Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 180 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Martaferry
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2000
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Apriani Oendari
Abstrak :
Penelitian ini bertujuan mengetahui praktik memberi nasihat berhenti merokok dan faktor-faktor yang berhubungan dengan praktik tersebut. Survei cross sectional dilakukan pada Mei – Juni 2013 terhadap 65 dokter umum Puskesmas di Jakarta Pusat. Dilakukan pula exit-interview pada 212 pasien. Hasil penelitian menunjukkan 72,3% dokter sering atau selalu memberi nasihat berhenti merokok. Faktor yang berhubungan dengan praktik tersebut adalah lama berprofesi sebagai dokter, sikap dokter, dan jumlah pasien per hari. Untuk mengoptimalkan pelayanan berhenti merokok di Puskesmas, perlu dipertimbangkan kapasitas dokter yang melayani, keterlibatan dokter-dokter yang lebih muda, dan beriringan dengan upaya peningkatan sikap positif dokter terhadap kebijakan pengendalian rokok. ......The objectives of this study are to explore general physician (GP)’s practice towards smoking cessation advice and its corresponding factors. Cross sectional survey was conducted to 65 GPs working at Public Health Centres (PHC) at Central Jakarta during May and June 2013. Information from 212 patients was also obtained through exit-interview. Most (72,3%) GPs often or always give advice to their smoker patients. Years of practice, attitudes, and amount of patients per day are those which correspond significantly with practice. To optimize smoking cessation service in PHC, we need to consider GPs capacity, engage younger GPs, and, concurrently, raise GPs positive attitude towards tobacco control policy.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
T38422
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Silvi Amalia
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2010
S26485
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Fathiyya Aliyah Birjaman
Abstrak :
Indonesia merupakan negara berpendapatan menengah yang 72 juta penduduknya merupakan perokok aktif. Kelompok umur dengan prevalensi tertinggi ada pada kelompok remaja dan dewasa yang rentan terhadap perilaku merokok. Berhenti merokok menjadi langkah penting untuk mencapai target pengurangan tembakau yang dapat berdampak signifikan pada peningkatan kesehatan. Oleh karena itu, penting untuk mengkaji faktor-faktor yang berhubungan dengan perilaku berhenti merokok. Penelitian ini menggunakan data GATS 2021 di Indonesia dengan sampel penduduk usia 15-44 tahun. Penelitian ini menggunakan desain potong lintang dengan analisis regresi logistik. Berdasarkan hasil analisis, faktor yang berhubungan dengan perilaku berhenti merokok pada penduduk 15-44 tahun di Indonesia adalah jenis kelamin, pendidikan, status pekerjaan, larangan merokok di rumah, dan status merokok keluarga. Sedangkan umur, status ekonomi, tempat tinggal, umur pertama merokok, pengetahuan bahaya rokok, pernah mengunjungi KTR, keterpaparan media antirokok dan keterpaparan iklan rokok tidak berhubungan signifikan. Diharapkan upaya berhenti merokok yang berfokus pada pendekatan keluarga yang dapat didukung dengan adanya larangan merokok di rumah. Upaya berhenti merokok juga dapat berfokus melalui tatanan sekolah atau pendidikan dengan meningkatkan kesadaran pentingnya berhenti merokok. Pendekatan promosi kesehatan dapat difokuskan pada tatanan tempat kerja melalui pemilik usaha/wiraswasta maupun kelompok pekerja untuk meningkatkan keberhasilan berhenti merokok pada penduduk usia 15-44 tahun. ......Indonesia is one of the middle-income countries where 72 million of the population are active smokers. The age group with the highest prevalence is teenagers and adults who are vulnerable to smoking behavior. Quitting smoking is an important step towards achieving tobacco reduction targets that can have a significant impact on health outcomes. Therefore, it is important to examine the factors associated with quit smoking. This study used GATS 2021 data in Indonesia with a sample of the population aged 15-44 years. Used a cross-sectional design with logistic regression analysis. Based on the results, the factors associated with smoking cessation are gender, education, employment status, smoking restrictions at home, and family smoking status. Age, economic status, residence, age of first smoking, knowledge of the smoking dangers, ever visited KTR, exposure to anti-smoking media and cigarette advertisements were not significantly associated. Smoking cessation efforts will focus on a family approach which can be supported by a smoking ban at home. Efforts to stop smoking can also be focused through schools or education by increasing awareness of the importance of quitting smoking. A health promotion approach in the workplace to increase the success of quitting smoking in the population aged 15-44 years.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kadar Ramadhan
