Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Tarine Aru Ariadno
"Latar Belakang: Epidemi HIV/AIDS masih menjadi salah satu sorotan di
masalah kesehatan di dunia, khususnya Indonesia menduduki peringkat
5 sebagai negara paling berisiko HIV/AIDS di benua Asia. Level tinggi
Replikasi virus HIV secara terus menerus akan menurunkan jumlah limfosit T CD4 dalam tubuh, hingga suatu saat sistem kekebalan tubuh akan menurun drastis yang memudahkan terjadinya gejala infeksi oportunistik hingga berakhir dengan kematian. Memberikan akses terhadap pelayanan kesehatan gigi primer yang diperoleh melalui pengenalan Manifestasi oral tertentu menjadi tolak ukur dalam menegakkan diagnosis dini infeksi HIV yang nantinya akan menunjang kualitas hidup ODHA. Penguasaan pengetahuan serta sikap komprehensif yang dibutuhkan oleh dokter gigi dalam memberikan perawatan pada ODHA. Tujuan: Untuk mengetahui tingkat pengetahuan, sikap dan tindakan siswa klinik Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia (FKGUI) tentang HIV/AIDS. Metode: Penelitian statistik deskriptif dengan pendekatan kuantitatif dengan mengambil data primer secara langsung pada keseluruhan responden siswa klinik FKGUI. Pengumpulan data menggunakan kuesioner yang menilai tiga komponen HIV/AIDS, meliputi tingkat pengetahuan, sikap dan tindakan perawatan gigi. Hasil Penelitian: Dari total 275 responden, mayoritas dalam populasi penelitian (84,4%)
adalah perempuan. Tingkat pengetahuan mahasiswa klinik FKGUI cukup baik (70,2% responden) dengan kecenderungan meningkat seiring bertambahnya usia serta meningkatkan tingkat studi di klinik dilihat dari angkatan masuk. Dari total tujuh indikator pada komponen pengetahuan, hanya indikator penularan dan cara penularan HIV/AIDS menunjukkan tingkat pengetahuan yang rendah, dengan jumlah lebih dari setengah dari responden. Berbeda dengan tingkat pengetahuan, sikap mahasiswa klinis FKGUI tentang HIV/AIDS cukup memadai dengan persentase 84% responden total ke dalam kategori sikap netral. Kemudian, sikap negatif hanya dimiliki oleh responden wanita dengan rentang usia 21-23 tahun yang memasuki tahun 2017- 2018. Tindakan responden terhadap HIV/AIDS tergolong positif (91,6%) dan tidak ada perbedaan yang terlalu signifikan, baik berdasarkan jenis kelamin, usia dan generasi dalam variabel tindakan. Kesimpulan: Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa meskipun tingkat pengetahuan dan tindakan responden tentang HIV/AIDS baik, sikap responden masih tergolong netral terhadap ODHA.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siti Afianjani Rahmadianti
"Latar Belakang: Gangguan sendi temporomandibular (TMJD) merupakan penyebab utama nyeri non-odontogenik di regio oro-fasial. Diagnosis dini dari TMJD penting dilakukan, namun kesadaran diri akan TMJD masih terbilang rendah. TMJD juga terjadi pada mahasiswa kedokteran gigi dengan persentase yang cukup tinggi, hal ini dapat dikaitkan dengan kurangnya kesadaran dan pengetahuan. Tujuan: mengetahui sejauh mana pengetahuan dan kesadaran diri akan tanda dan gejala TMJD pada mahasiswa FKG UI dan melihat hubungan antara keduanya. Metode: Studi deskriptif potong lintang pada 617 mahasiswa Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia menggunakan kuesioner pengetahuan, dan tanda dan gejala TMJD yang pernah digunakan dalam penelitian terdahulu di India. Hasil: Tidak terdapat hubungan antara tingkat pengetahuan dengan tingkat kesadaran diri akan tanda dan gejala TMJD. Namun terdapat korelasi positif antara angkatan dengan tingkat pengetahuan dan korelasi negatif antara angkatan dengan tingkat kesadaran diri. Tingkat pengetahuan dan kesadaran diri mayoritas mahasiswa tergolong sedang serta tanda dan gejala yang paling banyak pernah dirasakan oleh mahasiswa yaitu pengalaman mendengar suara dari TMJ saat membuka atau menutup mulut. Kesimpulan: Semakin tinggi angkatan mahasiswa maka tingkat pengetahuan TMJD akan meningkat namun, tingkat kesadaran diri akan tanda dan gejala TMJD justru menurun.
