Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 491 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Hickey, Joanne V.
Philadelphia: Philadelphia, 1996
610.730 692 HIC a
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Philadelphia: W.B. Saunders , 1989
610.73 CLI
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Zaumeyer, Carolyn
Philadelphia: Davis company, 2003
610.730 692 ZAU h
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Stanley, Joan M
Philadelphia: F.A. Davis , 2005
610.730 692 STA a
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Abdul Hafiz
Abstrak :
Kota Depok merupakan daerah tingkat II di wilayah propinsi Jawa Barat yang merupakan daerah berbatasan langsung dengan Jakarta. Masyarakat mengharapkan pelayanan yang bermutu dari Puskesmas, namun masih ada keluhan mengenai jam buka Puskesmas yang belum sesuai dengan jumlah waktu yang telah ditetapkan, disamping itu masyarakat menjadikan perawat sebagai sosok pengganti dokter kepala Puskesmas bila dokter tidak berada di tempat. Sementara itu ratio perawat terhadap 1000 penduduk masih rendah (0.05 %o). Sehubungan dengan hal tersebut, peneliti tertarik memperoleh informasi tentang gambaran waktu kerja produktif perawat kesehatan di kota Depok yang dilihat dari faktor individu dan faktor karakteristik Puskesmas. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif analitik dengan desain crossectional, pengumpulan data dilakukan di Kota Depok dengan jumlah responder sebanyak 64 orang perawat pegawai negri sipil pada 24 Puskesmas yang ada, dan dilaksanakan pada bulan april 2001. Waktu kerja produktif di amati dengan menggunakan formulir work sampling dan sampel diambil dengan cara tanpa pengembalian sehingga diperoleh sebanyak 1625 pengamatan selama 2 minggu. Tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh informasi tentang waktu kerja produktif perawat kesehatan Puskesmas yang dihubungkan dengan faktor individu (umur, jenis kelamin, status perkawinan, jumlah anak, motivasi kerja, pelatihan, lama kerja, golongan) dan karakteristik Puskesmas (gaya pimpinan, sumber daya, lingkungan/iklim kerja, dan beban kerja). Untuk mengetahui distribusi frekwensi dilakukan analisis univariat, diperoleh waktu kerja produktif perawat sebesar 86.28% yang terdiri dari 64.53% untuk pelayanan kesehatan, 21.75% untuk kegiatan administrasi/penunjang dan 13.71% merupakan waktu tidak produktif. Untuk mengetahui hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen dilakukan uji t dan regresi linier sederhana dan hasilnya menunjukkan bahwa variabel yang diduga berhubungan adalah umur, jumlah anak, lama bekerja, motivasi kerja pelatihan, ketersediaan sumber daya, golongan, gaya kepemimpinan dan lingkungan kerja ( p< 0.25). Hasil akhir uji regresi linier berganda dengan mempertimbangkan variabel kehadiran sebagai variabel pengganggu maka diperoleh variabel independen yang signifikan yaitu jumlah anak, lama kerja, pelatihan, ketersediaan sumber daya dan kehadiran ( p<0.05). Variabel tersebut secara bersama-sama diperkirakan dapat memberikan kontribusi sebesar 36 % terhadap variasi waktu kerja produktif perawat dengan koefisien korelasi sebesar 0.6. dan reabilitas model (shrinkage of crosss validation) sebesar 0.192 (reliabel). Dari hasil penelitian ini waktu kerja produktif minimal seorang perawat ( 68, 1 4%) dapat ditingkatkan menjadi 79.31% dengan kondisi lama kerja 10 tahun, kehadiran 22 hari, jumlah anak >2, pelatihan 3 kali dan sumber daya cukup memadai. Memperhatikan hasil yang diperoleh penulis menyarankan untuk melakukan pelatihan bagi perawat agar dapat meningkatkan pengetahuan dan keterampilan baik dalam kegiatan pelayanan kesehatan ataupun kegiatan administrasi. ......The Prediction Model of Factors that Related with Nurses Productive Time in The Public Health Center, April 2001Depth city is district area in province west of Java which is boundary directly with Jakarta. The people hope that public