Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 21 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Chang, Xiuya
Taibei : Da Di Chu Banshe, 1986
SIN 895.13 CHA s
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Keyes, Daniel
Taibei : Xiao Zhitang Wenhua, 1995
SIN 895.13 KEY d
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Sue, Grafton
Taibei: Xiaozhitang, 1996
SIN 895.13 SUE y
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Asep Achmad Hidayat
Abstrak :
Fokus kajian ini adalah kerusuhan anti Cina di Kota Garut pada 17-18 Mei 1963. Kajian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor penyebab terjadinya kerusuhan tersebut. Adapun merode yang digunakan adalah metode sejarah, yang meliputi empat tahapan, yaitu heuristik, kritik, interpretasi, dan historiografi. Teori yang digunakan untuk mengetahui faktor determinan dari peristiwa kerusuhan itu adalah teori Colective Behavior dari Neil J. Smelser yang menyatakan bahwa suatu perilaku kolektif ditentukan oleh enam determinan penting, yaitu structutural conduciveness, structural strain, growth and spread of generalized belief, the precipitating factor, mobilization of participant for action, dan lack social control. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kerusuhan anti Cina di Kota Garut pada 17-18 Mei 1963 tidak hanya ditentukan oleh faktor kesenjangan sosial, tapi ditentukan oleh beberapa faktor determinan sebagaimana dijelaskan dalam teori Neil J. Smelser, termasuk di dalamnya dukungan jaringan kultural dan ideologi. Kemudian dari hasil penelitian disertai ini ditemukan pula mengenai keterlibatan anggota DI/NII dalam peristiwa kerusuhan anti Cina tersebut. Selanjutnya, peristiwa kerusuhan anti Cina tersebut oleh masyarakat Garut lebih dikemal dengan sebutan ?beset Cina?.
The main focus of this study is rasist, anti-chinese riot in the towns of Garut on May 17-18, 1963. This research is aimed at knowing factors causing such a riot happened. The method used is a historical method consisting four stages: heurestic, critic, intepretation, and historiography. The theory used for analyzing the determinant factors of the riot is Neil J. Smelser?s collective behaviour, confirming that a collective behaviour is constructed by six major-determinant elements: structural conduciveness, structural strain, growth and spread of general belief, the participating factor, mobilization of the participants for action, and lack of social control. The result of the research shows that the rasist, anti-chinese riot in the towns of Garut is not only determined by the social gap factor but also by some determinant factors as explained in Neil J. Smelse?s theory, including the cultural and ideological support. Later on, the members of DI/NII, based on the research data, got involved in sucu an event in Garut. In meanwhile, it is known more as Beset Cina for the people of Garut.
Depok: Universitas Indonesia, 2014
D2090
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Joneka M.K. Hehuwat
Abstrak :
ABSTRAK
Alasan pemilihan topik ini, karena opera Peking merupakan bagian penting dalam seni tradisional negara ini. Walaupun bentuknya merupakan kejayaan masa lampau, opera Peking pada dasarnya realistis. Rewi Alley mengatakan: Siapapun yang ingin mengetahui sesuatu mengenai (sejarah dan legenda yang mengilustrasikaan tentang aturan moral dari masyarakat tradisional) Cina, harus mencoba memahami hal-hal penting di atas panggung, khususnya opera Peking.

Tujuan penulisan skripsi ini selain untuk memperkenalkaan Mei Lanfang sebagai sa1ah satu tokoh opera Cina yang ikut andil dalam perkembangan opera Peking khususnya peran wanita (Dan), juga untuk menambah wawasan pengetahuan mengenai drama Cina. Karena itu sejauh mana peranan Mei Lanfang dalam pengembangan opera Peking dan perubahan-perubahan apa saja yang terjadi sejak keikutsertaannya, khususnya dalam segi pemeranan adalah masalah yang saya bahas dalam skripsi ini. Dan pembahasan saya mengenai peran wanita yang dimainkan oleh Mei Lanfang akan saya batasi mulai dari tahun 1905 saat Mei Lanfang mengadakan pementasan perdananya sampai tahun 1961 yang merupakan akhir hidupnya.

