Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 5 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Nita Chaerani
"Masalah kepuasan pasien terhadap mutu pelayanan makanan di Rumah Sakit masih belum banyak dikumpulkan dan dipublikasikan (Almatsier, 1992). Padahal, citra masyarakat terhadap makanan yang disajikan di Rumah Sakit merupakan salah satu pencerminan mutu pelayanan rumah sakit secara keseluruhan. Untuk melihat tingkat kepuasan pasien terhadap mutu pelayanan makanan di Rumah Sakit Dr Mohammad Hoesin (RSMH) Palembang, diperlukan data dan informasi tentang karakteristik pasien, meliputi: gender, umur, pendidikan, pekejaan, kelas perawatan, lama dirawat, selera makan dan jenis diet. Untuk memperoleh gambaran tentang mutu pelayanan makanan dilakukan dengan cara observasi terhadap mutu input (cara penyajian makanan, sarana saji, kualifikasi petugas, dan perilaku higienis petugas) dan mutu proses (ketepatan waktu saji, ketepatan diet, dan sikap petugas pada saat interaksi dengan pasien) dalam pelayanan makanan. Penilaian kepuasan pasien dilakukan dengan cara membandingkan antara skor pengalaman dan skor harapan pada dimensi kepuasan, yaitu akses terhadap pelayanan makanan, keamanan makanan, hubungan antar manusia, dan kenikmatan makanan.
Penelitian dilakukan pada tanggal 23 April sampai 22 Mei tahun 2001, selama 25 hari kerja, di RSMH. Berdasarkan stratifikasi acak secara proporsional, diperoleh 292 sampel dari berbagai kelas perawatan (kelas utama 15, kelas 1 15, kelas II 72, dan kelas III, 190 sampel). Penelitian ini merupakan penelitian survei yang bersifat analitik kuantitatif dan kualitatif hanya sebatas untuk menggali penyebab ketidak puasan pasien. Rancangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah rancangan potong lintang. Hasil penelitian disajikan secara naratif, deskriptif dan analitik.
Dan analisis bivariat diperoleh adanya hubungan secara statistik dengan analisis regresi linier sederhana antara mutu input dan mutu proses dalam pelayanan makanan dengan kepuasan pasien. Dari karakteristik pasien, gender, pendidikan, dan selera makan berpengaruh terhadap kepuasan pasien. Pada analisis regresi linier ganda (multivariat) dengan model efek utama tanpa interaksi diketahui bahwa variabel yang paling dominan pengaruhnya terhadap kepuasan pasien adalah mutu input. Model ini hanya dapat memprediksikan kepuasan pasien sebesar 21,4%. Selebihnya ditentukan oleh faktor lain. Penyebab ketidakpuasan utama yang digali secara kualitatif adalah pada dimensi kenikmatan, 58,97% dan dimensi hubungan antar manusia, 30,77%.
Disarankan agar ditingkatkan mutu/kualitas pelayanan makanan dengan menerapkan "Good Manufacturing Practices" (GMP) dan menerapkan "Total Quality Management" (TQM) di setiap pelaksanaan kegiatan dalam pelayanan makanan.

Patients' Satisfaction on Food Service In Dr. Mohammad Hoesin Palembang In 2001The problem of patients' satisfaction on food service in Indonesian has not been studied in-depth and published (Almatsier, 1992). The public image on the food served in a hospital, in part, reflects the whole image of the hospital. To examine the patients' satisfaction level on food service in Dr Mohammad Hoesin Hospital (RSMH) Palembang, data and information is required which are patients' characteristics: such as gender, age, education, occupation, class of clinical service, length of stay, appetite and type of diet. To determine quality of food service, an observation is performed on the quality of input factors (serving method, service equipments, staff qualifications and hygienic behavior of the food service staff) and quality of the process (punctuality in the serving time, diet accuracy, and nurse behavior when interacting with the patient) in food service. The patients' satisfaction is measured by comparison of the scores of experiences and expectations in the satisfaction dimensions, which are: accessibility to food services on food service, safety aspect, interpersonal relations and taste of food.
