Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 6 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Edinburgh : Edinburgh University Press , 2001
410.2 COR
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Siti Sarah Sofyaningrat
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui representasi ulama dalam media daring Kompas menggunakan pendekatan analisis wacana berbasis korpus (Baker, 2006) yang memadukan analisis wacana kritis (Fairclough, 1995), transitivitas (Halliday, 2014), dan linguistik korpus (Stubbs, 2001; Sinclair, 2003; Scott & Tribble, 2006). Representasi ulama diperoleh dengan metode kata kunci, kolokasi, dan transitivitas. Objek penelitian ini adalah berita-berita mengenai ulama dalam Kompas daring pada laman KOMPAS.com dan KOMPAS.id pada periode Januari 2017 hingga April 2019. Hasil penelitian menggunakan metode kata kunci menunjukkan bahwa berita-berita yang terkait ulama dalam Kompas daring memuat topik-topik (1) politik, (2) kelompok, (3) penodaan agama, dan (4) pendidikan. Kemudian, hasil penelitian menggunakan metode kolokasi menunjukkan ulama yang direpresentasikan sebagai tokoh yang (1) memiliki pengaruh pada politik dan pemerintahan, (2) memiliki kuasa, (3) bagian dari kelompok, (4) terkait dengan isu penganiayaan, penyerangan, dan kriminalisasi, serta (5) berkaitan dengan pendidikan. Terdapat 6 proses transitivitas yang dianalisis dalam klausa-klausa dalam KBU, yaitu proses material, perilaku, mental, verbal, relasional, dan eksistensial. Pada proses material dan verbal sebagai proses yang ditemukan paling banyak dalam korpus berita ulama ditemukan bahwa tokoh pemerintahan mendominasi sebagai aktor dan penutur dalam klausa-klausa, sedangkan ulama lebih banyak menjadi tujuan dalam klausa-klausa tersebut. Hal tersebut menunjukkan bahwa ulama menjadi objek dari politisasi. Temuan dari penelitian ini menunjukkan bahwa dalam Kompas daring, representasi ulama yang dominan ditampilkan berkaitan dengan politik dan pemerintahan.

This study aimed to find out the representation of Ulamas (ulemas) in Kompas online media using a corpus-based critical discourse analysis approach (Baker, 2006) that combines critical discourse analysis (Fairclough, 1995), transitivity (Halliday, 2014), and corpus linguistics (Stubbs, 2001; Sinclair, 2003; Scott & Tribble, 2006). The representation of Ulamas was obtained by the method of keywords, collocation, and transitivity. The object of this research is the collection of news about ulama in Kompas online on KOMPAS.com and KOMPAS.id in the period of January 2017 to April 2019. The result using the keyword method showed that the news related to Ulamas in Kompas online contained topics of (1) politics, (2) groups, (3) blasphemy, and (4) education. Furthermore, the result of the study using the collocation method showed that the ulemas were represented as figures who (1) have influence on politics and government, (2) have power, (3) part of groups, (4) related to issues of persecution, assault, and criminalization, and (5) related to education. There are 6 transitivity processes that were analyzed in this research, those were material, behavioral, mental, verbal, relational, and existential processes. In the material and verbal process as the dominant processes found in the corpus of Ulamas, it was found that government dominated as actor and sayer in clauses, while Ulamas became the goal in the clauses. This shows that Ulamas are represented as the object of politicization. The finding of this study indicate that in Kompas online, the representation of the Ulamas is portrayed dominantly as figures who have relation to politics and government."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2019
T54334
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Daulay, Rizka Fahrina
"Setiap makhluk hidup memiliki hubungan dengan bagian keanggotaan lainnya yang memunculkan teori hierarki guna memberikan mekanisme yang efisien dalam memilah dan menggambarkan informasi semantik. Penelitian ini merupakan penelitian ranah semantik leksikal mengenai hierarki hubungan bagian-keseluruhan leksem plant dengan menggunakan linguistik korpus dalam memudahkan penyaringan data dan secara statistik melihat frekuensi kemunculan leksem plant bersanding dengan kolokasinya. Analisis dilakukan dengan menggunakan konsep konfigurasi leksikal Cruse (1986) dan konsep Pribbenow (2002) dalam membangun level hierarki. Untuk melihat hubungan meronimi setiap leksem yang merupakan bagian dari plant digunakan analisis konkordansi. Pemanfaatan Wikipedia Corpus guna menemukan frekuensi data dan kolokasi setiap bagian plant. Pada Wikipedia Corpus ditemukan ketiga unsur dominan pada bagian plant, yaitu root, stem, dan leaf. Ketiga unsur dominan tersebut dianalisis setiap bagiannya dengan berdasarkan penjelasan para ahli anatomi tumbuhan, yaitu Beck (2010), Bell (1991), Cutler et al. (2007), Dickison (2000), Maiti et al. (2012), Roberts (2002), dan Steeves & Sawhney (2017) hingga bagian yang terkecil dan menghasilkan temuan struktur hierarki hubungan bagian-keseluruhan leksem plant secara akurat dan dapat dipertanggung jawabkan. Luaran penelitian ini diharapkan dapat mengembangkan penelitian linguistik pada bidang semantik leksikal khususnya pada relasi paradigmatik dalam pembentukan hierarki dengan menggunakan linguistik korpus serta dibantu dengan penjelasan para ahli yang pada akhirnya menentukan pembentukan hierarki secara konkret dan terstruktur.

