Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 40 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ferry Yama Irawan
"Latar belakang: Menurunkan angka kematian ibu menjadi prioritas program kesehatan global, dan merupakan salah satu target dalam United Nation Millennium Development Goals (MDGs), yaitu menurunkan angka kematian ibu hingga 75% pada tahun 2015. Angka kematian ibu di Indonesia tahun 2012 adalah 359/100.000 kelahiran hidup, dan merupakan salah satu negara dengan angka tertinggi di Asia Tenggara dengan Jakarta memiliki jumlah kematian ibu sebanyak 97 jiwa.
Tujuan : Mengidentifikasi karakteristik kematian ibu di RSCM, meliputi karakteristik sosio-demografi, riwayat obstetri dan medis, serta kondisi klinis pasien saat tiba di rumah sakit.
Metode : Penelitian ini merupakan survey untuk mengetahui data deskriptif kematian maternal menggunakan rekam medis selama rentang waktu penelitian. Dilakukan telaah rekam medis 51 kasus kematian ibu yang terjadi selama 2 tahun dari Januari 2013 hingga Desember 2014 di bagian Obstetri dan Ginekologi, RSCM.
Hasil: Dari 51 kasus kematian maternal, diketahui kelompok usia yang dominan adalah 25-34 tahun (58,8%) dengan mayoritas berpendidikan setingkat SMA (70,6%). Tiga puluh dua (62,8%) subjek dengan paritas lebih dari 2 dan tidak ada subjek yang menggunakan metode kontrasepsi IUD atau implan. Sembilan puluh dua persen subjek melakukan ANC, dengan sebagian besar ≥ 4 kali (33 subjek, 64,7%) dan umumnya dilakukan di bidan (41 subjek, 80,4%). Preeklampsia berat merupakan kelainan dalam kehamilan yang paling banyak dijumpai (26 subjek, 65%). Empat puluh tujuh subjek (92,2%) merupakan pasien rujukan, dengan 10 subjek mengalami eklampsia (19,6%) dan 12 subjek dengan perdarahan (23,5%). Preeklampsia adalah penyebab kematian utama.
Kesimpulan: Karakteristik dominan pada kematian maternal di RSCM adalah Ibu dengan preeklampsia, kelompok umur 25-34 tahun, pendidikan setaraf SMA, ANC di bidan, dan jumlah ANC lebih dari 4 kali.
......
Background: Reducing maternal mortality is a priority in global health programs, and is one of the targets in the United Nations Millennium Development Goals (MDGs), which is to reduce maternal mortality by 75% by 2015. The maternal mortality rate in Indonesia in 2012 was 359 / 100,000 live births , and is one of the countries with the highest rates in Southeast Asia with 97 maternal death in Jakarta as its capital city.
Objective: Identify characteristics of maternal mortality in tertiary hospitals in Jakarta, including socio-demographic characteristics, previous medical and obstetric history, and patient?s clinical condition on arival to the hospital.
Method: This was a survey to identify descriptive data of maternal mortality using medical records during study period. Manual review of 51 medical records was conducted for 2 years from January 2013 to December 2014 in Department of Obstetric & Gynecology, Cipto Mangunkusumo Hospital.
Results: From 51 maternal mortality, 58,8% was 25-34 years old, with most of them had education at a level of senior high school (70,6%). Thirty two subjects (62,8%) with parity more than 2, there was no history of using IUD or implant as contraception methods. Ninety two percents subjects had antenatal care visits, and mostly ≥ 4 times (33 subjects, 64,7%) and visit midwives (41 subjects, 80,4%). Severe preeclamsia was the dominant comorbid during pregnancy (26 subjects, 65%). Forty seven subjects (92,2%) are referral patients, ten subjects (19,6%) had eclampsia and 12 subjects (23,5%) had hemorrhage. Most of death occured as a result of severe preeclampsia (26 subjects, 50,98%).
Conclusion: Maternal mortality characteristics were identified. Severe preeclamsia was the dominant comorbid during pregnancy, with 25-34 years old group, high school education background, had at least 4 times antenatal care and visit midwife for antenatal care."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2016
SP-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Rosalina Nungkat
"Salah satu upaya menunmkan angka kesakitan dan kematian ibu adalah melalui pemberian pelayanan yang berkualilas. Pelayanan yang berkualitm dapai di wujudkan dengan adanya tenaga kesehatan yang kompeten, termasuk bidan di desa. Desain Penelitian dengan cross sectional untuk mengelahui kompetensi dan kinexja bidan di desa dalam melaksanakan pelayanan asuhan parsalinan nommal di Kabupaten Bengkayang lahun 2008. Populasi adalah bidan di desa yang bertugas di polindes. Sampel pmelitian ini adalah semua bidan di desa yang bexjumlah 53 orang yang sudah meudapatkan pelatihan asuhan persalinan normal (APN).