Mei Lanfang telah menetapkan prinsip baru bahwa semua pemeran Dan, harus dapat memerankan ketiga tipe peran wanita baik dalam menyanyi, berakting dan menari. Mei Lanfang jugalah yang mewarisi dan mempelajari secara sistematis tradisi yang halus dari pendahulunya, dan dalam waktu yang sama mengembangkan dan memberikan pandangan yang lebih luas kepada usaha artistik mereka. Ia adalah seorang penulis drama baik itu episode sejarah maupun kesusasteraan klasik. Penghargaan diberikan kepadanya sebagai pelopor pengembangan _sejarah drama, pada panggung klasik kontempore.

Ia mengembangkan opera Peking berdasarkan warisan tradisional yang terbaik dari masa lampau dan mengadopsikannya dalam bentuk baru. Ia menetapkan standar baru dalam kostum dan menambahkan banyak perubahan baru pada khoreografi dan akting. Mei Lanfang tidak hanya membuat rencana/memetakan perjalanan para aktor/artis peran wanita (Dan) yang ada sekarang ini, untuk menyamai peran laki (Shang), tetapi ia juga telah memperkenalkan opera Peking kepada dunia.

Bakat alam yang besar dan keterampilan seni ini didapatnya melalui 50 tahun kerja keras dan belajar. Hubungannya yang erat dengan massa dari kelas pekerja sejak RRC berdiri dan kebesaran namanya adalah penyebab di mana penonton selalu berharap dapat menyaksikan pertunjukannya dan menghormati penaampilannya. Untuk itulah Mei Lanfang selalu berusaha memberikan kepada meraka penampilannya yang terbaik.
1990
S12822
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rachmat Haryanto
Abstrak :
ABSTRAK
Kehadiran keturunan Cina seringkali menimbulkan rasa tidak suka dari beberapa kelompok di masyarakat mereka seringkali menjadi sasaran apabila terjadi sesuatu yang menyulitkan kehidupan bangsa Kerusuhan Mei 1998 menjadi salah satu contohnya peristiwa yang sedikit banyak disebabkan oleh ketidakmampuan pemerintah mengatasi krisis moneter justru menjadi ajang pelampiasan amarah bukan terhadap pemerintah sebagai pihak bertanggung jawab melainkan pada warga keturunan Cina Hal itu bukan muncul secara otomatis dan peneliti ingin mengupas peranan media massa dalam pengalihan isu dari anti Soeharto menjadi anti Cina pada harian Kompas dan Republika dengan menggunakan metode analisa wacana van Dijk Hasil penelitian menunjukkan bahwa peranan media dalam pengalihan isu tidak ada karena orde baru melakukan kontrol di segala bidang termasuk media membuat mereka hanya mengikuti keinginan pemerintah Jadi disini pemerintah merupakan pihak yang menciptakan sebuah simulacrum sejak dahulu sehingga pikiran rakyat menjadi takut terhadap orde baru dan menyalahkan kelompok masyarakat lainnya ketika terjadi sesuatu
ABSTRACT
Chinese descent presence makes few Indonesian society groups feels uncomfortable many times in few occasions they become the target when there rsquo s a problem with the country May 1998 riot is one of the example caused most likely because of the government can rsquo t handle the monetary crisis become a stage to anger impingement to Chinese descent That thing isn rsquo t come by itself and in this occasion researcher wants to find out mass media role on issue diversion from anti Soeharto become anti Chinese on Kompas and Republika reporting by using van Dijk rsquo s discourse analysis method The results shows if the media has no part in this issue diversion because the new order regime controls every single part of it rsquo s citizen life including massa media reporting so it makes the mass media just follow what the government wants and like to report In the end it affected how rsquo s the citizen mindset when facing this kind of problem it makes them fear of the government and as the outcome they blame another society group when something bad happens and this another group is Chinese descent