health center give them good service, but in fact the public health center does not work accordance with the certainty, and the ratio of the nurse and 1000 people is still less (0.05%o). Due the fact in the field the researcher is interested in gaining information about the description of nurse productive time from the individual and the character from public health center factor point of view. This reseach is a descriptive analyzed with cross sectional approach. Data survey was done in all of nurse in public health center, and it was done in April 2001. Productive time of the nurse was observed with used work sampling format and the sample took with without replacement technique and size of sample about 1625 unit for 2 week observed. Meanwhile the objectives of this research are got information about nurse productive time related with age, sex, married statues, children they've got, motivation in the work, training, length of working, resources, level statue, leadership style, work environment and load of work. Univariat analysis was result the frequency distribution from nurse productive time about 86.28 %, consist of 64.53 % health service; 21.75 % administration and 1331 % idle time ( non productive ). Sivariate analysis figure out the relationship among the variables by the t-test and single linear regression test with p < 0.25 as a candidate for multivariate test_ The out come shows a significant relationship between productive time with age, children they've got, motivation in the work, training, length of working, resources, level statues, leadership style and work environment, and then analysis multivariate test shows children they've got, training, length of working, resources, and the present in the work (p < 0.05) can be considered as candidate in the final model regression. In building a simple and yet parsimonious productive time model, this study the model was as follows (R2= 36%, correlation = 0.6 reliability = 0,19) : Productive time = 68. l41 - 0.539 (length of working) + 0.298 ( present in the work) + 4.82 (children they've got) + 1.68 (training) - 4.71(resources) + E. Based in this result, this study suggested to make the training 1 on the job training for nurse can make theirs productive time will be increased.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2001
T2710
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Irwan Adji
Abstrak :
Perawat adalah salah satu profesi di rumah sakit yang berperan penting dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada pasien yang dirawat. dimana perawat berada selama 24 jam disisi pasien. Asuhan Keperawatan merupakan titik sentral pelayanan keperawatan. Sebagai ukuran kinerja perawat di ruang rawat inap dapat dilihat dari kegiatan perawat memberikan asuhan keperawatan kepada pasien dalam bentuk pendokumentasian asuhan keperawatan. Menurut Gibson (1996), perilaku dan kinerja individu dipengaruhi oleh variabe! individu. variabel organisasi dan variabel psikologis. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui kinerja perawat dan faktor-faktor yang berhubungan dengan kinerja perawat di Ruang Rawat Inap R.S.U. Raden Mattaher Jambi. Penelitian ini menggunakan metode Cross Sectional dengan sampel 70 responden. Variabel independen yang diteliti adalah karakteristik individu perawat meliputi umur, tingkat pendidikan, masa kerja dan status perkawinan serta karakteristik organisasi mencakup sumber daya, kepemimpinan, imbalan, struktur organisasi dan disain pekerjaan. Variabel dependen yaitu kinerja perawat di ruang rawat inap. Analisis data yang digunakan adalah analisis univariat, bivariat dan multivariat dengan menggunakan uji statistik deskriptif, Chi-Square dan multiple regresi logistik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kinerja perawat dengan katagori kurang dan baik didapatkan hasil masing-masing yaitu 50%. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tingkat pendidikan merupakan faktor yang mempunyai hubungan paling dominan dengan kinerja perawat (nilai p = 0,001, OR = 80,325) dimana perawat yang berpendidikan bidan berpeluang* mempunyai kinerja kurang baik 80,3 kali dibandingkan dengan perawat yang berpendidikan Dili Keperawatan. Selain itu faktor imbalan ( nilai p = 0,002, OR = 20,937), sumber daya (nilai p = 0,014, OR = 14, 578) dan disain pekerjaan (nilai p = 0,047, OR - 8,628) juga berhubungan dengan kinerja perawat diruang rawat inap RSU Raden Mattaher Jambi, dimana perawat yang menilai besarnya imbalan tidak sesuai dengan peran dan beban kerja mereka berpeluang mempunyai kinerja kurang baik 20,9 kali dibandingkan dengan perawat yang menilai besar imbalan sesuai dengan peran kerja. Begitu juga perawat yang menilai sumber daya kurang berpeluang mempunyai kinerja kurang baik 14,5 kali dibanding dengan perawat yang menilai cukup sumber daya. Demikian juga perawat yang menilai disain pekerjaan kurang baik berpeluang mempunyai kinerja kurang baik 8,6 kali dibanding dengan perawat yang menilai cukup baik disain pekerjaan. Mempertimbangkan hasil penelitian ini perlu bagi piliak Direksi dan Bidang Keperawatan R.S.U Raden Mattaher, untuk memperhatikan pegawai yang pendidikannya masih dibawah Dili Keperawatan agar dapat disekolahkan ke jenjang Dili Keperawatan dan bila menambah tenaga perawat pelaksana di ruang rawat inap agar tingkat pendidikannya minimum DIII Keperawatan.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2002
T561
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rizal Bachrun
Abstrak :
Rumah Sakit XYZ adalah rumah sakit swasta yang terletak di kawasan Jakarta Utara, dengan kapasitas 225 tempat tidur dan rata-rata tingkat human 70,2 % . Rumah sakit yang sudah beroperasi selama delapan tahun ini, sudah eukup sibuk melayani pelanggannya. Angka pengunduran diri perawat selama tiga tahun terakhir menunjukkan kenaikan, yaitu 10%,12,15 % dan 13,71% dari total perawat. Indikator yang 1a adalah angka biaya pemeliharaan kesehatan perawat perorang selama tahun 2003, 2004 dan 2005 terus meningkat. Dari basil wawancara keluar yang tercatat di Departemen Pengembangan Sumber Daya Manusia RS XYZ, temyata a!asan pengunduran diri yang terbanyak dikemukakan oleh perawat adalah karena masalah pribadi. Padahal pada kurun waktu tiga tahun tersebut keluhan pelanggan perihal pelayanan perawat cenderung meningkat. Masalahnya pada perawat timbul gejala kekeringan emosi, tidak mempunyai empati, sikap sinis terhadap orang lain, dan menyalahkan diri sendiri. Terkesan ada gejala yang lazim disebut sebagai burnout pada perawat. Penulis mencoba membuat analisa effektifitas organisasi dengan kerangka 7-S McKinsey, ditemukan masalah pada unsur Skill dan Staff. Untuk mengatasinya penulis mengajukan Employee Assistance Programs sebagai alternatif pemecahan masalah burnout pada perawat. Dengan program pendampingan dan konseling yang teratur dan baik, diharapkan kualitas hidup dari perawat dapat ditingkatkan. Dengan demikian mereka mampu mengatasi beban kerja yang berat, sebagai akibat semakin berkembangnya tuntutan pelanggan untuk memperoleh pelayanan yang baik di rumah sakit.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2006
T18088
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rasmun
Abstrak :
Disiplin perawat saat ini menjadi masalah umum yang dirasakan baik oleh manajer rumah sakit maupun oleh masyarakat penerima jasa pelayanan kesehatan (llyas,I999) Berbagai teori menjelaskan bahwa salah satu penyebab dari masalah disiplin kerja perawat adalah iklim kerja atau organisasi ditempat dimana perawat itu bekerja. Rumah sakit umum daerah Banyumas adalah rumah sakit milik pemerintah sampai dengan November 2001 memiliki kapasitas 240 tempat tidur dengan jumlah perawat 193 (PNS dan Kontrak Karya) merupakan RS Type B pendidikan dengan tingkat disiplin kerja baik (Supriyatna, 2001). Untuk mendapatkan gambaran faktor yang berhubungan dengan disiplin kerja perawat, penulis melakukan penelitan yang berjudul "Analisis hubungan karakteristik perawat dan iklim kerja dengan disiplin kerja pcrawat pelaksana di mang mwat inap RSUD Banyumas Jawa Tengah". Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui hubungan karateristik dan iklim kerja dengan disiplin kerja perawat pelaksana, dengan rancangan penelitian analitik kuantitatif cross seclional. Populasi penelitian di 10 ruang rawat inap berjumlah 98 orang perawat status PNS, sampel seluruhnya benjumlah 77 orang. Kuesioner yang digunakan 3 macam yaitu Kuesioner A untuk karakterisLik perawat. Kuesioner B untuk iklim kerja dan kuesioner C untuk observasi disiplin kerja. Kuesioner B telah diuji cobakan terhadap 30 orang perawat pelaksana di RSUD Parikesit Tenggarong Kalimantan Timur. Kuesioner B 28 item hasil uji validitas diperolch nilai valid yaitu r = < 0,361 uji realibilitas diperoleh nilai alpha 0,7884 item soal yang tidak reliabel kemudian direvisi redaksionalnya selanjutnya digunakan untuk melakukan penelitian. Hasil penelitian : dilakukan uji univariat dengan disittibusi frekuensi, uji bivariat dengan Chi-Square sedangkan uji multivariat dengan Regresi logistik sederhana. Melalui uji univariat diperoleh jumlah perawat perempuan 79,2%, sebagian besar umur perawat dibawah atau sama dengan 27 tahun (64,9%), Pendidikan D3 Keperawatan (93,5%), perawat yang mempunyai persepsi baik terhadap iklim kerja (48,l%), perawat yang mempunyai disiplin kerja baik (36,4%). Hasil uji bivariat didapatkan; bahwa dimensi iklim kerja yang mempunyai hubungan yang bermakna dengan disiplin kerja adalah kesesuaian,(Pv=0,000), tanggungjawab (Pv=0,009), penghargaan (Pv-0,01 1), kejelasan (0,000), rekan kelja (0,000), dan kepemimpinan (0,027). Dari hasil uji multivariat regresi logistik menunjukan bahwa kejelasan terhadap peran tugas perawat pelaksana di dalam tim keperawatan dan kejelasan terhadap pelaksanaan standar prosedur tindakan keperawan. Dan rekan kerja merupakan dimensi iklim kerja yang mempunyai kontribusi paling kuat terhadap disiplin kerja perawat. Jika kejelasan diperbaiki dalam sistem manajemen maka mcmpunyai peluang untuk meningkatkan disiplin kerja sebesar 22,9 kali setelah dikontrol dengan pcrbaikan hubungan rekan kerja dan faktor lainnya. Sedangkan rekan kerja mempunyai peluang terhadap peningkatan disiplin kerja perawat sebcsar 4,7 kali setelah dikontrol dengan variabel dan faktor lainya. Kesimpulan: Disiplin kerja perawat pelaksana di ruang rawat inap adalah 36,4% yang disiplin kerjanya baik. Faktor dimensi iklim kerja yang mempunyai hubungan dengan disiplin kerja adalah kesesuaian, tanggungjawab, penghargaan, kejelasan, rekan kerja dan kepemimpinan. Dari kelima faktor tersebut terdapat dua faktor yang paling besar kontribusinya terhadap disiplin kerja adalah faktor kejelasan dan rekan kerja Saran yang dibelikan kepada direktur RSUD Banyumas adalah bahwa kejelasan peran dan tugas, standar dan prosedur kerja didalam tim keperawatan merupakan fal-:tor utama yang dapat meningkatkan disiplin kelja pemwat oleh karena itu perlunya pihak rumah sakit melakukan kajian terhadap program peningkatan disiplin yang dikaitkan dengan iklim kerja yaitu kejelasan. Mengadakan pertemuan berkala untuk mengevaluasi pelaksanaan prosedur tetap ditingkat perawat pelaksana. Pelatihan pelaksanan prosedur tetap kepada kepala bidang keperawatan, perlunya mengadakan pengarahan dan pengawasan dalam mengimplementasikan uraian tugas dan prosedur tetap tugas-tugas keperawatan sehari-hari, terutama yang berkaitan dengan koordinasi keterkaitan tugas satu dengan lainya, kiranya juga dapat melakukan pengarahan dan pengawasan yang efektif terhadap tim kerja agar tercipta hubungan antar perawat yang harmonis saling mendukung dalam melaksanakan tugas-tugas keperawatan. Untuk peneliti ; perlunya melakukan penelitian lanjutan terhadap hubungan iklim kerja dengan disiplin kerja perawat dengan populasi yang diperbesar.