The research was performed between April 23'd to May 22'd, 2001, in 25 work days in Dr.Mohammad Hoesin Hospital, Palembang (RSMH). Using a proportional random sampling method, 292 samples were selected from various classes of clinical service (15 VIP class, 15 First class, 72 Second class and 190 Third class samples). This research used both quantitative methods of analysis, and qualitative analysis which used to find the sources of patients' dissatisfaction. The quantitative method used a cross-sectional method, and the results are written descriptively, narratively and analytically.
In bivariate analysis, using simple linear regression analysis, there were found a significant statistical relationship between input and process quality in food service, with patients' satisfaction. From the patient characteristics, gender, education and appetite affect the satisfaction level. In multivariate analysis, using multiple linear regression analysis, the dominant independent variable was found to be the input quality. The model can predict the patients' satisfaction as much as 21.4%, with factors considered constant (ceteris pan-bus). The major source of dissatisfaction, found using a qualitative method, was the taste dimension (58.97%) and interpersonal relationship dimension (30.77%).
To improve the quality of food service, it is suggested to employ "Good Manufacturing Practices" and "Total Quality Management" in food services.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2001
T1212
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yaniwarti
"Instalasi Rawat inap Utama RSMH Palembang yang berpotensi sebagai unit bisnis strategis dengan sasaran masyarakat segmen ekonomi menengah ke atas masih menghadapi berbagai masalah yaitu rendahnya tingkat hunian karena ketidak puasan pasien terhadap pelayanan, rendahnya tanggung jawab karyawan terhadap pekerjaan dan secara finansial belum melakukan perhitungan biaya satuan sebagai dasar penentuan tarif sehingga belum diketahui secara pasti recovery pendapatan terhadap biaya.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pencapaian kinerja IRNA Utama dengan pendekatan Balanced Scorecard yang secara komphrehensif dapat menelusuri harapan pelanggan, memotivasi pegawai, mengukur pencapaian kinerja keuangan dan membuat tujuan strategis untuk melakukan suatu perubahan yang diukur dari perspektif pertumbuhan dan pembelajaran, bisnis internal, pelanggan dan finansial (Lynch dan Cross, 1993 dalam Yuwono, 2002).
Perspektif pelanggan dinilai melalui kepuasan pasien, harapan pasien terhadap pelayanan dengan analisis kuantitatif Inovasi dan bisnis tingkat strategis digali dari manajer puncak dan manajer tengah dengan analisis kualitatif, dan dari tingkat pengguna ditelusuri dari pelanggan dengan analisis kualitatif Pertumbuhan dan pembelajaran diketahui dari keikutsertaan karyawan dalam pendidikan dan latihan serta perencanaan. Dilakukan juga studi kepuasan karyawan secara kuantitatif. Finansial diketahui dengan menghitung biaya satuan dan Cost Recovery Rate dengan metode Activity Based Costing (Tunggal, 2001 & Mulyadi, 2003) dan analisis titik impas (Gani, 1996).
Visi dan Misi belum mengacu kepada indikator kesejahteraan karyawan dan keuangan. Kinerja keseluruhan belum mengarah kepada pencapaian Visi dan Misi. Kinerja pertumbuhan dan pembelajaran menunjukkan 67,7% karyawan pemah ikut diktat, 23,8% pemah membuat perencanaan. Total karyawan yang puas 49,2%. Harapan karyawan yang belum terpenuhi adalah penghargaan atas prestasi yang dicapai. Inovasi dan manajemen mutu layanan belum ada, inovasi dan proses operasional termasuk kategori sehat berdasarkan standar Depkes, BOR dan TGI tahun 2003 dalam Grafik Barber-Johson tidak efisien.
Pelanggan memilih IRNA Mama karena harga 37,6%, fasilitas 30, 83%, dokter 5,83% dan fasilitas/dokter 15,83%. Pasien 99,17% menyatakan peralatan biasa saja, 89,17% setuju diadakan alat canggih dengan biaya mahal. Pasien yang puas 48,3% dengan unsur yang belum dapat memenuhi harapan dan belum mendapat perhatian manajemen adalah pelayanan dokter dan perawat tepat waktu, rumah sakit mampu memberikan pertolongan dengan cepat dan tepat, gangguan nyamuk selama dirawat dan kebesihan alat makan. Cost Recovery Rate biaya satuan Musi Elok Super VIP 232,4%, Musi Elok VIP 139,4%, Ogan Permai 160,6%, Komering Cindo 88,3%, Enim Indah 62,6% dan Lematang Indah 95,3% dengan Total Cost Recovery Rate 70,20%.
