Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 4 dokumen yang sesuai dengan query
cover
P. C. Sutjandra Kusumawidjaja
Abstrak :
ABSTRAK
Penanaman modal dalam bentuk saham, pada awal mulanya relatif kurang menarik, karena selain yield dalam bentuk deviden yang kecil, juga sebagai akibat pasar modal yang tidak jalan menyebabkan kemungkinan untuk memperoleh capital gain menjadi semacam impian belaka.

Tekad pemerintah untuk kembali menghidupkan pasar modal agar dapat dimanfaatkan sebagai salah satu sarana pembiayaan bagi dunia usaha, tercermin dengan telah diambilnya serangkai an kebijaksanaan deregulasi seperti : penyederhanaan prosedur dan persyaratan emisi, diijinkannya pemodal asing utuk melakukan investasi di Indonesia, dan lain sebagainya. Hasil dari serangkaian kebijaksanaan deregUlasi tersebut telah memperlihatkan kiprahnya, yaity ditandai oleh jumlah perusa haan yang go public mencapai 116 buah dengan nilai kapitalisa si sebesar Rp. 10.702,4 milyar, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melonjak dari 83,5 pada akhir 1988 menjadi 624,3 pada bulan Juni 1990, dan nilai transaksi perdagangan per hari. untuk bulan Juni 1990 mencapai angka sekitar Rp. 32,5 milyar.

Saham merupakan salah satu dari kebutuhan manusia, dipro duksi oleh produsen yang dalam hal ini adalah emiten dan dikonsumsikan oleh pemodal untuk ,memuaskan kebutuhannya, yaitu harapan akan memperoleh penghasilan baik berupa deviden maupun capital gain. Saham mengandung resiko. Artinya, harga saham bisa naik atau turun atau bahkan bisa menjadi tidak berharga sama sekali jika emitennya bangkrut. Akan tetapi resiko di dalam saham adalah resiko yang dapat diperkirakan, sehingga unsur ekspektasi memegang peranan.

Dalam rangka pemilikan saham, pemodal menanggung resiko sistematis yang disebut juga resiko pasar. Ukurannya dikenal dengan istilah beta. Jika beta suatu saham tertentu sama dengan satu, maka nilai saham tersebut diharapkan bergerak baik naik ataupun turun dalam proporsi yang sama dengan perg erakkan naik dan turunnya pasar, dengan asumsi faktor?faktor lain tidak berubah. Untuk suatu saham dengan beta >1, misalnya 1,5 maka dapat dikatakan sebagai saham agresif, dimana nilai saham itu akan cenderung bergerak naik maupun turun secara proporsional sebesar 1,5 kali dan naik atau turunnya pasar. Demikian pula halnya bagi saham dengan beta <1, yang disebut sebagal saham yang defensif.
1991
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sihombing, Tumpal M.
Abstrak :
......In the capital market, investment is usually utilized as a kind of tool for the investors against the number one cnemy, the infation. By this way, investment is a better alternative than time deposit and cash instrument which offer less return on investment than capital market instrument. Investment can also be a tool for investors in growing their wealth and preserve it. By staying invested, investor can generate earnings and even more from their existing money or fund as long as the market is in expectation and in favour. Now the world is entering the era of recession when the trend is bearish and market is not so favorable. Many investors are now experiencing great losses and suffer in their investment. The investment has become like an enemy instead of a tool to grow, protect and preserve the wealth of investors. Some investors have stated that the investment did not making them moncy anymore at this time of recession, some said that better not to invest their money in capital market instead. All of these statements were raised mainly because one thing that investors have usually forgotten, its portfolio risk management. Investment bankings in US were bankrupt and no more. The capital markets in every major country were experiencing great amount of loss and people suffered in their investment. That was because one term that has been abandoned all this time, portfolio risk management. In bullish trend, that was fine to structure the portfolio of investment in stocks and less in bonds as long as the retumn and risk of the portfolio were also fire with the investors. But when the market changes, the structure should be different in terms of portfolio contents. The investor should reduce the portion or share of stocks (since these relatively have high volatility) and increase the share of bonds and cash in their portfolio. That is the thing the investor should do. Capital market of Indonesia bas also suffered because of this world recession. The JCI as the main index price of BEI (Indonesia Stock Exchange) has shown a great downturn for the past one year. Now is the bearish year of the JCI. Therefore, it is also wise for the rational investors to also consider restructuring their portfolio to become mainly in bonds and cash instead of stocks. The way the investors doing this should be by applying the best method ever conceived called modern portfolio theory which was founded by Nobel Winner Henry Markowitz. Risk and Return are just like two sides of one coin. The greater the return, the greater the potential risk may embodied within the investment. The research in this thesis will show investor on how to find out the lowest risk of a portfolio investment by providing them with several structures of portfolio weighting. By this way, investor can compare and make the decision based on risk-return consideration and opportunity cost as well.
Jakarta: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2009
T-pdf
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Sihombing, Tumpal
Abstrak :
The world is entering the era of recession when the trend is bearish and market is not so favorable. The capital markets in every major country were experiencing great amount of loss and people suffered in their investment. The Jakarta Composite Index (JCI) has shown a great downturn for the past one year but the trend bearish year of the JCI. Therefore, rational investors should consider restructuring their portfolio to set bigger proportion in bonds and cash instead of stocks. Investors can apply modern portfolio theory by Harry Markowitz to find the optimum asset allocation for their portfolio. Higher return is always associated with higher risk. This study shows investors how to find out the lowest risk of a portfolio investment by providing them with several structures of portfolio weighting. By this way, investor can compare and make the decision based on risk-return consideration and opportunity cost as well.
Bond Research Institute, 2013
AJ-Pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Odhor Rita Rosmawati
Abstrak :
ABSTRAK
Pasar Modal telah menjadi bagian yang penting dari pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Melalui pasar modal di satu sisi sebuah perusahaan dapat memperoleh dana yang relatif lebih murah dan cepat untuk pengembangannya, dan sisi lain pemilik modal dapat melakukan investasi dalamfinancial asset.

