Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 30 dokumen yang sesuai dengan query
cover
cover
Agus Yordani
Abstrak :
Pengolahan data untuk pelaporan limbah cair rumah sakit selama ini dilakukan masih secara konvensional (sarana komputer belum dimanfaatkan secara maksimal), sehingga laporan yang disampaikan masih ada yang tidak tepat waktu, dengan pengembangan Sistem Informasi Limbah Cair Rumah Sakit (SILRS) diharapkan dapat menyediakan informasi limbah cair rumah sakit dengan tepat, cepat dan akurat. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan sistem informasi dengan berbasis data untuk monitoring dan evaluasi limbah cair sebelum dibuang ke lingkungan, dengan menggunakan pengembangan sistem informasi yang memenuhi syarat. Metode yang digunakan adalah System Development Life Cycle (SDLC) yang terbagi dalam lima tahap yaitu perencanaan, analisis sistem, perancangan sistem, uji coba prototipe dan pemeliharaan sistem. Dengan menggunakan metode SDLC dalam pengembangan sistem informasi limbah cair di RSUD Banjarbaru. Dari hasil analisis sistem ditemukan beberapa masalah sistem yang ada seperti pada pengumpulan data dilaksanakan per triwulan, pengolahan data masih secara konvensional, penyajian data dalam bentuk tabel, belum dilaksanakan analisis dan tindakan, sumber data belum dilengkapi dengan hasil pengukuran debit limbah cair harian, sumber daya manusia terbatas dan mempunyai tugas ganda, dana operasional untuk pemeriksaan kualitas dan pengukuran debit limbah terbatas. Keluaran yang dihasilkan berupa tabel. Perancangan sistem menggunakan menggunakan alat pengembangan berupa diagram arus data, diagram hubungan antar tabel dan kamus data, rancangan masukan dan keluaran. Kesimpulan pada tesis ini pertama permasalahan sistem pelaporan limbah cair rumah sakit terkait dengan sistem analisis prosedur, basis data, sarana dan prasarana, kedua prototipe yang telah diuji coba di Laboratorium Komputer Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia dengan menggunakan data hasil pemeriksaan kualitas limbah cair per triwulan dan data simulasi hasil pengukuran debit limbah harian. Ada beberapa kelebihan pada sistem informasi yang baru dibandingkan dengan yang lama dilihat dari masukan, proses dan keluaran yang dihasilkan, ketiga sistem ini menghasilkan keluaran berupa data hasil pemeriksaan kualitas, data hasil pengukuran debit limbah cair, data sampel limbah cair rumah sakit, berupa tabel, grafik, disertai dengan analisis dan tindakan. Dengan adanya laporan yang cepat, tepat dan akurat memudahkan Direktur rumah sakit dalam perencanaan, monitor dan evaluasi.
Information System Development of Liquid Waste at Banjarbaru District Public Hospital South Kalimatan Data processing for the waste liquid hospital report is doing conventionally (computer is not used maximal), it caused the reporting is not on time, with the liquid waste hospital information system development expected it can provide the liquid waste hospital information correctly, quickly and accurately. This observation have an obtain to develop information system with database for monitoring and evaluating liquid waste before it throw to the environment, which used the information system development requirements. The method used is System Development Life Cycle (SDLC) which contains five phase, namely: planning, system analyzing, system designing, prototype test and system maintenance. With the SDLC method in liquid waste information system development at Banjarbaru district public hospital. From the system analyze result, we found a several problem such data collecting as per three months, data processing conventionally, data serving in table form, analyze and act is not well done, data sources is not completed with the result of liquid waste debit measurement, human resources is limited and have double jobs, operational fund for the quality controlling and waste measurement is limited output result in table form. System designing is used some medium development such us data flow diagram, relation diagram between table and data dictionary, input and output designs. The summary of this thesis is first, liquid waste hospital reporting system problem is connected, with the procedure analyze system, database, means and tools, both of prototype is tested in computer laboratories faculty public health which used data from result of liquid waste quality controlling as per three months and simulated data from result of daily debit waste measurement, there are some excess in new information system compare with the old one, it can look from the input, process and output the third of system has result quality controlling data, liquid waste debit measurement result, liquid waste hospital data sample as form table, graphic with analyze and act. With the quick, correct and accurate reports is simply for the director to do planning, monitoring and evaluating.
Depok: Universitas Indonesia, 2003
T 10928
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Adith Hazaini Rachman
Abstrak :
Industri menghasilkan beberapa produk yang berguna dalam menunjang kegiatan manusia dan produk yang tidak dapat digunakan atau disebut limbah. Beberapa industri menghasilkan limbah hasil produksi dan kegiatan sumber daya manusia berupa limbah cair dan padat. Untuk mengatasi permasalahan limbah tersebut, perlu diadakannya penelitian baik yang bersifat jangka panjang atau jangka pendek tentang pemanfaatan limbah tersebut. Penelitian ini diadakan untuk mencegah limbah tersebut mencemari lingkungan. Analisis yang dilakukan adalah memanfaatkan limbah industri berupa pasir sebagai bahan konstruksi dengan menggunakannya bersamaan dengan pasir dan semen dalam campuran beton dan meneliti pengaruh limbah tersebut terhadap kekuatan beton sehingga didapat beton dengan menggunakan limbah yang berkekuatan sama dengan beton normal dan tidak mencemari lingkungan. Limbah yang digunakan berupa pasir dari proses finisihing dan pencetakan sebagai campuran pasir dan semen pada campuran beton. Pengujian yang dilakukan terhadap beton yang menggunakan pasir limbah adalah pengujian sifat mekanis beton berupa uji tekan dan uji lentur dan pengujian pengaruh limbah terhadap lingkungan berupa uji leachate. Dari hasil penelitian didapat bahwa beton dengan menggunakan limbah memiliki kuat tekan yang lebih rendah dibanding beton normal.
