Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 4 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Sihombing, Lise Maitner
"Ketahanan pipeline steel API 5L X70 MO/MS dan X65 MO terhadap serangan hidrogen yang diaplikasikan dalam lingkungan yang bersifat sour service dengan dilakukannya pengujian Hydrogen Induced Cracking (HIC) dianalisa dengan melihat perubahan yang terjadi pada nilai mekanikal dan perubahan mikro struktur yang dihasilkan setelah hasil uji HIC. Pengujian HIC dilakukan dengan mengikutis spesifikasi uji dari NACE TM0284. Perubahan nilai mekanikal diinvestigasi dengan melihat nilai uji tarik dan nilai kekerasaan dan perubahan struktur mikro diinvestigasi dengan menggunakan Scanning Electron Microscope (SEM) dan Energy Dispersive Spectrocopy (EDS). Dari data nilai pengujian tarik tanpa HIC dan sesudah HIC, nilai kuat luluh dan elongasi pipa setelah uji HIC mengalami penurunan dan nilai kuat tarik pipa mengalami kenaikan. Kenaikan nilai kuat tarik menjadi acuan bahwa pengujian HIC dengan waktu uji selama 96 jam telah cukup menunjukkan adanya difusi hidrogen pada permukaan sampel pipa. Pada pengukuran nilai kekerasaan terdapat kecenderungan kenaikan nilai kekerasaan pada daerah lasan dan daerah terkena panas sebagian baik pada pipa X 70 dan X 65, untuk area logam induk pada pipa X 70 terjadi penurunan nilai kekerasaan setelah uji HIC. Penurunan nilai kekerasaan pada logam induk pipa X 70 lebih diakibatkan karena terdapatnya kumpulan unsur paduan metalik yang terjadi pada permukaan pipa X 70. Dari hasil pengamatan dengan menggunakan EDS terdapat area terindikasi yang disebabkan karena terbentuknya kumpulan unsur paduan metalik pada permukaan pipa sampel yang mengakibatkan perubahan topografi permukaan pipeline steel.

The resistance of the pipeline steel API 5L X70 MO / MS and X65 MO from hydrogen attacks applied in a sour service environment by Hydrogen Induced Cracking (HIC) testing is analyzed by looking at the changes of the mechanical properties and microstructure changes produced after the HIC test results. HIC test is done by specification from NACE TM0284. Changes in mechanical properties were investigated by looking at the value of tensile test and the hardness, the microstructure changes were investigated using Scanning Electron Microscope (SEM) and Energy Dispersive Spectrocopy (EDS). From the tensile test without HIC and after HIC, the yield strength and pipe elongation after the HIC test decreased and the tensile strength of the pipe increased. The increase in tensile strength is a reference that HIC testing with a test time of 96 hours has sufficiently shown the presence of hydrogen diffusion on the surface of the pipe sample. On the measurement of the hardness there is a tendency to increase the hardness in the welded area and heat affected areas in both the X 70 and X 65 pipes, for the base metal in the X 70 pipeline there is a decrease the hardness after the HIC test. Decrease in the hardness value on the base metal of pipe X 70 more due to the presence of metallic alloy elements that occur on the surface of pipe X 70. From the observation by using EDS there is an indicated area caused by the formation of metallic alloy elements on the surface of the sample pipe, resulting topographic Surface changes in pipeline steel."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
T52615
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sofyan Yusuf
"Peralatan dan pipa pada instalasi pengolahan minyak dan gas bumi banyak berhubungan (contact) dengan gas CO2 dan H2S serta fluida-fluida kimia lainnya yang sangat korosif. Data-data hasil pengukuran seperti suhu, tekanan operasi, pH, kecepatan aliran fluida, komposisi dan jenis fluida serta data-data proses lainnya merupakan dasar dari penilaian korosi dan pemilihan jenis material yang tepat. Penelitian ini bertujuan untuk meneliti pengaruh kandungan klorida terhadap kenaikan laju korosi pada baja karbon A106 dalam fluida yang tersaturasi gas CO2. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah standard ASTM G 31-72 dan NACE Standard RP 0775-99 dimana pengujian ini didasarkan pada pengujian kehilangan berat (weight loss test). Material sampel yang digunakan adalah baja karbon A106. Larutan uji yang digunakan adalah larutan NaCl dengan konsentrasi 0,1%, 1% dan 3,5% kemudian dilakukan saturasi oleh gas CO2. Laju korosi meningkat secara tajam pada rentang konsentrasi NaCl diatas 1%. Peningkatan suhu larutan bersifat linier pada konsentrasi NaCL 0,1%, 1% dan 3,5%. Secara umum model yang dihasilkan pada penelitian ini cukup valid digunakan pada rentang konsentrasi NaCl 1% hingga 3,5% pada rentang suhu 30°C sampai dengan 90°C.