Hasil penelitian menunjukkan sebagian besar (83,2%) bidan di desa kurang kompeten mc-laksanakan suhan persalinan normal (APN). Kompetensi merupakan faktor yang bermalcna terhadap kinexja bidan di desa dalam melaksanakan asuhan persalinan nomml berdmarkan indikator cakupan persalinan dengan Oddss Ratio 31 (95% CI: 3,4 - 28l,9) dan berdasarkan persentase kasus yang di mjuk pada alpha 5% terdapat perbedaan yang signiiikan antara rata-rata persentase kasus komplikasi persalinan yang di rujuk oleh bidan di desa dengan kompetensi. Bidan yang kurang kompelen merujuk rata-rata 13 % kasus komplikwi persalinan, sedangkan bidan yang kompeten merujuk rata-rata 4 % kmus komplikasi persalinam Vayiabel lain yang bennakna dengan lcineaja adalah pengalaman kelja bidan di desa dengan Oddss Ratio 6,7 (95% CI: 1,3 - 3317). Variabel pendidikan, umur, peralatan dan bahan menunjukkan hubungan yang tidak bemiakna. Oleh karena itu kompelensi bidan di dwa perlu ditingkatlcan bukan hanya dengan pelatihan saja tetapi perlu ditindak lanjuti dengan supervisi yang teerprogram dan uji sertifikasi kompefersi oleh suatu badan yang terakreditasi.
......One of effort for decrease of morbidity and maternal mortality be giving a quality health care.That is necessary human resources of health which having competency, included midwife in the village This research to be done with cross- sectional design for knowing competency of midwife in the village on going nomially birth attendant care at Bengkayang District 2008. Population research are midwives in tlievillage which on duty at the village centre attendant Samples research are all of the midwives intthe village, there are 53 persons which got training normally birth attendant care.
The result showed most of midwifes (83,2%) have not enough competent on going normally birth attendant care. Competency is afsigniticant factor to midwife performent on going normally birth attendant indicated birth attendant target with Odds Ratio '31 (95% CI:3,4 - 28I,9) and presentation of cases refered on alpha 5 %, there is a differentiation signilicantly between mean procentace cased refered with competency. The village's midwives which not enough competent refered mean 13% cases birth attendant complication, the midwives in the village which competent refered 4 % cases birth attendant complication. Significant variable with perrofmmtee is experienee job, odds nano 6,1 (95% cr; 1,3 _ sag). Another variables are educatiorg age and equipment showed not significant. That is why competency of the midwivx in the village necessary to be increased not only with training but also a programmly supervising and competency sertilication test from accreditation organization."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2008
T34291
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Annisa Rahmayanti
"ABSTRAK
Angka Kematian Ibu (AKI) merupakan salah satu indikator untuk mengukur kesejahteraan masyarakat (Kemenkes RI, 2014). Kabupaten Bogor memiliki jumlah kematian tinggi mencapai 69 jiwa dengan AKI 55,41/100.000 kelahiran hidup pada tahun 2015. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui gambaran kematian ibu di Kabupaten Bogor Tahun 2015. Jenis penelitian yang digunakan yaitu case series dengan sampel 67 kasus kematian ibu yang terdata dalam form RMM dan OVM Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kematian ibu tinggi saat nifas (61,5%), dengan sebab kematian perdarahan (41,9%). Dari faktor sosiodemografi kematian tinggi pada umur 20-35 tahun (59,7%), pendidikan ibu SD (55%), pekerjaan ibu sebagai ibu rumah tangga (61,2%), pendidikan suami SD (48%), pekerjaan suami sebagai buruh (37,5%). Kematian ibu terbanyak pada yang memiliki riwayat komplikasi (46,3%), multigravida (75,8%), paritas 1-3(64,6%), tidak pernah mengalami abortus (83,1%). Dari akses ke layanan kesehatan kematian tinggi pada jarak jauh dengan RS (46,9%), jarak dekat dengan bidan/puskesmas (55,1%), sementara tidak berbeda jauh pada yang memiliki risiko tinggi/tidak. Kematian ibu juga tinggi pada yang memiliki riwayat ANC, K1, dan K4 dengan persentase masing-masing 95,4%, 72,4%, dan 90,9%. Cara persalinan spontan (57,8%), penolong persalinan SpOG (51,2%), tempat persalinan di RS (63%), usia kehamilan preterm (57,8%) dan tempat kematian di RS (80%).