Industry produce useful product that support human activity and useless product or named waste. Some industry produce liquid waste and solid waste from industry process and human resources activity. In order to accomplish waste problem, it is necessary to have research in long period of time and short period of time about reuse industry waste. This research purposes to prevent the waste pollute the environment. This paper describe the research to reuse industrial waste in sand form as construction material and used together with cement and sand on concrete mixing and the influence of usage the waste to concrete strength as a result conrete with usage the waste has same strength with normal concrete and not pollute the environment. The waste that reuse is waste in sand form from finishing and molding process as cement and sand mixing on conrete mixing. Examination of the test objects in the form of examination of mechanical characteristic test like compressive strength and flexural strength and examination the influence of usage the waste to the environment in the form of examination of leachate test. The result from this research can conlude that conrete with usage of the waste has lower compressive strength than normal concrete.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, [2006;2006;2006, 2006]
S35158
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rafitri Rusmala Dewi
Abstrak :
ABSTRAK Limbah cair yang dihasilkan dari industri tahu masih mengandung padatan tersuspensi dan terlarut yang dapat mencemari perairan, oleh karena itu harus diturunkan kadarnya sebelum dibuang. Penelitian ini bertujuan untuk melihat kinerja dari masing-masing metode ozonasi, kavitasi ultrasonik, dan kombinasi keduanya untuk mengolah limbah cair pabrik tahu. Variasi yang dilakukan pada penelitian yaitu dosis ozon 30 mg/jam dan 130 mg/jam; intensitas gelombang ultrasonik 30%, 60%, dan 100%. Hasil terbaik yang diperoleh dari penelitian ini yaitu pada metode kombinasi ozonasi/kavitasi ultrasonik dengan waktu kontak 180 menit; dosis ozon 130 mg/jam dan intensitas sonikasi 100% yang menghasilkan penyisihan COD 24,74% dan TSS sebesar 55,26%.
ABSTRACT The liquid waste generated from tofu plant still contains suspended and dissolved solids that can contaminate water, therefore it must be lowered levels before discharge. This study aims to look at the performance of each ozonation, ultrasonic cavitaion and combination of both methods for treating wastewater from tofu plant. Variations were made on research that ozone doses 30 mg/hr and 130 mg/hr; intensity ultrasonic wave 30%, 60%, and 100%. The best result were obtained from this research that the combination of ozonation/ultrasonic cavitation with a contact time of 180 minutes; ozon doses of 130 mg/hr and sonication intensity of 100% which resulted in 24.74% removal of COD and TSS of 55.26%.
2016
S62709
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ngatijo
Abstrak :
Abstrak Telah dilakukan analisis kadar uranium dan keasaman untuk menentukan kebutuhan sodium hidroksida pada penetralan limbah uranium cair di laboratorium kimia IEBE. Analisis kadar uranium dilakukan untuk mengetahui kandungan uranium dalam limbah sehingga jumlah dan keberadaan bahan nuklir dapat diketahui dalam rangka menjamin pelaksanaan pertanggungjawaban dan pengendalian bahan nuklir. Sedangkan analisis keasaman dilakukan untuk mengetahui tingkat keasaman limbah sehingga dalam pengolahan lebih lanjut dapat dilakukan secara efisien dan aman bagi lingkungan. Disamping itu juga analisis keasaman dimaksudkan untuk menentukan kebutuhan sodium hidroksida yang digunakan dalam penetralan limbah sehingga penggunaan sodium hidroksida lebih efisien dan efektif. Analisis kadar uranium dilakukan dengan metode potensiometri dan analisis keasaman menggunakan metode alkalimetri. Dari hasil analisis diketahui bahwa untuk limbah drum nomor 1 kadar U sebesar 0,8665 g/L dengan keasaman 2,0790 mol/L, drum nomor 2 kadar U sebesar 0,6939 g/L dengan keasaman 1,9076 mol/L, drum nomor 3 kadar U sebesar 2,8901 g/L dan keasaman 8,1309 mol/L. Penetralan limbah uranium cair dilakukan sampai pH 7. Berdasarkan hasil analisis kadar U dan keasaman serta volume limbah uranium cair maka untuk menetralkan limbah uranium cair tersebut diperlukan sodium hidroksida masing-masing untuk drum nomor 1 sebanyak 12.474,44 g, drum nomor 2 sebanyak 11.445,95 g dan drum nomor 3 sebanyak 22.767,98 g. Total kebutuhan sodium hidroksida untuk menetralkan limbah uranium cair sebanyak 46.687,61 g (50 kg).
