Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Simanjuntak, Tumiar
"Menurut Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) 1995, Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia adalah 373 per 100.000 kelahiran hidup, Angka Kematian Bayi (AKB) sebesar 46 per 1000 kelahiran hidup. Salah satu faktor penyebabnya adalah belum optimal cakupan kunjungan antenatal (K4 = 75,66%). Kurang optimalnya kunjungan antenatal mengakibatkan risiko dan komplikasi kehamilan tidak terdeteksi secara dini. Intervensi kesehatan spesifik melalui kunjungan antenatal minimal 4 kali, merupakan salah satu daya ungkit yang besar untuk menurunkan insiden dan beratnya komplikasi yang berhubungan dengan kehamilan, persalinan dan nifas pada ibu dan bayi baru lahir. Di Kota Medan kunjungan antenatal K4 sebesar 78,75%, belum mencapai target nasional sebesar 90%.
Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh hubungan antara falctor predisposisi, faktor pemungkin dan faktor penguat dengan kunjungan antenatal K4. Penelitian ini menggunakan rancangan cross sectional (potong lintang), pemilihan sampel didasarkan rumus cluster 2 tahap, tahap pertama dengan probability proportional to size menggunakan C Survey, jumlah sampel sebanyak 210 orang, ibu yang mempunyai bayi umur 6 (enam bulan) dimana selama hamil pernah memeriksakan kehamilannya ke petugas kesehatan. Pengumpulan data dilakukan dengan metode wawancara. Analisis data menggunakan perangkat lunak C Sample pada Epi Info 6.0 dan program komputerisasi lainnya.
Hasil penelitian memperlihatkan bahwa proporsi kunjungan antenatal sesuai standar sebesar 51% dan 84,8% responden pernah melakukan kunjungan antenatal di klinik bidan swasta. Hasil analisis bivariat diketahui bahwa variabel yang mempunyai hubungan bermakna dengan kunjungan K4 adalah pendidikan tinggi, pengetahuan baik, sikap positif, jarak, penghasilan tinggi, akses informasi yang baik terhadap pelayanan antenatal dan dukungan suami. Hasil analisis multivariat regresi logistik menunjukkan bahwa variabel yang berhubungan dengan kunjungan K4 adalah pengetahuan, sikap, jarak, penghasilan, akses informasi dan yang paling dominan mempengaruhi kunjungan antenatal K4 adalah pengetahuan ibu (OR 2,78).
Memperhatikan hasil penelitian ini, menyarankan kepada lembaga terkait khususnya mereka yang berhubungan dengan pelayanan kesehatan ibu hamil dan bersalin bahwa kegiatan Komunikasi Informasi Edukasi (KIE) pada Standar Operating Procedur (SOP) perlu ditegaskan kembali, yaitu adanya langkah-langkah KIE yang harus dioperasionalkan diseluruh fasilitas pelayanan dari Posyandu sampai Rumah Sakit, baik pada pelayanan pemerintah maupun swasta. Kegiatan konseling merupakan pilihan yang efektif dan efisien meningkatkan pengetahuan ibu untuk memahami peristiwa kehamilan, persalinan, nifas dan risiko yang mungkin dihadapi ibu sehingga dapat dilakukan upaya prefentif.

The Factors that Related to Antenatal Visit Four Times (K4) in Medan City, North Sumatera Province, 2002Based on Household Health Survey in 1995, the Maternal Mortality Rate (MMR) in Indonesia was 373 per 100.000 live births, while the Infant Mortality Rate (IMR) was 46 per 1000 live births. One of the factors was caused by the in optimal the coverage of antenatal visit four times (K4 = 75,66%). The lack of their optimal to antenatal visit four times, it caused risk and pregnancy complication can not be detected in the early. The specific health intervention through minimum antenatal visit at least four times, as one of the big power raising to reduce the incident and heavy complication that related to pregnancy, delivery and post-partum on mother and infant new birth. In Medan City the antenatal visit four times was 78,75%, it was not reach with the national target that is 90%.
The objective of this study was to obtain the relationships between the predisposition, possibly, and the dominant factors with antenatal visit four times. The study design was cross-sectional. The sample selected was based on the pattern of cluster second phase, first phase with probability proportional to size used C Survey. The number of sample was 210 pregnant mothers who having infant age 5 6 months, where during pregnant ever checked their pregnancy to health worker. The data was collected by indepth interview method. The data was analysis by software C Sample on Epi Info 6.0 and others computer programs.
The result of study showed that the proportion of antenatal visit meet with the standard was a 51% and 84,8% respondent ever conducted antenatal visit at the private maternity clinics. The result of bivariate analysis known that the variable which having significant relationship to antenatal visit four times is high education, good knowledge, positive attitude, distance, high income, good information access to antenatal service and husband support. The result of logistic regression multivariate analysis showed that the variable that having relationships to antenatal visit four times is knowledge, attitude, distance, income, information access and the most dominant that influence to K4 is mother's knowledge (OR 2,78).