ABSTRACT
Maternal Mortality Ratio (MMR) is one of the indicators that reflects a country?s social welfare (Kemenkes RI, 2014). In 2015, Kabupaten Bogor had 69 maternal mortality cases and MMR of 55,41/100.000 live births. The purpose of this research is to describe the maternal mortalities in Kabupaten Bogor 2015. The design of this research is case series with 67 samples reported through the RMM and OVM form to Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor. The results show that maternal mortality in Kabupaten Bogor is mostly at post-partum (61,5%), caused by haemorrhage (41,9%). Sociodemographic factors show that maternal mortality is high in those aged 20-35 years old (59,7%), women with primary school background (55%), housewives (61,2%), spouse?s education until primary school (48%), spouse working as labor (37,5%). Maternal mortality is found high in those with a history of complication (46,3%), multigravida (75,8%), parity 1-3 (64,6%), and no history of abortion (83,1%). Factors of access to health services show that maternal mortality is high in those living in a long distance to the hospital (46,9%), living near midwives/Puskesmas (55,1%), meanwhile there is not much difference in those with high-risk or without. Maternal mortality is found to be high in those who received antenatal care, K1, and K4 with 95,4%; 72,4%; and 90,9% respectively. The cases were mostly found in those with normal delivery/labor (57,8%), specialists as birth attendants (51,2%), birth delivery at the hospital (63%), age of pregnancy during preterm (57,8%), and death place mostly at the hospital (80%)."
2017
S66086
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rivan Destyanugraha
Tangerang: Lembaga penelitian dan pengabdian kepada masyarakat Universitas Terbuka, 2017
520 JMSTUT 18:2 (2017)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Simarmata, Samuel Juliangrace
"Berdasarkan laporan dari WHO pada tahun 2020, Angka Kematian Ibu (AKI) mencapai sebesar 287.000 jiwa yang terjadi di seluruh dunia, dimana 95% kasus kematian ibu banyak ditemukan di beberapa negara dengan penduduk berpendapatan menengah sampai rendah ke bawah. Data AKI terbaru dari Survei Penduduk Antar Sensus (SUPAS) tahun 2020 menunjukkan bahwa Angka kematian ibu di Indonesia adalah 189 per 100.000 kelahiran hidup, angka inimasih sangat tinggi dibandingkan dengan target SDGs yang ingin dicapai, yaitu menurunkan AKI sampai ke 70 per 100.000 Kelahiran Hidup pada tahun 2030 mendatang. Adapaun faktor determinan yang mempengaruhi kematian ibu adalah determinan jauh, determinan antara, dan determinan dekat. Tujuan penelitian ini untuk menganalisis determinan jauh (status ekonomi dan tempat tinggal), determinan antara (usia), dan determinan dekat (komplikasi kehamilan) yang mempengaruhi kematian ibu pada peserta JKN di Indonesia Tahun 2022. Penelitian ini bersifat penelitian kuantitatif dengan desain studi potong lintang (cross sectional). Analisis data meliputi analisis univariat, bivariat (Chi-Square), dan analisis multivariat menggunakan regresi logistik. Hasil yang didapatkan dari penelitian ini menunjukkan terdapat hubungan signifikan secara statistik antara faktor status ekonomi (p-value = 0,007), tempat tinggal (p-value = 0,025), pre-eklampsia dan eklampsia (p-value = 0,000), perdarahan obsteri (p- value = 0,000), dan infeksi obstetri (p-value = 0,022) dengan kematian ibu. Tidak terdapat hubungan signifikan secara statistik antara usia (p-value = 0,78) dengan kematian ibu. Faktor yang paling dominan yang berhubungan dengan kematian ibu adalah perdarahan obstetri (p-value = 0,000, aOR = 7,548).
......Based on a report from WHO in 2020, the Maternal Mortality Rate (MMR) reached 287,000 worldwide, where 95% of maternal death cases are found in several countries with middle to low-income populations. The latest MMR data from the 2020 Inter-Census Population Survey (SUPAS) shows that the maternal mortality rate in Indonesia is 189 per 100,000 live births, this figure is still very high compared to the SDGs target to be achieved, which is to reduce MMR to 70 per 100,000 live births by 2030. The determinants that influence maternal mortality are distant determinants, intermediate determinants, and near determinants. The purpose of this study was to analyze the distant determinants (economic status and place of residence), intermediate determinants (age), and close determinants (pregnancy complications) that affect maternal mortality in National Health Insurance (JKN) participants in Indonesia in 2022. This study is quantitative research with a cross-sectional study design. Data analysis included univariate, bivariate (Chi-Square), and multivariate analysis using logistic regression. The results obtained from this study showed that there was a statistically significant relationship between economic status factors (p-value = 0.007), place of residence (p- value = 0.025), pre-eclampsia and eclampsia (p-value = 0.000), obstetric heemorhage (p- value = 0.000), and obstetric infection (p-value = 0.022) with maternal mortality. There was no statistically significant association between age (p-value = 0.78) and maternal mortality. The most dominant factor associated with maternal mortality was obstetric hemorrhage (p-value = 0.000, aOR = 7.548)."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bakri Abdullah author
"Pemerintah semakin serius memperhatikan masalah kematian ibu akibat Perdarahan Postpartum (PPp) khususnya mamasuki periode Pembangunan Jangka Panjang Kedua. Angka kematian ibu di Indonesia masih cukup tinggi, yaitu 390/100.000 kelahiran hidup pada tahun 1994 (SDKI). 10%-20% kematian ibu tersebut disebabkan PPp. Faktor resiko kesakitan hingga terjadinya PPp dapat membawa kaum ibu mengakhiri hidupnya, yakni kematian. Usaha menurunkan angka kematian ibu menjadi 2251100.000 kelahiran hidup pada Pelita VI, ada penurunan angka kematian tersebut sebesar (57,69%.).
Untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian PPp dengan "Cross Sectional Survey": Terdapat proporsi Ibu Bersalin, Berdasarkan PPp 193 (12,22%); umur: 20-35 tahun mempunyai proporsi kehamilan tertinggi 1.002 (64,42%) dan terendah umur 20 tahun 262 (16,58%); Paritas < 3 merupakan proporsi tertinggi 1.136 (71.90%) dan paritas > 4 merupakan terendah 123 (7,78%); Tingkat Pendidikan Tamat SMP merupakan yang terendah 120 (7,60%) sedangkan Tidak Sekolah menempati posisi yang signifikan1.335 (84,49%); Kadar Hb> atau=l l gr% tidak anemia sebanyak 583 (36,90%); sedangkan Kadar Hb<11 gr% anemia sebanyak 997 (63,10%); Bengkak Pada Tubuh, . yang tidak pemah bengkak terdapat 1.062 (67,22%); Konsumsi Tablet Fe < 60 tablet sebanyak 576 (36,46%) > 60 tablet 563 (35,63%); Lama Partus sebanyak 1.535 (97,15%) tertinggi dengan Partus Normal; Lepasnya Plasenta < I jam sebanyak 1.535 (97,15%); Penolong Persalinan Bukan Nakes sebanyak 940 (59,49%), Tenaga Kesehatan 640 (40,51%); Tempat Bersalin bukan Puskesmas sebanyak 940 (59,49%).
Terdapat hubungan PPp yang bermakna adalah terhadap variabel umur, tingkat pendidikan, bengkak pada tubuh, konsumsi tablet Fe, lama partus, lepasnya plasenta, penolong persalinan dan tempat bersalin. Hendaknya ditingkatkan managemen penanggulangan perdarahan postpartum dan penelitian selanjutnya hingga ke tingkat analisis multivariat."
Universitas Indonesia, 2000
T605
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Husniyati Bastary
"Angka kematian ibu di Indonesia masih tinggi yaitu 390 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 1994. Penjaringan ibu hamil dengan risiko oleh tenaga kesehatan merupakan indikator untuk memperkirakan besarnya masalah yang dihadapi oleh Program Pembinaan Kesehatan Keluarga dan diharapkan ibu hamil dengan risiko pendapat perhatian khusus, meskipun ibu hamil yang tidak termasuk risiko tidak boleh diabaikan Puskesmas se Kabupaten Ogan Komering Ulu.
Penelitian yang dilakukan dengan metode Cross sectional pada bulan Desember 2000 Januari 2001 bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor risiko kehamilan yang berhubungan dengan kualitas Pemanfaatan Pelayanan Antenatal serta faktor yang mempengaruhi tersebut, dilihat dari sudut pengguna yaitu ibu hamil pengunjung Puskesmas.
Data yang diperoleh dari hasil wawancara, pemeriksaan fisik umum, pemeriksaan kebidanan dan kadar Haemoglobin (metode Sahli) terhadap 210 Responden. Pemanfaatan dikatakan adequat bila ibu memeriksakan kehamilannya kepada petugas Kesehatan, trimester pertama, paling sedikit satu kali, trimester kedua satu kali, dan pada trimester III dua kali.
Dari 17 variabel yang ditegakkan, ada 4 variabel yang terbukti bermakna secara statistik yaitu variabel Tekanan Darah, Kadar Haemoglobine, Hamil kembar dan jarak ke fasilitas kesehatan.
Dari keempat variabel tersebut, variabel hamil kembar dan jarak tak terbukti secara bermakna mempengaruhi hubungan variabel risiko kehamilan dengan Pemanfaatan Pelayanan Antenatal, sedangkan variabel Tekanan darah dan Kadar Haemoglobin secara bermakna mempengaruhi Pemanfaatan Pelayanan Antenatal.
Untuk meningkatkan kualitas pemanfaatan oleh ibu hamil, upaya-upaya yang perlu dilaksanakan antara lain, Intensifikasi Penyuluhan, mengenai Pelayanan Antenatal dan risiko kehamilan. Meningkatkan kemampuan bidan, dukun bayi dan leader dalam menentukan faktor risiko pada ibu hamil yang berhubungan secara negatif dengan adekuasi Pemanfaatan Pelayanan Antenatal.
Penelitian ini mendukung upaya-upaya Program Kesehatan ibu dan anak dalam meningkatkan Cakupan Persalinan oleh bidan, Superoisi terhadap persalinan oleh dukun serta pengembangan dana sehat untuk ibu hamil

Maternal Mortality rates are still high in Indonesia, i.e. 390 per 100.000,- live births respectively in 1994 one aspects of Antenatal care the Health Centers in indentifying at risk woman and refer them to the district hospital for further Treatment.