Setiap investor dapat memilih berbagai investasi yang ada di pasar modal, dimana setiap jenis investasi tersebut memiliki karakteristik masing-masing baik dalam hal tingkat pengembalian. (return) maupun resikonya. Oleh karena itu disamping harapan memperoleh keuntungan yang lebih besar dibanding melakukan investasi di sektor lain, pemilik modal yang bcrinvestasi dalam saham harus menyadari adanya kemungkinan untuk mengalami kerugian yang besar pula.

Kerugian mcrupakan resiko dalam suatu investasi. Resiko investasi dalam bentuk saham bisa terjadi jika perusahaan yang menerbitkan saham mengalami kerugian sehingga tidak membagikan dividen, terjadi capita/loss akibat penurunan harga saham atau hilangnya modal akibat likuidasi perusahaan. Untuk memperkecil resiko investasi pada saham tersebut, pemilik modal dapat membentuk suatu portfolio saham. Tetapi pembentukan portfolio mempunyai banyak kemungkinan. Salah satu metode yang bisa digunakan untuk membuat suatu portfolio saham adalah melalui metode Simple Ranking Devices.

Metode Simple Ranking Devices menerapkan single index model dalam pembentukannya, yang mcrupakan penyederhanaan model Markowitz baik dalam hal input yang digunakan maupun penaksiran dari input tersebut. Indeks tunggal yang dipakai dalam karya akhir ini adalah indeks harga saham di Bursa Efek Jakarta, dengan batasan penelitian mulai dari tanggal I Januari 2000 sampai 31 Desember 2001. Disamping indeks sebagai variabel dalam metode ini, dibutuhkan variabel lain yaitu tingkat pengembalian aset bebas resiko, yang dalam hal ini memakai tingkat suku bunga Sertifikat Bank Indonesia.

Pemilihan saham-saham yang kemudian menjadi kandidat portfolio optimal dilakukan dengan mencrapkan beberapa seleksi. Pertama, memilih saham-saham dari emiten yang sudah melakukan go-public selama periode l Januari 2000 sampai 31 Desember 200 I sepenuhnya. Kedua, membuang saham-saham dari emiten yang memberikan tingkat pcngcmbalian negatif pada periode pengamatan. Ketiga, membuang saham-saham dari emiten yang memberikan hasil ncgatif dari perbedaan tingkat pengembalian sahamnya terhadap tingkat pengembalian aset bebas resiko.

Dengan menggunakan metode Simple Ranking Devices dan saham-saham kandidat portfolio yang sudah melalui poses seleksi, diperoleh kombinasi saham yang akan dipakai dalam invcstasi berikut bobot dan prosentase masing-masing saham dalam portfolio terscbut. Berdasarkan kombinasi saham dan prosentase tersebut, dapat diperoleh tingkat pengembalian dan resiko dari portfolio.

Dari basil perrhitungan yang dilakukan penulis untuk saham-saham di Bursa Efek Jakarta selama periode 1 Januari 2000 sampai 3 I Desember 2001, diperoleh 27 saham yang merupakan anggota portfolio optimal berikut prosentasenya dalam portfolio.

Melalui pengkajian metode indeks tunggal yang dilakukan penulis dalam karya akhir ini, dapat menjadi suatu masukan kepada investor dalam memilih saham yang akan diinvestasikan dengan membentuk suatu portfolio optimal. Pemakaian Simple RankingDevices merupakan salah satu cara yang dapat dipakai oleh investor untuk memperoleh portfolio optimal, dengan ccpat dan sederhana.

Untuk lebih mcmpcrmudah pelaksanaan investasi, apabila basil dari perhitungan portfolio optimal membcrikan jumlah saham yang cukup banyak, maka dapat dilakukan penyederhanaan dengan mcngeluarkan saham-saham yang hanya memberikan prosentase yang kecil dalam portfolio optimal tersebut.
2003
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library