Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Dini Tri Hastuti
"ABSTRAK
Penyakit degeneratif hipertensi atau penyakit darah tinggi adalah suatu
keadaan dimana seseorang mengalami peningkatan tekanan darah di atas normal
yang mengakibatkan peningkatan angka kesakitan (morbiditas) dan angka kematian
(mortalitas). Umumnya 15% dari penderita hipertensi akan menderita stroke, lalu
sekitar 10% menderita penyakit ginjal dan 75% akan menderita penyakit jantung.
Untuk mengatasi hal itu caranya adalah taat dalam mengonsumsi obat, diet yang
seimbang dan mengikuti pola hidup sehat.
Medical adherence atau kepatuhan seorang pasien terhadap saran-saran
yang diberikan oleh dokternya menjadi sangat penting dalam pengobatan
hipertensi, karena apabila pasien menghentikan pengobatan secara sepihak tanpa
berkonsultasi dengan dokter atau ahli, maka hal tersebut dapat berakibat sangat
fatal seperti kenaikan tekanan darah secara tiba-tiba, bahkan dapat mengakibatkan
kematian yang disebabkan adanya komplikasi dari serangan jantung atau stroke.
Morris (1990) mengatakan bahwa individu yang memiliki internal health
locus of control yakin status kesehatan dirinya dipengaruhi oleh perilakunya
sendiri. Mereka memiliki perilaku sehat yang positif, berusaha lebih giat untuk
mendapatkan kesehatan, dan mereka lebih bertanggung jawab terhadap kebutuhan
kesehatannya seperti mencegah dari berbagai penyakit, mengobati diri sendiri
apabila sakit, dan mencari informasi mengenai kesehatan mereka. Sebaliknya, pada individu yang memiliki external locus of control, lebih pasif dalam menjaga
kesehatan diri mereka, kurang melakukan aktivitas fisik, dan kurang mencari
informasi dalam menjaga kesehatan.
Subyek penelitian adalah penderita hipertensi yang berusia 40 - 65 tahun di
Jakarta. Jumlah sampel sebanyak 36 orang yang terdiri dari 19 orang wanita dan 17
orang pria. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah incidental
sampling. Alat yang digunakan untuk mengukur health locus of control adalah
skala multidimensional health locus of control yang disusun oleh Wallston dkk
(1978) dan alat yang digunakan untuk mengukur medical adherence adalah skala
medical adherence yang disusun oleh peneliti.
Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang
positif antara internal health locus of control dan medical adherence, yang artinya
semakin internal subyek maka semakin taat dalam mematuhi saran-saran medis
yang diberikan oleh dokter/ahli kesehatan lainnya. Hasil lainnya menunjukkan
bahwa terdapat hubungan yang negatif antara chance health locus of control dan
medical adherence yang berarti semakin eksternal subyek maka ia semakin kurang
taat dalam mematuhi saran medis. Dan tidak ada hubungan yang signifikan antara
powerful others health locus of control dan medical adherence.
Berdasarkan hasil tersebut, diharapkan agar para dokler/ahli kesehatan
lainnya dapat menciptakan suatu kondisi yang dapat membentuk health locus of
control yang internal pada diri pasien sehingga pasien dapat memiliki ketaatan
terhadap saran medis yang tinggi dan hipertensi yang dimiliki oleh pasien dapat
dikontrol dan tidak mengakibatkan efek yang fatal."
2004
S3326
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Chrisella Annabelle
"Latar belakang: Glaukoma merupakan gangguan penglihatan peringkat ketiga terbanyak di dunia, yang juga menjadi penyebab kebutaan permanen yang paling sering ditemukan. Terapi medikamentosa merupakan penanganan utama bagi pasien glaukoma primer sudut terbuka untuk mencegah perluasan defek lapang pandang yang dapat meningkatkan disabilitas pasien. Keberhasilan pengobatan bergantung kepada kepatuhan pasien terhadap rencana terapi yang telah dibuat untuknya. Metode: Penelitian ini adalah penelitian potong lintang analitik yang menggunakan teknik consecutive sampling dalam pemilihan subjek penelitiannya. Secara total, 33 subjek penelitian diwawancara melalui panggilan telepon berdasarkan kuesioner Morisky Medical Adherence Scale-8 (MMAS-8) yang diterjemahkan ke Bahasa Indonesia untuk menentukan tingkat kepatuhannya. Jenis perubahan lapang pandang ditentukan berdasarkan perhitungan laju perubahan MD dari dua hasil pemeriksaan perimetri Humphrey mata paling baik pasien. Hubungan antara kedua variabel dianalisis menggunakan uji chi square. Hasil: Mayoritas subjek penelitian memiliki tingkat kepatuhan yang rendah (54,5%), diikuti dengan kepatuhan sedang (24,2%), lalu kepatuhan tinggi (21,2%). Median laju perubahan lapang pandang pasien adalah -0,30 (IQR=-1,48—0,87) dB/tahun. Sebanyak 19 (57,6%) pasien mengalami pemburukan lapang pandang. Lima (71,4%) pasien dengan tingkat kepatuhan tinggi mengalami perubahan lapang pandang yang bersifat stabil, sementara sembilan (50%) pasien dengan tingkat kepatuhan rendah mengalami pemburukan lapang pandang (p=0,335). Tidak ditemukan hubungan yang bermakna antara usia pasien dengan perubahan lapang pandangnya (p=0,719). Simpulan: Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemburukan lapang pandang pasien lebih sedikit ditemukan pada kelompok pasien dengan tingkat kepatuhan sedang dan tinggi, namun secara statistik tidak bermakna (p>0,05). Penelitian skala besar lanjutan perlu dilakukan untuk mengatasi keterbatasan penelitian ini.
......Background: Glaucoma is the third most prevalent visual disorder in the world, and also the most common cause of permanent blindness. Pharmacological therapy is used to prevent further visual field defect in open-angle glaucoma patients. Successful treatment is dependent on each patient’ adherence to their planned therapy regimen. Methods: This research is an analytical cross-sectional research which used consecutive sampling technique for subjects recruitment. In total, 33 research subjects were interviewed by phone using the translated Morisky Medical Adherence Scale-8 questionnaire to determine their adherence level. The classification of visual field progression was established based on the calculation of the rate of MD change between two Humphrey perimetry evaluations of the better glaucomatous eye on each patient. The association between the two variables were analysed using the chi square test. Results: The majority of the research subjects enrolled in this study showed low adherence (54,5%), followed with moderate (24,2%), then high adherence (21,2%). Median rate of MD change was -0,30 (IQR=-1,48-0,87) dB/year. As many as 19 (57,6%) patients experienced worsening visual fields. Five (71,4%) patients with high adherence had stable visual field changes, while nine (50%) patients with low adherence had worsening visual fields (p=0,335). No association was found between patients’ ages and their visual field changes (p=0,719). Conclusion: Data analysis suggests that less patients have worsening visual field when the adherence levels are moderate and high. However, it is not statistically significant (p>0,05). Further full-scale research to follow through this pilot study is recommended to be done to overcome the study’s limitations."
Depok: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library