The Methodology of the study is cross sectional in Desember - Januari 2001, Health Centered in Regency of OKU. Identifying the pregnancy risk factors which were related to the quality (adequacy) of utilization of ANC from the view of users. i, e. expecting mothers attending health centres, and to fine out other factors which influence the relationship. Utilization of ANC is defined is adequate if the expecting mother had her first ANC visit to health personnel during the first trimester, at least once in the second and two consecitive visits in the third trimester of her gestational age. The data were collected from 210 respondents thought direct intervienes, general pyisical and obstetric examinations, and Sahli's method for determination of Hemoglobin concentration.
From 17 variable only the first four variables were found statistical sigmicant (Blood pressure, Content Hemoglobin, Double Pregnancy, Distance between house to Health facilities).
Among the four variable the Distance between mother's homes and Double Pregnancy was Statistically not significant influencing the relationship between the risk factor and utilization of ANC, while Hemoglobin of content were found affecting the relationship significantly of ANC utilization.
For Improve the quality of ANC utilization, health education dealing with ANC and risk factors of Pregnancy Should be intensified. Knowledge and capability of midwives, traditional midwives and voluntary cadres Should be inproved in identifying pregnancy risk factors especially those which are related negatively to the adequacy of ANC utilization.
The study support the efforts of MCH program in increasing the coverage of home deliveries by midwives, supervision of high risk home deliveries attended by traditional midwives and development of health insurance for expecting mothers."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2001
T1078
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fase Badriah
"Iklan kampanye Suami SIAGA (SIap, Antar dan jaGa) merupakan salah satu kampanye media massa yang diputar di hampir semua stasiun televisi di Indonesia dan merupakan salah satu program Gerakan Sayang Ibu (GSI) yang diluncurkan oleh Menteri Urusan Paraxial Wanita pada tahun 1996 (kini Menteri Urusan Pemberdayaan Perempuan), yang bekerja sama dengan John Hopkins University/Centre for Communication Programs (JHUICCP) yang didanai oleh UNFPA. Isi pesan iklan tersebut adalah seputar perlunya partisipasi suami terhadap keselamatan ibu alas peristiwa maternal yang dialami.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui respon suami terhadap iklan kampanye Suami SIAGA di televisi, di Kabupaten Sukabumi Jawa Barat tahun 1999. Penelitian ini merupakan analisa data sekunder dari 122 responden yang pernah menonton. iklan kampanye Suami SIAGA dari penelitian "Respon Masyarakat Terhadap Iklan Kampanye Suami SIAGA di Televisi di Kabupaten Sukabumi Jawa Barat 1999". Sedangkan data yang lain adalah data kualitatif adalah data primer yang digunakan untuk memperkaya data.
Penelitian ini mengunakan dua metode sekaligus yaitu metode kuantitatif dengan disain penelitian cross sectional, dan penelitian kualitatif menggunakan metoda Focus Group Discussion (FGD) dengan disain deskriptif analitik, yang diperlukan untuk memperkaya data. Sedangkan populasi penelitian adalah suami yang istrinya sedang hamil atau baru melahirkan (usia bayi kurang dari 6 bulan) dan pernah menonton iklan kampanye Suami SIAGA di televisi dan tinggal di Kabupaten Sukabumi Jawa Barat.
Dari hasil penelitian yang diperoleh menunjukkan bahwa respon suami terhadap iklan adalah positif (83%). Uji bivariat menunjukkan adanya hubungan yang signifikan antara respon dengan tingkat pendidikan (p-value 0,046) dan usia suami (p-value 0,0485). Hasil uji multivariat didapatkan model terbaik dan determinan terhadap respon yang terpilih adalah variabel pengetahuan tentang maternal dan variabel umur dengan Odd Ratio masing-masing 2,758 dan 3,667.
Walaupun respon terhadap iklan cukup baik, namun data kualitatif menunjukkan bahwa peneriman suami terhadap pesan hanya berdasarkan persepsi suami, yaitu hanya berkaitan dengan partisipasi mereka terhadap pekerjaan rumah tangga saat istri hamil dan atau melahirkan, bukan pada penerimaan yang lebih mendalam sesuai dengan tujuan pesan iklan yaitu pendekatan positif untuk melakukan tiga tindakan yaitu Siap Antar dan Saga. Hasil penelitian juga menunjukan iklan Suami SIAGA belum memuat unsur edukatif yang memberikan informasi penting yang perlu diketahui suami terutama dalam mengenali gejala bahaya saat istri hamil, padahal pengetahuan maternal sangat mempengaruhi kesiapan suami terutama mencegah faktor terlambat di rumah tangga dan terlambat ke pelayanan medis / transportasi, sehingga unsur pendekatan untuk melakukan tiga tindakan positif yaitu action suami SIap, Antar dan .jaGA dalam iklan terasa belum cukup, mengingat kompleksnya masalah ibu bersalin.