Disarankan untuk meninjau ulang Visi dan Misi, meningkatkan pelatihan customer service bagi karyawan , memberikan apresiasi terhadap karyawan berprestasi berwujud bonus,sertifikat, tur dan merealisasikan pengadaan dokter jaga serta pengadaan kendaraan antar jemput. Perlu perhatian tehadap ketepatan dokter/perawat memberikan pelayanan dengan memberikan pelatihan customer service secara intensif kepada perawat.

The Mohammad Hoesin's Main Inpatient Services Department that is potential to become a strategic business unit with upper middle class economical stratum mark faces some problems. Those are inferiority of occupancy because of patients' disappointment to services, inferiority of employee responsible to their job, and financially, the department hasn't yet done unit cost accounting as the basic to decide the tariff, therefore the income recovery to cost is not known yet.
This research intend to get the numbers of department performance achievement with Balance Scorecard that comprehensively is able to delve customers expectation, to motivate the employee, to measure financial performance achievement, and to make a strategic goal to do some innovations that are measured from growing and learning, internal business, customers, and finances perspective (Lynch and Cross, 1993 in Yuwono, 2002).
Customers perspective is evaluated by patient satisfaction, patient expectation to services with quantities analysis. Innovation and strategic level business is delved from top manager and middle manager with qualities analysis. Growing and learning is known from employee participation in education, training, and also planning. Furthermore, Employee satisfactions studying are also done quantitatively. Finances are known by unit cost accounting and Cost Recovery Rate using Activity Based Costing method (Tunggal, 2001 and MuIyadi, 2003) and break-even point analysis (Gani, 1996).
Growing and learning performance indicates that 67,7% of employee have ever followed training, 23,8% have ever made a planning. The total numbers of satisfied employee are 49,2%. Employee expectation that hasn't been fulfilled is about achievement awareness. There are not innovation and quality service management yet. Furthermore, innovation and operational process included health category based on Health Ministry standard, BOR, and TOI at 2003 in Barber-Johnson Graphic get inefficient evaluation.
Customers prefer Main Inpatient Services because of price is amount 37,6%; facility is amount 30,83%, doctor 5,83%, and facility/doctor 15,83%. As amount of 99,17% patients declare that the equipment is ordinary, 89,17% agree about sophisticated and expensive equipment supply. As amount of 48,3% patients are satisfied with unexpected factors and management uncontrolled are about doctor services and on-time nurse services, hospital can give a service fastly and exactly, mosquito disturbance along nursery and dinning equipment cleanliness. Cost Recovery Rate of unit cost of Musi Elok Super VIP 232,4%, Musi Elok VIP 139,4%, Ogan Permai 160,6%, Komering Cindo 88,3%, Enim Indah 62,6%, and Lematang Indah 95,3% with Total Cost Recovery Rate is amount 70,20%.
Increasing of customer service training for employee is suggested aside from to appreciate high achievement employee with bonus giving, certificate, tour, and to actualize stand by doctor shift and also transportation supply. Doctor/nurse on-time shifting must be attended, especially in giving services by the customer service training and workshop program to nurse intensively.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2004
T12760
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aswawarman
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan anemia ibu hamil dengan persalian preterm di Rumah Sakit Umum Pusat Mohammad Hoesin Palembang.
Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah "Case Control", dimana sebagai kasus adalah persalinan dengan umur gestasi 28 minggu s/d kurang dari 37 minggu, sedangkan sebagai kontrol adalah persalinan dengan umur gestasi 37 minggu s/d 42 minggu.
Populasi pada penelitian ini adalah ibu yang melahirkan di Rumah Sakit Umum Pusat Mohammad Hoesin Palembang, sedangkan sampelnya adalah seluruh ibu yang melahirkan di RSUP Mohammad Hoesin Palembang dari bulan Januari tahun 2000 s/d Desember tahun 2002.
