Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 12 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Rifa Satria
"ABSTRAK
Senyawa Li4Ti5O12 atau yang biasa disingkat dengan LTO, adalah salah satu jenis senyawa yang sering digunakan untuk komponen anoda dalam baterai. Kelebihan yang dimiliki adalah usia pakai yang panjang akibat sifat zero strain yang dimiliki saat material mengalami insersi dan ekstraksi ion lithium. Namun kapasitas yang dimiliki masih tergolong rendah, yaitu bernilai 175 mAh/g. Oleh karena itu, untuk dapat meningkatkan kapasitas anoda LTO dilakukan pembuatan komposit LTO. Doping element yang digunakan adalah nano Si, dimana dengan penggunaan partikel berskala nano diharapkan dapat meningkatkan performa baterai lebih jauh sebagai efek dari luas permukaan partikel yang lebih besar. Dalam penelitian ini LTO disintesis dengan metode hidrothermal-mekanokimia sebelum dilakukan pencampuran dengan nano Si. Variasi persentase massa Si yang digunakan adalah 1 , 5 , dan 10 . Karakterisasi yang digunakan adalah XRD, SEM, serta TEM. Sementara untuk pengujian performa baterai dilakukan pengujian EIS, CV, serta CD. Penelitian ini akan membahas efek dari mixing Si pada performa komposit LTO/Si. Hasil pengujian CV menunjukkan bahwa kapasitas terbesar diperoleh pada sampel LTO/Si-10 dengan kapasitas sebesar 216.15 mAh/g.

ABSTRACT
Li4Ti5O12 or LTO is one of many compounds that could be used as anode in lithium battery. One of the main advantages of using LTO as an anode is its long cycle life which is affected by its zero strain property during insertion and extraction of lithium ions. Despite its advantages, LTO still has problems such as limited capacity on 175 mAh g. Researchers have tried many methods to increasing the capcaity of LTO, such as making a composite from LTO host. In this composite, nano Si is used as doping element because its high theoritical capacity could increase the overall capacity of the LTO composite. In this research, LTO was synthesized by hydrothermal mechanochemical methods before we combine it with nano Si. The mass variation of nano Si was 1 , 5 , and 10 in wt. XRD, SEM, and TEM were used for material characterization. For the battery performance testing we used EIS, CV, and CD. This research will explain the effect of Si on the LTO Si composite performance. From the CV testing, it is known that the highest capacity was obtained from LTO Si 10 sample with 216.15 mAh g."
2017
S66667
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Nur Fakhriy Yahya
"Indonesia merupakan salah satu negara penghasil timah terbesar di dunia. Cadangan timah Indonesia menjadi yang terbesar kedua di dunia setelah Tiongkok dengan total 800 ribu ton. Penambangan timah menghasilkan produk samping berupa mineral pembawa LTJ, yaitu Monasit. Monasit pada penambangan timah di Bangka memiliki kadar 16,41 kg. Pemanfaatan monasit sebagai mineral pembawa LTJ menjadi peluang bagi Indonesia untuk mengekstraksi LTJ di dalamnya karena aplikasi LTJ yang semakin luas. Dekomposisi mekanokimia merupakan salah satu proses yang dapat digunakan untuk melakukan benefisiasi dari mineral monasit. Pencampuran dengan NaOH akan membentuk LTJ-hidroksida yang kemudian dapat menghilangkan pengotor fosfat pada mineral monasit. Serangkaian proses dilakukan pada penelitian ini dengan parameter penambahan 33 wt% NaOH, waktu penggilingan 120 menit, kecepatan penggilingan 650 rpm, temperatur roasting 120 oC, waktu roasting 120 menit, temperatur pencucian 70 oC, waktu pencucian 30 menit, kecepatan pengadukan 680 rpm, dan pengeringan pada temperatur 120 oC selama 120 menit. Variabel bebas dari proses ini adalah ukuran partikel, yaitu +65#, -65# +100#, -100# +140#, -140# +170#, dan -170#. Proses pembentukan pelet dan roasting dilakukan untuk mengubah bentuk LTJ hidroksida menjadi LTJ Oksida. Kemudian, pencucian akan melarutkan pengotor fosfat pada mineral monasit. Pada penelitian ini dilakukan karakterisasi menggunakan SEM-EDS, XRD, dan XRF untuk memberikan informasi mengenai perubahan kadar dari unsur Lantanum dan Yttrium pada mineral monasit. Hasil penelitian ini menunjukkan adanya pembentukan LTJ-oksida setelah proses roasting dan hilangnya senyawa Natrium Fosfat (Na3PO4) setelah proses pencucian. Dari kelima ukuran partikel didapatkan nilai %recovery dan grade terbesar dari lantanum adalah 70,08 % dan 1,543% berturut-turut pada ukuran partikel -65#+100#. Sedangkan pada yttrium didapatkan nilai %recovery dan grade terbesar adalah 23,31% dan 1,681% berturut-turut pada ukuran partikel +65#.