2014
S60147
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hilwan Givari
Abstrak :
ABSTRAK
Skripsi ini ditulis untuk menjawab pertanyaan mengapa adaptasi sirkulasi patron yang terdapat dalam proses institusionalisasi PKV, dapat mempengaruhi keberhasilannya mengimplementasikan nilai-nilai akuntabilitas dalam prinsip sentralisme demokratik pada kongres yang diselenggarakan pasca- lsquo;doi moi rsquo;? Selain menggunakan sejumlah teori/konsep seperti persistensi negara komunis, akuntabilitas sentralisme demokratik, dan adaptasi sirkulasi patronase di Asia Tenggara post-kolonial, jawaban yang diberikan peneliti atas pertanyaan tersebut didasari pula oleh sejumlah analisis para ahli mengenai sejarah institusionalisasi PKV sejak berdiri. Dengan menggunakan teknik triangulasi pada data-data literatur yang digunakan, penelitian kualitatif-historis ini menyimpulkan bahwa: Keberhasilan PKV meng-implementasikan prinsip sentralisme demokratiknya dalam kongres pasca- lsquo;doi moi rsquo; dengan empat indikator, yaitu: 1 Keberadaan skema difusi troika, 2 Penguatan komite sentral, 3 Peningkatan Kompetisi dalam pemilihan anggota CC, serta 4 Adanya rivalitas blok voting dalam CC; disebabkan oleh karena telah beradaptasinya sirkulasi patron dalam tubuh partai yang ditandai oleh: 1 Peningkatan sikap individualisme dan oportunistik di kalangan elit troika Vietnam, 2 Munculnya elit teknokrat dari kalangan patron generasi kedua, 3 Tingginya tuntutan ekonomi dan perlindungan yang lemah bagi kader tingkat bawah, serta 4 Perubahan pola pembangkangan patronase yang dilakukan para kader-pengusaha provinsi.
ABSTRACT
This thesis is written to answer the question of why the adaptation of patron circulation in the process of CPV institutionalizing can influence its success when implementing accountability values in the principle of democratic centralism at post lsquo doi moi rsquo congress Besides using a number of theories concepts such as the persistence of communist state, accountability of lsquo democratic centralism rsquo , and the adaptation of patronage circulation in post colonial Southeast Asia researcher 39 s also use many of expert analyzes about CPV institutionalization from its establishment to the 39 doi moi 39 period. With its triangulation techniques on the literatures data which used, this qualitative historical study concludes that The success of CPV lsquo democratic centralism rsquo implementation in post lsquo doi moi rsquo era congresses with its four indicators 1 The presence of the diffused troika schemes, 2 Strengthening of party central committee, 3 Enhancemen of Competition in CC member election, and 4 The existence of rivalry of voting block in CC is due to the adaptation of the patron circulation within the party which is marked by 1 The increasing pf individualistic and opportunistic attitudes among the Vietnamese troika, 2 The emergence of technocratic elites of second generation of the patrons, 3 High economic demands and weak protection for lower level cadres, and 4 The changing pattern of the provincial lsquo cadres entrepreneur rsquo principal fence breaking proccess.