Every living thing has a relationship with other members of the membership that brings out the hierarchical theory to provide an efficient mechanism for sorting and describing semantic information. This research studies in lexical semantics field of hierarchical part-whole relation of plant lexeme by using the linguistic corpus in facilitating the screening of data and find out statistically the occurrence frequency of the plant lexeme together with its collocations. The analysis was carried out by using the concept of lexical configuration Cruse (1986) and the concept of Pribbenow (2002) in building hierarchical levels. To find out the meaning of meronymy relationship of each lexeme that is part of the plant used concordance analysis. By utilization of Wikipedia Corpus to find frequencies data and collocation of each part of the plant. In Wikipedia Corpus, there are three dominant elements found in the plant, they are root, stem, and leaf. The three dominant elements are analyzed in each part by also based on the explanation of plant anatomists, namely Beck (2010), Bell (1991), Cutler et al. (2007), Dickison (2000), Maiti et al. (2012), Roberts (2002), and Steeves & Sawhney (2017) from the common parts to the smallest parts and produce the findings of the hierarchical structure of the relationship between the entire plant lexeme accurately and accountably. The output of this study is expected to develop linguistic research in lexical semantics field, especially in paradigmatic relationships of the hierarchical formation using corpus linguistics and assisted by expert explanations which ultimately determine the formation of hierarchies in a concrete and structured manner."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2019
T54318
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Salma Qonita
"Penelitian ini mengeksplorasi penggunaan ughtea, slang bahasa Arab ukhti, sebagai istilah kekerabatan dan
korelasinya terhadap identitas dalam microblogging pada Twitter Indonesia. Secara semantis, ukhti bermakna
saudara perempuan persona tunggal dalam konteks biologis dan ideologis. Dalam dua tahun terakhir (2018—
2020), terdapat pergeseran semantik istilah ukhti sebagai bentuk sindiran pengguna Twitter Indonesia terhadap
eksklusivitas dan ketidaksesuaian penggunaan istilah ukhti, khusunya di kalangan Muslim konservatif di
Indonesia, dengan memodifikasi kata tersebut menjadi ughtea yang maknanya cenderung degeneratif. Alhasil,
makna istilah ukhti mengalami peyorasi. Berdasarkan klasifikasi Internet People atau Masyarakat Internet oleh
McCulloch, para pengguna ini dikategorikan sebagai Post Internet People atau Masyarakat Post Internet.
Permasalahan penelitian ini berfokus pada pergeseran semantis kata ukhti menjadi ughtea sebagai ekspresi satir
dalam aspek analisis penutur, istilah, dan penggunaan istilah dalam konteks peyorasi. Penelitian ini bertujuan
untuk menganalisis penggunaan kedua istilah dengan menggunakan pendekatan linguistik korpus dan model
Appraisal oleh Martin dan White. Sumber data diperoleh dari berbagai mikropos para pengguna Twitter Indonesia dalam periode waktu Oktober 2019.
......This research investigates the pragmatic of ughtea, a slang from ukhti, as a term of address slang and identity in
Twitter’s prominent behaviour on virtual sphere: microblogging. Semantically, ukhti refers to “sister” of
possessive pronoun of the first person i.e. the speaker, both in biological and ideological contexts. During these
past two years (2018—2019), the usage of the term ukhti has undergone the extension of its meaning through its
use among Indonesian Twitter users by changing its form into ughtea as a slang with degenerative meaning, in
order to insinuate the exclusivity of the use of the term ukhti among Indonesian conservative Muslims and the
misbehaviour of ukhti. As a result, the meaning of the term ukhti experiences pejoration. These certain Indonesian
Twitter users, according to McCulloch’s classification of Internet People, are classified as Post Internet People.
This research problem focuses on the analysis of the speakers, terms, and how both terms used in the context of
pejoration. This study aims to analyse both terms in terms of shifting meaning in terms of speakers, speech, and
usage by implementing corpus linguistic approach and Martin and White’s appraisal system. Data sources were obtained from Twitter users' tweets during a certain period (October 2019)."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2020
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Adhitya Alkautsar
"ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan menemukan ranah sumber, menjelaskan kekerapan penggunaan ranah sumber, mengungkapkan perubahan penggunaan dan pergeseran ranah sumber, serta menyelidiki kondisi sosial yang mendasari metafora-metafora yang digunakan Kompas untuk mendeskripsikan sepakbola dalam pemberitaan Piala Dunia 1966-2014. Dalam penelitian ini, Teori Metafora Konseptual Lakoff dan Johnson 1980 diterapkan melalui metodologi linguistik korpus. Antara periode 1966-2014, ditemukan total 60 ranah sumber yang digunakan, tetapi hanya delapan yang menunjukkan tingkat kekerapan tertinggi, yakni PEPERANGAN, POLITIK INTERNASIONAL, PERMAINAN, KESENIAN, PERIODE WAKTU, SEJARAH, GERAK ROTASI, dan pemerintahan yang berkaitan dengan hegemoni maskulinitas dalam masyarakat. Penggunaan tiap ranah bersifat fluktuatif, dan pergeseran ranah hanya fenomena minor.