Berdasarkan hasil temuan penelitian, maka saran yang dianjurkan untuk intervensi adalah, perlu adanya program seri iklan sehingga mampu memberikan informasi yang lengkap tanpa mengurangi daya tarik iklan dan intensitas penayangan iklan. Sudah saatnya pula semua pihak menyadari bahwa masalah maternal bukan semata-mata masalah wanita, sehingga setiap upaya yang dibuat hendaknya juga melibatkan anggota keluarga dan masyarakat khususnya suami.
......
"Suami SIAGA" television campaign advertisement is one of mass media campaign of mother friendly movement from the previous Ministry of the Role Women (now Ministry of Women's Empowerment) in collaboration with JHU (John Hopkins University) funded by UNFPA in 1996, This program has been broadcasted at all private TV broadcasting station in Indonesia The Advertisement was made to increase husband's involvement in the safe motherhood.
One study had been conducted to learn the response of husbands in the district of Sukabumi toward the televised advertisement of Suami SIAGA. This cross-sectional study employed both quantitative and qualitative study. This thesis analysis a part of data collected throe the study that is those of respondents who ever watched the advertisement prior to study. The Number of respondents analyzed were 122.
The study populations are husband whose wife is pregnant or has a baby no more than 6 months of age and have ever watched Suami SIAGA advertisement in television which live in Sukabumi District, West Java 1999.
This analysis shows that most of husband?s responses to 'Suami SIAGA' advertisement are positive. While bivariate test show significant association between husband's response with educational level and their age. Models which is fit to the response are maternal knowledge and age which mean that those factors have relationship / association with response. Even though their response according to qualitative analysis is quite good, qualitative analysis shows that husband's understanding to the advertisement is based-on their responsibility toward household works while their wife is being pregnant or delivery a baby; not in the mean of preventing " the tree delays ".
Analysis shows that Suami SIAGA advertisement didn't put into account the necessity of educational aspect to inform husband in recognizing life threatening obstetric complications. On the other hand, maternal knowledge is very influencing husband readiness is preventing "the three delays".
This study recommends the program manager to make the advertisement series containing complete information in preventing maternal mortality. Hence, it's time for all part to realize that maternal mortality is not only the women's problem but also the community and the government, so all of interventions made should involved family member and community, in particular, the husband. "
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2000
T1159
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Farida Hasan
"Pembangunan Sumber Daya Manusia merupakan upaya yang bersifat menyeluruh, dimana salah satu komponen pentingnya adalah percepatan penurunan angka Kematian Ibu dan Kematian Bayi. Upaya kesehatan yang dilaksanakan dan dikembangkan berdasarkan bentuk atau pola Upaya Kesehatan Puskesmas, serta Upaya Rujukan Kesehatan. Pelayanan terhadap ibu hamil terutama ibu hamil risiko tinggi dipengaruhi oleh banyak faktor.
Pelayanan ibu hamil risiko tinggi di Kabupaten Sukabumi masih sangat rendah, ini bisa dilihat dari target pelayanan ibu hamil risiko tinggi sebesar 12% dari seluruh ibu hamil, cakupannya tahun 1998 baru mencapai 4,53%. Dengan terjadinya krisis ekonomi yang sudah dimulai sejak akhir 1997 maka jumlah keluarga miskin jadi lebih meningkat diperkirakan kenaikan ini dari 20% menjadi 40%, diperkirakan pelayanan terhadap ibu hamil risiko tinggi akan menurun karena menurunnya kemampuan dari pada masyarakat terutama keluarga miskin untuk mendapatkan pelayanan kesehatan. Untuk melihat bagaimana hubungan antara faktor yang berpengaruh terhadap cakupan ibu hamil risiko tinggi ini, terutama jarak ke pelayanan kesehatan/RS, ratio bidan per penduduk, ratio partus dukun per penduduk dan ratio dana JPSBK, dilakukan penelitian survey dengan pengambilan data sekunder dari laporan bulanan KIA Puskesmas sekabupaten dan data rujukan ibu hamil risiko tinggi ke Rumah Sakit - Rumah Sakit di Sukabumi periode sebelum JPSBK (November 1997 - Oktober 1998) dan periode sesudah JPSBK (November 1998 - Oktober 1999). Analisa data dilakukan dengan uji korelasi Pearson untuk melihat kemaknaan hubungan antara variabel dependent dan variabel independent.
