Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Elnino Tunjungsari
Abstrak :
Remaja yang didiagnosis kanker rentan mengalami gangguan dalam proses perkembangannya. Berbagai gejala yang dialami akibat kanker maupun pengobatannya seringkali menimbulkan gejala yang menyebabkan distres psikososial. Namun masalah psikososial ini seringkali terabaikan. Sedikitnya alat skrining distres psikosial menjadi salah satu hambatan, oleh karena itu Theory of Unpleasant Symptoms (TOUS) yang dikombinasikan dengan penggunaan Pediatric Distress Thermometer Rating Scale (Peds-DTRS) diharapkan dapat membantu pengkajian dan evaluasi gejala yang dialami oleh remaja dengan kanker, yang kemudian dilanjutkan dengan penerapan algortima intervensi masalah psikososial yang disusun berdasarkan literatur. Tujuan karya tulis ilmiah ini adalah untuk memberikan gambaran proses keperawatan manajemen distres psikososial pada remaja dengan pendekatan TOUS serta gambaran penerapan algoritma intervensi masalah psikososial yang diintegrasikan dengan Peds-DTRS. Proses keperawatan digambarkan dalam lima kasus, dengan proses keperawatan sebagai berikut: keluhan (unpleasant symptom), pengkajian: faktor fisiologis, faktor psikologis, faktor situasional, dilanjutkan perumusan masalah keperawatan, pemberian intervensi dan implementasi, dan evaluasi performa. Dari lima kasus tersebut ditemukan masalah yang berhubungan dengan psikologis dan hubungan sosial, yaitu ansietas, keputusasaan, ketidakberdayaan, dan koping tidak efektif. Peds-DTRS membantu mendeteksi adanya distres, namun tidak semua masalah tersebut dapat diselesaikan pada saat evaluasi, hal ini menunjukkan bahwa skrining distres harus tetap dilakukan sepanjang continuum perawatan kanker. Algoritma intervensi masalah psikososial dapat digunakan untuk memilih intervensi sesuai dengan tingkat distres. ......Adolescents diagnosed with cancer are vulnerable to developmental disruptions. Symptoms resulting from cancer and its treatment often induce psychosocial distress. However, these psychosocial issues are frequently overlooked. The scarcity of psychosocial distress screening tools poses a barrier; hence, the Theory of Unpleasant Symptoms (TOUS) combined with the Pediatric Distress Thermometer Rating Scale (Peds-DTRS) is expected to aid in assessing and evaluating symptoms experienced by adolescents with cancer. This is followed by the application of a psychosocial problem intervention algorithm based on literature. The aim of this scientific paper is to illustrate the nursing management process of psychosocial distress in adolescents using the TOUS approach and to describe the application of the psychosocial problem intervention algorithm integrated with Peds-DTRS. The nursing process is depicted through five cases, with assessment steps including symptom complaint (unpleasant symptom), physiological factor assessment, psychological factor assessment, situational factor assessment, nursing problem formulation, intervention and implementation, and performance evaluation. From these cases, psychological and social relationship problems such as anxiety, hopelessness, powerlessness, and ineffective coping were identified. Peds-DTRS aids in detecting distress, yet not all issues can be resolved during evaluation, underscoring the need for continuous distress screening throughout the cancer care continuum. The psychosocial problem intervention algorithm can guide interventions according to distress levels.
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2024
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Irsyalina Amalia
Abstrak :
Masalah dalam perkembangan anak banyak dijumpai terutama permasalahan dalam keterlambatan perkembangan anak. Intervensi merupakan suatu hal yang sangat penting dilakukan sejak dini untuk mencegah keterlambatan perkembangan anak. Penelitian dilakukan dengan mencari hubungan antara status perkembangan anak 4-6 tahun di PAUD, Cikini dengan faktor-faktor internal seperti jenis kelamin anak, status gizi, urutan lahir dan jumlah anak dalam satu keluarga. Metode dari penelitian ini menggunakan studi cross sectional menggunakan alat skrining perkembangan anak berupa kuesioner Parental Evaluation Developmental Status (PEDS) dan diberikan kepada 108 orang tua dari anak-anak di PAUD, Cikini. Data akan diolah dengan menggunakan SPSS 11.5. Subjek hampir sama rata antara anak laki-laki dan perempuan (51.9% dan 48.1% berurutan), sebagian besar lahir sebagai anak pertama (75%) dan sebagian besar memiliki saudara kandung paling tidak lebih dari satu (67.6%). Status gizi, sebagian besar status gizi yang baik (78.7%). Menggunakan uji Chi-square menemukan bahwa tidak ada hubungan secara statistik antara status perkembangan anak dengan jenis kelamin anak (1,000), urutan lahir (0,095), serta status gizi anak yang dilakukan dengan menggunakan uji fisher exact (0,446). Namun, terlihat adanya hasil signifikan hubungan antara status perkembangan anak dengan jumlah anak dalam suatu keluarga dengan menggunakan uji chi-square (0.044). Kesimpulan :
1. Tidak ada hubungan secara statistik antara status perkembangan anak dengan jenis kelamin, urutan lahir serta status gizi.
2. Ada hubungan antara status perkembangan anak dengan jumlah anak dalam suatu keluarga. ...... Problems encountered in the development of children, especially the problem of child developmental delay. Intervention is a very important thing done early to prevent delays in child development. The study was conducted by finding the relationship between the status of the development of children 4-6 years in early childhood education, Cikini by internal factors such as the child's gender, nutritional status, birth order and number of children in one family. The method of this study used a cross-sectional study, which use child development screening tool in the form of questionnaires (PEDS) and administered to 108 parents of children in early childhood, Cikini. The results of the data processed using SPSS 11.5 and the results show that the subjects almost equally between boys and girls (51.9% and 48.1% respectively), while the majority of children born as the first child (75%) and most had relatives no more than one (67.6%). Looking from nutritional status, most children in PAUD, Cikini have good nutrition (78.7%). Using the Chi-square test in SPSS found that there was no relationship between children developmental status with child’s gender (1.000), birth order (0.095), and nutritional status were performed using fisher exact test (0.446). However, there has been a significant outcome relationship between child development status by the number of children in a family by using the chi-square test (0,044). Conclusions are there are no significant statical relationship result between children developmental status with child’s gender, birth order, and nutritional status and there is significant relationship result between children developmental status with number of children in a family.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2014
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library