Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 12 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Connell, Evan S.
San Francisco: North Points Press, 1959
813.54 CON m
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Dewi Puspita N.
"Bakteri asam laktat merupakan bakteri yang mempunyai banyak peranan dalam
kesehatan manusia. Leuconostoc mesenteroides dan Weissella confusa adalah bakteri
yang digunakan dalam penelitian ini. Penelitian ini bertujuan mengetahui respons
galur-galur Leuconostoc mesenteroides dan Weissella confusa terhadap kondisi
modifikasi komposisi gula dan pH dari medium pertumbuhan yang telah
dioptimasi berdasarkan penelitian sebelumnya terhadap beberapa antibiotik yang
digunakan sebagai indikator. Medium yang digunakan dalam penelitian ini adalah
MRS (de Man Rogosa Sharpe) standar dan modifikasi. MRS modifikasi
merupakan medium MRS yang dimodifikasi dengan mengurangi konsentrasi
dekstrosa sebanyak 50 %. Modifikasi pH medium yag dilakukan, yaitu pH 4,6
mewakili kondisi asam, pH 9,0 mewakili kondisi basa. Di dalam penelitian ini
metode yang digunakan adalah metode difusi cakram dengan menggunakan enam
antibiotik. Hasil menunjukkan bahwa galur-galur L. mesenteroides dan W.confusa
ketika ditumbuhkan pada medium MRS standar asam menunjukkan respons
menjadi lebih sensitif terhadap amoksisilin dan polimiksin B namun menjadi lebih
resisten terhadap kloramfenikol dan siprofloksasin. Sementara pada medium MRS
modifikasi asam menjadi lebih sensitif terhadap amoksisilin, namun menjadi lebih
resisten terhadap kloramfenikol, siprofloksasin dan polimiksin B. L.
mesenteroides dan W. confusa pada medium MRS standar basa menunjukkan
respons menjadi lebih sensitif terhadap siprofloksasin dan polimiksin B namun
menjadi lebih resisten terhadap amoksisilin dan kloramfenikol, demikian pula
pada medium MRS modifikasi basa. Sebagian besar galur-galur L. mesenteroides
dan W.confusa tidak menghasilkan zona hambat terhadap vankomisin pada
medium MRS standar dan modifikasi, baik kondisi standar, asam, maupun basa,
dan juga tidak menghasilkan zona hambat terhadap sulfametoksazol-trimetoprim
pada medium MRS standar dan modifikasi kondisi standar dan asam."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2010
S33101
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Revi Pribadi
"Lisat bakteri telah menarik perhatian dan pemanfaatannya dalam bidang kesehatan semakin meningkat, beberapa contohnya adalah lisat Streptococcus pyogenes sebagai imunomodulator pada pasien ekserbasi akut penyakit paru obstruktif kronis dan lisat Bifidobacterium longum untuk mengobati alergi dan menghambat penuaan pada kulit. Penelitian terdahulu telah berhasil mengekstraksi dan menguji bakteriosin yang dihasilkan oleh Weissella confusa MBF8-1. Plasmid pengkode bakteriosin dari bakteri tersebut, pWcMBF8-1, bahkan telah diidentifikasi. Namun, produksi dan pemanfaatan lisat dari bakteri Weissella confusa belum pernah dilaporkan sebelumnya. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh kondisi optimum produksi lisat yang dihasilkan oleh Weissella confusa MBF8-1 dalam medium modifikasi, yaitu MRS Medium de Man, Rogosa, and Sharpe Vegitone menggunakan metode permukaan respon RSM serta membandingkan hasil optimasi yang diperoleh dengan hasil dalam medium MRS standar. Faktor variabel yang diuji adalah konsentrasi proteose peptone vegetable, konsentrasi dekstrosa, dan lama fermentasi, sedangkan respon yang diamati adalah aktivitas BLIS Bacteriocin-Like Inhibitory Substance dan pH lisat. Hasil menunjukkan bahwa berdasarkan RSM, kondisi optimum produksi lisat dalam medium MRS Vegitone adalah konsentrasi dekstrosa 1,50 ; konsentrasi