Abstrak :
Latar belakang. Hasil Survei Penggunaan Tembakau Indonesia (GATS) 2011 mengindikasikan bahwa ada 40,8% orang yang pernah berusaha untuk berhenti merokok, namun hanya 37,7% diantaranya yang berhasil berhenti. Meskipun banyak perokok yang berkeinginan untuk berhenti merokok, namun hanya sedikit yang berhasil berhenti untuk tidak merokok. Penelitian ini bertujuan mempelajari hubungan larangan merokok di rumah dan tempat kerja dengan intensi dan keberhasilan berhenti merokok. Metode. Data GATS Indonesia 2011 dianalisis dengan menggunakan metode analisis regresi logistik untuk mengetahui besar efek larangan merokok di rumah dan tempat kerja terhadap intensi dan keberhasilan berhenti merokok dengan mengontrol beberapa variabel confounder. Hasil. Hasil analisis menunjukan bahwa adanya larangan merokok di rumah meningkatkan odds 2,3 kali (95%CI 1,5-3,4) untuk mencoba berhenti merokok dibandingkan yang tidak ada larangan merokok di rumah, sedangkan menurut keberhasilan berhenti merokok, menunjukan bahwa ada larangan merokok di rumah meningkatkan odds 2 kali (95%CI 1,1-3,4) untuk berhasil berhenti merokok dibandingkan yang tidak ada larangan merokok di rumah. Simpulan dan saran. Larangan merokok di rumah dapat meningkatkan intensi dan keberhasilan dalam berhenti merokok sedangkan larangan merokok di tempat kerja kurang berpengaruh. Penting untuk mendorong adanya larangan merokok di rumah dan pengetatan kebijakan KTR.
Background. Global Adult Tobacco Survey (GATS) Indonesia 2011 indicated 40.8% people ever tried to quit smoking, however 37.7% of them were successful. Although many smokers who intend to quit smoking, but few have managed to quit for not smoking. This research was aimed to analyze the association of smoking ban at home and work places with intension and success of smoking cessation. Methods: Population weighted logistic regressions controlled by demographic and other confounder variables were used to evaluate the associations between smoking ban at home and workplace with intentions and success of smoking cessation. Results. These results indicated that smoking ban at home increased the odds of trying to quit smoking 2.3 times (95% CI 1.5 to 3.4) compared to no smoking ban at home, meanwhile the success of smoking cessation indicated that smoking ban at home increased the odds 2 times (95% CI 1.1 to 3.4) to success in quitting smoking compared to no smoking ban at home. Conclusions and suggestions. Smoking ban at home could improve the intentions and success in quitting smoking while smoking ban at workplace is less influential. It was important to encourage smoking ban at home and strenghten policy of no smoking area (KTR).
Depok: Universitas Indonesia, 2015
T42747
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Desy Rizki Ariani
Abstrak :
ABSTRAK
Perilaku merokok masyarakat Indonesia meningkat dan dapat mengakibatkan masalah kesehatan bagi pengguna rokok bahkan menyerang kematian. Perilaku merokok saat ini mengalami pergeseran usia lebih muda bahkan cenderung anak-anak. Hal ini menjadi prihatin pada kondisi kesehatan anak usia sekolah yang sudah berperilaku merokok. tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui hubungan faktor risiko dengan perilaku dan persepsi merokok pada anak usia sekolah dasar di Kabupaten Karawang. Metode penelitian deskriptif korelatif dengan desain cross-sectional. Sampel sebanyak 356 responden rentang usia 9-12 tahun menggunakan teknik random sampling. Data dianalisis menggunakan korelasi, ada hubungan faktor risiko usia pertama kali merokok, ajakan teman sebaya, keluarga perokok, dan ekonomi dengan perilaku merokok anak usia sekolah dasar, dan terdapat hubungan faktor risiko mengikuti tren dan ingin keren, keluarga perokok dengan persepsi merokok anak usia sekolah dasar. Analisis multivariat regresi linier ganda menunjukan faktor paling dominan berhubungan dengan perilaku merokok yaitu usia pertama kali merokok. sedangkan faktor paling dominan berhubungan dengan persepsi merokok yaitu keluarga perokok. Temuan dalam penelitian ini menyarankan pemberian pendidikan kesehatan pada anak usia sekolah tentang bahaya merokok.