Jakarta: Pusat Teknologi Bahan Bakar Nuklir Badan Tenaga Nuklir Nasional, 2017
600 PIN 10:19 (2017)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Anis
Abstrak :
Tesis ini membahas identifikasi sistem dan inversi sistem untuk sistem evaporasi limbah cair radioaktif dengan Jaringan Syaraf Tiruan (JST), yang meliputi penentuan parameter JST yang diperlukan. Perancangan model JST dimaksudkan untuk merancang sistem pengendalian inversi yang sesuai. Dalam tesis ini digunakan struktur Multi-Layer Feedforward Network, yang terdiri dari lapisan masukan, lapisan keluaran dan 2 buah lapisan tersembunyi. Data diperoleh dari evaporator limbah cair radioaktif yang sebenarnya, yaitu dari Pusat Pengelolaan Pengembangan Limbah Radioaktif (P2PLR), PT. BATAN, Serpong, yang kemudian data tersebut digunakan untuk melatih dan menguji JST. Identifikasi sistem dan inversi sistem dilakukan dengan menggunakan model JST dengan struktur serial-paralel dan pelatihan JST dengan menggunakan algoritma Error Back Propagation. Hasil identifikasi tersebut diuji dengan memberikan masukan referensi pads pengendali. Berdasarkan hasil tes tanggapan waktu lingkar terbuka dan perhitungan harga MAE (Mean Absolute Error), ternyata didapat bahwa hasil pengendalian plant adalah baik.
This thesis discusses about identification of system and inverse system of an evaporation of liquid waste system using Artificial Neural Network (ANN) that includes determining the parameters required to get the ANN's model of the system. The ANN's model is used to design an appropriate inverse controller for the plant system. In this thesis, the Feed forward Multi-Layer Network is used which contains input layer, output layer and two hidden layers. The data are collected from the real evaporator of radioactive liquid waste plant at Pusat Pengelolaan Pengembangan Limbah Radio aktif (P2PLR), PT. SATAN, Serpong, then the data are used to train and to test the ANN. The ANN is implemented by using serial-paralel structure and is trained using error back propagation method. The ANN's model is tested using a reference input to the controller. Based on open loop time response test dan calculating the Mean Absolute Error (MAE), yields a good controlling to the plant.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2000
T661
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
A.J. Hananto
Abstrak :
Rumah sakit merupakan penghasil limbah medik atau klinis terbesar yang mengandung segala macam penyakit yang ada di masyarakat, sehingga dapat dikatakan mengandung potensi bahaya bagi Kesehatan Masyarakat dan Lingkungan karena tercemar bahaya infeksius, toksin dan radioaktif. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan gambaran apakah manajemen pengolahan limbah cair di RSUP Persahabatan dapat memperbaiki mutu air lirnbah rumah sakit. Penelitian ini menggunakan metode wawancara merndalam, pengamatan lapangan dan dirancang dengan analisa kualitatif. Sebagai bahan penyusunan instrumen digunakan instrumen dari kepustakaan serta instrumen SOP. Lokasi penelitian dilakukan di RSUP Persahabatan di instalasi Sanitasi dan unit-unit yang terkait. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini menunjukkan bahwa pengolahan air limbah di RSUP Persahabatan menggunakan Instalasi Pengolahan Air Limbah (JPAL) dengan PENYAO tipe WSZ - 1OF yang hanya untuk mengolah air limbah dari laundry dan dapur gizi, sedangkan air limbah dari rawat inap, rawat jalan, kamar operasi, Farmasi dan Laboratarium dialirkan ke Septik Tank Efluent yang dihasilkan IPAL sudah memenuhi standard baku mutu dari BAPEDALDA, tetapi belum dimanfaatkan atau didaur ulang. Tenaga yang dimiliki masih belum memadai berdasarkan Keputusan Dir. Jon. PPM dan PPL No. HK 00.06.6.44. th 1993. Kesimpulan dari penelitian ini IPAL yang ada di RSUP Persahabatan sudah cukup baik, tapi belum mencakup keseluruhan air limbah rumah sakit Ketenagaan belum mencukupi, angaran pengoperasian dan pemeliharaan terbatas. Saran-saran utama yang disampaikan adalah air limbah rumah sakit yang belum diolah dengan IPAL agar diolah dengan IPAL dengan cara pembuatan instalasi perpipaan untuk disalurkan ke IPAL, atau membuat IPAL baru untuk mengolah air limbah yang belum diolah tersebut. Mengenai ketenagaan dapat dilakukan dengan mengadakan pelatihan-pelatihan ataupun seminar-seminar yang melibatkan tenaga Instalasi Sanitasi. ......Management of Clinical Liquid Waste Treatment at RSUP Persahabatan A hospital in the biggest producer of medical or clinical waste which contains various kinds of diseases existing amidst the people, so that it brings potential danger for the people's Health and Environment since the wastes is likely to be polluted by infectious, toxic and radio active materials. Purposes of this study are to find description whether the management of liquid waste treatment at RSUP Persahabatan can improve quality of the hospital's water waste. This study used method of detailed interview, the filed observation and was planned with qualitative analysis. The material for preparing instrument stemmed from the instrument from library and SOP instrument. The location of this study was RSUP Persahabatan at Sanitation Installation and order related units. The finding of this study indicates that liquid waste treatment at RSUP Persahabatan used Water Waste Treatment Installation OPAL) with PENYAO type of WSZ - IOF only for treating the waste water from laundry and kitchen, meanwhile the waste water from the hospital's rooms for hospitalized patients (rawat inap), clinic rooms (rawat jalan), operating installation, Pharmacy, and Laboratory were flowed to Septic Tank The Effluent by the IPAL has already met the quality standard I bench mark of BAPEDALDA, but it has not been yet utilized or recycled. The personnel of the hospital have not been yet sufficient by virtue of the Decree of Director General of PPM and PPL No. K 00.06.6.44 YEAR OF 1993. This study can be concluded that the IPAL at RSUP Persahabatan has been good enough, but it does not cover the entire of the hospital's waste, and the existing personnel are not sufficient, the operational budged and maintenance budget are limited. The advice to be given are the hospital should treat the untreated water waste to be treated with IPAL, or establishing new IPAL for treating the untreated water waste. The personnel's skill and capability should be upgraded by organizing training or seminars involving the personnel of the Sanitation Installation.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2000
T2581
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aris Munandar
Abstrak :
Rumah Sakit merupakan institusi yang berpotensi menimbulkan pencemaran lingkungan, terutama dari limbah cair yang dihasilkan karena kegiatan sehari-hari. Penanganan limbah cair dapat dilakukan dengan cara fisik, kimia dan biologis atau gabungan dari ketiganya. Salah satu pengolahan limbah cair secara biologis adalah menggunakan Rotating Biological Contactors (RBC). Metode ini memanfaatkan kemampuan mikrobia daiam merombak bahan cemaran sampai menjadi senyawa yang stabil.