proteose peptone vegetable 0,75 ; serta lama fermentasi 11,75 jam, menghasilkan diameter zona hambat 7,41 mm dan pH lisat 7,36. pH lisat dipengaruhi secara signifikan oleh lama fermentasi p = 0,0216, sedangkan aktivitas BLIS tidak dipengaruhi secara signifikan oleh ketiga faktor yang diuji. Lisat yang dihasilkan dalam medium MRS standar pada kondisi optimumnya konsentrasi dekstrosa 2 ; konsentrasi pepton 1 ; lama fermentasi 8 jam menghasilkan aktivitas BLIS lebih tinggi dan pH lisat lebih rendah dengan diameter zona hambat 7,85 mm dan pH lisat 7,26. Meskipun hasil dalam medium MRS standar pada kondisi optimumnya lebih baik dibandingkan hasil optimasi dalam medium modifikasi, medium MRS Vegitone dapat dijadikan sebagai medium alternatif untuk produksi lisat bakteri Weissella confusa.

Bacterial lysate have gained an increasing interest recently, mostly for its uses in medical practice, for examples Streptococcus pyogenes lysate as immunomodulator for acute exacerbation of chronic obstructive pulmonary disease COPD and Bifidobacterium longum lysate for anti aging and reactive skin treatment. The extraction and activity assay of bacteriocin from Weissella confusa MBF8 1 have been done, even bacteriocin encoding plasmid from these bacteria, pWcMBF8 1, has been identified in previous study. However, lysate production from Weissella confusa and its uses has never been reported yet. The study aims to obtain optimum condition of lysate production from Weissella confusa MBF8 1 in modified MRS medium, MRS Vegitone using Response Surface Methodology RSM and compare their results with standard MRS medium. Variables that used in this study were as follows, i.e. proteose peptone vegetable concentration, dextrose concentration, and fermentation time. While responses observed were BLIS Bacteriocin Like Inhibitory Substance activity and lysate pH. Result showed that based on RSM, the optimum condition for lysate production in MRS Vegitone medium was 1.50 dextrose, 0.75 proteose peptone vegetable, and 11.75 hours fermentation, with 7.41 mm zone of inhibition and 7.36 lysate pH. Lysate pH was significantly affected by fermentation time p 0.0216, but BLIS activity was not significantly affected by all variables. Lysate produced in MRS medium on its optimum condition 2 dextrose, 1 peptone, and 8 hours fermentation showed higher BLIS activity 7,85 mm zone of inhibition and had lower pH 7,26. Although the result in standard MRS medium was better than in modified medium, MRS Vegitone may be used as an alternative medium for lysate production from Weissella confusa."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Firman Hendrik
"Latar Belakang: Stroke merupakan penyebab kecacatan fisik jangka panjang dan mental pada usia produktif sehingga akan berdampak pada keadaan psikologis dan sosioekonomi keluarga. Penderita stroke membutuhkan perawatan yang intensif serta memerlukan dukungan dari keluarga. Pemikiran utama setelah stroke bagi penderita dan keluarganya adalah prospek penyembuhan. Penelitian sebelumnya menunjukkan terdapat beberapa faktor yang memmpengaruhi keluaran pasca stroke seperti beratnya kelainan, tekanan darah, kadar gula darah, perawatan fase akut.
Tujuan: Mengetahui perbedaan derajat keterbatasan pada penderita pasca stroke terhadap tekanan darah sistolik fase akut, kadar gula darah fase akut, dan subtipe stroke.
Disain dan Metode: Studi potting lintang dengan perbandingan internal antara tekanan darah sistolik fase akut, kadar gula darah fase akut. dan subtipe stroke terhadap beratnya derajat keterbatasan setelah 6 bulan awitan stroke. Keluaran fungsional dinilai dengan menggunakan skala Rankin yang dimodifikasi (mRS).