......
Indonesia is one of the largest tin-producing countries in the world. Indonesia's tin reserves are the second largest in the world after China with a total of 800 thousand tons. Tin mining produces by-products in the form of rare earth mineral carriers, namely Monasit. Monazite in tin mining on Bangka has a grade of 16.41 kg. The utilization of monazite as a carrier mineral for rare earth is an opportunity for Indonesia to extract rare earth in it due to the wider application of rare earth. Mechanochemical decomposition is one of the processes that can be used to carry out the beneficiation of monazite minerals. Mixing with NaOH will form REE-hydroxide which can then remove phosphate impurities in monazite minerals. A series of processes were carried out in this study with the parameters of adding 33 wt% NaOH, grinding time 120 minutes, grinding speed 650 rpm, roasting temperature 120 oC, roasting time 120 minutes, washing temperature 70 oC, washing time 30 minutes, stirring speed 680 rpm, and drying at 120 oC for 120 minutes. The independent variable of this process is the particle size, namely +65#, -65# +100#, -100# +140#, -140# +170#, and -170#. Roasting and forming pellets processes is chosen to change the form of REE-hydroxide into REE-oxide. Then, washing will dissolve the phosphate impurities in monazite minerals. In this study SEM-EDS, XRD, and XRF is used to provide information about changes in levels of the elements Lanthanum and Yttrium in monazite minerals. The results of this study indicate the formation of REE-oxide after the roasting process and the loss of sodium phosphate (Na3PO4) after the washing process. Of the five particle sizes, the highest % recovery and grade values of Lanthanum were 70.08% and 1.543% respectively at particle size -65#+100#. Meanwhile, for Yttrium, the highest % recovery and grade values were 23.31% and 1.681% respectively at +65# particle size."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Faizah
"ABSTRAK
Litium titanat (Li4Ti5O12) merupakan salah satu alternatif elektroda anoda yang dapat menggantikan grafit pada baterai Li-ion. Kelebihan litium titanat dibandingkan grafit adalah kestabilan struktur kristal hampir tidak mengalami perubahan selama interkalasi dan de-interkalasi ion Li+. Namun litium titanat memiliki kelemahan yaitu konduktivitas listrik dan difusi ion litium yang rendah. Penelitian ini dilakukan proses sintesis dengan menggunakan metode gabungan hidrotermal dan mekanokimia. Proses fabrikasi baterai dengan penambahan material aditif acetylene black (AB) dengan variasi berat 10%, 12% dan 15%. Tujuan penambahan aditif untuk meningkatkan konduktivitas listrik. Karakterisasi material dengan menggunakan SEM-EDS, XRD dan BET. Hasil karakterisasi SEM-EDS menunjukkan persebaran partikel hampir homogen dengan rata-rata ukuran partikel 0,35 μm. Terbentuk fasa spinel Li4Ti5O12 dan TiO2 rutile hasil XRD dan luas permukaan yang terbentuk dengan pengujian BET adalah 2,26 m2/g. Baterai sel koin dibuat sel setengah dengan menggunakan Li4Ti5O12 sebagai katoda dan logam litium sebagai anoda. Uji performa sel baterai dengan electrochemical impedance spectroscopy (EIS), cyclic voltammetry (CV) dan charge discharge (CD). Nilai konduktivatas yang besar didapatkan pada kadar AB terbanyak. Sedangkan hasil uji cyclic voltammetry dan charge-discharge didapatkan hasil yaitu semakin banyak penambahan kadar AB yang diberikan maka kapasitas spesifik baterai semakin menurun. Kapasitas terbesar pada rate tinggi 10C didapatkan pada kadar 10% dengan kapasitas spesifik sebesar 40,91 mAh/g.