Penelitian ini dilatar belakangi masih tingginya parameter limbah cair Rumah Sakit Umum Daerah Raden Mattaher Jambi, yang angkanya masih diatas Baku Mutu Limbah Cair Rumah Sakit sehingga dimungkinkan dapat menimbulkan dampak negatif terhadap lingkungan sekitarnya.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penurunan kandungan BOD, COD, P04, TSS, NH3 dan MPN Coli limbah cair Rumah Sakit Umum Daerah Raden Mattaher Jambi setelah diolah dengan RBC sebagai unit pengolahan limbah cair secara biologis, sehingga didapatkan limbah cair yang kualitasnya lebih baik. Disamping itu juga untuk mengetahui penurunan terbaik parameter limbah cair tersebut berdasarkan waktu tinggal dan waktu putar (3 rpm).

Jenis penelitian adalah Eksperimen dengan rancangan One Group Pretest-Postest, dimana sebelum penelitian dilaksanakan terlebih dahulu dilakukan aklimasi.

Hasil penelitian menunjukan bahwa limbah cair Rumah Sakit Umum Daerah Raden Mattaher Jambi setelah diolah dengan RBC, terdapat penurunan parameter berdasarkan variasi waktu tinggal dan waktu putar (3 rpm). Hasil penelitian dilapangan ditemukan penurunan parameter BOD, COD, P04, pada waktu tinggal 60 menit dengan putaran 3 rpm, merupakan penurunan yang optimum. Artinya dalam waktu 60 menit diolah dengan RBC maka parameter BOD, COD, dan PO4 terjadi penurunan yang memenuhi Standar Baku Mutu Limbah Cair Rumah Sakit yaitu BOD = 14,25 mg/L, COD = 22,25 mg/L, dan P04 = 0,72 mg/L. Sedangkan waktu tinggal 120 menit, 180 menit, 240 menit dan 300 menit terjadi penurunan parameter BOD, COD dan P04 tetapi penurunannya sangat kecil.

Parameter TSS dan NH3 terjadi penurunan pada semua waktu tinggal tetapi, penurunan yang terjadi hasilnya masih diatas Standar Baku Mutu Limbah Cair Rumah Sakit yaitu TSS antara 1,64 mg/L sampai dengan 174,75 mg/L dan NH3 antara 1,31 mg/L sampai dengan 1,52 mg/L.

Sedangkan parameter bakteriologis terbukti terjadi penurunan MPN Coli yang optimum oleh karena dari semua waktu tinggal yang digunakan hasilnya menunjukan penurunan MPN Coli dapat memenuhi Standar Baku Mutu Limbah Cair Rumah Sakit yaitu antara 2090 sampai 5260.

Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa :
1. RBC dapat menurunkan kandungan parameter limbah cair Rumah Sakit.
2. Penurunan kandungan parameter yang optimum berdasarkan waktu tinggal adalah BOD, COD, PO4 dan MPN Coli.
3. Penurunan kandungan parameter TSS dan NH3 terjadi berdasarkan waktu tinggal tetapi hasil penurunan tersebut masih diatas Standar Baku Mutu Limbah Cair Rumah Sakit.
Untuk itu disarankan kepada manajemen RSUD Raden Mattaher Jambi, dapat menggunakan metode RBC ini yang dimodifikasi sesuai volume limbah cair yang dihasilkan. Disamping itu perlu mengfungsikan kembali aerator yang ada pads IPAL. Sedangkan kepada peneliti lain yang berminat untuk penelitian lanjutan agar metode ini lebih sempurna.
Processing of the Liquid Garbage at the General Hospital of Raden Mattaher, Jambi by Rotating Biological Contactors (RBC) (Case Study at the General Hospital of Raden Mattaher, Jambi)Hospital is an institution that having potency in rising of environment contamination, especially to liquid garbage that resulted from the daily activities. The management of liquid garbage can be conducted by physical, chemical and biological ways or combination of them. One of liquid garbage biologically processing, it was using Rotating Biological Contactor (RBC). This method is utilizing the capability of microbial in changing the pollution material up to stable compound.

The background of this study, it is still high the content parameter of liquid garbage at the General Hospital of Raden Mattaher, Jambi, which is the rate still over than the Basic Quality of liquid garbage of Hospital, so it is possibility raising the negative impact to the surroundings environmental.

The objective of this study is to determine the reducing of BOD, COD, P04, TSS, NH3 contents, and MPN Collie liquid garbage at General Hospital, Raden Mattaher, Jambi after processing by RBC as processor unit of liquid garbage biologically, so it obtained liquid garbage in good quality. Besides that, it is to determine the best reducing on content parameter of liquid garbage based on stay time and cycle time (3 rpm).

This study is experimental with the design one group pretest posttest, where before conducting the study, it done acclamation in the previous.