Both pipes and equipments in oil and gas refineries directly contact with acid gas such as CO2 and H2S and other corrosive components. Measured data of pH, temperature, operating pressure, fluid velocity and type or fluids composition is basic data for corrosion assesment and selection materials. The goal of this research is investigate the effect of chloride content in fluids toward corrosion rate on carbon steel in sytem with CO2 saturated. This research using ASTM G31-72 and NACE Standard RP 0775-99 where the test of specimen based on weight loss test. Type of material sample are carbon steel A106. The Solution is NaCl solution with concentration about 0,1%, 1% and 3,5%. Afterwards the solution is saturated with CO2. Corrosion rate increase rapidly in the range of NaCl concentration above 1%. Increasing temperature of solution is linear function in the range of NaCl concentration between 0,1% to 3,5%. Generally, the model in this research is valid in the range of NaCl concentration between 1% to 3,5% and temperature between 30°C to 90°C."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2008
T21393
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Sihombing, Lise Maitner
"Ketahanan pipeline steel API 5L X70 MO/MS dan X65 MO terhadap serangan hidrogen yang diaplikasikan dalam lingkungan yang bersifat sour service dengan dilakukannya pengujian Hydrogen Induced Cracking HIC dianalisa dengan melihat perubahan yang terjadi pada nilai mekanikal dan perubahan mikro struktur yang dihasilkan setelah hasil uji HIC. Pengujian HIC dilakukan dengan mengikutis spesifikasi uji dari NACE TM0284. Perubahan nilai mekanikal diinvestigasi dengan melihat nilai uji tarik dan nilai kekerasaan dan perubahan struktur mikro diinvestigasi dengan menggunakan Scanning Electron Microscope SEM dan Energy Dispersive Spectrocopy EDS . Dari data nilai pengujian tarik tanpa HIC dan sesudah HIC, nilai kuat luluh dan elongasi pipa setelah uji HIC mengalami penurunan dan nilai kuat tarik pipa mengalami kenaikan. Kenaikan nilai kuat tarik menjadi acuan bahwa pengujian HIC dengan waktu uji selama 96 jam telah cukup menunjukkan adanya difusi hidrogen pada permukaan sampel pipa. Pada pengukuran nilai kekerasaan terdapat kecenderungan kenaikan nilai kekerasaan pada daerah lasan dan daerah terkena panas sebagian baik pada pipa X 70 dan X 65, untuk area logam induk pada pipa X 70 terjadi penurunan nilai kekerasaan setelah uji HIC. Penurunan nilai kekerasaan pada logam induk pipa X 70 lebih diakibatkan karena terdapatnya kumpulan unsur paduan metalik yang terjadi pada permukaan pipa X 70. Dari hasil pengamatan dengan menggunakan EDS terdapat area terindikasi yang disebabkan karena terbentuknya kumpulan unsur paduan metalik pada permukaan pipa sampel yang mengakibatkan perubahan topografi permukaan pipeline steel.