ABSTRACT
Lithium titanate (Li4Ti5O12) could be used as anode electrode in Li-ion battery, replacement graphite in Li-ion battery application. Crystal structure lithium titanate is more stable than graphite, it doesn?t charge during intercalation and de-intercalation process Li+ ions. However, lithium titanate has good stability, the material has lower electrical conductivity and lower lithium ion diffusion. This research, synthesis process were accomplished by using a combinated of hydrothermal and mechanochemical process. In battery fabrication process with an acetylene black conductive (AB) additive of the mass variation was 10%, 12% and 15% in wt. The purpose of using additive acetylene black to increase the electric conductivity. Materials characterization using SEM-EDS, XRD and BET. SEM characterization result show homogeneous distribution of particle with an average particel size of 0.35 μm. Li4Ti5O12 spinel phase and TiO2 rutile XRD result and the surface area formed by BET is 2.26 m2/g. Made coin cell batteries half cell using Li4Ti5O12 as a cathode and lithium metal as the anode. Test performance battery with electrochemical impedance spectroscopy (EIS), cyclic voltammetry (CV) and charge discharge (CD). Conductivity great value obtained at the highest levels of AB. Meanwhile, cyclic voltammetry and charge-discharge testing the result show that higher percentage of AB causing the decrease of battery specific capacity. The capacity specific at a high rate of 10C at a level of 10% with the specific capacity of 40.91 mAh/g.
"
2016
S62870
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nita Dianova
"Litium titanat (Li4Ti5O12) merupakan salah satu alternatif elektroda anoda yang dapat menggantikan grafit pada baterai Li-ion. Kelebihan litium titanat dibandingkan grafit adalah kestabilan struktur kristal hampir tidak mengalami perubahan selama interkalasi dan de-interkalasi ion Li+. Namun seiring dengan kebutuhan akan baterai dengan kapasitas yang tinggi, kian mendorong untuk meningkatkan kapasitas baterai Li-ion. Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk meningkatkanya adalah dengan menggabungkanya dengan material silikon yang memiliki kapasitas yang tinggi mencapai 4200 mAh/g. Namun ekspansi volume Si menyebabkan keruntuhan elektroda dan hilangnya kapasitas. Oleh karna itu digunakanlah Si nano untuk meminimalisir efek ekspansi volume. Penelitian ini dilakukan proses fabrikasi baterai dengan penambahan Si nano partikel dengan variasi berat 5%, 10% dan 15%. . Karakterisasi material awal Si nano dengan menggunakan TEM-EDS dan XRD menunjukan adanya unsur oksigen dan fasa SiO pada partikel Si nano. Baterai sel koin dibuat sel setengah dengan menggunakan Li4Ti5O12 sebagai katoda dan logam litium sebagai anoda. Uji performa sel baterai dengan electrochemical impedance spectroscopy (EIS), cyclic voltammetry (CV) dan charge discharge (CD). Nilai konduktivitas semakin menurun seiring dengan peningkatan kadar Si nano, pada hasil pengujian CV menunjukan kapasitas paling tinggi pada penambahan 5% Si nano yaitu mencapai 197,09. Hasil pengujian CD menunjukan semakin meningkatnya kadar Si nano kapasitasnya semakin menurun
......