Hasil: Dari 93 penderita didapatkan 80 (86%) penderita menunjukkan keluaran fungsional yang baik (skor mRS 0-2), terdiri dari 90.9% laki-laki dan 78,9% perempuan. Sebagian besar penderita (67,5%) yang mempunyai keluaran fungsional yang baik mengalami subtipe stroke sindroma lakunar (LACS), 48,75% penderita memiliki tekanan darah sistolik > 160 mmHg peda fase akut, dan 77,5% menunjukkan kadar gula darah fase akut 8-150 mgldL. Faktor yang berpengaruh terhadap keluaran fungsional setelah 6 bulan awitan stroke adalah subtipe stroke (p<0,05).
Kesimpulan: Subtipe stroke merupakan faktor yang berhubungan dengan keluaran fungsional stroke setelah 6 bulan.

Background: Stroke causes long term physical and mental disability in productive age and impacts on family's psychology and social economy. Stroke patients need intensive care and support from their family. The main question from the patients and their family is prospect to recovery. Previous study showed that there were many factors affecting outcome in stroke patients such as severity or disability, acute blood pressure, acute blood glucose level, and treatment in acute phase.
Purpose: To perceive the difference between degree of disability and acute systolic blood pressure, acute blood glucose level, stroke subtype.
Design and method: Cross sectional study with internal comparison in acute systolic blood pressure, acute blood glucose level, stroke subtype aspects between group with good and poor functional outcome. Functional outcome was assessed using modified Rankin Scale (mRS).
Result: From 93 patients, we have 80 (86%) patients with good functional outcome (mRS score 0-2). consist of 90.9% male and 78.9% female. Most of patients (67.5%) with good outcome had lacunar syndrome (LACS). 48.75% with systolic blood pressure > 160 mmHg, and 77.5% showed blood glucose level 8-1 50 mg/dI,. Factor that independently influenced functional outcome 6 months after stroke is stroke subtype (p<0.05).
Conclusion: Stroke subtype is significant factors to functional outcome 6 months after stroke."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2006
T58762
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Warsa
"For this paper, we consider the resulting 3-D inversion using inversion modeling, which is motivated by developing theory and the recent application of the Magnetic Resonance Sounding (MRS) technique in detecting and mapping of subsurface groundwater. MRS is a non-invasive method which directly detects the groundwater’s existence from surface measurements. A pulse current, at a proper frequency, is transmitted into a loop. After hydrogen atoms of water molecules in the subsurface are energized by pulses of alternative currents, the magnetic resonance field is produced by the H protons is measured within the same loop. Generally, MRS has two observable factors: initial amplitude and decay time. The aim of three-dimensional inversion is to extract the information, i.e., the value and distribution of two physical parameters of the subsurface conditions: water content and subsurface properties (pore and grain size). Additionally, we present a general formulation for inverting the initial amplitude and decay time of the MRS data to recover a 3-D distribution of groundwater. The forward problem was solved using an integral equation method in the spatial domain. An improved Levenberg-Marquardt strategy was employed to solve the inverse problem. Two synthetic examples are illustrated to determine the basic functionality of the inversion algorithm. The real data results show applicability and relevance in larger-scale field examples."
