Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 4 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Arie Faizal Rajab
"Jakarta, sebagai kota metropolitan dengan populasi terbesar di Indonesia, menghadapi tantangan dalam menyediakan transportasi yang efektif dan terintegrasi. Pemerintah telah melakukan investasi besar-besaran dalam pembangunan infrastruktur transportasi massal, termasuk pembangunan jaringan Mass Rapid Transit (MRT). Salah satu kawasan yang terpengaruh oleh pembangunan MRT adalah kawasan Transit Oriented Development (TOD) Fatmawati. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji pengaruh keberadaan infrastruktur stasiun MRT dan jaringannya terhadap nilai lahan di kawasan TOD Fatmawati serta potensi pemanfaatannya sebagai mekanisme penangkapan nilai lahan untuk sumber pembiayaan baru. Melalui pengumpulan data primer menggunakan metode observasi lapangan dan penyebaran kuesioner kepada responden terkait, data tentang kondisi lingkungan dan perubahan yang terjadi di wilayah penelitian dikumpulkan. Data tersebut kemudian dianalisis menggunakan model Hedonic Pricing Model untuk mengestimasi pengaruh spesifik dari keberadaan stasiun MRT terhadap nilai lahan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor-faktor seperti jarak persil ke stasiun MRT, jarak persil ke jalan utama, dan fungsi guna lahan secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap nilai lahan di kawasan TOD Fatmawati. Penggunaan metode DiD menggambarkan lebih jauh bahwa keberadaan stasiun MRT memiliki dampak yang signifikan terhadap kenaikan nilai lahan dengan persentase uplift yang cukup besar hingga 61,26% (tertinggi) pada rentang jarak 200-400 meter. Pola karakteristik nilai lahan juga dianalisis berdasarkan nilai NJOP, yang menunjukkan bahwa kedekatan jarak dengan stasiun MRT belum menjadi faktor utama yang mempengaruhi nilai lahan.

Jakarta, as the largest metropolitan city in Indonesia, faces challenges in providing effective and integrated transportation. The government has made significant investments in the development of mass transportation infrastructure, including the construction of the Mass Rapid Transit (MRT) network. One of the areas affected by the MRT development is the Fatmawati Transit Oriented Development (TOD) area. This study aims to examine the influence of the presence of MRT station infrastructure and its network on land value in the Fatmawati TOD area, as well as its potential utilization as a mechanism for capturing land value for new sources of financing. Through the collection of primary data using field observation methods and questionnaires distributed to relevant respondents, data on environmental conditions and changes occurring in the research area were gathered. The data was then analyzed using the Hedonic Pricing Model to estimate the specific influence of the presence of MRT stations on land value. The research findings indicate that factors such as the distance from plots to MRT stations, the distance from plots to main roads, and land use function collectively have a significant impact on land value in the Fatmawati TOD area. The use of the DiD method further illustrates that the presence of MRT stations has a significant impact on the increase in land value, with a considerable uplift percentage of up to 61.26% (highest) within the distance range of 200-400 meters. The characteristics of land value patterns were also analyzed based on the NJOP value, indicating that proximity to MRT stations is not yet a primary factor influencing land value."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Alexander Darmawan
"Indonesia, beberapa tahun belakangan ini, melakukan pembangunan berbagai infrastruktur untuk menunjang aktivitas masyarakatnya. Salah satu infrastruktur yang menjadi proyek proritas pemerintah merupakan infrastruktur transportasi seperti MRT Jakarta yang terdiri dari 2 fase. MRT Jakarta fase pertama memiliki 13 stasiun dari Bundaran HI hingga Blok M. MRT Jakarta diharapkan dapat mengurai kemacetan pada jalur transportasi padat tersebut. Proyek MRT Jakarta memakan biaya yang besar sehingga menimbulkan masalah dalam aspek pendanaan. Efek keuntungan yang diberikan oleh adanya MRT Jakarta belum dilirik oleh pemerintah sebagai salah satu sumber pendanaan. Oleh karena itu, penelitian ini melakukan pengidentifikasian variabel-variabel yang mempengaruhi nilai lahan disekitar stasiun MRT Jakarta untuk menentukan nilai yang berhak diambil oleh pemerintah sebagai hasil dari investasi MRT Jakarta pada wilayah disekitarnya berdasarkan waktu periode pembangunan proyek. Dengan adanya estimasi nilai ini, diharapkan pemerintah dapat mengembangkan sistem pengambilan nilai lahan yang akan mengalami kenaikan nilai pada pembangunan MRT Jakarta fase kedua sebagai modal investasi maupun untuk operasional. Pada penelitian ini ditemukan bahwa zona 0-200 merupakan zona dengan kenaikan nilai lahan yang paling besar yaitu 17% untuk apartemen (2019) dan 15% untuk rumah tapak (2018).