Lithium titanate (Li4Ti5O12) could be used as anode electrode in Li-ion battery, replaces graphite in Li-ion battery application. Crystal structure lithium titanate is more stable than graphite, it doesn?t changing during intercalation and de-intercalation process Li+ ions. but along with a high demand for batteries with high capacity, leading to increase the capacity of Li-ion batteries. that can be improved by combining LTO with the silicon material that has a high capacity reached about 4200 mAh/g, but the volume expansion properties of silicon led to collapse and lost its capacity. Therefore nanoscale silicon is used to minimize the effect of their expansion. This research carried out fabrication process li-ion battery with the addition of silicon nano material with variation weight 5%,10% and 15%. First, nano silicon initial material characterization using TEM-EDS and XRD, showed the presence of the element oxygen and SiO phase on Si nano particles. Then charaterized in coin cell types, half cell using Li4Ti5O12 as a cathode and lithium metal as the anode. Furthermore, battery performance tested with electrochemical impedance spectroscopy (EIS), cyclic voltammetry (CV) and charge discharge (CD). From EIS testing, the conductivity values descrease along with increasing weight of Si nano particles. The CV showed the highest capacity on the addition of 5% Si nano, reaching 197,09. The CD showed the increasing weight of Si nano, the capacity descrease."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2016
S64613
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Matthew Alexander Tjhia
"Pemanfaatan logam tanah jarang (LTJ) atau rare earth elements (REE) dalam industri meningkat seiring perkembangan teknologi. Cerium (Ce) dan Ytterbium (Yb) adalah 2 dari 17 LTJ yang terbagi menjadi LREE dan HREE. Metode yang umum dipakai dalam industri adalah pelindian menggunakan basa. LTJ memiliki bentuk senyawa fosfat yang sulit untuk diproses lebih lanjut. Maka dari itu, senyawa fosfat didekomposisi menjadi hidroksida sebelum diubah menjadi oksida. Proses dekomposisi dengan milling menggunakan NaOH 33 wt% selama 120 menit. Dilanjutkan dengan pemanggangan selama 2 jam pada 400℃. Pencucian dilakukan pada 70℃ selama 30 menit dan pengeringan pada 120℃ selama 120 menit. Analisis dilakukan menggunakan XRF, XRF, dan SEM-EDS. Hasilnya menunjukkan adanya recovery dan kenaikan grade dari Ce dan Yb. Secara keseluruhan recovery dan grade Ce lebih tinggi dari Yb dan nilainya menurun seiring dengan menurunnya ukuran partikel. Untuk ukuran partikel +65#, -65# +100#, -100# +140#, -140# +170#, dan -170#. %Grade dari Ce berturut-turut adalah 2,653; 4,116; 3,829; 1,861; dan 1,376. %Grade dari Yb 0,263; 0,159; 0,148; 0,117; dan 0,108. %Recovery dari Ce berturut-turut adalah 46,43; 44,77; 38,59; 18,07; dan 13,8. %Recovery dari Yb adalah 22,69; 22,44; 14,52; 11,21; dan 9,54.
......