Hasil penelitian diperoleh anemia ibu hamil (Hb< 10,6 gr %) berhubungan signifikan dengan persalinan preterm dan ibu hamil dengan kadar hemoglobin < 10,5 gr % berisiko 2,5 kali dibandingkan dengan ibu yang mempunyai kadar hemoglobin normal (Hb I0,6 gr %) dengan OR = 2,53 (95 % CI : 1,37-4,68) dan nilai p = 0,003. Adapun variabel yang mempunyai risiko terbesar terhadap kejadian persalinan preterm adalah riwayat melahirkan bayi prematur dimana kelompok ibu yang mempunyai riwayat melahirkan bayi prematur berisiko 4 kali dibandingkan dengan kelompok ibu yang tidak mempunyai riwayat melahirkan bayi prematur.

The Relationship between Maternal Anemia with Preterm Delivery in Mohammad Hoesin Hospital, PalembangThis study aims to understand the relationship between maternal anemia with preterm delivery in Mohammad Hoesin Hospital, Palembang.
Design employed in this study was case-control design where cases were preterm deliveries defined as gestational age of 28 weeks to less than 37 weeks, while controls were deliveries of gestational age of 37 weeks to 42 weeks.
Population in this study was mothers delivered in Mohammad Hoesin Hospital and sample was all mothers who delivered in Mohammad Hoesin Hospital from January 2000 to December 2002.
The result found maternal anemia (Hb <10.6 gr%) significantly related to preterm delivery and mothers with hemoglobin level less than 10.6 gr% had 2-5 higher risk of having preterm delivery compared to those with normal hemoglobin level (Hb 10.6 gr%) with OR = 2.53 (95% CI: 1.37-4.68) and p value = 0.001 The biggest risk factor of preterm delivery was premature history where mothers with premature history had 4 times higher risk to have preterm delivery compared to those without premature history."
Depok: Universitas Indonesia, 2004
T 12901
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Syafaruddin
"Salah satu prioritas pembangunan nasional adalah pendidikan. Untuk bidang kesehatan, salah satu fokusnya adalah pengembangan sumber daya manusia seperti yang tercantum dalam Visi Indonesia Sehat 2010. Bentuk implementasi pengembangan SDM itu diantaranya Praktek Klinik Keperawatan mahasiswa Akper Depkes Palembang.
Untuk menyempurnakan sistem pelaksanaannya perlu diadakan suatu penelitian demi mencari sumber permasalahan dan hambatan dalam praktek klinik keperawatan. Permasalahan yang diteliti menyangkut input perencanaan Praktek Klinik Keperawatan yang meliputi ketenagaan akademik, kurikulum, tempat praktek dan instrukwr klinik.
Selanjutnya penelitian informasi dari input itu difokuskan terhadap bagaimana perencanaan tersebut terimplementasikan dalam proses pengorganisasian, pelaksanaan dan pengawasan praktek klinik keperawatan.
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif. Karena itu, sampel penelitian ini bersifat purposive. Tehnik pengumpulan data dilakukan melalui wawancara mendalam (indepth interview) dan focus group discussion (FGD) yang dilaksanakan mulai bulan Maret sampai April 2002. Informan penelitian adalah staf edukatif Akper Depkes serta Kabid Diklit, Kabid Perawatan dan Instruktur klinik RSMH Palembang.
Penelitian ini menunjukkan bahwa belum adanya perumusan perencanaan praktek klinik keperawatan yang terpadu dikarenakan belum adanya keterlibatan berbagai pihak. Perencanaan itu meliputi ketenagaan akademik, Kualifikasi Dosen pembimbing praktek yang ideal seharusnya S-1 Keperawatan, namun kenyataanya dosen pembimbing tersebut lulusan D III keperawatan dan lulusan sarjana keperawatan ataupun non keperawatan.
Dalam pelaksanaan praktek klinik keperawatan, didapatkan kurangnya koordinasi diantara sesama staf Akper Depkes dan RSMH Palembang. Hambatan dari pihak Akper Depkes adalah kurangnya keterlibatan dosen pembimbing dengan alasan transportasi dan kesibukan. Hambatan dari RSMH Palembang adalah belum optimalnya instruktur klinik dalam melakukan bimbingan terhadap mahasiswa. Selain itu, belum memadainya perencanaan fasilitas khusus mahasiswa Akper yang berupa alat kedokteran maupun keperawatan yang disediakan oleh Akper Depkes maupun RSMH Palembang.
