Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
Roffe Rizqullah Daniswara
"Soft Power merupakan salah satu cara dari sebuah negara memberikan pengaruhnya melalui daya tarik kepada negara yang dituju. Jepang memberikan pengaruh di Indonesia melalui berbagai cara, namun salah satunya adalah pengajaran bahasa Jepang di Indonesia. Melalui Japan Foundation dan kerjasama dengan pemerintah Indonesia, berbagai program pengajaran bahasa Jepang seperti program JF Standard, Marugoto & Marugoto online course, NIHONGO Partners, dan Magang di Jepang dilaksanakan untuk memberikan pengaruh Jepang di Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk membahas soft power di dalam pengajaran bahasa Jepang di Indonesia. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif analisis, serta menggunakan konsep soft power dari Nye (2004, dan unit analisa yang dibahas adalah Bahasa Jepang. Hasil penelitian menunjukkan adanya soft power Jepang dalam pengajaran bahasa Jepang di Indonesia menghasilan dampak di masyarakat Indonesia khususnya pandangan Indonesia terhadap Jepang.
......Soft power is a way for a country to exert influence through attraction to other countries. Japan exerts influence in Indonesia in various ways, but one of them is Japanese language teaching in Indonesia. Through the Japan Foundation and collaboration with the Indonesian government, Japanese influence was carried out in Indonesia. This study aims to discuss soft power in Japanese language teaching in Indonesia. This research uses the descriptive analysis method and uses Nye's (2004) concept of soft power, and the unit analysis discussed is Japanese. The results showed that Japanese soft power in Japanese language teaching in Indonesia made some effect in Indonesia especially Indonesian perspective to Japan.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2021
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja Universitas Indonesia Library
Raphael Hengki Hendratno
"Hubungan resmi maupun tidak resmi antara Cina, Jepang dan Korea sudah berlangsung sepanjang sejarah dari ketiga negara di Asia Timur ini. Jepang telah terlibat perang dengan Korea dan Cina pada masa dinasti Tang (618-906) berkuasa. di Cina. Pada waktu itu Cina bergabung dengan salah satu kerajaan terbesar di Korea, yaitu Silla, untuk mengusir Jepang dari Korea dalam usaha mereka me_nyatukan Korea dibawah kerajaan Silla.Hubungan Jepang dengan Cina kemudian berkembang men_jadi hubungan antara sebuah negeri pemberi upeti kepada Cina yang pada waktu itu diperintah oleh kedinastian Ming (1368-1644). Hubungan dengan status ini berlanjut hingga tahun 1547, pada waktu itu shogun ke duabelas Jepang mengirimkan upeti terakhir kepada dinasti Ming.Pada akhir abad 16, Jepang berusaha untuk mengusai Cina, dan karena Korea merupakan satu-satunya pintu terdekat menuju Cina maka Jepang harus menaklukkan Korea..."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1986
S12960
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Panudju Senoaji
"Pada awal abad ke 20 atau tepatnya pada jaman Meiji (1868-1912), Jepang merupakan satu-satunya negara non Barat yang berhasil melakukan modernisasi. Bukti nyata dari keberhasilan usaha-usaha modemisasi Jepang pada jaman Meiji adalah tampilnya Jepang sebagai sebuah negara industri. Dengan kekuatan industri yang dimilikinya, Jepang kemudian menjelma menjadi salah satu kekuatan ekonomi dan militer dunia. Tampilnya Jepang sebagai kekuatan ekonomi dan militer dunia, membuat statusnya dalam percaturan ekonomi politik intemasional juga mengalami perubahan, dan sebuah negara semi kolonisasi menjadi sebuah negara merdeka dan berdaulat. Keberhasilan Jepang menjadi sebuah negara merdeka dan berdaulat justru bertolak belakang dengan situasi umum yang terjadi di negara-negara Asia pada awal abad ke-20. Hampir sebagian besar wilayah Asia merupakan wilayah_wilayah kolonisasi negara-negara Barat. Jika dibandingkan dengan negara-negara lain di Asia, Jepang merupakan negara yang sangat miskin akan sumber daya alam. Selain itu hubungan Jepang dengan dunia pada khususnya dengan dunia Barat relatif terlambat. Mengapa hanya Jepang yang sukses dalam menjalankan program-program modemisasi, sedangkan negara-negara lain di Asia tidak? Faktor-faktor apakah yang telah membedakan Jepang dengan negara-negara lain di Asia? Menurut Paul Baran searang ahli ekonomi politik beraliran mantis, seperti yang dikutip oleh Yoshihara Kunio, modal utama dari keberhasilan industrialisasi Jepang adalah kemerdekaan politik. Dia mencoba membandingkan Jepang dengan India. Menurutnya Jepang dapat berdiri sebagai negara industri karena Jepang merupakan negara yang merdeka sedang India tetap terbelakang karena telah mengalami pemerasan akibat kolonisasi Inggris. Kunio lantas mencoba melengkapi argumen yang dikemukakan oleh Paul Baran diatas dengan membandingkan Jepang dan Muang Thai. Selain tidak pernah mengalami kolonisasi negara-negara Barat, Muang Thai pada masa pemerintahan Raja Chulalongkorn (1868-1910) atau hampir bersamaan dengan jaman Meiji juga melakukan usaha-usaha modernisasi. Tetapi apa yang dicapai oleh Muang Thai tidak seperti yang dialami oleh Jepang. Menurut Kunio keberhasilan modemisasi yang diperoleh Muang Thai hanya bersifat kuantitatif tidak kualitatif, artinya hanya menyentuh sebagian kecil masyarakat, sedangkan mayoritas besar rakyat tetap tidak berpendidikan dan hidup dalam keadaan miskin. Suatu situasi yang sangat berlawanan dengan keadaan di Jepang. Keberhasilan modernisasi yang dicapai oleh Jepang pada jaman Meiji juga sangat ditentukan oleh faktor-faktor lain seperti unsur-unsur dalam kebudayaan Jepang. Kebudayaan Jepang dapat dianggap sebagai kebudayaan rasa malu."
2000
S13802
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library