The industry's use of rare earth metals (LTJ) or rare earth elements (REE) is increasing along with technological developments. Cerium (Ce) and Ytterbium (Yb) are 2 of the 17 LTJ divided into LREE and HREE. The method commonly used in industry is alkaline leaching. LTJ has a phosphate compound form which is difficult to process further. Therefore, phosphate compounds are decomposed into hydroxides before being converted into oxides. Decomposition process by milling using 33 wt% NaOH for 120 minutes. They were followed by roasting for 2 hours at 400℃. Washing was carried out at 70℃ for 30 minutes, and drying at 120℃ for 120 minutes. Analysis was performed using XRF, XRF, and SEM-EDS. The results show a recovery and grade increase of Ce and Yb. Overall the recovery and grade of Ce are higher than Yb, and its value decreases with decreasing particle size. For particle sizes +65#, -65# +100#, -100# +140#, -140# +170#, and -170#. %Grade of Ce respectively is 2.653; 4.116; 3,829; 1,861; and 1.376. %Grade from Yb 0.263; 0.159; 0.148; 0.117; and 0.108. %Recovery of Ce respectively is 46.43; 44.77; 38.59; 18.07; and 13.8. %Recovery of Yb is 22.69; 22.44; 14.52; 11.21; and 9.54."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Latifa Nuraini Noviana
"ABSTRAK
Material karbon aktif berbahan dasar batubara berukuran nanometer dan submikrometer dikembangkan untuk menghasilkan material penyimpan hidrogen. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari efektivitas perlakuan mekanokimia dan karakteristik material yang dihasilkan. Perlakuan mekanokimia dilakukan dalam kondisi kering dimana rasio sampel : KOH sebesar 1:1 dan dilakukan selama 1 jam. Kemudian karbon yang telah dilakukan mekanokimia, dibentuk
pelet dengan penambahan pengikat yang mengandung fruktosa, glukosa, dan oligo. Beberapa pengujian seperti PSA, BET, SEM, dan XRD dilakukan untuk mengetahui karakteristik dari material karbon aktif termasuk pengujian kapasitas penyerapan gas hidrogen. Reduksi ukuran partikel karbon aktif mencapai 98,9 % setelah dilakukan penggilingan bola planetari. Penyerapan gas hidrogen karbon
aktif pelet dari batubara bituminus empat kali lebih tinggi dari karbon aktif granular pada temperatur -5 oC dan 25 oC.

ABSTRACT
Coal-based activated carbon materials with nanometer and submicrometer-sized were developed to produce a hydrogen storage material. This research aimed to study the effectiveness of mechanochemical treatment and the characteristics of materials which have been produced. Mechanochemical treatment was done in dry condition where the ratio of sample : KOH was 1:1 and performed for 1 hour. Then carbons which have been done with mechanochemical treatment, will be formed into pellets with the addition of binder which contains fructose, glucose, and oligo. Some tests such as PSA, BET, SEM, and XRD performed to determine the characteristics of activated carbon materials including hydrogen adsorption capacity testing. Particle size reduction of activated carbon reached 98.9 % after planetary ball milling. The adsorption of hydrogen gas of pelletized activated carbon from bituminous coal was four times higher than granular activated carbon at temperature of -5 oC and 25 oC."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
S1259
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Latifa Nuraini Noviana
"Material karbon aktif berbahan dasar batubara dikembangkan untuk menghasilkan material penyimpan hidrogen. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari efektivitas perlakuan mekanokimia yang diikuti dengan pemanasan temperatur tinggi pada batubara kadar rendah dan karakteristik material yang dihasilkan dari proses tersebut. Proses karbonisasi dilakukan untuk meningkatkan kadar fixed carbon pada material batubara. Perlakuan mekanokimia dilakukan dalam kondisi kering dengan rasio sampel : KOH sebesar 1:4 dan dilakukan selama 4 jam. Kemudian material yang telah dilakukan mekanokimia, dipanaskan pada temperatur 750 oC ditahan selama 75 menit dalam kondisi inert.
Beberapa pengujian seperti proksimat, BET, FESEM, dan XRD dilakukan untuk mengetahui karakteristik dari material karbon aktif termasuk pengujian kapasitas penyerapan gas hidrogen. Reduksi ukuran partikel material mencapai 62 % setelah dilakukan proses mekanokimia dengan ukuran partikel rata-rata sebesar 25 µm. Peningkatan luas permukaan (mencapai 333 %) dan total volum pori (mencapai 170 %) terjadi pada material yang telah diaktivasi. Penyerapan gas hidrogen pada material yang telah diaktivasi empat kali lebih tinggi dari material awal, pada temperatur -5 oC dan 25 oC.
......Coal-based activated carbon materials were developed to produce hydrogen storage materials. This research aimed to study the effectiveness of mechanochemical treatment which was followed by high temperature heating of low rank coal and the characteristics of materials which have been produced by the process. Carbonisation was done to increase fixed carbon value of the coal. Mechanochemical treatment was done in dry condition with the ratio of sample and KOH was 1:4 and performed for 4 hours. Then materials which have been done with mechanochemical treatment, were heated up to the maximum temperature of 750 oC which were then held constant for 75 minutes in inert condition.