Indonesia, in recent years, has been developing various infrastructures to support its community activities. One of the infrastructure that has became government priority project is transportation infrastructure, such as MRT Jakarta that consist of 2 phase. The first phase of MRT Jakarta has 13 transit station from Bundaran HI to Blok M. MRT Jakarta expected to be able to unravel congestion on road lane with the same destination. MRT Jakarta project costs a lot of money, causing problems in financing the project. The benefits provided by MRT Jakarta has not been seen by the government as a source of funding. Therefore, this study identifies variables that effect the value of land around MRT Jakarta transit station to determine the value that can be captured as the result of MRT Jakarta investment based on project time period. By using this value estimation, it is expected that the government can develop a land value capture system from land that will experience an increase in value from the construction of the second phase of the MRT Jakarta as investment capital or operations. In this study it was found that zones 0-200 m were the zones with the largest increase in land values, namely 17% for apartments (2019) and 15% for houses (2018)."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dian Widayanti
"Penelitian ini membahas tentang model perhitungan konsumsi energi dan emisi karbon yang dihasilkan pada pengoperasian MRT Jakarta. Model ini selanjutnya memberikan perhitungan uji kelayakan pada investasi regenerative braking dan memberikan perhitungan pendapatan non-farebox yang diperoleh dari Clean Development Mechanism (CDM) dengan penekanan emisi karbon. Pendekatan Co-Benefits dan framework ASIF digunakan untuk melakukan perhitungan konsumsi energi dan emisi karbon.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa MRT Jakarta harus memaksimalkan penggunaan regenerative braking dengan tingkat efisiensi minimal sebesar 17% untuk memperoleh keuntungan secara finansial. Selanjutnya, MRT Jakarta harus memaksimalkan model operasi untuk mendapatkan tingkat efisiensi semaksimal mungkin sehingga mendapatkan keuntungan finansial yang lebih besar dan menciptakan lingkungan yang lebih baik dengan penekanan emisi karbon.

This research discusses an assessment model of energy consumption and carbon emissions generated in the operation of MRT Jakarta. The model provides feasibility study of investment on regenerative braking technology and gives the calculation of non-farebox revenue derived from reduction of carbon emissions through Clean Development Mechanism (CDM). Co-Benefits approach and ASIF framework are used to perform calculations of energy consumption and carbon emissions.
The results show that MRT should maximize the use of regenerative braking with a minimum efficiency level of 17% for significant financial gain. Furthermore, MRT Jakarta should maximize the model operation to obtain the maximum level of efficiency so that it will lead to larger financial benefit and creating a better environment by reducing carbon emissions.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
S55816
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ning Wulan Sari
"Tesis ini bertujuan untuk mengukur Willingness to Pay (WTP) calon penumpang potensial MRTJ yang selanjutnya dapat dipergunakan sebagai pertimbangan penetapan tarif MRTJ, serta untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi besaran tarif WTP MRTJ. Pembangunan MRTJ Tahap I jalur utara-selatan melintasi kawasan bisnis elite (Lebak Bulus - Bundaran HI) sepanjang 15,7 km pusat perdagangan dan jasa yang didominasi oleh pelaku usaha maupun pekerja kelas menengah atas yang menggunakan kendaraan pribadi (mobil dan motor) termasuk taksi/taksi online dan ojek/ojek online sebagai calon penumpang potensial. Biaya operasional dan pemeliharaan MRTJ yang mahal, menjadikan tarif MRTJ sebagai faktor penentu selain pendapatan non-tarif dan non-operasional. Selain berdasarkan biaya, penetapan tarif dapat mempertimbangkan kesediaan konsumen untuk membayar agar dapat ditetapkan tarif yang optimal yaitu tarif yang paling menguntungkan bagi calon penumpang maupun keberlanjutan bisnis MRTJ.