ABSTRACT
Smoking behavior of Indonesians is increasing and can lead to health problems for cigarette users and even death. Smoking behavior is currently experiencing a shift in younger age even tends to children. This becomes concerned with the health condition of school aged children who have already behaved in smoking. the purpose of this study is to know the relationship of risk factors with smoking behavior and perception in elementary school age children in Kabupaten Karawang. The research method is descriptive correlative with cross sectional design. The sample of 356 respondents ranged from 9 12 years old using random sampling technique. The data were analyzed using correlation, there were correlation of age first risk factor of smoking, invitation of peers, family of smoker, and economy with smoking behavior of elementary school age children, and there was correlation of risk factor following trend and wanted cool, smoker family with smoker perception basic. Multiple linear regression multivariate analysis showed the most dominant factor related to smoking behavior that is first age of smoking. while the most dominant factor is related to smoking perception that is family of smoker. The findings in this study suggest providing health education to school aged children about the dangers of smoking.
2018
T50467
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dyandra Kirana
Abstrak :
Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan perilaku merokok perempuan yang bekerja di sektor formal, dengan mempertimbangkan stigma negatif terhadap perokok perempuan dan regulasi ketat di perusahaan sektor formal. Fokus penelitian ini adalah perilaku merokok pekerja perempuan di sektor formal. Hal ini didasarkan pada studi sebelumnya yang menyatakan bahwa perokok perempuan menghadapi adanya suatu stigma negatif terhadap perilaku merokoknya dan menghadapi suatu emotional labor dibandingkan laki-laki. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif melalui wawancara mendalam dan observasi terhadap perokok perempuan yang bekerja di sektor formal, serta observasi terhadap lokasi merokok dan implementasi aturan di lingkungan kerja. Data yang terkumpul dianalisis menggunakan konsep perilaku merokok, seperti faktor pendorong perilaku merokok, dimensi perilaku merokok, dan tipologi merokok. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kelima informan menghadapi stigma negatif sebagai perokok perempuan dan diskriminasi dalam lingkungan kerja. Selain itu, perilaku merokok informan dipengaruhi oleh lingkungan kerja, teman, keluarga, dan tekanan emosional. Meskipun demikian, di lingkungan kerja, durasi, frekuensi, dan intensitas merokok mereka lebih sedikit karena adanya aturan khusus dan penilaian masyarakat terhadap perilakunya. Tipologi perilaku merokok pekerja perempuan juga bervariasi dan tidak bersifat mutually exclusive, sehingga perilaku tersebut dapat memiliki karakteristik yang tumpang tindih dan dapat berubah tergantung pada konteks dan situasi. ......This research aims to explain the smoking behavior of women who work in the formal sector, taking into account the negative stigma towards female smokers and strict regulations in formal sector companies. The focus of this research is the smoking behavior of female workers in the formal sector. This is based on previous studies which stated that female smokers face a negative stigma regarding their smoking behavior and face emotional labor compared to men. This research uses a qualitative approach through in-depth interviews and observations of female smokers who work in the formal sector, as well as observations of smoking locations and implementation of rules in the work environment. The collected data was analyzed using smoking behavior concepts, such as factors driving smoking behavior, dimensions of smoking behavior, and smoking typology. The research results showed that the five informants faced negative stigma as female smokers and discrimination in the work environment. Apart from that, the informant's smoking behavior was influenced by the work environment, friends, family and emotional pressure. However, in the work environment, the duration, frequency and intensity of their smoking is less because of special rules and society's assessment of their behavior. The typology of female workers' smoking behavior also varies and is not mutually exclusive, so that this behavior can have overlapping characteristics and can change depending on the context and situation.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Septi Adhitya Putri
Abstrak :
ABSTRAK