Depok: Faculty of Engineering, Universitas Indonesia, 2014
UI-IJTECH 5:3 (2014)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Fatin Mutiara Dani
"Lisat dari bakteri asam laktat saat ini banyak dimanfaatkan sebagai bahan baku sediaan kesehatan, salah satunya produk kesehatan kulit. Streptococcus macedonicus MBF 10-2 merupakan salah satu bakteri asam laktat yang berdasarkan penelitian terdahulu telah terbukti memiliki aktivitas antimikroba karena memproduksi bakteriosin dan juga menghasilkan asam laktat yang memiliki manfaat untuk kesehatan kulit. Akan tetapi, hingga saat ini belum ada produk di pasaran yang menggunakan lisat S. macedonicus. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan kondisi fermentasi S. macedonicus MBF 10-2 yang optimum pada medium alternatif, MRS-Soy Peptone, dan medium MRS standar sehingga dihasilkan produk lisat yang ideal dan dapat dikembangkan menjadi bahan baku sediaan kesehatan. Optimasi jumlah dekstrosa, jumlah soy peptone, dan lama fermentasi dilakukan dengan Metode Permukaan Respon RSM. Lisat yang dihasilkan dari optimasi fermentasi S. macedonicus MBF 10-2 diukur pH dan aktivitas bacteriocin-like inhibitory-substances BLIS sebagai respons dari optimasi RSM. Pengujian aktivitas BLIS dilakukan dengan metode difusi cakram, dan pengukuran pH lisat dilakukan dengan menggunakan pH meter. Selain optimasi komposisi media dan lama fermentasi, dilakukan pula optimasi pelisisan sel menggunakan ultrasonikator dan menggunakan lisozim. Pelisisan sel S. macedonicus MBF 10-2 dengan menggunakan lisozim lebih efektif bila dibandingkan dengan pelisisan dengan menggunakan ultrasonikator. Hasil optimasi komposisi media dan lama fermentasi dengan RSM menunjukkan bahwa solusi yang terbaik didapatkan dengan komposisi 2,5 dekstrosa, 1,25 soy peptone, serta lama fermentasi 11,18 jam yang akan menghasilkan lisat dengan pH 7,23 dan aktivitas BLIS sebesar 7,38 mm. Sedangkan lisat S. macedonicus MBF 10-2 menggunakan media MRS standar memiliki pH yang lebih rendah, yaitu 7,16 dan aktivitas BLIS yang lebih besar, yaitu 10, 88 mm. Dapat disimpulkan bahwa medium MRS-Soy Peptone dapat digunakan untuk menghasilkan produk lisat S. macedonicus MBF 10-2, namun tidak lebih baik dari medium MRS standar.

Lysate of lactic acid bacteria is now commonly used as a raw material in health care products, such as skin care products. Based on previous studies, Streptococcus macedonicus MBF 10-2 is one of lactic acid bacteria that has activity as an antibacterial because of the bacteriocin production, and also produce lactic acid that is beneficial for skin health. However, lysate of S. macedonicus has not been commercially used in healthcare products. This study is aimed to get the optimum fermentation condition of S. macedonicus MBF 10 2 using standard MRS medium and MRS Soy peptone medium as the alternatif medium. The optimum fermentation condition was obtained to get the ideal production of the lysate therefore the lysate can be developed as a raw material for health care products. Amount of dextrose, soy peptone in medium and duration of fermentation were optimized by using Response Surface Methodology RSM. Bacteriocin like inhibitory substances BLIS activity and pH of lysate from the S. macedonicus MBF 10 2 fermentation were used as the responses of the RSM optimization. BLIS activity was tested by disk diffusion method, and the pH measured using pH meter. Beside optimization of medium composition and duration of fermentation, optimization of S. macedonicus MBF 10 2 cell lysis was also disguised using ultrasonicator and lysozyme. Lysis of S. macedonicus MBF 10 2 using lysozyme proved to be more effective than using ultrasonicator. Optimization of medium composition and duration of fermentation showed that 2.5 of dextrose, 1.25 of soy peptone, and 11.18 hour of fermentation had the optimum result with pH 7.23 and 7.38 mm BLIS activity. While lysate of S. macedonicus MBF 10 2 using standard MRS had lower pH 7.16 and stronger BLIS activity, 10.8 mm. From this study can be concluded that the alternatif medium, MRS Soy Peptone can be used to produce lysate, but not as good as the standard MRS medium."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lila Fitri Aly