Considering to this study, it is recommended that the institutional related especially to whom that giving health services on pregnant mother and delivery. The activities of Information, Education, and Communication (IEC) on Standard Operating Procedure (SOP) it is need to be cleared again, i.e. the availability of IEC steps that should be applied in entire of health facilities, starting from Village Integrated Service Post to Hospital, both private and state owned. Counseling activities is selection that effective and efficient to increase the mother's knowledge, and in order to understand the pregnant event, delivery, post-partum and the risk that possible faced, so it can be done preventive action.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2002
T 10795
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yulianti Sastrawinata
"ABSTRAK
Proses restrukturisasi yang dilakukan oleh BUMN dalam menghadapi globalisasi dan perdagangan bebas membawa dampak bagi rumah sakit BUMN milik PTP Nusantara II yang mempunyai 4 rumah sakit di Sumatera Utara. Dampak tersebut adalah adanya kebijaksanaan Direksi PTP Nusantara II yang tadinya merupakan cost center bagi perusahaan dapat menjadi rumah sakit mandiri yang bersifat revenue center.
Untuk membuat perencanaan strategi rumah sakit dilakukan penelitian kualitatif terhadap keempat rumah sakit dengan melakukan analisis SWOT serta penilaian posisi dan penetapan strategi melalui pendekatan tekhnik matrik LMUI.
Dari hasil penelitian didapatkan bahwa keempat rumah sakit berada pada posisi kuadran II stabilisasi. Posisi ini menunjukan bahwa ternyata rumah sakit untuk pertumbuhannya mempunyai peluang yang sangat besar akan tetapi kelemahannya sangat banyak dibandingkan dengan kekuatannya.
Sasarannya adalah meningkatkan hasil usaha dengan memperluas cakupan pelayanan dan melakukan efisiensi, serta penampilan organisasi dan manajemen rumah sakit yang telah memenuhi standar akreditasi pada tahun 2000. Sasaran khusus untuk masing-masing rumah sakit adalah menjadi rumah sakit mandiri pada tahun 2002 untuk Rumah Sakit Tembakau Deli sebagai rumah sakit rujukan ; tahun 2003 untuk Rumah Sakit GL tobing sebagai rumah sakit dengan pelayanan unggulan atau rumah sakit khusus ; sebagai rumah sakit dengan pelayanan kesehatan paripurna pada kedua rumah sakit lainnya yaitu tahun 2004 untuk Rumah Sakit Bangkatan dan tahun 2005 untuk Rumah Sakit Zubir Harahap.
Strategi pokok pengembangan rumah sakit adalah strategi stabilisasi dan strategi ekspansi. Strategi stabilisasi bertujuan untuk mengatasi kelemahan-kelemahan yang ada di dalam rumah sakit yaitu adanya otonomi dalam bidang keuangan, logistik dan personalia, menyesuaikan struktur organisasi, meningkatkan manajemen keuangan, melaksanakan manajemen sumber daya manusia, manajemen mutu dan manajemen pemasaran. Strategi ekspansi bertujuan merebut peluang pasar yang ada untuk meningkatkan pendapatan dan memperluas cakupan pelayanan melalui pengembangan pasar dan pengembangan jenis pelayanan kesehatan yang tentunya harus disertai dengan melengkapi sarana dan fasilitas rumah sakit. Penerapan strategi tersebut berbeda-beda sesuai dengan kondisi masing-masing rumah sakit. Strategi pemasaran yang dilakukan untuk masing-masing rumah sakit adalah strategi diferensiasi untuk Rumah Sakit Tembakau Deli, strategi fokus untuk Rumah Sakit GL Tobing serta strategi kepemimpinan biaya untuk Rumah Sakit Bangkatan dan Rumah Sakit Zubir Harahap.
Daftar Pustaka : 30 (1984-1997)

ABSTRACT
Main Development Strategy For PTP Nusantara II Hospital In North Sumatera, IndonesiaThe restructurisation operation undergone by state-owned companies in anticipating the globalization era and free-trade brings considerable impact to the four hospitals owned by state-owned, PTP Nusantara II in North Sumatera. This is reflected in the management direction to turn the hospitals from being cost-centers into revenue-centers, independent hospitals.
In planning the hospital strategy, a qualitative research was performed against the four hospitals using SWOT analysis and LMUI matrix approach. LMUI matrix is a technique used to evaluate position and to decide on strategy. The four hospitals were found to be at the stabilization phase, which is shown by being at the 2nd quadrant of the LMUI matrix.
Specific target for each hospital towards independent hospital are Tembakau Deli Hospital to be reference hospital by 2002, GL Tobinh Hospital to be distinguished hospital or hospital with specific service by 2003, while both Bangkatan Hospital and Zubir Harahap Hospital are to become comprehensive hospital by 2003 and by 2005 respectively.
The main strategies for the hospitals are stabilization and expansion strategies. The stabilization strategy is aimed at overcoming the hospital's disadvantageous by awarding autonomy for financial, logistics and personnel-related system, by performing cost-efficient operations and improving the organization and management performance as well asoptimizing the organizational structure, improving the Financial management, accomplishing Human Resource management, Quality management and Marketing management. Expansion strategy objectives are to increase their revenue by seizing market opportunity through service diversification, through market development and product development, coupled by efforts to equip the hospitals with essential facilities and infrastructures.
The strategy implementation would have to be customized according to each hospital's conditions. Their marketing strategies are differentiation strategy for Tembakau Deli Hospital, focus strategy for GL Tobing Hospital, and cost-leadership strategy for both Bangkatan Hospital and Zubir Harahap Hospital.
Bibliography : 30 ( 1984-1997 )
"
Depok: Universitas Indonesia, 1997
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library