Penelitian ini menggunakan Contingent Valuation Methods (CVM) yaitu menanyakan langsung kepada responden calon penumpang potensial melalui survei tentang kesediaan membayar serta besaran tarif yang bersedia dibayar atas penggunaan MRTJ. Survei besaran tarif WTP menggunakan metode open-ended questions sehingga responden dapat mengatakan apa yang diinginkan tanpa dibatasi pendapat yang telah disusun oleh peneliti. Variabel penelitian terbagi atas 4 kelompok yaitu: ruang lingkup, Willingness to Pay (WTP), Standar Pelayanan Minimum (SPM) MRTJ, dan karakteristik responden. Hasil penelitian adalah bahwa seluruh responden bersedia membayar tarif MRTJ. Berdasarkan analisis finansial dan ekonomi, maka besaran tarif WTP yang paling optimal adalah Rp. 15.000,-. Tarif tersebut mampu menutupi biaya operasional dan pemeliharaan hanya dengan dukungan subsidi minimum dari Pemerintah. Dengan perkiraan jumlah penumpang mencapai 107.000 penumpang per hari, tarif tersebut mampu mengurangi jumlah kendaraan pribadi (mobil dan motor) sehingga terjadi penghematan bahan bakar dan penurunan emisi CO2 sampai 74,41%. Dengan mempertimbangkan Willingness to Pay (WTP) calon penumpang potensial MRTJ, maka akan menghasilkan besaran tarif MRTJ yang optimal.

This thesis aims to measure the Willingness to Pay (WTP) of potential passengers of MRTJ which can then be used as consideration of MRTJ tariff determination, as well as to know factors influencing MRTJ`s tariff. The construction of MRTJ Phase I of the north-south line passes through the elite business area (Lebak Bulus - Bundaran HI) along the 15.7 km commercial and service center dominated by business actors as well as upper middle class workers using private vehicles (cars and motorcycles) including taxi / online taxis and motorcycle taxis / ojek online as potential passengers. Costly MRTJ operational and maintenance costs, making MRTJ tariffs a determinant factor in non-tariff and non-operating income. In addition to the cost, the tariff determination may consider the willingness of consumers to pay in order to set the optimal tariff that is the (most favorable) tariff for prospective passengers as well as the sustainability of the MRTJ business.
This research uses Contingent Valuation Methods (CVM), which is direct inquire to prospective potential passenger respondents through surveys on willingness to pay and the amount of tariff that is willing to be paid for the use of MRTJ. Survey of WTP tariff using open-ended questions method so that respondents can say what they want without limitation of opinion which have been prepared by researcher. The research variables are divided into 4 groups: scope, Willingness to Pay (WTP), (Minimum Service Requirement) SPM MRTJ, and respondent characteristics. The result of the research is that all respondents are willing to pay MRTJ tariff. Based on financial and economic analysis, the most optimal WTP tariff is Rp. 15.000,-. The tariff is able to cover operational and maintenance costs only with minimum subsidy support from the Government. With the estimated number of passengers reaching 107,000 passengers per day, the tariff is able to reduce the number of private vehicles (cars and motorcycles) resulting in fuel savings and decreased CO2 emissions up to 74.41%. Taking into account the Willingness to Pay (WTP) of potential passengers of MRTJ, it will generates the optimal MRTJ tariff."
Depok: Universitas Indonesia, 2018
T51842
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library