"Karya sastra diciptakan oleh sastrawan untuk dinikmati, dipahami, dan dimanfaatkan oleh masyarakat. Sastrawan itu sendiri adalah anggota masyarakat yang terikat oleh ruang (masyarakat tertentu), waktu (zaman tertentu), serta status sosial tertentu dalam masyarakatnya. Sastra adalah lembaga sosial yang menggunakan bahasa sebagai medium untuk menampilkan gambaran kehidupan suatu masyarakat. Dengan demikian tampak jelas adanya hubungan timbal batik antara sastrawan, sastra dan masyarakat. Suatu masyarakat tertentu yang menghidupi seorang pengarang akan melahirkan suatu jenis sastra dan jenis karya tertentu pula. Dengan sendirinya, masyarakat merupakan faktor yang menentukan apa yang harus ditulis, dan apa tujuan dan maksudnya. Selain itu sastra juga dapat untuk mencetuskan peristiwa sosial tertentu atau bahkan mengandung gagasan yang mungkin dimanfaatkan untuk menumbuhkan sikap sosial tertentu. Drama merupakan salah satu bentuk karya sastra yang mampu memberikan gambaran yang jelas kepada pembaca atau penontonnya, melalui dengan unsur-unsur gerak, dialog, penampilan para tokoh dan setting di atas pentas. Dengan keserbalengkapannya ini, drama dapat saja menjadi suatu alat yang efektif, tidak saja untuk menggambarkan keadaan sosial suatu masyarakat pada zaman tertentu, tetapi dapat pula menyampaikan ide atau gagasan penulisnya untuk mempengaruhi para pembaca atau penontonnya. Bahkan dapat dikatakan bahwa drama merupakan bentuk karya sastra yang mempunyai hubungan yang paling erat dengan situasi sosial."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1987
S14112
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yehezkiel Willy Susanto
"

Pemanfaatan bakteri telah banyak dilakukan pada banyak aspek kehidupan manusia dan menghasilkan dampak yang positif. Salah satu pemanfaatannya adalah asam laktat dan bakteriosin yang diekskresikan dari bakteri Streptococcus macedonicus. Bakteri Streptococcus macedonicus MBF10-2 adalah salah satu galur dari bakteri asam laktat yang diketahui memiliki potensi aktivitas antimikroba terhadap beberapa bakteri Gram positif. Aktivitas antimikroba ini diharapkan dapat dikembangkan sebagai produk perawatan kulit. Dalam penelitian ini digunakan medium berbasis nabati yaitu de Man, Rogose, dan Sharpe (MRS) Vegitone untuk menjamin kehalalan dari proses dan produk akhir. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk memperoleh kondisi optimum perolehan massa sel terbanyak selama fermentasi pada medium de Man, Rogose, Sharpe (MRS) Vegitone pada skala yang diperbesar untuk meningkatkan produksi lisat. Optimasi kondisi optimum perolehan massa sel dilakukan dengan melakukan pengkulturan sel secara bertahap hingga skala besar pada fermentor. Optimasi pelisisan sel dilakukan dengan cara menggunakan metode ultrasonikasi dan gabungan dari ultrasonikasi dengan penambahan lisozim (enzimatik) dengan kondisi pada pH 7 dan 8 dengan pengulangan 20x dan 40x. Pengujian untuk mengkonfirmasi bahwa bakteri sudah terlisis dengan baik yaitu menggunakan pewarnaan Gram dan pengujian MTT Assay. Hasil percobaan menunjukkan bahwa perolehan massa sel yang didapat pada medium MRS Vegitone adalah 7.987 gram, dan perolehan massa sel pada medium MRS standar adalah 8.7013 gram. Hasil dari optimasi lisis menunjukkan bahwa metode gabungan ultrasonikasi dan enzimatik dengan kondisi pH 8 dan pengulangan 40x memberikan hasil yang lebih baik, dibuktikan dengan pengujian perwarnaan Gram yang menunjukkan bahwa sel yang terlisis paling banyak dan rendemen hasil freeze dry sebesar 5.7267%. Dari pengujian MTT Assay juga menunjukkan bahwa sel telah terlisis dengan baik. Dapat disimpulkan bahwa waktu inkubasi optimum medium MRS Vegitone adalah 16 jam dengan efisiensi jumlah massa sel pada medium MRS Vegitone adalah 8,21% lebih sedikit jika dibandingkan dengan medium MRS Standar dan kondisi lisis yang optimum adalah dengan metode gabungan ultrasonikasi dan enzimatik dengan kondisi pH 8 dan pengulangan 40x dengan perolehan rendemen hasil freeze dry sebesar 5.7267%.