Hasil analisa data dengan uji korelasi menunjukan, sebelum JPSBK, ratio bidan per penduduk secara bermakna berhubungan dengan cakupan ibu hamil risiko tinggi terutama cakupan ibu hamil partus lama (pl,00), dan cakupan ibu hamil risiko total (p=0,005), sedangkan jarak ke rumah sakit secara agak bermakna mempengaruhi cakupan ibu hamil terutama ibu hamil risiko tinggi lain-lain (p=,105), sedangkan ratio jumlah partus dukun tidak mempengaruhi cakupan ibu hamil risiko tinggi. Sesudah JPSBK hasil analisa data menunjukan ratio bidan per penduduk secara bermakna mempunyai hubungan dengan cakupan ibu hamil risiko tinggi terutama ibu hamil perdarahan (p=,O60), dan ibu hamil partus lama (p=1,094). Ratio dana JPSBK secara bermakna berhubungan dengan cakupan ibu hamil risiko tinggi terutama ibu hamil perdarahan (p4=1,005). Sedangkan jarak ke RS dan ratio partus dukun tidak mempunyai hubungan yang bermakna dengan cakupan ibu hamil risiko tinggi.
Penelitian ini menyimpulkan bahwa makin tinggi ratio bidan perpenduduk makin tinggi cakupan ibu hamil risiko tinggi terutama ibu hamil perdarahan dan partus lama. Makin tinggi dana JPSBK makin tinggi cakupan ibu hamil terutama ibu hamil perdarahan. Jarak ke RS tidak mempengaruhi cakupan, jadi walaupun jarak ke RS jauh tapi rujukan ibu hamil risiko tinggi tetap dilaksanakan. Ratio partus dukun tidak pempengaruhi cakupan ibu hamil risiko tinggi.
......Factors Related to High Risk Pregnant Women Coverage Before and after JPS-BK at Puskesmas in Sukabumi District, at 1997-1998.Development of Human Resources as a whole effort, is an important component to accelerate the reduction of Maternal Mortality and Infant Mortality in Indonesia. Health services for pregnant women, especially high risk pregnant women, are influenced by many factors. Health services for pregnant women in Sukabumi District is still far from the desired level. This level can be showed by coverage of high risk pregnant women services , that is about 4,53%, while the target is 12% of whole pregnant women. During the economic crisis that has happened since the end of 1997, the number of poor families increased. from 20% to 40%, of total the families. The ability to reach health services among poor families become declined. To prevent this from happening, the Ministry of Health launched a social safety net program.
This study examined association between coverage of high risk pregnant women and several factors such as distance to hospital, midwives-population ratio, traditional birth to population ratio, and ]PS-BK fund-population ratio. The data collected from KIA monthly report made by every Puskesmas from 1997 to October 1999 before and after RS-8K fund distribution. The "Correlation of Pearson" is used to find the significance of association between dependent and independent variables.
The result showed that, before JPS-BK midwives-population. ratio have significant association with coverage of high risk pregnant women especially for neglected labor (p~,000), and total high risk labor (pt,005). The distance to hospital have significant association with the others high risk labor at p=0,105. After JPS-BK the study showed that midwives-population ratio had significant association with coverage pregnant with bleeding (p=0,060) and neglected labor (p~,094}. JPS-BK fund-population ratio had significant association with coverage of high risk pregnant with bleeding (p=0,005). The distances to hospital and traditional birth to population ratio had no significant association with coverage of high risk pregnant women.
The conclusions of this research are 1. the more midwives-population ratio the more coverage of high risk pregnant women especially for bleeding and neglected labor. 2. the more fund is available the more coverage for high risk pregnant especially for pregnant with bleeding. The distance to hospital did not relate to coverage of high risk pregnant women."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2000
T2571
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Titiek Setyowati
"Angka kematian ihu atau kematian dalam masa hamil, bersalin dan nifas merupakan salah satu indikator kesehatan wanita usia reproduksi dan dapat digunakan sebagal ukuran keberhasilan pelayanan kesehatan khususnya pelayanan obstetn. Dari beberapa studi menunjukkan angka kematian ibu di Indonesia relatif masih tinggi. Berbagai intervensi program kesehatan telah dilakukan namun angka kematian ibu belum tampak kecenderungan penurunan yang berarti. Keadaan ini disebabkan faktor-faktor yang mempengaruhi kematian ibu sangat komplek ditinjau dari faktor penyebab maupun faktor risiko.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahul faktor-faktor yang mempengaruhi kematian ibu di Indonesia berdasarkan data Rumah Sakit pada kurun 1990--1992. Dalam hal ini faktor-faktor yang mempengaruhi kematian ibu dilihat dari faktor penyebab kematian ibu dan faktor risiko meliputi faktor pelayanan kesehatan rujukan (cara masuk Rumah Sakit dan cara persalinan ), faktor reproduksi ( umur ibu dan paritas ) dan faktor sosial ekonomi (pendidikan ibu dan pekerjaan ibu ).
Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah Data Pencatatan dan Pelaporan Rumah Sakit Departemen Kesehatan yaitu `Data Individual morbiditas pasien rawat inap untuk pasien obstetn khusus ibu yang melahirkan di Rumah Sakit dan pasien abortus` (Formulir RL. 2.2).
