Hasil Pencarian

Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 4 dokumen yang sesuai dengan query
cover
cover
Theodorus Cahyo Wicaksono
"Perencanaan Kota telah melihat pergeseran paradigmatik menuju desain yang lebih melekat secara lokal dan menekankan identitas. Dalam pergeseran tersebut, beberapa hal esensial
yang mengandung jati diri perlu dijaga agar transformasi kota mengarah pada citra yang baik.
Untuk memperkuat citra dan identitas kota, perencanaan membutuhkan memori perkotaan
(urban memory). Memori perkotaan diperlukan agar kota berkembang dalam perencanaan
yang tepat dengan tidak meninggalkan jati dirinya. Kota dengan ruang urban di dalamnya
memiliki hubungan yang mendalam dengan orang-orang yang tinggal di dalamnya, serta
dengan pengalaman dan kenangan yang sebenarnya. Dalam kaitannya dengan perencanaan
kota, ruang membutuhkan memori dan pengalaman untuk berkembang menjadi suatu tempat.
Dalam hal ini, Muntilan adalah kota kecil yang menghubungkan Yogyakarta dan Semarang,
sebagai ibu kota provinsi. Kota ini menjadi istimewa karena Muntilan memiliki ingatan yang
kuat tentang sejarah perkembangan kota tersebut. Muntilan melestarikan aspek lokalitas,
seperti kondisi alamnya, warisan masyarakat Jawa asli, dan keragaman agama (dengan nilai
dan dogmanya). Karena kekhususannya tersebut, tesis ini akan mengidentifikasi memori
perkotaan di Muntilan dengan mengumpulkan peta kognitif yang dibuat oleh warga untuk
merepresentasikan ingatan mereka tentang kota mereka, untuk dijadikan panduan dalam
konseptual perancangan kota. Sebuah peta kognitif diusulkan sebagai metode alternatif
perencanaan dengan partisipasi masyarakat lokal untuk menentukan memori esensial yang
diungkapkan oleh masyarakat di kota. Berdasarkan analisis peta kognitif responden, penulis
merekomendasikan konseptual perencanaan Kota Muntilan, terutama bagi mereka yang
menganggap memori sebagai pembentuk identitas kota.

Urban Planning has seen paradigmatic shifts towards more locally embedded design and
emphasizes identity. In the shift, some essential things, which contain identity, should be
maintained, so that the urban transformation leads to a good image. In order to strengthen the
image and identity of the city, planning requires urban memories. Urban memories are
necessary for the cities to develop in proper planning by not leaving their true identity. A city,
with urban spaces in it, has an in-depth relationship with people who inhabit within, and also
with the actual experiences and memories. In its relation to urban planning, space requires
memory and experience to develop into a place. In this case, Muntilan is a small city
connecting Yogyakarta and Semarang, as the capital of each province. This city becomes
special since Muntilan has a strong memory regarding the historical development of the city.
Muntilan preserves locality aspects, such as its natural condition, the heritages of native
Javanese society, and the diversity of religions (with their values and dogmas). Due to its
specialty, this thesis will identify urban memory in Muntilan by collecting of cognitive maps
made by citizens to represent their memories about their city. A cognitive map is proposed as
an alternative method of planning with local communities participatory to determine the
essential memory expressed by people in the city. Based on the analysis of respondents'
cognitive maps, author have recommended the conceptual urban design of Muntilan,
especially for those who consider urban memory as forming Muntilan's identity.
"
Lengkap +
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Iwan Setionegoro
"Tidak seperti halnya bangsa Belanda yang lain yang menjajah bangsa Indonesia yang tidak disenangi, Van Lith mendapat tempat di tengah-tengah masyarakat Jawa, terutama di wilayah Muntilan, Ambarawa, Bedono, Magelang dan Yogyakarta. Sebagai seorang misionaris, Van Lith memang dapat mengambil hati masyarakat Jawa yang pada waktu itu masih hidup miskin. Dan ia tidak segan-segan menolong rakyat yang dalam kesulitan. Sejalan dengan ini, Van Lith juga menyebar_kan agama Katolik di Jawa, terhitung sejak tahun 1396 hingga wafatnya pada tahun 1926. Salah satu peninggalan Van Lith yang sangat berharga adalah, satu lembaga pendidikan yang bernama Sekolah Pendi_dikan Guru bantu di Muntilan yang bernaung di bawah panji Kolese averius. Dari tempat inilah muncul tokoh-tokoh Kato_lik seperti, I.J. Kasimo, F.S. Harjadi yang mempelopori berdirinya partai Katolik, yang pada mulanya khusus untuk orang-orang Jawa dan masih bernaung di bawah I.K.P. Hal ini terjadi pada tahun 1923. Partai ini bernama Perkumpulan Politik Katholik Djawi (FPKD). Pada tahun 1925 PFKD melepaskan diri dari I.K.P. dan berdiri sendiri dengan nama Persatuan Folitik Ka_tolik di Djawa. Puncak dari perkembangan partai ini adalah dengan berdirinya Persatuan Politik Katolik Indonesia yang terdiri dari beberapa partai Katolik di daerah di Indonesia."
Lengkap +
Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1988
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Naskah ini memuat tulisan peserta no. 2-4 dalam lomba tulis dialek KBG yang diadakan tahun 1912-1913. Rinciannya masing-masing adalah sebagai berikut: (2) Woordenlijst Tjepoe (Dialekt Rembang Blora) [h.1-46], dikarang oleh Samsimiarja (nama samaran X); juara 2 (kelompok I); salinan ketikan ada pada BA.128,h.67-98. (3) Prijsvraag antwoord Rembangsche dialect uit Bondowoso (h.47-89), dikarang oleh Kartasudirjaya (nama samaran K.); juara 2 (kelompok IV); salinan ketikan ada pada BA. 128, h. 105-126. (4) Dialect Moentilan, Pastoeran (h.92-107), pengarang tidak diketahui (nama samaran A.M.D.G.); salinan ketikan ada pada BA.128, h.131-143 dan BA.177. Untuk keterangan umum tentang lomba tulis dialek KBG, lihat BA.128."
[Place of publication not identified]: [publisher not identified], [date of publication not identified]
BA.191-Bau 102
Naskah  Universitas Indonesia Library