The use of bacteria has been done in many aspects of human life and has a positive impact. Several of the potential substance are lactic acid and bacteriocin. One of the example is Streptococcus macedonicus. Streptococcus macedonicus MBF10-2 is one of the strains of lactic acid bacteria that have antimicrobial activity against several Gram-positive bacteria. This antimicrobial activity is expected to be developed as a skin care product. In this study, vegetable-based medium was used, namely de Man, Rogose, and Sharpe (MRS) Vegitone to ensure halalness of the process and final product. Therefore, this study aims to obtain the optimum conditions for obtaining the most cell mass gain during fermentation in the de Man, Rogose, and Sharpe (MRS) Vegitone on a scale that is enlarged to increase lysate production. Optimization of the optimum conditions for cell mass gain was done by culturing cells gradually to a large scale in fermentor. Optimization of cell lysis is done by using ultrasonication method and a combination of ultrasonication with the addition of lysozyme (enzymatic) with conditions at pH 7 and 8 with repetitions of 20 times and 40 times. Tests to confirm that the bacteria has been properly destroyed, that is, using Gram staining and MTT assay. The results showed that the cell mass gain obtained in the MRS Vegitone medium was 7.987 grams and the cell mass gain obtained in Standard MRS medium was 8.7013 grams. The results of lysis optimization showed that the combined method of ultrasonication and enzymatic with condition at pH 8 with repetitions of 40 times gave better results, proven by the Gram staining test which showed that the most cells are destroyed and the freeze dry yield was 5.7267 %. In MTT assay also shows that the cell has been properly destroyed. It can be concluded that the optimum incubation time of MRS Vegitone medium is 16 hours with the efficiency of cell mass in the MRS Vegitone medium was 8.21% less when compared to the standard MRS medium and the optimum lysis condition is the combined of ultrasonication and enzymatic method with pH 8 and 40 times repetition with the yield of freeze dry is 5.7267%.

"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia , 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Cahya Chairunisa
"Perubahan mikroflora kulit memainkan peran penting dalam kondisi seperti dermatitis atopik, psoriasis, jerawat dan kanker kulit. Untuk mengatasi masalah tersebut, saat ini telah banyak digunakan lisat bakteri sebagai bahan baku produk kesehatan kulit. Lisat bakteri yang banyak dimanfaatkan untuk produk kesehatan kulit adalah lisat dari bakteri asam laktat. Salah satu bakteri asam laktat yang diketahui memiliki aktivitas antimikroba adalah Streptococcus macedonicus MBF10-2. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memproduksi lisat kering Streptococcus macedonicus MBF10-2 dalam medium MRS soy peptone dan pelisisan ultrasonikasi dengan jumlah besar, serta memperoleh konfirmasi aktivitas antimikroba lisat Streptococcus macedonicus MBF10-2 berdasarkan nilai kadar hambat minimal (KHM) terhadap beberapa bakteri kulit. Hasil perolehan serbuk kering lisat Streptococcus macedonicus MBF10-2 dalam medium MRS soy peptone dengan pelisisan ultrasonikasi menggunakan probe ¼ (6 mm) dalam tabung 50 mL yaitu sebanyak 0,5657 gram, 0,5797 gram, dan 0,5818 gram dan perolehan rendemen yaitu sebesar 3,57%, 4,52% dan 4,84%. Lisat yang diperoleh kemudian ditentukan nilai KHM-nya menggunakan metode mikrodilusi secara kolorimetri terhadap beberapa bakteri kulit Staphylococcus aureus, Staphylococcus epidermidis, dan Corynebacterium diphteriae. Nilai KHM lisat S. macedonicus MBF10-2 terhadap bakteri kulit S. aureus dan S. epidermidis adalah sebesar > 200.000 μg/mL, sedangkan terhadap bakteri C. diphteriae adalah sebesar 200.000 μg/mL. Cell-free supernatant (CFS) S. macedonicus MBF10-2 dengan nilai KHM 100.000 μg/mL memiliki aktivitas antimikroba terhadap bakteri kulit S. aureus, S. epidermidis, dan C. diphteriae yang lebih baik daripada lisat S. macedonicus MBF10-2.