The result of this study shows that the liquid garbage at General Hospital of Raden Mattaher, Jambi after processing with RBC, there was reducing parameter based on variation of staying time and cycle time (3 rpm) in differently. The result at the field found that the reducing parameter of BOD, COD, P04, on the stay time is 60 minutes with 3 rpm, it is optimum reducing. It means that in 60 minutes processing by RBC, so the parameter of BOD, COD, and P04, shows reducing that meet with the Standard of Basic Quality of liquid garbage at the Hospital that is BOD = 14.25 mg/L, COD = 22.25 mg/L, and PO4 = 0.72 mg/L. While the stay time 120 minutes, 180 minutes, 240 minutes and 300 minutes shows reducing parameter of BOD, COD, and P04, but the reducing is very small.

The parameter TSS and NH3 shows the reducing on all stay time, however the reducing the showed still above the Standard of Basic Quality of liquid garbage at the Hospital that is TSS between 1.64 mg/L - 174.75 mg/L, and NH3 between 1.31 mg/L - 1.522 mg/L.

While the parameter of bacteriologic proves occur reducing MPN Collie that optimum, because out of all the stay time that used result shows reducing MPN Collie meet with the Standard of Basic Quality of liquid garbage at the Hospital those are between 2090 to 5260.

Based on the result above, it can be concluded as the followings:
1. The RBC could reduce the parameter contents of liquid garbage of hospital.
2. The reducing of optimum parameter content based on the stay time is BOD, COD, P04, and MPN Collie.
3. The reducing parameter content of TSS and NH3 occur based on stay time, but the result of reducing is still above the Standard of Basic Quality of liquid garbage at the hospital.
It is recommended to the management of the General Hospital of Raden Matther Jambi to use the RBC method that modified according to the volume of liquid garbage that resulted. Besides that, it should reutilize aerator that available on IPAL. While the other researchers that interested to do further study to make this method more perfectly.
Depok: Universitas Indonesia, 2002
T4697
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
I Gede Selamet Prayitna
Abstrak :
Tukad Badung merupakan salah satu sungai utama di Propinsi Bali yang mengalir di tengah-tengah Kota Denpasar. Tukad Badung memiliki panjang aliran ± 21 km, berhulu di Desa Lukluk Kecamatan Mengwi Kabupaten Badung dan bermuara di daerah Teluk Benoa (Estuary Dam), Desa Pemogan, Kecamatan Denpasar Selatan. Daerah Aliran Tukad Badung diperkirakan sekitar 29,23 km2 dengan debit rata-rata 2,39 m3/dt di musim kemarau dan 3,04 m3/dt di musim hujan. Desa/kelurahan yang ada di sekitar daerah aliran Tukad Badung adalah 12 desa/kelurahan, dengan jumlah penduduk sebesar 143.476 jiwa. Sejalan dengan perkembangan penduduk dan ekonomi, maka berkembang pula berbagai aktivitas penduduk/masyarakat di sekitar Tukad Badung, yang pada akhirnya dapat mempengaruhi kondisi kualitas dan kuantitas air Tukad Badung. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kondisi perubahan kualitas air Tukad Badung akibat adanya berbagai aktivitas masyarakat di sekitar daerah aliran Tukad Badung dan juga untuk mengetahui bagaimana berbagai aktivitas masyarakat itu dapat mempengaruhi kualitas air Tukad Badung. Berdasarkan karakteristik sistem pengelolaan limbah cair di sepanjang daerah aliran Tukad Badung dan observasi awal, maka dapat diklasifikasikan berbagai aktivitas masyarakat yang ada di sepanjang daerah aliran Tukad Badung menjadi 9 (sembilan) kelompok aktivitas masyarakat, yaitu; aktivitas rumah sakit, aktivitas hotel, pasar, bengkel, pertanian, peternakan, industri pencelupan/sablon, industri tahu/tempe, dan aktivitas rumah tangga. Selanjutnya untuk menentukan lokasi daerah sampel, sasaran responden dan jumlah sampel/responden, digunakan metode purposive qouta sampling. Guna dapat melihat hubungan yang terjadi dilakukan uji statistik non parametric rank spearman terhadap variabel pandangan (pola pikir), variabel kondisi sistem pengelolaan limbah cair dan variabel indeks mutu kualitas air (IMKA). Untuk dapat mengetahui kondisi kualitas air Tukad Badung secara umum dalam kategori sangat baik, baik, sedang, buruk, dan sangat buruk, digunakan metode National Sanitation Foundation-Water Quality Index (Ott, 1978). Hasil penelitian menunjukkan bahwa pandangan (pola pikir) tentang Tukad Badung dari berbagai aktivitas masyarakat di seluruh segmen sungai (hulu, tengah, dan hilir) didominasi oleh pandangan atau pola pikir yang berkategori baik, sedang, dan buruk. Sedangkan untuk kondisi sistem pengelolaan limbah cairnya, rata-rata didominasi oleh kondisi yang berkategori buruk. Bila dihubungkan dengan uji statistik antara variabel pandangan (pola pikir) tentang Tukad Badung dengan kondisi sistem pengelolaan limbah cair yang dimiliki oleh berbagai aktivitas masyarakat, ternyata terdapat hubungan yang signifikan dan positif. Demikian pula antara variabel kondisi sistem pengelolaan limbah cair dari berbagai aktivitas masyarakat dengan nilai indeks kualitas air (IMKA) Tukad Badung, ternyata terdapat hubungan yang signifikan dan positif. Berdasarkan hasil pehelitian dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa: 1. Kualitas air Tukad Badung diduga telah mengalami penurunan dari tahun 1998-2002. Pada tahun 2002, nilai indeks mutu kualitas air di daerah aliran bagian hulu Tukad Badung (segmen 1) berkategori sedang, di daerah aliran bagian tengah (segmen 2) berkategori buruk, dan di daerah aliran bagian hilir (segmen 3) berkategori buruk pula. 2. Kualitas air sungai Tukad Badung yang buruk akibat dari pandangan (pola pikir) yang salah tentang Tukad Badung sehingga mempengaruhi kondisi sistem pengelolaan limbah cairnya. Dari berbagai aktivitas masyarakat yang ada di sepanjang sungai Tukad Badung pada umumnya kondisi sistem pengelolaan limbah cair (SPLC) berkategori buruk dan sangat buruk.