Nurse's working discipline has become common problem for manager of the hospital, or by people receiving health care services (llyas, 1999). Many theories explain that one of etiology of nursing working discipline is its working climate or organization climate where nurses work. Banyumas Hospital is a government hospital has capacity 240 beds and 193 muses until November 2001 (PNS dan Kontrak Karya) it is a type B education hospital with good working discipline (Supriyatna, 2001). To get an overview about liictors connected with nuzse?s working discipline of worig writer has done research titled: ?Analysis connections of nurse?s characteristic and working climate with nurse?s working discipline in the patien unit of RSUD Banyumas Central Java". The purpose of the research is to analyze connection of nurse?s characteristic and working climate with nurse?s discipline, the designs is a research plan analytic quantitative-cross sectional. "the population got from I0 ward they are 10 are98 nurses, and they are samples 77 persons. Questioners for reseacrh consist of three model, that Question A for nurse? a caracteristict data, question B for working climate data and question C for observation nursc?s working discipline. Question have the fasted to 30 nurses at RSUD Parikesit Tenggarong, East Kalimantan validity test to have gained r=<0,36l. and the reliability alpha 0,7884 items test which are not reliable, has been revised. Research results: for univariat test with fiequmcy and distribution, bivariate analysis used chi- square lest and multivariate analysis with logistic regresion test. From univariate twt gained the sample arc 79,2% women nurses. Mostly their ages below or average 27-years old (64,9%). Diploma Ill nursing education (93%), nurses have good perception of working climate (48,l%), nursw with good working discipline (36,4%). Results of Bivariat analysis using using Chi-Square; that there is not connection between all characteristics of nurses with their work discipline. Work climate dimensions that have significant connection are appropiatness (Pv=0,000), responsibility (PV=0,009), reward (Pv=0,0l 1), clarity (Pv=0,000), work partnership (Pv=0,000) and leadership (Pv=0,027). Reslts of multivariat test regression logistic shows that clarity of role and task in the tim work, clarity to standar procedure in nursing inttxvention and work partnership have a Strongest contribution to nurse?s working discipline. If clarity revised on management system there will be a chance to get of working discipline 22,9 times after controlled with revised partnership and other factors. While partnership has chance of increasing nursc?s work discipline about 4,7 times after controlled with variable and other factors. Result of research; Discipline nurse?s working disoipiineathospitalizing room the gained total 36,4% is the good discipline work. While work climate discipline dimension has mmning connection is exact dimensiopn , nesponsniility, clarity, work partnership and leadership. Suggwtions given to directions of RSUD Banyumas are that clarity is the main factor to increase nurse's work discipline, that's why it is necessary for the hospital to explain its authority and regulations also with discipline program promotion to connected with climate work. Meeting periodic for discused implementation job discription in the patien unit. Top Manager of Nursing needs to efective controlling to tim work, especially those connected with coordination of one job relationship with another- Also able to direct and effectively control the nurses in doing their jobs. To the researcher: the necessary to do continues research of connection between work climate and nurse discipline with a big population.
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2002
T6395
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fitriana Dewi
Abstrak :
Perawat berperan penting sebagai pemutus rantai infeksi untuk menurunkan angka kejadian infeksi yang didapat di rumah sakit (HAIs). Penelitian deskriptif korelatif ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran pengaruh karakteristik, peran kepemimpinan, dan fungsi manajemen kepala ruang terhadap perilaku perawat dalam memutus rantai infeksi. Penelitian pada 130 perawat menunjukkan faktor yang mempengaruhi perilaku perawat (melalui kuesioner) dalam memutus rantai infeksi adalah peran interpersonal (p=0.001, OR=7.07, 95% CI 2.25;22.2), peran pengambilan keputusan (p=0.004, OR=4.7, 95% CI 1.7;13.0), dan fungsi pengorganisasian (p=0.001, OR=21.46, 95% CI 7.2;63.9). Faktor yang paling mempengaruhi perilaku perawat dalam memutus rantai infeksi adalah fungsi pengorganisasian (p=0.001, OR=0.047, 95% CI 0.016;0.139). Kepala ruang berperan sebagai role model untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan perawat untuk berperilaku baik dalam upaya pencegahan dan pengendalian infeksi di rumah sakit.