The resistance of the pipeline steel API 5L X70 MO MS and X65 MO from hydrogen attacks applied in a sour service environment by Hydrogen Induced Cracking HIC testing is analyzed by looking at the changes of the mechanical properties and microstructure changes produced after the HIC test results. HIC test is done by specification from NACE TM0284. Changes in mechanical properties were investigated by looking at the value of tensile test and the hardness, the microstructure changes were investigated using Scanning Electron Microscope SEM and Energy Dispersive Spectrocopy EDS. From the tensile test without HIC and after HIC, the yield strength and pipe elongation after the HIC test decreased and the tensile strength of the pipe increased. The increase in tensile strength is a reference that HIC testing with a test time of 96 hours has sufficiently shown the presence of hydrogen diffusion on the surface of the pipe sample. On the measurement of the hardness there is a tendency to increase the hardness in the welded area and heat affected areas in both the X 70 and X 65 pipes, for the base metal in the X 70 pipeline there is a decrease the hardness after the HIC test. Decrease in the hardness value on the base metal of pipe X 70 more due to the presence of metallic alloy elements that occur on the surface of pipe X 70. From the observation by using EDS there is an indicated area caused by the formation of metallic alloy elements on the surface of the sample pipe, resulting topographic Surface changes in pipeline steel."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ida Bagus Subaga Widiatmaka
"ABSTRAK
Perlindungan struktur dari bahan besi dalam lingkungan air laut yang korosif, mutlak diperlukan, karena besi mempunyai sifat aktif dalam lingkungan tersebut dan cenderung untuk bereaksi secara elektrokimia dengan lingkungannya.
Salah satu metode yang digunakan untuk melindungi logam besi tersebut adalah proteksi katodik, yang menurunkan potensial besi mendekati potensial pasif. Ada dua metode proteksi katodik yang digunakan, yaitu metode Anoda Korban dan Arus Paksa.
Metode Arus Paksa ditetapkan oleh NACE (National Assosiation of Corrosion Engineer), dalam salah satu kriterianya, yaitu -0,85 V potensial besi terhadap elektroda referensi Cu-CuSO4. Hal tersebut selama ini berlaku untuk lingkungan air tanah, dimana tahanan tanah persatuan panjang termasuk besar. Dalam hal ini kriteria tersebut akan diuji dalam lingkungan air laut selat Lalang yang mengandung unsur-unsur limbah industri kimia yang bermuara diselat tersebut. Kriteria ini tidak berlaku universal. Dalam kondisi ekstrim, kriteria tunggal mungkin tidak mencukupi, sehingga dibutuhkan beberapa kriteria. Kriteria ini akan diuji di Selat Lalang, dimana konsentrasi dari unsur-unsur tertentu berlebihan sehingga tingkat konduktivitasnya menjadi tinggi.
Kondisi overpotensial dan under potensial sebagai akibat ketidak telitian pengaturan potensial juga akan diamati, sejauh mana memberikan dampak terhadap proteksi dan efek samping yang ditimbulkannya. Kondisi selat yang berbeda dari laut lepas, memungkinkan kebutuhan arus proteksi yang lebih besar persatuan luas pada sebuah struktur yang diproteksi. Rapat arus proteksi ini merupakan hal yang penting dalam proses desain proteksi katodik, untuk menentukan kapasitas tenaga atau jumlah anoda korban yang diperlukan. Bagi sebuah struktur yang secara terus menerus berada dilokasi ini mutlak dibutuhkan rapat arus yang spesifik untuk kondisi di Selat Lalang.
Kerak yang timbul dalam kondisi overproteksi juga merupakan suatu hal yang dapat menguntungkan atau merupakan. Dari segi penambahan berat mati suatu struktur mengapung, jelas hal ini merupakan, begitu pula pada struktur yang mengalami pasang surut. Namun kerak yang melapisi permukaan logam ternyata dapat menahan laju reaksi elektrokimia, sehingga tidak terjadi korosi. Kandungan magnesium, kalsium dan karbonat yang tinggi pada lingkungan korosif tersebut merupakan salah satu sebab terbentuknya kerak tersebut.
Arus air laut, kedalaman, lapisan cat, kandungan mineral jelas merupakan variabel yang menentukan jumlah arus proteksi yang dibutuhkan. Kesemuanya ini diamati dalam sebuah simulasi mini tentang struktur yang diwakili oleh sebuah sampel korosi standard, dalam sebuah lingkungan mini air laut, di daerah Selat Lalang.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1997
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library