ABSTRACT
This study aims to find the source domains of soccer metaphors used in Kompas rsquo coverage of World Cup 1966 2014, describe the frequency of its use, examine the phenomenon of domain change, and investigate the social background these metaphors are based from. Lakoff and Johnson rsquo s Conceptual Metaphor Theory 1980 are combined with corpus linguistics. Eight source domains from 60 domains found are the most frequently used, namely WAR, INTERNATIONAL POLITICS, GAMES, ART, TIME PERIOD, HISTORY, ROTATIONAL MOTION, and GOVERNMENT which relates to hegemonic masculinity in the society. All domains are fluctuative in use, and domain shift is considered a minor phenomenon."
2017
T48677
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Adi Budiwiyanto
"Para peneliti mendapati bahwa gugus kata banyak digunakan di berbagai jenis teks pada wacana akademis—cara berpikir dan menggunakan bahasa yang ada di lingkungan akademis. Penelitian ini bertujuan menemukan karakteristik gugus kata dalam bahasa Indonesia wacana akademis tulis dengan mengidentifikasi frekuensi kemunculan, variasi, dan persebaran gugus kata serta menemukan struktur gramatikal dan fungsi wacana gugus kata. Penelitian ini menggunakan metode gabungan kuantitatif dan kualitatif dengan mengombinasikan pendekatan tergerakkan korpus (corpus-driven-approach) dan pendekatan berbasis korpus (corpus-based approach). Untuk mengidentifikasi gugus kata di dalam korpus digunakan peranti WordSmith 7.0. Korpus penelitian ini terdiri atas 12.505.330 kata (token) yang diambil dari empat jenis teks: skripsi, tesis, disertasi, dan artikel jurnal dengan jumlah keseluruhan 1.800 naskah yang terdiri atas enam displin ilmu dari tiga ranah keilmuan, yaitu filsafat dan hukum (ranah ilmu sosial dan humaniora), kimia dan komputer (ranah ilmu sains dan komputer), serta kedokteran dan keperawatan (ranah ilmu kesehatan). Penelitian ini menemukan 150 gugus kata yang terdiri atas tiga hingga lima kata dengan total frekuensi kemunculan 156.453 kali, misalnya pada penelitian ini, dapat dilihat pada gambar, dan yang digunakan dalam penelitian ini. Selain gugus kata yang khas, penelitian ini juga menemukan 20 gugus kata bersama, yaitu gugus yang muncul secara bersama-sama pada keenam disiplin ilmu. Gugus kata pada umumnya berstruktur taklengkap dan dapat diklasifikasi ke dalam dua kategori utama: gugus frasal dan gugus klausal. Gugus berpola preposisi + frasa nominal merupakan pola yang paling banyak variasinya dan paling tinggi frequensi pemakaiannya, sementara klausa relatif dengan pola yang + frasa verbal pasif + fragmen frasa preposisional adalah yang paling banyak digunakan. Dari segi fungsi wacana, yang paling sering muncul adalah gugus berorientasi penelitian, sedangkan gugus berorientasi partisipan terendah. Subfungsi deskripsi merupakan fungsi yang paling tinggi frekuensi penggunaannya, sedangkan fungsi komparasi adalah yang terendah.
......Researchers found that lexical bundles are pervasively used in various types of text in academic discourse—the ways of thinking and using language in the academic environment. This study aims to find the characteristics of Indonesian lexical bundles in written academic discourse by identifying the frequency of occurrence, variation and distribution as well as finding the grammatical structure and the discourse function. This research used a mixed-method design by combining corpus-driven and corpus-based approaches. To identify lexical bundles in the corpus, WordSmith 7.0 corpus tool was used. The corpus used in this research consists of 12,505,330 tokens taken from undergraduated thesis, postgraduated thesis, dissertation, and journal article with a total of 1,800 manuscripts. This study found 150 lexical bundles consisting of three to five words with a total occurrence frequency of 156,453, such as pada penelitian ini, dapat dilihat pada gambar, dan yang digunakan dalam penelitian ini. This study also found 20 shared lexical bundles, namely bundles that appear together in all disciplines. Lexical bundles are generally incomplete structures and can be classified into two main categories: phrasal bundles and clausal bundles. Bundles patterning prepositional + nominal phrase are the most varied and the most frequent in usage, while relative clauses with patterns that + passive verbal phrase + prepositional phrase fragment are the most widely used. In terms of discourse function, research-oriented bundles are the most frequently used, while participant-oriented bundles are the lowest bundles. The description sub-function is the highest frequency in usage, while the comparitive function is the lowest."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2021
D-pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library