......Background: Temporomandibular Joint Disorder (TMJD) is the main cause of non-odontogenic pain in oro-facial region. Early diagnosis of TMJD urge to be done, however the self-awareness of TMJD is usually low. TMJD also occurred among dentistry students with significant percentage, this could be associated with the lack of awareness and knowledge. Objective: To understand the level of knowledge and self-awareness regarding the sign and symptoms of TMJD and its relations of the dentistry student in University of Indonesia. Methods: Descriptive cross-sectional was applied to 617 students using adapted questionnaire concerning knowledge, sign and symptoms of TMJD used by a similar study in India. Results: There is no association between knowledge level and self-awareness regarding the sign and symptoms of TMJD level. There is a positive correlation between student’s grade and the level of knowledge, however negative correlation appears between student’s grade and the level of self-awareness. The knowledge and self-awareness level among majority of students are moderate. The major sign and symptoms that mostly have ever felt by students is experiencing of noises within TMJ while opening or closing the jaw. Conclusion: Higher student’s grade tends to have higher TMJD knowledge level but lower TMJD sign and symptoms self-awareness level."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Billy Gunawan
"Latar belakang: Masalah gigi dan mulut pada masyarakat Indonesia meningkat tiap tahun. Hal tersebut meliputi masalah lesi-lesi jaringan lunak pada rongga mulut yang dikaji lebih dalam pada Ilmu Penyakit Mulut (IPM). Motivasi belajar mengenai IPM diperlukan oleh dokter gigi untuk dapat menangani kasus tersebut. Tujuan: penelitian ini ingin mengetahui tingkat motivasi belajar IPM pada mahasiswa Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia (FKGUI). Metode: Penelitian deskriptif analitik menggunakan desain studi potong lintang dengan pengambilan data langsung pada responden keseluruhan mahasiswa FKGUI yang masih aktif. Responden dibagi menjadi tiga kelompok berdasarkan paparan IPM yang telah dilalui. Pengambilan data menggunakan kuesioner Science Motivation Questionnaire II (SMQ-II) dan menilai lima komponen motivasi, meliputi motivasi intrinsik, self – efficacy, self – determination, motivasi nilai dan motivasi karir. Hasil: Response rate sebesar 96,6% (743 responden). Nilai Intraclass Correlation Coeficient (ICC) pada total nilai sebesar 0,941, menunjukkan konsistensi internal yang baik. Pada uji validitas diskriminan, komponen motivasi nilai dan motivasi karir kelompok responden pra-klinik tidak terdapat perbedaan signifikan (p > 0,05). Pada tiga kelompok responden, klinik memiliki nilai rerata tertinggi pada validitas diskriminan untuk bagian motivasi tinggi sebesar 67,27, diikuti kelompok praklinik sudah IPM sebesar 65,89, diakhiri dengan kelompok pra-klinik belum IPM sebesar 62,54. Nilai rerata total komponen motivasi tertinggi (65,31) ditunjukkan oleh kelompok klinik. Kesimpulan: Mahasiswa klinik memiliki motivasi belajar IPM tertinggi, diikuti dengan mahasiswa pra-klinik sudah IPM dan diakhiri dengan mahasiswa pra-klinik belum IPM.
......Background: Oral and dental problems in Indonesian is increasing annually. These issues include lesions in oral soft tissues, which is further studied in Oral Medicine. Learning Motivation in Oral Medicine was needed for dentists in order to treat these kinds of issues. Objectives: This study aims to acknowledge the level of learning motivation in Oral Medicine among dental students in Universitas Indonesia. Methods: This research used an analytic-descriptive study with cross-sectional design by gathering data directly from total population of active Dental Student, Facuty of Dentistry, Universitas Indonesia. Respondent were divided into three groups based on whether they had taken Oral Medicine. Data gathering was using Science Motivation Questionnaire II (SMQ-II), which include five motivation components, consist of intrinsic motivation, self – efficacy, self – determination, grade motivation and career motivation. Results: The response rate of this study was 96.6% (743 respondent). The Intraclass Correlation Coeficient (ICC) of 0.941 for the total score indicated a good intenal consistency. In discriminant validity test, grade motivation and career motivation of pre-clinical groups showed no significant difference (p > 0.05). Among three respondent groups, clinical years acquired the highest mean score for high learning motivated groups of discriminant validity test, (mean: 67.27), followed by pre-clinical taken OM (mean: 65.89), ended by pre-clinical hadn’t had OM (mean: 62.54). The highest mean score for total motivation components of this study, acquired by clinical years (mean: 65.31). Conclusion: Clinical years has the highest motivation level to learn in Oral Medicine, followed by pre-clinical taken OM and ended by the pre-clinical which hadn’t had OM."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2018
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library