Dalam pengorganisasian didapatkan adanya sistem kepanitiaan yang terpisah antara Akper Depkes dengan RSMH Palembang, seperti yang terlihat dalam SK kepanitiaan. Selain itu organisasi praktek klinik keperawatan belum mengacu pada pedoman pengelolaan praktek kerja lapangan yang dikeluarkan Depkes. Untuk pemantauan dan penilaian praktek klinik keperawatan, dosen pembimbing dari AKPER dan instruktur klinik RSMH Palembang masih mempunyai persepsi yang berbeda.
Berdasarkan hasil penelitian, ada berbagai saran yang perlu ditindaklanjuti. Pertanla pihak Akper Depkes, melibatkan berbagai pihak terkait dalam pembuatan prencanaan, meningkatkan koordinasi baik sesama staf maupun dengan lahan praktek. Kedua, RSMH Palembang hendaknya dapat memenuhi kebutuhan fasilitas mahasiswa untuk praktek, meningkatkan koordinasi kepanitian untuk praktek mahasiswa, serta satu panitia terpadu khusus mengelola mahasiswa praktek.
Daftar bacaan: 38 (1984 - 2001)

Study on The Nursing Clinic Practice of Nursing Academy Students of Palembang Health Department in Dr. Mohammad Hoesin Hospital in Palembang 2002One of National Development Program Priorities is education. For health education, among its focuses is human resource development as stated Indonesian Health Vision 2010. This development is implemented such as into nursing clinic practice of Nursing Academy Students of Palembang Health Department.
To make its implementation system perfect, there should be a research to find problem sources on nursing clinic practice which covers academic human power, curriculum, practicing place and clinic instructor. Then, the information is studied with the focus of how the planning is realized to the process of organization, realization and surveillance of nursing clinic practice.
As the research was qualitative, its sample way purposive. Data collecting technique used depth interview and focus group discussion done in March and April 2002. The informant were nursing academic staff and Kabid Diklit, Head of Nursing Service and clinic Instructor of RSMH Palembang.
This research shows that there is no integrated planning composition of nursing clinic practice because the related parties are not involved.
The planning consists of academic staff on. Ideal counseling lecture qualification should be from Nursing Graduate Program, yet they are from nursing diploma program or other program now.
It is proved that nursing clinic practice has problem as it is not coordinated by the academy staff and officers of RSMH Palembang. In relation to this, the academy staff is poorly involved because of their busy activities and transportation limitation. On the other hand, RSMH instructors haven't done their duties best. In addition, there is no proper facility such as medical and nursing tools for nursing academy students provided specially by the academy and RSMH Palembang.
In nursing practice organization, the academy and RSMH have their own team as proved by committee appointment letter. Then, nursing practice organization is not standard based on The Health Department. In order to supervise and evaluate nursing clinic practice, counseling lecturer of AKPER and RSMH clinic instructor still have different perception.
Based on research result, there are some suggestions. First, Nursing Academy of Health Department involve related parties to make planning and improve staff coordination and practicing facility. Second, RSMH Palembang should provide proper facilities, improve coordination committee, make an integrated committee for the nursing students for better practice.
Reference: 38 (1984 - 2001)"
Depok: Universitas Indonesia, 2002
T 8243
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Aziz
"Era globalisasi yang dimulai dengan AFTA ikut merubah paradigma institusi kesehatan. Hal tersebut tercermin dari kebijakan pemerintah meregulasi 13 Rumah Sakit Umum Pusat menjadi Rumah Sakit Perjan, salah satunya adalah RSMH. Regulasi ini menyebabkan pengurangan subsidi-subsidi dari pemerintah. Oleh karena itu, RSMH harus dapat mengelola sumber daya yang dimiliki sebaik-baiknya. Salah satu sumber daya yang harus dikelola dan dimanfaatkan secara efeklif dan efisien adalah alat-alat medis.
Instalasi radiologi merupakan salah satu instalasi yang banyak memiliki peralatan medis dengan harga yang relatif mahal. Tingkat pemanfaatan alat-alat ini akan berpengaruh pada biaya-biaya kesehatan secara umum.
