Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Fergie Marie Joe Grizella Runtu
"Gen NANOG berperan dalam pembentukan faktor transkripsi yang memiliki DNA binding domain. Protein yang dibentuk oleh gen ini memiliki kemampuan untuk menimbulkan dan mempertahankan sifat pluripotent dari sebuah sel. Dikarenakan sifat sel tumor yang pluripotent, banyak studi telah dilakukan untuk menilai peran NANOG dalam keganansan tumor. Namun, data mengenai peran NANOG pada keganansan gliom belum cukup untuk mengklarifikasi efek NANOG pada perkembangan glioma. Glioma merupakan tumor otak yang paling dijumpai dalam praktik klinis. Tantangan dalam penanganan glioma terletak pada lokasi tumor yang susah dan beresiko untuk dijangkau. Penanganan glioma, beresiko tinggi untuk mengakibatkan kerusakan pada jaringan otak yang dapat berakibat pada kehilangan fungsi tubuh dan bahkan berakibat pada kematian. Dalam kesempatan ini, studi ini dilakukan untuk meninjau peran NANOG dalam keganasan glioma untuk menunjang penanganan dini dan mengurangi mortalitas dan morbiditas penderita. Studi dilaksanankan melalui kuantifikasi gen dengan metode real-time RT-PCR atas specimen glioma yang diperoleh melalui operasi pengangkatan tumor di Departemen Bedah Saraf FKUI-RSCM. Hasil yang diperoleh menunjukan adanya kecenderungan ekspresi NANOG untuk lebih tinggi di glioma tingkat tinggi dibandingkan glioma tingkat rendah walau tidak signifikan menurut statisitik. Diperlukan studi yang lebih besar untuk menunjang peran NANOG sebagain penanda keganasan pada kasus glioma.
NANOG gene codes for a transcription factor with a DNA binding domain that has been found to contribute in maintenance and induction of cell pluripotency. Due to this characteristic, extensive studies have been done to evaluate its function as biomarker of tumor malignancy. However, the role of NANOG in glioma malignancy is not yet elucidated. Glioma, a leading tumor of the brain remains a challenging medical condition due to the location of the tumor. Treatment is complicated due to the high chance of compromising the brain structure which could lead to detrimental effects in body functions. The study conducted is to determine the role of NANOG in glioma malignancy by performing NANOG gene quantification using real-time RT-PCR in low-grade and high-grade glioma samples that was obtained from resection surgery in the Neurosurgery Department of FKUI-RSCM. Statistical analysis, showed that there was not significant difference in NANOG expression between the low-grade and high-grade glioma. Despite the absence of significance, there is a trend for higher expression of NANOG in high-grade glioma compared to low-grade glioma. The result, supports the proposition of NANOG as glioma malignancy biomarker. Further studies need to be conducted with greater sample to bolster the NANOG role in glioma malignancy."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2018
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Febriola Berliani Wanyodiharjo
"Latar Belakang: Rekayasa jaringan tulang memerlukan tiga komponen utama, yaitu sel punca, scaffold, dan faktor pertumbuhan. IGF-1 merupakan salah satu faktor pertumbuhan yang berperan dalam proliferasi dan diferensiasi sel osteoblast. IGF-1 akan berikatan dengan reseptornya, yaitu IGF-1R untuk mengaktivasi jalur hilir. Dalam sirkulasi tubuh manusia, IGF berikatan dengan IGFBP-3 yang dapat memperpanjang waktu paruh serta menghambat IGF-1 berikatan dengan IGF-1R. Pada penelitian sebelumnya, tercatat bahwa tidak ada perbedaan kemampuan proliferasi dan diferensiasi antara DPSC subjek normal dan subjek CLP, namun ada perbedaan signifikan dalam jumlah ekspresi IGF-1. OCT-4, SOX-2 dan NANOG merupakan faktor transkripsi utama pluripotensi yang telah diteliti dapat mengatur pluripotensi, pembaruan diri, proliferasi, serta diferensiasi DPSC. Penelitian terbaru mencatat peningkatan ekspresi ketiga gen tersebut pasca dilakukan penghambatan jalur GSK-3 dan m-TOR yang merupakan jalur hilir dari aksi IGF-1 pada sel DPSC. Namun, belum diketahui secara pasti ekspresi ketiga gen tersebut pada DPSC subjek normal dan CLP setelah dilakukannya penghambatan IGF-1 menggunakan anti IGF-1R dan IGFBP-3. Tujuan: Menganalisis pengaruh anti IGF-1 dan IGFBP-3 terhadap ekspresi gen OCT4, SOX2, dan NANOG pada DPSC subjek normal dan CLP. Metode: Sampel RNA DPSC subjek normal (n=4) dan DPSC subjek CLP (n=3), sebelum dan setelah diberikan perlakuan anti IGF-1R atau IGFBP-3, diperoleh dari bahan biologis tersimpan di Laboratorium Oral Biologi Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia. Selanjutnya, ekspresi gen OCT4, SOX2, NANOG, dan housekeeping gene GAPDH diuji dengan two step Real-Time PCR (RT-PCR). Hasil: Tidak terdapat perbedaan ekspresi gen OCT4, SOX2, dan NANOG, baik antara DPSC subjek normal dan CLP sebelum dan setelah diberikan perlakuan anti IGF-1R dan IGFBP-3 (p³0,05). Kesimpulan: Perlakuan anti IGF-1R dan IGFBP-3 tidak memengaruhi tingkat ekspresi gen OCT4, SOX2, dan NANOG sel punca pulpa gigi permanen subjek normal dan subjek celah bibir dan palatum

Background: Bone tissue engineering requires three main components, namely stem cells, scaffold, and growth factors. IGF-1 is a growth factor that plays role in osteoblast proliferation and differentiation. IGF-1 will bind to its receptor, namely IGF-1R, to activate the downstream pathway. In the human body circulation, IGF binds to IGFBP-3 which can inhibit IGF-1 from binding to IGF-1R. Previous studies noted that there were no differences in the ability to proliferate and differentiate between DPSC from normal subjects and CLP subjects, yet there were significant differences in the level of IGF-1 expression. OCT-4, SOX-2 and NANOG are core pluripotency factors which regulate pluripotency, self-renewal, proliferation and differentiation of DPSC. Recent study has noted an increase in the expression of these three genes after inhibition of GSK-3 and m-TOR pathways, which are the downstream pathways of IGF-1 on DPSC cells. However, the expression of these three genes in DPSC from normal and CLP subjects after inhibition of IGF-1 using anti IGF-1R and IGFBP-3 is still unknown. Objective: To analyze the effect of anti IGF-1 and IGFBP-3 on OCT4, SOX2, and NANOG gene expression in DPSC of normal and CLP subjects. Methods: RNA samples of DPSC from normal and CLP subjects, before and after being treated with anti-IGF-1R or IGFBP-3, were obtained from Laboratory of Oral Biology, Faculty of Dentistry, Universitas Indonesia. Furthermore, the expression of OCT4, SOX2, NANOG, and housekeeping gene GAPDH were tested using two step Real-Time PCR (RT-PCR). Results: There was no difference between the expression of the OCT4, SOX2, and NANOG in DPSC from normal and CLP subjects before and after anti IGF-1R and IGFBP-3 treatment (p≥0.05). Conclusion: Anti-IGF-1R and IGFBP-3 did not affect the expression level of OCT4, SOX2, and NANOG in dental pulp stem cells of normal subjects and cleft lip and palate subjects.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library