"Pertumbuhan kawasan perkotaan menuntut tersedianya infrastruktur transportasi yang tidak hanya mendukung pergerakan kendaraan bermotor, tetapi juga memfasilitasi mobilitas pejalan kaki secara aman, nyaman, dan inklusif. Salah satu isu yang sering terabaikan dalam pengembangan kawasan transit adalah kualitas fasilitas pejalan kaki, terutama pada daerah sekitar simpul transportasi seperti stasiun kereta. Penelitian ini dilakukan untuk mengevaluasi kelayakan fasilitas pejalan kaki di ruas Jalan Lenteng Agung Raya, khususnya dalam radius 800 meter dari Stasiun Tanjung Barat, yang merupakan kawasan dengan aktivitas perjalanan harian yang tinggi. Penelitian ini menggunakan metode Walkability Index yang disusun oleh Kementerian PUPR, dengan pendekatan penilaian terhadap tujuh parameter utama yang mencakup aspek aksesibilitas, keselamatan, kenyamanan, serta keberlanjutan fasilitas pejalan kaki. Penilaian dilakukan dengan membagi ruas jalan ke dalam beberapa segmen pengamatan, diikuti dengan pemberian skor jarak berbobot terhadap setiap parameter. Berdasarkan hasil analisis, seluruh ruas jalan dalam wilayah studi memperoleh nilai walkability index dalam kategori cukup baik, dengan rentang nilai antara 52,46 hingga 59,99. Ruas Jl. Lenteng Agung Raya Barat C memiliki nilai tertinggi, sedangkan ruas Jl. Lenteng Agung Raya Barat A memiliki nilai terendah. Meskipun demikian, terdapat beberapa parameter yang menunjukkan skor rendah, terutama pada aspek ketersediaan fasilitas bagi pejalan kaki berkebutuhan khusus dan minimnya jalur bebas hambatan akibat rintangan fisik seperti tiang, parkir liar, serta aktivitas informal. Dapat disimpulkan bahwa fasilitas pejalan kaki pada kawasan studi secara umum cukup layak, tetapi masih memerlukan peningkatan pada aspek inklusivitas dan keterhubungan infrastruktur.
The growth of urban areas demands the availability of transportation infrastructure that not only supports motorized vehicle movement but also facilitates pedestrian mobility in a safe, comfortable, and inclusive manner. One commonly overlooked issue in the development of transit-oriented areas is the quality of pedestrian facilities, particularly in the vicinity of transport nodes such as railway stations. This study was conducted to evaluate the feasibility of pedestrian facilities along Lenteng Agung Raya Road, specifically within an 800-meter radius from Tanjung Barat Station—an area with high daily travel activity. The research employs the Walkability Index method developed by the Indonesian Ministry of Public Works and Housing (PUPR), using an assessment approach based on seven key parameters covering aspects of accessibility, safety, comfort, and sustainability of pedestrian facilities. The evaluation involved dividing the road segment into several observation sections, followed by assigning weighted distance scores to each parameter. Based on the analysis results, all road segments within the study area scored in the ‘fairly good’ walkability category, with index values ranging from 52.46 to 59.99. The highest score was recorded on Lenteng Agung Raya Barat C, while the lowest was on Lenteng Agung Raya Barat A. However, several parameters showed low scores, particularly in the availability of facilities for persons with disabilities and the lack of obstacle-free walking paths due to physical obstructions such as utility poles, illegal parking, and informal activities. It can be concluded that the pedestrian facilities in the study area are generally adequate but still require improvements in terms of inclusiveness and infrastructure connectivity."