Tahun 2009 Pemerintah Kota Bogor menerapkan Kawasan Tanpa Rokok di wilayah rumah tangga namun angka perilaku merokok di dalam rumah pada warga masih tetap tinggi. Berdasarkan data PHBS Puskesmas Sindang Barang pada tahun 2017, jumlah perilaku merokok warga di dalam rumah tertinggi di wilayah RW 07 59,47. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan perilaku merokok di dalam rumah pada perokok rumah tangga di RW 07 Kelurahan Bubulak Kota Bogor. Design penelitian yang digunakan adalah cros-sectional dengan metode cluster sampling. Sampel penelitian berjumlah 119 responden, yaitu warga RW 07 Kelurahan Bubulak Kota Bogor yang merokok di dalam rumah. Instrumen yang digunakan adalah kuisioner. Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa sebanyak 79 warga merokok di dalam rumah. Faktor sikap, peran kerluarga, dan pengaruh psikologis memiliki hubungan yang signifikan dengan perilaku merokok di dalam rumah. Oleh karena itu untuk kedepannya puskesmas dapat melakukan pembinaan kepada warga yang merokok di dalam rumah dan bekerja sama membuat suatu komunitas beranggotakan ibu rumah tangga atau anak remaja agar dapat berperan untuk menegakkan peraturan larangan merokok di dalam rumah
ABSTRACT
On 2009 the City of Bogor Government applied a No Smoking Area program in local househould, but the inhabitant smoking behavior inside the house was still pretty excessive. According to PHBS data on Community Health Center Puskesmas of Sindang Barang region on 2017, the number of inhabitant smoking behavior inside the house reached the highest rate on RW 07 59,47. This research aimed to understand what factors that indicates the smoking behavior inside the house of people on RW 07 Bubulak village, the city of Bogor. This research used cross sectional design with cluster sampling method. The amount of sample used in this research is 119 respondents, consists of active smokers inside the house of people of RW 07 Bubulak village, the city of Bogor. This research used quetionnaire method for data collecting instrument. The result of the research was 79 of all inhabitants have smoking behavior inside the house. Variables that significantly related with smoking behavior inside the house were attitude, family role, and psychological influences. With this result, Community Health Center Puskesmas should take action to give understanding for the people, and together with mothers and children, build a community that take a role to enforce people to comply on No Smoking regulation inside the house.
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Diah Adni Fauziah
Abstrak :
ABSTRAK
Prevalensi merokok pada remaja lebih tinggi dibandingkan kelompok dewasa karena remaja merupakan masa transisi yang cenderung tidak stabil psikologisnya. Hasil Global Youth Tobacco Survey tahun 2014 melaporkan konsumsi tembakau pada remaja sebesar 20,3%, yaitu 19,4% perokok saat ini dan 2,1% bukan perokok. Distres emosional pada remaja dilaporkan memiliki hubungan terhadap perilaku merokok. Penelitian ini mempelajari besar efek distres emosional terhadap perilaku merokok remaja di Indonesia. Data survei Riskesdas 2013 dianalisis dengan menggunakan regresi logistik berganda dengan mempertimbangkan desain survei. Variabel confounding yaitu umur, jenis kelamin, tempat tinggal, pendidikan kepala rumah tangga, sosial ekonomi keluarga, dan anggota rumah tangga yang merokok. Hasil penelitian menunjukkan bahwa odds remaja yang merokok mengalami distres emosional sebesar 1,82 kali dibandingkan dengan remaja yang tidak merokok setelah dikontrol oleh variabel umur, pendidikan kepala rumah tangga, tempat tinggal, dan sosial ekonomi (OR=1,82; 95% CI 1,66-1,99). Odds remaja yang merokok mengalami distres emosional sebesar 1,82 kali dibandingkan dengan remaja yang tidak merokok setelah dikontrol oleh variabel umur, pendidikan kepala rumah tangga, tempat tinggal, dan sosial ekonomi.
ABSTRACT
Smoking prevalence in adolescent is higher than adult due to transition fase caused unstabil psychology. In 2014, Global Youth Tobacco Survey reported the current use of any tobacco product by youth was 20,3%, of which 19,4% were current tobacco smokers and 2,1% were current smokeless tobacco users. Emotional distress in adolescent associated with smoking behaviour. The aimed was to study emotional distress effect to smoking behavior among adolescent in Indonesia. National Health Research Data Survey in 2013 was analyzed by using multiple logistic regression. Result showed that odds adolescent smoker had to emotional distress 1,82 than adolescent nonsmoker adjusted by age, household education, addressed and family?s socio economic. (OR=1,82; 95% CI 1,66-1,99). Odds Adolescent smoker had to emotional distress 1,82 than adolescent nonsmoker adjusted by age, household education, addressed and family?s socio economic.
2016
T46042
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>