Pihak Manajemen RSMH sedang mempertimbangkan untuk menginvestasikan sebagian dana yang bersumber dart pinjaman ke instalasi radiologi untuk pembelian pesawat diagnostik Baru. Namun perlu analisis mengenai pemanfaatan pesawat diagnostik yang ada di Instalasi Radiologi RSMH agar dapat diketahui sejauhmana kapasitas yang masih tersedia, dengan demikian pembelian pesawat diagnostik baru dapat lebih terarah kepada kebutuhan instalasi itu sendiri.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan gambaran pemanfaatan pesawat diagnostik di lnstalasi Radiologi RSMH pada tahun 2002 serta kebutuhan penambahan pesawat diagnostik.
Metode penelitian yang digunakan bersifat deskriptif analitik dengan analisis kualitatif dan kuantitatif. Penelitian ini dilaksanakan selama 2 bulan dari minggu ke-3 bulan April sampai dengan minggu ke-3 bulan Juni di Instalasi Radiologi Rumah Sakit Mohammad Hoesin Palembang.
Hasil penelitian ini memberikan gambaran bahwa pemanfaatan pesawat diagnostik masih dibawah kapasitas optimal. Pesawat konvensional hanya dimanfaatkan sebesar 49,86% dari kapasitas maksimal pada jam kerja rutin, pesawat CT-Scan hanya dimanfaatkan sebesar 26,66% dari kapasitas maksimal pada jam kerja rutin dan pesawat panoramic hanya dimanfaatkan sebesar 5,39% dari kapasitas maksimal pada jam kerja rutin. Dari hasil analisis menunjukkan bahwa pemanfaatan yang tidak optimal disebabkan adimisi RS secara keseluruhan memang rendah. Temuan-temuan dilapangan juga menunjukkan bahwa instalasi ini memerlukan penambahan pesawat diluar ketiga jenis pesawat yang telah ada (pesawat konvensional, CT-Scan dan panoramic) baik untuk mengikuti perkembangan teknologi maupun mengikuti peraturan dari BAPETEN. Jenis pesawat yang akan dibeli dan tergolong mahal adalah pesawat MRI, sehingga dilakukan perhitungan kelayakan ekonomis pembelian pesawat ini dengan metode NPV. Hasil perhitungan menunjukkan NPV sebesar Rp2.079.723.036 yang akan diperoleh dalam waktu 10 tahun dan BEP akan dicapai pada tahun ke 9.
Daftar bacaan: 39 (tahun 1979-2003)

An Analysis of Utilization of Diagnostic Units in Installation of Radiology 2002 (A case study: Mohammad,Hoesin Hospital in Palembang)Globalization era has started with AFTA. It has changed paradigm of health institution, It was showed from government policy that regulated 13 General Hospital Center to become Perjan Hospital, one of them is RSMH, The regulation caused reduction of subsidies from government. There fore, RSMH has to manage its available resources as well as possible. One of those which must be managed and utilized effectively and efficiently is medical equipments.
Installation of radiology is Corms one of hospital's installation which has costly medical equipments. Usually the use of these equipments will influence the medical cost.
RSMH management is considering investing some of loan to purchase new diagnostic equipments to radiology installation. !t needs an analysis about utilization of diagnostic units existing in radiology installation. It is important to know what capacities are still available therefore buying new diagnostic units are appropriate to installation need itself.
The purpose of this research is to get view about utilization of diagnostic units in radiology installation in 2002 as well as to provide a new diagnostic unit if needed.
Research method uses analytic descriptive with qualitative and quantitative analysis. This research was executed during 2 months, from the third week of April to the third week of June in Radiology Installation of Mohammad Hoesin Hospital in Palembang, The result of this research shows that utilization of diagnostic units are still under optimal capacities. X-ray conventional unit is only utilized about 49,86% from maximal capacities at routine office hours, CT-Scan unit is utilized about 26,66% from maximal capacities, and only 5,39% for X-ray panoramic unit.
The result of the analysis shows that utilization for all diagnostic units are not on optimal level. It is because that hospital admission as a whole is lower.
Further, the research found that this installation needs new kind of diagnostics in addition three diagnostic units (X-ray conventional unit, CT-Scan unit and X-ray panoramic unit). It is good to keep abreast of technology and also go by the BAPETEN regulation. The new diagnostic type to be bought is MRI. MRI is costly, so that it needs economic calculation using NPV method, The result shows NPV equal to Rp.2.079.723.036 to be obtained during 10 years and BEP will be reached in the ninth year.
Bibliography: 39 (1979-2003)
"
Depok: Universitas Indonesia, 2003
T11214
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library