14,5 mm) berpotensi kuat. Minyak atsiri dengan pelarut PEG 400 terhadap K.pneumoniae (5-9,75 mm), S.marcescens (5,5-8,25 mm) dan S.epidermidis (4,625-7,5 mm) berpotensi sedang. Hasil metode makrodilusi menunjukkan nilai KHM minyak atsiri Cryptocarya massoy (Oken) Kosterm terhadap K.pneumoniae = 125 µg/mL, S.marcescens = 62,5 µg/mL dan S.epidermidis = 31,25 - 15,625 µg/mL.
......The high prevalence of death from diarrhea in infants and toddlers can be caused by Serratia marcescens. The prevalence of death from pneumonia in infants and toddlers can be caused by Klebsiella pneumoniae. The prevalence of infective endocarditis can be caused by Staphylococcus epidermidis. However, antibiotic resistance is a serious problem, so an exploration of the masoyi plant, which is an endemic plant from Papua, was carried out. Essential oil from masoyi bark obtained by steam distillation method has the potential to inhibit the growth of Streptococcus mutans, Escherichia coli, Pseudomonas aeruginosa, Salmonella typhimurium, Staphylococcus aureus and Bacillus cereus as reported. In this study, plant determination, collection and pollination of masoyi bark simplicia, microscopic test, extraction of essential oils by water distillation method, phytochemical test of terpenoids and antibacterial activity tests against Klebsiella pneumoniae, Serratia marcescens and Staphylococcus epidermidis were carried out. The essential oil was made into several concentrations by dissolving the essential oil with DMSO and PEG 400. The antibacterial activity was tested using the zone of inhibition method (disk diffusion method) and the minimal inhibitory concentration method (macrodilution) against Klebsiela pneumoniae, Serratia marcescens and Staphylococcus epidermidis. The results of the inhibition zone method showed that essential oils with DMSO as solvent were potentially weak against K.pneumoniae (1-1.25 mm) while against S.marcescens (10.625-13.25 mm) and S.epidermidis (11.75-14.5 mm). mm) potentially strong. Essential oil with solvent PEG 400 against K. pneumoniae (5-9.75 mm), S. marcescens (5.5-8.25 mm) and S. epidermidis (4.625-7.5 mm) has moderate potential. The results of the macrodilution method showed the MIC value of Cryptocarya massoy (Oken) Kosterm essential oil against K.pneumoniae = 125 g/mL, S.marcescens = 62.5 g/mL and S.epidermidis = 31.25 - 15,625 g/mL.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library