Some tests such as proximate, BET, FESEM, and XRD performed to determine the characteristics of activated carbon materials including hydrogen adsorption capacity testing. Particle size reduction of materials reached 62 % after mechanochemical treatment with the average particle size of 25 µm. Increased in surface area (up to 333 %) and total pore volume (up to 170 %) occurred in activated materials. The hydrogen adsorption of activated carbon materials were four times higher than non-activated materials (initial materials), at temperature of -5 oC and 25 oC."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
T34944
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Stefanno Widy Yunior
"Penyimpanan hidrogen pada media padat adalah yang teraman dengan kemampuan penyimpanan yang tinggi serta murah dibanding metode penyimpanan lainnya. Batubara sub-bituminous merupakan jenis batubara dengan cadangan terbesar di Indonesia dan jarang digunakan karena tidak merupakan batubara dengan kalori tinggi. Batubara sub-bituminous diubah menjadi karbon aktif dengan beberapa perlakuan mekanokimia serta termal. Karbon aktif merupakan media padat penyimpanan hidrogen yang murah, mudah didapatkan, dan memiliki kemampuan penyerapan yang baik karena adanya pori-pori pada permukaannya. Pada penelitian ini, karbon aktif dibuat dengan metode aktivasi kimia. Proses karbonisasi sebagai perlakuan awal dapat meningkatkan kadar karbon tetap dari sampel dari 45,73% menjadi 67,02%. Penambahan activating agent ZnCl2 dengan rasio karbon dan ZnCl2 sebesar 1:4 dalam proses mekanokimia pada Planetary Ball Mill (PBM) yang dilakukan selama 1 jam, kemudian sampel di aktivasi termal dalam kondisi inert dengan suhu 500 oC selama 1 jam. Peningkatan luas permukaan terjadi dari 90,41 m2g-1 (sampel awal) menjadi 452 m2g-1 dan diameter rata-rata pori turun dari 3,8 nm menjadi 3,6 nm. Volume pori total sampel akhir naik menjadi 0.4061 cm3g-1 dari sebelumnya 0.085 cm3/g (sampel awal), serta volume mikropori naik menjadi 0.195 cm3g-1 dari sebelumnya 0.014 cm3g-1. Kapasitas adsorpsi H2 pada sampel awal yaitu 0.123 wt % (4000 kPa | -5 oC) dan 0.110 wt % (4000 kPa | 25 oC), sedangkan kapasitas adsorpsi H2 pada sampel akhir yaitu 0.876 wt % (4000 kPa | -5 oC) dan 0.773 wt % (4000 kPa | 25 oC).
......
Hydrogen storage at solid media is more secure and cheaper than hydrogen storage in other methods, and also has high storage density. Sub-bituminous coal is the largest reserves in Indonesia and it is seldoms used because the calories is not high enough. Sub-bituminous coal was modified to activated carbon by mechanochemical treatment and thermal activation. Activated carbon can be the best for the solid media because of cheap, good availability, and good adsorption capacity because of many pores on its surface. In this research, activated carbon was formed by chemical activation. Carbonisation process as initial treatment could increase fixed carbon content of sample from 45.73% to 67.02%. addition of ZnCl2 with ratio of carbon:ZnCl2 was 1:4 in the mechanochemical treatment by Planetary Ball Mill (PBM) which was done in 1 hour, further more thermal activation was done in a inert condition in 1 hour with temperature 500 oC. Enhancement of surface area happened from 90.41 m2g-1 (initial sample) to 452 m2g-1, with average pore diameter decrease from 3.8 nm to 3.6 nm. Total pore volume in final sample increased to 0.4061 cm3g-1 from previously 0.085 cm3g-1 (initial sample), micropore volume also increased to 0.195 cm3g-1 from previously 0.014 cm3g-1. H2 Adsorption capacity for sample before treatment was 0.123 wt % (4000 kPa | -5 oC) dan 0.110 wt % (4000 kPa | 25 oC), while H2 adsorption capacity for the final sample was 0.876 wt % (4000 kPa | -5 oC) dan 0.773 wt% (4000 kPa | 25 oC)."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
T35341
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aghni Ulma Saudi
"Unsur Logam Tanah Jarang (LTJ) ditemukan pada bijih monasit yang merupakan produk sampingan dari pengolahan bijih timah di Pulau Bangka, yang kadarnya dapat ditingkatkan melalui proses mekanokimia dan pemanggangan. Proses mekanokimia dilakukan dengan menambahkan NaOH padat dengan variasi penambahan 0%, 33% dan 50% pada umpan bijih monasit. Bijih kemudian dipanggang pada temperatur 400, 500, 600 dan 1000o C. Hasil kemudian dicuci, dikeringkan, lalu diamati morfologi dan nilai grade serta recovery-nya.
