Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Agus Jaya
"Monosodium glutamat (MSG) merupakan garam natrium dari glutamat yang merupakan asam amino nonesensial yang dapat bersifat eksitotoksik. Terdapat dugaan bahwa glutamat berpotensi menyebabkan kerusakan oksidatif di hati dengan mekanisme yang sama dengan eksitotoksisitas karena reseptor glutamat juga ditemukan di hati. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya pemulihan kerusakan oksidatif hati tikus setelah pemberian MSG dihentikan. Sebanyak 30 ekor tikus putih (Rattus norvegicus) jantan dewasa dibagi menjadi 3 kelompok: kontrol (akuades), kelompok MSG 4 g/kg dan 6 g/kg. Perlakuan diberikan melalui sonde selama 30 hari. Setiap kelompok kemudian dibagi lagi menjadi 2 berdasarkan waktu mematikannya (hari ke-45, dan hari ke-59). Organ hati diambil untuk pemeriksaan kadar MDA, GSH dan aktivitas spesifik enzim katalase. Kadar MDA meskipun tidak berbeda bermakna pada semua kelompok tetapi cenderung menurun, kadar GSH meningkat dan berbeda bermakna (p=0,017), aktifitas spesifik katalase menurun dan terdapat perbedaan bermakna (p=0,012). Tidak terdapat korelasi antara kadar MDA, GSH, dan aktivitas spesifik enzim katalase pada jaringan hati tikus setelah penghentian pemberian MSG. Penelitian ini menunjukkan bahwa pasca penghentian pemberian MSG dengan dosis 4 gr/kg BB dan 6 gr/kg BB selama 14 dan 28 hari dapat menyebabkan penurunan kadar MDA, peningkatan kadar GSH, dan penurunan aktivitas spesifik enzim katalase jaringan hati tikus. Hal ini mengindikasikan telah terjadi pemulihan kerusakan oksidatif akibat penghentian total pemberian MSG.
......
Monosodium glutamate (MSG) is the sodium salt which is can be excitotoxic. Glutamate could potentially cause oxidative damage in the liver by excitotoxicity because glutamate receptors are also found in the liver. This study aims to investigate the oxidative damage recovery rat liver after administration of MSG is stopped. A total of 30 adult male rats (Rattus norvegicus) were divided into 3 groups: control (distilled water), MSG 4 g / kg and the last group MSG 6 g / kg. The treatment is given through a sonde for 30 days. Each group was further divided into two by sacrivised time as follow, day 45, and day 59. The liver was taken for measurement of MDA, GSH levels and the specific activity of catalase. MDA levels although not significantly different in all groups but tend to decline. Different levels of GSH increased significantly (p = 0.017) during recovery, the specific activity of catalase were decline (p=0.012). There was no correlation between MDA, GSH, and specific activity of catalase in the liver after cessation of MSG. This study shows that cessation administration of that certain doses of MSG can lead to decreased levels of MDA, GSH levels, and a decrease in the specific activity of catalase rat liver tissue. This indicates that there was a recovery process of oxidative damage as a result of the cessation of administration of MSG."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2015
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Abdul Halim Sadikin
"Keadaan hipoksia menyebabkan peningkatan Hypoxia Inducible Factor (HIP) sebagai respon terhadap menurunnya kadar oksigen. Selain menyebabkan peningkatan HIP, hipolsia juga menyebabkan peningkatan pembentukan dan penglepasan Reactive Oxygen Species (ROS) dari dalam mitokondria. yang kemudian akan meregulasi respons terhadap 02 yang rendah. Akibat peningkalan pembentukan ROS, kcmungkinan dapat teijadi stres oksidatif Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari dan mengamati pengaruh hipoksia sistemik terhadap ekspresi gen HIF I-a dan stres oksidatif pada jaringan hati tikus yang diindiksi hipoksia sistemik selama I, 3, 7 dan 14 hari yang dibandingkan dengan kelompok normoksia sebagai kontrol.
Induksi hipoksia sistemik dilakukan dengan memaparkan tikus jantan Sprague-Dawley terhadap lingkungan dengan oksigen l0% dan nitrogen 90% dalam sungkup hipoksiai Kada: protein, glutatzion (GSH) dan malondialdehid (MDA) diperiksa dari homogenat hati likus. Kadar protein dihitung dengan mengukur serapan pada 1 280 nm dan dibandingkan dengan serapan larutan standar Bovine Serum Albumin. Kadar malondialdehid (MDA) ditetapkan dengan metode Wiils dan kadar glutation (GSH) diukur dengan rnetode Ellman. Analisis ekspresi gen HIF 1-a dilakukan dengan metode Wesrern Blot dengan menggunakan anti HH? l-oi sebagai antibodi primer, anti IgG mouse sebagai antibodi sekunder dan pewamaan menggunakan aminoerhyl carbazole.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kadar MDA hati meningkat mulai hari ke-l hipoksia dan bertahan sampai I4 hari, walaupun tidak bemiakna secara statistik Kadar GSH hati menunjukkan penutunan yang bermakna seiring dengan lamanya hipoksizi Hasil Weslerrz Blot menunjukkan adanya HIP I-a pada normoksia, hipoksia 1 hari dan 3 hari. Dapat disimpulkan bahwa terjadi stres oksidatif di jaringan hati seiring dengan lamanya hipoksia.

Hypoxia condition increases the level of hypoxia-inducible factor (HIF) as response to oxygen deprivation. Hypoxia also increases production and releases of reactive oxygen species (ROS) from mitochondria Excessive production of ROS can lead to oxidative stress, due to its reactivity with macromolecules within cell, ie lipid. The objective of this study is to observe the effects of induction of systemic hypoxia on expression of HIP 1-c. gene and its relation oxidative stress in rat liver tissue.
The experiment was conducted on 25 male Sprague-Dawiey rats, which were divided into 5 groups : normoxic, hypoxia for l day, 3 days, 7 days and 14 days. Induction of systemic hypoxia was carried by exposing the rats in a hypoxic chamber with environment 10% 02 and 90% N2. To asses the oxidative stress condition, malondialdehyde (MDA) and glutation (GSH') concentration in liver was measured using Wills? and Ellman?s method, respectively. Expression of HIP 1-ot gene was analyzed using Westem Blot.
The result showed that MDA concentration is higher in all hypoxic group with no statistically significance difference. The GSH level decreased significantly until day 14. It seemed that oxidative stress occurred at day 14. HIF 1-a was expressed in normoxic condition, hypoxia day l and day 3. It was concluded that oxidative stress was more likely to occur at day 14 of hypoxia.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2008
T32318
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library