Populasi yang diamati yaitu pasien obstetn di Rumah Sakit/ Rumah Sakit Bersalin yang dikelola oleh Pemerintab/Swasta di Indonesia kurun 1990 -1992. Dalam Sistem Pelaporan Rumah Sakit, data dikumpulkan dari masing-masing Rumah Sakit secara sampling selama 40 han dalam setahun atau 10 hari dalam satu triwulan meliputi periode 1-10 Januari, 1-10 Mel, 1-10 Agustus dan 1-10 Nopember. Pasien obstetn yang keluar hidup atau meninggal yang terdaftar dalam periode tersebut dinyatakan sebagai responden dalam penelitian ini. Dalam kurun 1990-1992 didapatkan 169 kasus kematian ibu diantara 71.842 responden pasien obstetn atau 56.256 responden yang hasil kelahirannya anak lahir hidup.
Teknik analisis data yang digunakan yaitu 1) Statistik deskriptif yang bertujuan untuk mengetahui pola sebab kematian ibu dan rasio kematian ibu menurut karakteristik faktor yang diteliti dan 2) Statistik inferensial (regresi logistik) yaitu untuk mempelajari peran variabel babas dalam mempengaruhi kematian ibu menurut beberapa model yang diperhatikan.
Berdasarkan. hasil penelitian diperoleh angka kematian ibu di Rumah Sakit pada tahun 1990-1992 sebesar 300,4 per 100.000 kelahiran hidup. Sebagian besar ( 71 %) kematian ibu di Rumah Sakit yaitu daiam kurun waktu kurang dari 48 jam . Proporsi sebab kematian ibu menurut diagnosa utama 97 % adalah obstetri langsung . Kematian ibu pada obstetri langsung didapatkan perdarahan menduduki peringkat tertinggi kemudian diikuti toksemia, persalinan lama, abortus, penyulit persalinan, kematian janin, penyulit kehamilan dan kelainan letak janin . Proporsi terbesar dari faktor predisposisi sebab kematian ibu menurut faktor cara masuk Rumah Sakit pada kasus yang dirujuk yaitu perdarahan, penyulit persalinan dan kematian janin , untuk ibu dengan paritas 4 keatas adalah perdarahan, penyulit persalinan dan kematian janin, selanjutnya untuk kelompok umur ibu di atas 35 tahun adalah perdarahan dan umur < 20 tahun yaitu toksemia dan perdarahan. Kejadian kematian ibu merupakan kasus yang langka ( rare cases) oleh karena itu dalam analisis inferensial disajikan cukup banyak model sesuai dengan jumlah kasus yang dipelajari.
Dari hasil regresi logistik menurut beberapa Model yang diperhatikan memberikan informasi sebagai berikut :
Model -1 (Pengaruh variabel pelayanan kesehatan rujukan terhadap kematian ibu ) : didapatkan cara masuk Rumah Sakit (cms) dan cara persalinan (cps) serta interaksi cros*cps mempunyai pengaruh yang berarti secara statistik terhadap kematian ibu.
Model-2 (Pengaruh variabel reproduksi terhadap kematian ibu ): ditemukan variabel umur ibu (umr2) yaitu umur 35 tahun ke atas mempunyai pengaruh berarti terhadap kematian ibu sedangkan paritas (par) tidak menunjukkan perbedaan pengaruh yang bermakna.
Model-3 (Pengaruh variabel sosial ekonomi terhadap kematian ibu): didapatkan variabel pendidikan ibu (ddk) yaitu pendidikkan ibu <=SD mempunyai pengaruh berarti terhadap kematian ibu sedangkan pekerjaan ibu (krj) tidak memperlihatkan perbedaan pengaruh yang bermakna.
Model-4 (Pengaruh variabel pelayanan kesehatan rujukan dengan memperhatikan pendidikan ibu) : diperoleh cara persalinan (cps) dan pendidikan ibu (ddk) serta interaksi dua faktor antara cps*ddk dan cms * ddk mempunyai pengaruh berarti terhadap kematian ibu.
Model-5 (Pengaruh variabel reproduksi dengan memperhatikan pendidikan ibu) : diperoleh umur ibu < 20 tahun (umr1 ), paritas (par), pendidikan ibu (ddk) serta interaksi dua faktor antara umr1*ddk dan par*ddk mempunyai pengaruh berarti terhadap kematian ibu. Dilihat dari nilai odds ratio ditemukan perbedaan pengaruh umur terhadap kematian ibu menurut pendidikkan ibu <=SD cenderung lebih rendah daripada pendidikan SLTP ke atas demikian pula halnya bila diperhatikan menurut paritas.
Model-6 (Pengaruh variabel reproduksi dengan memperhatikan cara masuk Rumah Sakit) : diperoleh umur ibu di atas 35 tahun (umr2), paritas (par), cara masuk Rumah Sakit (cms) serta interaksi dua faktor antara parcms mempunyai pengaruh berarti terhadap kematian ibu."
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 1997
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4   >>