Changes in skin microflora play an important role in conditions such as atopic dermatitis, psoriasis, acne and skin cancer. To overcome this problem, currently many bacterial lysates have been used as raw material for skin care products. Bacteria lysate that are widely used for skin care products are lysates from lactic acid bacteria. One of the lactic acid bacteria that has antimicrobial activity is Streptococcus macedonicus MBF10-2. The purpose of this study was to produce large amounts of Streptococcus macedonicus MBF10-2 dry lysate in MRS soy peptone medium by ultrasonication lysis, and to get antimicrobial activity confirmation of Streptococcus macedonicus MBF10-2 lysate based on the minimum inhibitory concentration (MIC) against several indicator bacteria and skin bacteria. The results of dry powder obtained from Streptococcus macedonicus MBF10-2 lysate in MRS soy peptone medium by ultrasonication lysis using probe ¼ (6 mm) in 50 mL tube were 0,5657 grams, 0,5797 grams, dan 0,5818 grams with yields of 3,57%, 4,52% and 4,84%. The lysate obtained was then determined the MIC value using the colorimetric microdilution method against several skin bacteria, such as Staphylococcus aureus, Staphylococcus epidermidis, and Corynebacterium diphteriae. The MIC value of the S. macedonicus MBF10-2 lysate against S. aureus and S. epidermidis was > 200.000 μg/mL, whereas for C. diphteriae was 200.000 μg/mL. The cell-free supernatant (CFS) of S. macedonicusMBF10-2 with MIC value 100.000 μg/mL had antimicrobial activity against S. aureus, S. epidermidis, and C. diphtheria which was better than S. macedonicus MBF10-2 lysate."
Depok: Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Amalia Sitti Khayyira
"Beberapa produk kesehatan kulit telah memanfaatkan lisat bakteri dalam produk perawatan sebagai pencerah, pencegahan inflamasi kulit, serta mengatasi kulit sensitif. Substansi yang dimanfaatkan dalam produk perawatan kulit adalah posbiotik, yaitu faktor terlarut (produk atau produk sampingan metabolik) yang disekresikan oleh bakteri hidup atau diperoleh setelah lisis bakteri. Masa kini, tren riset pengembangan perawatan kesehatan mengarah pada pemanfaatan mikrobioma terapeutik, yaitu campuran beberapa mikroba yang dikembangkan dari hasil isolasi mikrobiota yang diperoleh dari organ target terapi. Lisat bakteri memiliki manfaat dalam meningkatkan kesehatan manusia. Salah satu bakteri yang dikembangkan adalah bakteri asam laktat Streptococcus macedonicus MBF 10-2, yang akan diaplikasikan pada sediaan perawatan kesehatan kulit. Medium nabati modifikasi de Man Rogosa & Sharpe (MRS) dengan pepton kedelai digunakan untuk proses fermentasi pada fermentor kapasitas 2 L.  Pelet sel yang diperoleh dilisis menggunakan dua metode, yaitu mekanik dan kombinasi mekanik-enzimatik. Aktivitas inhibisi lisat terhadap bakteri indikator dilakukan sebagai kontrol kualitas. Potensi antioksidan dievaluasi dengan uji diphenyl picrylhydrazyl (DPPH).  