Tukad Badung river is one of main rivers in Bali Province, which flows in the middle of Denpasar City. Tukad Badung has a flow ± 21 km long, upstream at Lukluk Village, Mengwi Sub-District, Badung District and estuary into Teluk Benoa of Pemogan Village, South Denpasar Sub-District. Tukad Badung is estimated to have 29.23 km2 flowing area with water capacity rate of 2.39 m3/sec during dry season and 3.04 m3/sec during rainy season. Villages around Tukad Badung flowing area involving 12 villages, with total population of 143,476 persons. As population and economic grow, community activities various around Tukad Badung also increases, which are finally could affect both quality and quantity of Tukad Badung water. This research aims to identify changes occur on Tukad Badung water quality due to activities performed by communities surrounding Tukad Badung flowing area and to understand effects of such community activities various on Tukad Badung water quality. Based on characteristics of liquid waste management system applied along Tukad Badung flowing area and initial observation, then community activities various around Tukad Badung flowing area could be classified into 9 (nine), including: hospital, hotel, market, workshop, agriculture, ranch, dipping industry, tofu/tempe industry, and household activities. Furthermore, to determine sample area, respondents? target, and number of sample/respondents, purposive quota sampling method is applied. In order to see the relationships occur, statistics test using spearman non parametric rank is conducted on perspective, liquid waste management system, and water quality index (IMKA) variables. To understand quality of Tukad Badung water in terms of general categories involving excellent, good, average, poor, and extremely poor, National Sanitation Foundation-Water Quality Index (Ott, 1978) is used. > Research results reveal that perspective on Tukad Badung based on community activities in all river segments (upper, middle, down streams) is dominated by good, average, and poor perspectives. Whereas for the liquid waste management system, poor perspective is dominant. Relating statistics test between perspective variable on Tukad Badung and liquid waste management system variable used during community activities reveals significant and positive correlation. Similarly, liquid waste management system conditions of community activities variable and Tukad Badung water quality index (IMKA) variable also have significant and positive correlation. Based on research results and discussion, it could be concluded that: 1. Tukad Badung water quality is predicted as has decreased compared to of 1998-2002 period. During 2002, water quality index score of upper stream area (segment 1) of Tukad Badung was categorized into average, of middle stream area (segment 2) was categorized into poor, and of down stream area (segment 3) was categorized into poor as well. 2. Low quality of Tukad Badung water is caused by wrong perspective developed concerning Tukad Badung that affected its liquid waste management system conditions. 4. Community activities various along Tukad Badung flow area generally have poor and extremely poor categories for their liquid waste management system conditions.
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2003
T11042
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ni Made Metti Utami
Abstrak :
Pantai Kuta Bali merupakan salah satu Daerah Tujuan Wisata di Indonesia yang amat terkenal di seluruh dunia. Pariwisata adalah salah satu industri yang merupakan penyumbang pajak terbesar (51,6%) kepada Pendapatan Asli Daerah Propinsi Bali. Semakin dikenalnya Kuta membuat perkembangan pembangunan di daerah ini melaju dengan sangat pesatnya. Seiring dengan meningkatnya kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) dan wisatawan nusantara (wisnu) ke Kuta, semakin meningkat pula pembangunan sarana penunjang kebutuhan, wisatawan seperti hotel. restoran, transportasi, hiburan, serta sarana-sarana lainnya yang berkaitan dengan aktivitas pariwisata. Pariwisata adalah industri yang kelangsungan hidupnya sangat ditentukan oleh baik buruknya lingkungan (Soemarwoto, 2001). Industri ini sangat peka terhadap kerusakan lingkungan, misalnya pencemaran sumber air baku oleh limbah domestik, serta pencemaran tanah oleh sampah yang dihasilkan dari industri pariwisata tersebut. Semakin pesatnya pertumbuhan industri pariwisata menghasilkan limbah yang semakin meningkat pula. Begitu juga kebutuhan akan sumber daya air baik dari segi kuantitas maupun kualitas. Sarana pariwisata seperti hotel dan restoran membutuhkan air yang sangat banyak. Keterbatasan cakupan layanan air bersih oleh PDAM menimbulkan alternatif lain yang dipilih oleh masyarakat/pelaku industri pariwisata untuk memenuhi kebutuhan air bersihnya yaitu dengan mengambil air tanah. Bila pengambilan air tanah tidak sesuai dengan daya dukungnya, akan mengakibatkan terjadinya penurunan muka air tanah, intrusi air laut. Penurunan kualitas air tanah akan terjadi akibat pencemaran limbah cair hasil dari industri pariwisata yang dibuang di lingkungan tanpa melalui pengelolaan yang semestinya. Berdasarkan latar belakang tersebut maka pertanyaan penelitian yang muncul adalah: 1) Bagaimanakah kualitas air tanah saat ini di Kuta, Bali? 2) Apakah ada pengaruh limbah cair yang dihasilkan dari industri pariwisata terhadap kualitas air tanah di Kuta, Bali? Tujuan dari penelitian ini adalah: 1) Menganalisis kondisi kualitas air tanah di Kuta, Bali. 2) Menganalisis pengaruh limbah cair yang dihasilkan dari industri pariwisata terhadap kualitas air tanah di Kuta, Bali. Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah volume limbah cair yang dihasilkan oleh industri pariwisata mempengaruhi kualitas air tanah di Kuta Bali. Penelitian ini bersifat deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Metode penelitian adalah ex post facto dan survey. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah volume limbah cair yang dihasilkan oleh industri pariwisata (hotel dan restoran), dan variabel terikatnya adalah kualitas air tanah. Analisis data dilakukan untuk: 1) Menghitung Indeks Mutu Kualitas Air Tanah dengan metode NSF-WQI (National Sanitation Foundation's Water Quality Index), serta membandingkan hasil pemeriksaan sampel air tanah dengan PP No.82 Tahun 2001 tentang pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air untuk Mutu Air berdasarkan kelas I; dan 2) Menguji hipotesis dengan uji korelasi dan regresi linier sederhana, untuk melihat hubungan dan pengaruh volume limbah cair yang dihasilkan oleh industri pariwisata terhadap kualitas air tanah. Volume limbah cair yang dihasilkan oleh industri pariwisata didapatkan dari jumlah konsumsi air bersih untuk hotel, yaitu 1000 liter/kamar/hari dan untuk restoran 5 liter/tempat duduk/hari (Bappeda Propinsi Bali,2000). jumlah konsumsi air bersih tersebut 70% akan terbuang dalam bentuk limbah (Metcal&Eddy, 1979). Konsumsi air bersih sangat tergantung pada jumlah kunjungan dan lama tinggal wisatawan yang menginap, sehingga diketahui jumlah kamar yang terpakai dalam setahun. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan: 1) Kualitas air tanah pada tahun 2004 yang digunakan sebagai sumber air oleh industri pariwisata di Kuta sebagian telah tercemar bakteri coli, dan beberapa parameter melebihi Baku Mutu (BOD, COD, Fosfat). Keadaan ini terutama ditemukan pada lokasi pemantauan yang sarana sanitasinya tidak baik antara lain jarak sumber air (sumur) dengan resapan/septic tank kurang dari syarat sanitasi yang dianjurkan. Perhitungan Indeks Mutu Kualitas Air Tanah pada Tahun 2004 didapatkan hasil pada lima lokasi menunjukkan IMKA Tanah kategori sedang. Hal ini karena sarana pengolahan limbahnya hanya menggunakan septic tank dan jaraknya dengan sumber air kurang dari 15 meter. Lima lokasi pemantauan lainnya IMKA Tanah kategori baik, karena sarana pengolah limbahnya menggunakan IPAL dan resapan, serla jaraknya dengan sumber air lebih dan 15 meter. Hasil pemantauan selama 5 tahun dari tahun 1999 sampai tahun 2003, IMKA Tanah di Kuta Bali cenderung meningkat meskipun pada tahun 2000 sempat menurun. 2) Hasil pemantauan kualitas limbah cair yang dibuang di lingkungan pada tahun 2004 dari 10 titik pemantauan di semua lokasi menunjukkan hasil 6 dari 7 parameter yang dipantau berada di atas Baku Mutu (BOD, COD, TSS, NO3, PO4 dan conform). 3) Terdapat hubungan yang sangat .kuat antara volume limbah cair yang dihasilkan dari aktivitas industri pariwisata (hotel dan restoran) dengan kualitas air tanah. Hubungan yang sangat kuat ini ditunjukkan oleh nilai koefisien korelasi (r = -0,937). Volume limbah cair yang dibuang ke lingkungan memberikan kontribusi sebesar 87,8% terhadap kualitas air tanah (r2 = 0,878). Semakin bertambahnya volume limbah cair yang dibuang ke lingkungan akan mengakibatkan menurunnya kualitas air tanah. Hal ini sesuai dengan persamaan regresi linier sederhana yang dihasilkan yaitu, Y = 86,39 - 0,000016 X. Saran yang diajukan dalam penelitian ini adalah: 1) Pemda Kabupaten Badung agar secara aktif melakukan penyuluhan terhadap masyarakat dan pengusaha industri pariwisata, sehingga secara sadar mereka dapat menjaga fungsi kelestarian lingkungan terutama dalam perilaku membuang limbah ke lingkungan; 2) Menyediakan sarana pengolahan limbah terpadu (sistem duster atau komunal) untuk pengelolaan limbah cair hotel dan restoran di Kuta. Pemda ataupun pihak swasta dapat memfasilitasi dan mengelola sarana ini; 3) Melakukan pengawasan secara terpadu antar instansi terkait yang berwenang melakukan pengawasan terhadap pengelolaan limbah sehingga pemantauan kualitas limbah cair yang dihasilkan dapat diperketat; 4) Meningkatkan cakupan pelayanan air bersih oleh PDAM, dan menetapkan tarif air tanah melalui mekanisme disinsentif sehingga pelaku industri pariwisata tidak mengeksploitasi air tanah untuk memenuhi kebutuhan air bersihnya; 5) Setiap pelaku industri pariwisata melakukan upaya minimisasi limbah dengan pembinaan dari instansi teknik terkait antara lain dengan cara penghematan konsumsi air sehingga volume limbah yang dihasilkan dapat ditekan pula; dan 6) Anjuran pembuatan sumur resapan terutama bagi industri pariwisata dan permukiman penduduk di wilayah Kuta.