2017
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lilysagita Tjahjadi
Abstrak :
Penulisan skripsi ini, selain merupakan salah satu syarat untuk mencapai gelar sarjana, diharapkan pula dapat memberi penerangan yang lebih jelas lagi mengenai sejarah Cina kepada pembaca. Penulis pada saat mengadakan penelitian terhadap masalah tersebut diatas, menggunakan metode penelitian pustaka. Penulis merasa, meskipun penggunaan metode penelitian semacam ini kurang begitu memuaskan, karena data yang penulis peroleh dari bahan bacaan yang dikarang oleh pengarang yang berbeda kadang-kadang tidak sama, hingga agak menyulitkan penulis dalam memilih buku-buku yang terpercaya, tetapi metode inilah yang terpaksa penulis pilih. Hasil penelitian dari sumber bacaan tersebut.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1983
S13064
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nury Diana Nirwani Moeis
Abstrak :
Gerakan Mei '68 tercatat sebagai salah satu peristiwa penting dalam sejarah Prancis. Gerakan bersejarah ini dipelopori oleh mahasiswa yang menuntut perbaikan sistem pendidikan. Solidaritas masyarakat muncul setelah perjuangan mahasiswa dihadapi dengan tindakan represif. Serikat-serikat sekerja menyerukan pemogokan umum. Seruan ini mendapat tanggapan yang positif, pemogokan berlangsung di berbagai daerah di Prancis. Pemogokan besar-besaran yang terjadi merubah gerakan mahasiswa menjadi aksi massa. Gerakan Mei '68 membesar setelah kaum buruh melaksanakan aksi pemogokan yang kemudian diikuti dengan aksi pendudukan pabrik sehingga pabrik-pabrik berhenti berpropduksi. Tuntutan utama yang diserukan oleh buruh adalah peningkatan kesejahteraan dan kondisi kerja. Aksi buruh ini mempengaruhi pegawai pemerintah dan pelayanan umum untuk turut serta melancarkan aksi mogok. Bergabungnya pegawai pemerintah dan pelayanan umum ini dengan kaum buruh menyebabkan Prancis mengalami pemogokan terbesar sepanjang sejarah. Lumpuhnya ekonomi Prancis dan sektor kehidupan lainnya karena pemogokan nasional memaksa pemerintah yang dipimpin Charles de Gaulle untuk mengadakan perundingan dengan aktor utama Gerakan Mei '68. Kaum buruh yang diwakili oleh serikat-serikat buruh bersedia melakukan perundingan dengan pemilik perusahaan dan pemerintah. Perundingan tersebut menghasilkan Persetujuan Grenelle yang isinya menitikberatkan pada masalah perburuhan. Pada awalnya persetujuan tersebut ditolak oleh sebagian kelompok buruh. Akan tetapi setelah muncul dukungan terhadap De Gaulle dan ancaman tindakan tegas terhadap pihak yang mengganggu stabilitas negara, kaum buruh pada akhirnya bersedia menerima Persetujuan Grenelle dan pemogokan pun berangsur-angsur berhenti. Pada bulan pertengahan bulan Juni diadakan pemilihan umum yang dimenangkan partai Gaullist dan menandakan akhir dari Gerakan Mei '68.
Depok: Universitas Indonesia, 2002
S16067
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muridan Satrio Widjojo
Abstrak :
Teori tentang faktor-faktor penyebab Gerakan Mei 1968 (GM 68) di Perancis sudah banyak dibuat. Sebut saja nama Touraine, Nouschi, Paul Ricoeur, Charles de Gaulle, atau Jean Poperen. Dari teori-teori yang mereka buat, banyak aspek sudah bisa dipetik yang menjelaskan mengapa GM 68 terjadi. Dalam skripsi ini saya mencoba menemukan faktor-faktor penyebab GM 68 melalui tulisan-tulisan para aktivis kampus yang terlibat langsung dalam GM 68. Setelah itu saya membandingkannya dengan berbagai teori yang sudah ada. Skripsi diawali dengan deskripsi tentang kondisi sosial, politik, ekonorni, demografi, dan pendidikan khususnya pendidikan tinggi, untuk memperoleh gambaran umum Perancis pada dasawarsa 60-an. Lalu saya membuat rekonstruksi proses terjadinya GM 68, agar diperoleh gambaran tentang bagaimana GM 68 bermula dan berakhir. Sebelum sampai pada pembahasan utama, saya juga menggambarkan dinamika aktivisme kampus, antar universitas, dan kaitannya dengan gerakan kiri internasional. Pada bagian ini tampak sekali peran.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1992
S15600
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3   >>