Pengembangan mikrobioma terapeutik dilakukan dengan pengumpulan sampel mikrobiota kulit. Sampel diambil dengan cotton swab steril pada bagian dahi dan pipi subjek. DNA genomik dari sampel swab diekstraksi untuk diproses menggunakan Next Generation Sequencing (NGS). Lisat diuji efeknya terhadap pertumbuhan mikrobiota kulit yang dikultivasi untuk melihat kemampuan tumbuh bersama. Rendemen lisat tertinggi diperoleh dari metode kombinasi mekanik-enzimatik. Aktivitas lisat terhadap bakteri indikator menunjukkan kemampuan inhibiai yang konsisten dengan optimasi menggunakan metode respon permukaan (Response Surface Methodology, RSM) pada penelitian sebelumnya. Lisat menunjukkan potensi antioksidan yang lemah dengan nilai inhibitory concentration 50% (IC50) sebesar 840 mg/mL hingga 38.519 mg/mL. Analisis NGS menemukan bahwa Actinobacteria dan Firmicutes merupakan filum dengan kelimpahan terbanyak, yaitu 67% dan 28.59%. Tidak terdapat perbedaan signifikan antara mikrobiota subjek perempuan dan laki-laki. Lisat S. macedonicus MBF 10-2 menghambat pertumbuhan mikrobiota kulit secara parsial, namun perlu dielusidasi lanjut mengenai jenis mikroba yang dihambat.

Several skin health products have been employing bacterial lysate as brightening, antiinflammation, and treatment for sensitive skin. Postbiotics containing soluble factors are utilized for their potential for various modulatory effect on health treatment, while offering safety advantages over viable probiotics. Research trends of development for health treatments are heading towards utilization of therapeutic microbiome, a mixture of several microbial strains isolated from target organs. Bacterial lysate have been developed for various health benefits, including strain Streptococcus macedonicus MBF 10-2 to be developed for skin health. Plant based soy peptone on modified de Man Rogosa and Sharpe (MRS) medium and cell disruption methods optimization were employed in a 2-L flask fermentation of S. macedonicus MBF 10-2 in order to obtain larger amount of lysate according to previous study by response surface methodology (RSM) as reported. Cell was harvested and then lysed using two methods, i.e ultrasonication and combination of ultrasonication-lysozyme. Growth inhibitory activity of lysate against indicator bacteria as quality control was carried out by well diffusion method. Antioxidant capacity was evaluated by diphenyl picrylhydrazyl (DPPH) assay. Skin microbiome samples were collected by swabbing on forehead and cheek skin for the development of therapeutic microbiome. Genomic DNA from bacterial swab samples were directly extracted to be further processed into Next Generation Sequencing (NGS). Cultivated skin microbiome were challenged by S. macedonicus MBF 10-2 lysate to observe the effect of lysate on normal skin microbiome growth. Lysis by combination of ultrasonication-lysozyme yielded the greatest amount of lysate. Growth inhibitory of indicator bacteria by S. macedonicus MBF 10-2 lysate possessed similar activity to that of predicted in Response Surface Methodology (RSM) as previously reported. Lysate exhibited weak antioxidant capacity with inhibitory concentration 50% (IC50) values 840 – 38,519 mg/mL. Actinobacteria and Firmicutes are the most abundant phyla present on the skin as presented by NGS data, which constitute to 67% and 28.59%. No significant difference was observed between male and female skin microbiome composition. S. macedonicus MBF 10-2 lysate partially inhibited growth of skin microbiome. Further characterization is needed to elucidate the mechanism of skin microbiome modulation by S. macedonicus MBF 10-2 lysate."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2020
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>