Kuta Beach, Bali, is one of tourism destination in Indonesia which very famous in the world. Tourism is one of industry representing biggest tax contributor (51,6%) to original earnings of Bali Province. Progressively recognizing of Kuta makes development growth in this area is fast. Along with the increasing of foreign tourist and domestic tourist visit to Kuta, the requirement of tourist supporting medium (like hotels, restaurants, transportation, entertainment amusement; and the other medium related to tourism activities) development increases. Tourism is industry, which is the continuity of its life, is very determined by environmental quality (Soemarwoto, 2001). This industry is very sensitive to environmental damage, for example permanent water source contamination by domestic waste, and also the ground contamination by garbage yielded from the tourism industries. Fast progressively its industrial growth of tourism yield waste that progressively mounts also. So also the water resource requirement will be good from facet amount of and also quality. Tourism medium like restaurants and hotels require a lot of clean water service. Coverage limitation by PDAM generate alternative of other selected by tourism industrial society to fulfill the clean amount of water required is taken from ground water. When the usage of ground water is above carrying capacity, will result the happening of lowering ground water level, intrusion sea. Degradation of quality of ground water will be happened by effect of contamination of liquid waste of result of from industry of tourism, which is thrown in environment without treatment. Based on the background, the research questions are: 1) What will be quality of ground water in present time in Kuta, Bali? 2) Whether there is influence of liquid waste yielded from industry of tourism to quality of ground water in Kuta, Bali? Objectives of this research are: 1) to analyses condition of quality of ground water in Kuta, Bali; 2) to analyses influence of liquid waste yielded from industry of tourism to the ground water quality in Kuta, Bali. The research hypothesis is: volume of liquid waste yielded by tourism industry influences quality of ground water in Kuta Bali, with assumption of burden of waste yielded by is of equal, because representing domestic wastes having same characteristic. This research is descriptive with quantitative approach. The research method is ex post facto and survey. Independent variable in this research is volume of liquid waste yielded by tourism industry (hotel and restaurant), and the dependent variable is ground water quality. Data analyses conducted to: 1) calculating Index of Quality of Quality of Ground Water with NSF-WQI (National Sanitation Foundation's Water Quality Index) method, and compare result of inspection of sample of ground water with PP No. 82 of Year 2001 about Management of Water Quality and the Control on Water Contamination on Water quality of pursuant to class 1; 2) testing hypothesis with linear correlation and simple regression technique, to see relation and influence of volume of liquid waste yielded by industry of tourism to ground water quality. Volume of liquid waste yielded by tourism industry got from amount consumes clean water for the hotels, that is 1000 liters/room/day and for restaurants S liters/seat/day (Bappeda of Bali Province, 2000). 70 percents of clean water consumption castaway will in the form of waste (Metcal & Eddy, 1979). Clean water consumption very depended from tourist visits amount lodging and length of stays, is so that is known by the use rooms amount per year. Based on research result, the conclusions are: 1) Quality of ground water in the year 2004 which is used as by a source disposal by tourism industries in Kuta of some of have been contaminated bacterium coli, and some parameters exceed standard of quality (BOD, COD, phosphate). This circumstance is especially found at monitoring location which bad sanitation medium for example distance between (well) and septic tank less than suggested sanitation condition. Calculation of quality index of ground water in the year 2004 got by result of at five locations show medium quality index of ground water category. This matter because its waste processing medium only use its septic tank distance and with source irrigate less than 15 meters. Five other monitoring locations of good quality index of ground water category, because its waste processor medium use IPAL diffusion and its distance with source irrigate more than 15 meters. Result of monitoring of during 5 year from year 1999 until year 2003, quality index of ground water in Kuta, Bali tend to increase though decrease in the year 2000; 2) Result of monitoring quality of liquid waste which thrown in environment in the year 2004 from 10 monitoring points in all location show result that 6 from 7 parameters watched reside in for standard of quality (BOD, COD, TSS, NO3, PO4, and conform; 3) There are very strong relation between volume of liquid waste yielded from tourism industrial activity (restaurants and hotels) with ground water quality. This very strong relation shown by correlation coefficient (r = - 0.937). Volume of liquid waste which thrown to environment give contribution of equal to 87.8°Io to ground water quality (r2=0.878). Progressively increase it volume of liquid waste which thrown to environment will result downhill it the ground water quality. This matter as according to linear simple regression yielded by that is: Y=86.39-0.000016.X. Recommendations raised in this research are: 1) Local government of Badung Regency actively conducts counseling to tourism industrial entrepreneur and society, so that consciously is they can take care of environmental conservation function especially in behavior throw away waste to environment; 2) Providing integrated waste processing medium (system cluster or communal) for management of liquid waste of restaurants and hotels in Kuta. Local government and private sectors can facilitate and manage this medium; 3) Doing integrated control between related institutions in charge conduct control to waste management so that the monitoring quality of liquid waste yielded by tight earn; 4) Improving clean water service coverage by PDAM, and cost determination of ground water should be through disincentive mechanism, so that the tourism industrial agents do not exploit ground water to fulfill the clean amount of water required it; 5) Every tourism industrial agents conduct effort to minimize waste with construction from related technique institution for example by saving consume water so that the waste volume yielded can be depressed; and 6) Recommendation for tourism industry (hotel and restaurant) and human settlement at Kuta area are making a recharging well.
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2004
T11989
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3   >>