Hasil akhir menunjukkan morfologi bijih setelah diberikan perlakuan menjadi lebih halus dalam hal struktur permukaan maupun ukuran butir. Sedangkan nilai recovery paling baik didapatkan pada variasi penambahan NaOH 33% dan temperatur pemanggangan 400o C, yaitu mencapai 91,3%. Proses mekanokimia dan pemanggangan dinilai efektif dalam meningkatkan kadar LTJ pada bijih monasit.

Rare earth elements (REE) is found in monazite ore that is the by-product from tin ore extraction in Bangka Island, which the grade can be upgraded through mechanochemical and roasting process. Solid NaOH was added to monazite ore in mechanochemical process with addition that variates from 0%, 33% and 50%. The ore was roasted in 400, 500, 600 and 1000o C afterwards, to examine the most optimal temperature for roasting. And the results were washed, dried and then characterized by its morphology, grade and recovery value.
The final results showed that the ore morphology became finer by its surface structure as well as the grain size that reduced. The best recovery value is obtained by the sample with 33% NaOH addition and 400o C roasting temperature which was 91,3%. Mechanocehemical dan roasting process was successfully upgrading REE content in monazite ore."
Depok: Universitas Indonesia, 2016
S61913
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mia Diniati
"ABSTRAK
Karbon aktif dari batubara bituminus dengan ukuran submikrometer dan nanometer dikembangkan untuk material penyimpan hidrogen. Pada penelitian ini dilakukan peningkatan keefektifan proses mekanokimia pada sampel karbon aktif batubara dengan menggunakan penggilingan mekanik planetary ball mill dengan rasio karbon dan KOH sebesar 1:1 dan aktivasi termal tidak perlu dilakukan.
Karbon aktif hasil proses mekanokimia dibuat dalam bentuk pelet dengan penambahan pengikat yang mengandung fruktosa, sukrosa dan oligo dengan cara kompaksi. Hasil proses penggilingan mekanik didapatkan karbon aktif batubara dengan ukuran 414,7 nm dimana mengalami peningkatan sebesar 98,9%. Peningkatan keefektifan dari material penyimpan hidrogen dapat dilihat dari meningkatnya kapasitas adsorpsi hidrogen dimana pada suhu -5 oC terjadi peningkatan sebesar ±386,5 kali dan pada suhu 25 oC terjadi peningkatan sebesar ±398,6 kali dibandingkan dengan sampel sebelum dilakukan perlakuan mekanokimia.

ABSTRACT
Activated carbon from bituminous coal with submicrometer and nanometer size was developed for hydrogen storage materials. The purpose of this research is to increase the effectiveness of mechanochemical process on coal-based activated carbon sample used a planetary ball mill with ratio of carbon and KOH 1:1 and thermal activation process is not necessary. Activated carbon results from
mechanochemical process will be made in the form of pellets with the addition of binder which is containing fructose, sucrose and oligo of by compacting. After mechanical milling process coal activated carbon obtained by the size of 414.7 nm which increased by 98.9%. Increasing the effectiveness of the hydrogen storage material can be seen from the increased capacity of adsorption of hydrogen at antemperature of-5 oC where there was an increase of ± 386.48 times and at a
temperature of -25 oC there was an increase of ± 398.56 times compared with the nuntreated sample.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
S1370
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>