Nurses have an important role to break the chain of infection in decreasing Healthcare Associated Infections (HAIs) in hospital. The aim of this descriptive of correlation research is to get the description of characteristic, role of leadership, and the function of head nurse management toward nurse’s behavior in breaking the chain of infection. This research involves 130 nurses showed that the influencing factors of nurse’s behavior (through the quesionnare) in breaking the chain of infection are the interpersonal role (p=0.001, OR=7.07, 95% CI 2.25;22.2), the decision maker role (p=0.004, OR=4.7, 95% CI 1.7;13.0), and the organizing function (p=0.001, OR=21.46, 95% CI 7.2;63.9). The result showed that the dominant factors of the nurse’s behavior in breaking the chain of infection is organizing factors of the head nurse (p=0.001, OR=0.047, 95% CI 0.016;0.139). Head nurse is a good role model in increasing the knowledge and skill of nurse to behave well in order to prevent and control the infection in hospital.
2013
T36021
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Winda Syafitrah
Abstrak :
Perilaku perawat dalam pencegahan Hospital Acquired Pneumonia (HAP) mempengaruhi kejadian HAP di rumah sakit. Hasil observasi beberapa perawat belum menjalankan praktik pencegahan HAP dengan benar. Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi determinan perilaku perawat dalam pencegahan HAP. Penelitian deskriptif dengan desain cross sectional ini menggunakan sampel 107 perawat. Hasil penelitian menunjukkan jenis kelamin (p꞊0.001; 95%CI꞊0.047;0.431), fasilitas (p꞊0.001; 95%CI꞊1.902;11.11), sikap (p꞊0.036; 95%CI꞊1.138;5.625), dan pengetahuan (p꞊0.001; 95%CI꞊2.105;11.66) mempengaruhi perilaku perawat dalam pencegahan HAP. Sementara usia (p꞊0.110; 95%CI꞊0.933;4.505), masa kerja (p꞊0.067; 95%CI꞊1.023;4.958), pelatihan (p꞊1.00; 95%CI꞊0.332;2.483), motivasi (p꞊0.118; 95%CI꞊0.916;5.975), dan supervisi kepala ruang (p꞊0.203; 95%CI꞊0.821;3.921) tidak mempengaruhi perilaku perawat dalam pencegahan HAP. Penelitian ini merekomendasikan peningkatan pengetahuan, sikap, dan fasilitas untuk meningkatkan perilaku perawat dalam pencegahan HAP. ...... Nurses behaviors on the prevention of Hospital Acquired Pneumonia (HAP) may affect the incidence of HAP. Our observations showed that some nurses did not perform HAP prevention properly. This study aimed to identify determinants of nurses’ behaviors on the prevention of HAP. The study employed a descriptive cross- sectional design. A sample of 107 nurses took part in the study. Results revealed that nurses’ sex (p꞊0.001; 95%CI꞊0.047;0.431), attitude (p꞊0.036; 95%CI꞊1.138;5.625), knowledge (p꞊0.001; 95%CI꞊2.105;11.66) and hospital facilities (p꞊0.001; 95%CI꞊1.902;11.11), affected nurses’ behaviors on the prevention of HAP. On contrary, nurses’ age (p꞊0.110; 95%CI꞊0.933;4.505), motivation (p꞊0.118; 95%CI꞊0.916;5.975), job tenure (p꞊0.067; 95%CI꞊1.023;4.958), trainings (p꞊1.00; 95%CI꞊0.332;2.483), and head nurse oversight (p꞊0.203; 95%CI꞊0.821;3.921) did not affect nurses’ behaviors on the prevention of HAP. This study recommended the enhancement of nurses behavior and attitude as well as hospital facilites in order to improve nurses’ behaviors on the prevention of HAP.
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2014
S61618
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>