Tujuan: Menganalisis pengaruh paparan larutan Sodium hipoklorit (NaOCl) dengan konsentrasi 2,5% dan 5,25% pada profil MMP-9 dan struktur kolagen di dentin terhadap kekuatan ikat geser resin komposit-dentin. Metode: Seratus empat puluh empat spesimen dentin dirandom untuk analisis profil MMP-9 dengan pemeriksaan imunohistokimia (n=18) dan ELISA (n=30); analisis struktur kolagen dengan SEM di permukaan oklusal (n=18) dan proksimal (n=18) dan pewarnaan Massons trichrome; serta analisis kekuatan ikat geser resin komposit permukaan oklusal (n=30) dan proksimal (n=30). Spesimen dibagi menjadi 3 kelompok dalam tiap analisis, yaitu: kelompok kontrol, kelompok paparan NaOCl 2,5% dan 5,25%. Hasil: Pemeriksan profil MMP-9 menunjukkan bahwa peningkatan konsentrasi NaOCl dapat menekan profil MMP-9 (p<0,05). Pemeriksaan struktur kolagen menunjukkan bahwa peningkatan konsentrasi NaOCl mampu mendegradasi kolagen dentin (p<0,05). Sodium hipoklorit 5,25% paling efektif menekan jumlah profil MMP-9 (9,9+3,63 ng/mL) dan mendegradasi kolagen serta memiliki nilai kekuatan ikat geser yang paling tinggi (15,85+0,43 MPa) dari pada NaOCl 2,5% (14,51+3,66 ng/mL) dan kelompok kontrol (24,09+8,88 ng/mL; 14,41+0,96 Mpa). Kelompok NaOCl 2,5% memiliki nilai kekuatan ikat geser yang paling rendah (9,2+0,65 MPa). Kesimpulan: Larutan NaOCl 5,25% dapat menekan profil MMP-9 dan mendegradasi kolagen fibril untuk meningkatkan nilai kekuatan ikat geser resin komposit-dentin dan menciptakan suatu ikatan mikro mekanis antara resin dan permukaan anorganik dentin tanpa hybrid layer.
Kata kunci: Sodium hipoklorit, profil MMP-9, collagen, dentin, kekuatan ikat geser.
Objective: To analyze the effect of Sodium hypochlorite (NaOCl) 2.5% and 5.25% exposure on MMP-9 profile and dentin collagen structure toward resin composite-dentin shear bond strength. Method: One hundred and forty four dentin specimens were randomized for MMP-9 profile analysis using immunohistochemistry staining (n=6) and ELISA (n=10); collagen structure analysis with SEM and Massons trichrome staining (n=6); and resin composite shear bond strength analysis (n=10). Then, specimens were divided into three groups: control, NaOCl 2.5% and 5.25% groups. Results: MMP-9 profile analysis showed that NaOCl concentration increase can suppress MMP-9 profile (p<0.05). Collagen structure analysis showed that NaOCl concentration increase can degrade dentin collagen (p<0.05). NaOCl 5.25% is the most effective in suppressing MMP-9 profile amount (9.9+3.63 ng/mL) and degrading collagen, it also has the highest shear bond strength (15.85 +0.43 MPa) compared to NaOCl 2.5% (14.51+3.66 ng/mL) and control group (24.09+8.88 ng/mL; 14.41+0.96 MPa). NaOCl 2.5% group has the lowest shear bond strength (9.2+0.65MPa). Conclusion: NaOCl 5.25% can suppress MMP-9 profile and degrade fibril collagen to increase the shear bond strengths value and create a micro mechanical bonding between resin and anorganic part of dentin without hybrid layer.
Osteoartritis adalah penyakit yang ditandai dengan degradasi tulang rawan artikular, pembentukan osteofit, remodeling tulang subkondral, dan peningkatan produksi sitokin proinflamasi. Secara in vitro kombinasi ekstrak lampeni (Ardisia humilis) dan temulawak (Curcuma zanthorrhiza) memiliki efek antiinflamasi. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis efek antiinflamasi kombinasi ekstrak pada tikus osteoartritis yang diinduksi natrium iodoasetat. Tikus putih jantan Wistar yang digunakan dalam penelitian ini dibagi menjadi 7 kelompok (n=4): kontrol normal dan negatif, keduanya diberi karboksimetil selulosa 0,5%; kontrol positif 1 diberi suspensi natrium diklofenak; kontrol positif 2 diberi suspensi glukosamin-kondroitin (34,2 mg/200gBB); kelompok ekstrak variasi 3 dosis yang diberi 48, 96, dan 192 mg/200gBB masing-masing pada hari 29 sampai 49. Semua kelompok diinduksi secara intraartikular dengan 0,05 mL sodium iodoacetate (1 mg/mL) pada hari ke-1, kecuali kontrol normal yang diinduksi dengan saline. Pengukuran volume edema lutut tikus dilakukan pada hari ke 0, 28 dan 49. Serum dikumpulkan pada hari ke 50 untuk mengevaluasi IL-1β, TNF-a dan MMP-9 dengan ELISA. Kombinasi ekstrak dosis 1, 2 dan 3 dapat menurunkan volume edema, kadar IL-1β, TNF-a dan MMP-9 secara signifikan dengan kontrol negatif. Dapat disimpulkan bahwa kombinasi ekstrak lampeni dan temulawak dapat memulihkan inflamasi (dose-dependent) dengan menghambat IL-1β, TNF-a dan MMP-9 pada proses inflamasi. ......In in vitro studies, extract combination lampeni (Ardisia humilis) and temulawak (Curcuma zanthorrhiza) had an anti-inflammatory effect. This study aims to analyze the anti-inflammatory effect of the combination lampeni and temulawak extract in sodium iodoacetate-induced osteoarthritis rats. White male Wistar rats used in this study were divided into 7 groups (n=4): normal control and negative control groups, both given 0.5% carboxymethyl cellulose; positive 1 control group given sodium diclofenac suspension; positive 2 control group was given glucosamine-chondroitin suspension (34,2 mg/200gB.W.); the 3 dose variation extract groups were given 48, 96, and 192 mg/200gB.W. respectively on day 29 until 49. Measurement of edema volume of rat knees was performed on day 0, 7, 14, 21, 28, 42, and 49. Serum was collected at day 50 to evaluate IL-1β, TNF-ð¼ and MMP-9 by ELISA. The extract combination lampeni and temulawak all dose could decrease the edema volume. Particularly, dose 3 (192 mg/200gB.W.) of extract combination lampeni and temulawak were able to significantly decrease IL-1β, TNF-a and MMP-9 levels from the negative control groups. In conclusion, extract combination lampeni and temulawak can recover inflammation (dose-dependent) by inhibiting IL-1β, TNF-a and MMP-9 in inflammation.